E.
ALQURAN ADALAH
KEAJAIBAN.
AlQuran merupakan
bukti kuat dari pesan-pesan langsung dari Allah SWT dan hal tersebut
menjadikannya sebuah keajaiban.AlQuran bukanlah kitab ilmu pengetahuan. Namun
apa yang dikemukakan di dalam AlQuran dapat dibuktikan secara ilmiah sesuai
dengan konsep ilmu pengetahuan modern yang ditunjang dengan teknologi yang
hebat. AlQuran mendorong umat manusia untuk belajar dan belajar tanpa henti
karena semakin dipelajari makna yang tersembunyi di balik AlQuran makin nampak
dan makin menunjukkan keajaibannya. Dan ingat, manusia tidak akan sanggup membuktikan
keilmiahan isi dan kandungan AlQuran secara keseluruhan terutama hal hal yang
bersifat ghaib seperti jin, malaikat, ruh, syurga dan neraka.
AlQuran yang terdiri
dari ayat ayat kauliyah dan ayat ayat kauniyah, yang keduanya harus berjalan
seiring dan sejalan. Ayat ayat kauliyah dan ayat ayat kauniyah seperti sayap
burung yang harus seimbang antara kiri dan kanan. Ayat ayat kauliyah
menunjukkan nilai nilai spiritual (spiritual message) sedangkan ayat ayat
kauniyah menunjukkan nilai nilai intelektual (inteleqtual message). Adalah sebuah kesalahan besar jika kita
hanya mampu menunjukkan nilai nilai spiritual yang ada di dalam AlQuran tanpa
bisa menunjukkan nilai nilai intelektual yang ada di dalam AlQuran.
Selain daripada itu,
keajaiban AlQuran juga akan terlihat dari adanya tataran yang tersurat, adanya
tataran yang tersirat dan adanya tataran yang tersembunyi baik ditinjau dari
sisi spiritual message (ayat ayat kauliyah) maupun dari sisi inteleqtual
message (ayat ayat kauniyah) sehingga
AlQuran semakin digali, semakin dikaji, semakin nampak keajaibannya. AlQuran tidak akan lekang dengan
perkembangan jaman. AlQuran akan selalu mengikuti perkembangan jaman sepanjang
manusia mau mengimani keberadaan AlQuran hanya dari Allah SWT semata untuk
kemaslahatan manusia.
Lalu sudahkah kita
mempersiapkan diri untuk belajar dan belajar AlQuran hanya kepada Allah SWT
semata? Hal ini penting kita sadari karena AlQuran adalah kata kata
(wahyu/kalam) Allah SWT yang harus kita pahami sesuai dengan kehendak Allah
SWT. Lalu appakah kita bisa tahu isi dan kandungan AlQuran yang sesuai dengan
kehendak Allah SWT jika kita belajarnya kepada manusia? Manusia hanya mencoba
mengkaji dan berusaha menyesuaikan apa yang dikajinya apakah telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki Allah SWT. Begitu
hebat dan begitu luar biasa AlQuran yang telah dipersiapkan oleh Allah SWT
untuk manusia sepanjang manusia bisa memahami dengan baik lagi dibenarkan Allah
SWT. Hanya dengan belajar dan belajar yang tiada henti kepada Allah SWT
semata, maka makna yang luar biasa terkandung di dalam AlQuran baru bisa kita
ketahui dan hasilnya sangat luar biasa. Dan jika AlQurannya saja sudah luar
biasa lalu bagaimana dengan Allah SWT? Allah SWT sangat luar biasa sesuai
dengan sifat dan kemahaannya yang sangat luar biasa pula.
Berikut ini akan kami
kemukakan 3(tiga) buah karakteristik lain dari AlQuran yang menunjukkan betapa
AlQuran itu penuh keajaiban, yaitu:
1. Adanya pengaruh dan penetrasi yang luar biasa ke dalam
semua aspek mental dan ruhani (spiritual) manusia. Kata-kata dan ungkapan yang
digunakan AlQuran adalah pada tingkat kefasihan dan keindahan yang sangat
tinggi, yang semua itu menimbulkan daya tarik mental yang tidak dicapai oleh
puisi apapun.
2. Adanya konsep dan makna yang sangat mendalam, dimana
AlQuran menyediakan seluruh kebenaran utama tentang manusia dan alam semesta
dalam bentuk ayat ayat dengan kata kata yang sangat sederhana.
3. Adanya keabadian makna yang berkelanjutan. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib ra, dalam Najl Al Balaghah:
“Tidak ada akhir bagi keajaiban dan keunikan makna dalam AlQuran. Tanpa beralih
untuk meminta bantuan petunjuk AlQuran, kegelapan tidak akan pernah bisa
dihilangkan.”
Ayo segera lakukan
perubahan dalam mempelajari AlQuran karena tidak cukup hanya mempelajari ayat
ayat kauliyahnya saja dengan mengabaikan ayat ayat kauniyahnya. Kita wajib
mempelajari keduanya dalam satu kesatuan mulai sekarang juga, terutama di sisa
usia kita yang ada ini. Jangan sampai kebesaran AlQuran hanya tersimpan di
dalam lemari buku atau di perpusatakaan dan jangan sampai kita hanya mampu
menjadi pengagum AlQuran tanpa pernah merasakan nikmatnya bertuhankan kepada
Allah SWT berdasarkan petunjuk AlQuran saat hidup di dunia ini.
F.
ALQURAN ADALAH SUCI
DAN SEMPURNA.
AlQuran suci dan
mensucikan, dapat mengubah hati yang mati menjadi hidup kembali. Seperti air
yang membawa kehidupan ke dunia. AlQuran suci dan mensucikan karena tidak ada
campur tangan lain kecuali hanya Allah SWT semata. AlQuran juga suci dari
campur tangan makhluk termasuk dari campur tangan dari Nabi Muhammad SAW. AlQuran
akan suci selamanya sehingga tidak akan ada perubahan. Tidak ada penambahan
ayat AlQuran (No Plus). Tidak ada
pengurangan ayat AlQuran (No Minus)
dan tidak ada perubahan dalam AlQuran (No
Change). AlQuran selalu suci, murni hanya dari Allah SWT semata sehingga
tidak akan pernah terkontaminasi oleh sebab apapun juga, termasuk di dalamnya
tidak ada masukan sedikitpun dari Nabi Muhammad SAW.
Adanya jaminan dari
Allah SWT terhadap AlQuran tetap suci dan sempurna berarti AlQuran sampai
dengan kapanpun tidak akan pernah berubah sedikitpun apalagi AlQuran yang asli
terpelihara di Lauhul Mahfuzh. Adanya jaminan dari Allah SWT ini menunjukkan
kepada diri kita bahwa apa-apa yang telah menjadi ketetapan Allah SWT pasti
berlaku dan akan diberlakukan oleh Allah SWT dan pasti mengikat kepada seluruh
umat manusia. AlQuran dijamin oleh Allah SWT akan selalu sama, tidak pernah
berubah sejak diturunkan sampai dengan kapanpun juga.
Sekarang kita sudah
tahu dan mengerti kondisi dasar AlQuran, sekarang semuanya sangat tergantung
kepada diri kita sendiri maukah menerima AlQuran sebagai pedoman hidup di
dunia, atau maukah kita menjalankan segala ketentuan Allah SWT yang terdapat di
dalam isi dan kandungan AlQuran? Allah SWT selaku pemilik kata kata yang ada di
dalam AlQuran dapat dipastikan tidak butuh dengan AlQuran namun ketahuilah
dengan seksama bahwa kitalah yang sangat membutuhkan AlQuran. Lalu, sudahkah
kita menyadarinya! Lalu sudahkah kita mampu menempatkan AlQuran sebagai sebuah
kebutuhan diri yang hakiki sehingga kita berusaha untuk mempelajarinya sesuai
dengan kehendak Allah SWT?
Jangan sampai di sisa
usia yang kita miliki saat ini kita masih belum juga mampu menempatkan AlQuran
sebagai sebuah kebutuhan hidup, sebagaimana kita butuh dengan mandi. AlQuran
adalah kata-kata Allah SWT tidak ada bandingannya dan tidak ada tandingnya.
AlQuran memiliki konten terbaik, gaya terbaik, audiens yang ditujupun sangat
spesifik, yaitu orang orang yang terpilih, dalam hal ini orang yang beriman dan
yang bertaqwa.
AlQuran adalah sebuah
kesempurnaan yang tercermin melalui bahasanya yang sangat indah dan juga
melalui turunnya yang berangsur-angsur. Dan inilah makna yang tersembunyi di
balik bahasa AlQuran yang indah itu dan turunnya berangsur angsur, yaitu:
1. AlQuran Diturunkan
Dalam Bahasa Allah Yang Mempergunakan Huruf Arab. Tidak ada orang yang
dapat berkomunikasi lebih baik daripada Allah SWT. Untuk itu lihat, perhatikan,
pelajari tentang bahasa AlQuran dimana bahasa AlQuran tidaklah sama dengan
bahasa Arab pada umumnya, walaupun keduanya sama sama mempergunakan huruf Arab.
Hal ini dikarenakan bahasa AlQuran lebih tinggi kedudukannya
dibandingkan dengan bahasa Arab yang sama-sama mempergunakan huruf Arab. Bahasa
Arab yang mempergunakan huruf Arab sampai dengan kapanpun tidak akan mungkin
sama dengan bahasa AlQuran yang mempergunakan huruf Arab.
Belajar
bahasa Arab lebih mudah dibandingkan dengan belajar bahasa AlQuran yang
sama-sama mempergunakan huruf Arab serta orang yang bisa berbahasa Arab belum
tentu atau tidak secara otomatis bisa berbahasa AlQuran walaupun huruf yang
dipergunakan adalah sama yaitu
mempergunakan huruf Arab, sebagaimana dikemukakan dalam surat Yusuf (12)
ayat 2 berikut ini: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa AlQuran dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya. (surat Yusuf (12) ayat 2).” Dan juga dikemukakan dalam surat
Az Zumar (39) ayat 28 berikut ini: “(ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang
tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.” Selanjutnya
juga dikemukakan dalam surat Ar Ra’d (13) ayat 37 sebagaimana berikut ini: “dan
Demikianlah, Kami telah menurunkan AlQuran itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arab[776]. dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah
datang pengetahuan kepadamu, Maka sekali-kali tidak ada pelindung dan
pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.”
[776] Keistimewaan bahasa
Arab itu antara lain Ialah: 1. sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa
Arab itu merupakan bahasa yang hidup, 2. bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap
dan Luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan. 3. bentuk-bentuk
kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjugasi) yang Amat Luas sehingga
dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian tak terdapat dalam bahasa
lain.
Berdasarkan ketentuan di atas, berikut ini akan kami kemukakan bukti dari
kebesaran dan kehebatan dari bahasa AlQuran yang berasal dari kalam Allah SWT
yang telah dikalamkan yang mempergunakan huruf Arab, yaitu:
a. Ketika AlQuran dibaca dengan “Tartil dan Tajwid” yang baik dan benar maka
bacaan dari AlQuran yang kita baca dapat menghilangkan dialek, dapat
menghilangkan logat dan cengkok dari pembacanya sehingga bacaan AlQuran akan
sama bacaannya dikarenakan AlQuran dapat
menjangkau seluruh lidah umat manusia yang ada di muka bumi.
b. Ketika AlQuran semakin dibaca dengan “Tartil dan Tajwid” yang baik dan
benar akan semakin menimbulkan ketenangan di dalam hati sehingga membaca
AlQuran tidak akan pernah menimbulkan rasa bosan, atau kebosanan tidak pernah
timbul pada saat membaca AlQuran.
c. Ketika AlQuran dibaca dengan “Tartil dan Tajwid” dan dengan perasaan yang
mendalam akan semakin terasa rasa berkomunikasi dengan Allah SWT melalui kata
kata Allah SWT yang kita katakan kembali kepada Allah SWT.
d. Ketika AlQuran kita hayati, kita pahami dengan pemahaman yang sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Allah SWT maka Allah SWT semakin memberikan
pemahaman dan penghayatan yang melebihi dari yang pernah kita rasakan
sebelumnya, dari tataran tersurat masuk ke tataran tersirat lalu masuk ke dalam
tataran tersembunyi. Akhirnya kita mampu merasakan rasa bertuhankan kepada
Allah SWT melalui apa apa yang kita pelajari dan yang kita amalkan kepada
sesama manusia.
Adanya 4(empat) buah keadaan yang kami kemukakan di atas, dikarenakan bahasa
yang dipergunakan AlQuran adalah Bahasa AlQuran atau bahasa Allah SWT yaitu
suatu bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa buatan manusia. Bahasa AlQuran
adalah bahasa yang sesuai dengan kondisi fitrah diri manusia karena keduanya
sama sama berasal dari Allah SWT. Akhirnya kita bisa merasakan rasa fitrah itu
seperti apa melalui bahasa AlQuran. Dan
untuk membandingkannya, bacalah sebuah buku yang mempergunakan bahasa buatan
manusia, katakan karangan manusia dengan mempergunakan bahasa Indonesia, lalu apa
yang terjadi? Akan timbul perasaan bosan setelah kita membacanya sekali dan
kita tidak akan pernah mampu membaca buku tersebut secara berulang-ulang tanpa
menimbulkan rasa bosan serta tidak dapat menimbulkan ketenangan.
Adanya perbedaan pembuat dan bahasa yang dipergunakan akan menimbulkan
dampak yang berbeda pula kepada pembacanya. Inilah salah satu kebesaran dari
AlQuran yang diturunkan oleh Allah SWT untuk kepentingan umat manusia. Sepanjang
umat manusia itu mau mengimani, mau menerima, mau melaksanakan apa-apa yang
terkandung di dalam AlQuran maka apa apa yang terkandung di dalamnya dapat kita
rasakan. Dan semoga diri kita dan anak keturunan kita tidak hanya mau mengimani
dan menerima AlQuran sebagai buku pedoman hidup, akan tetapi mampu pula
melaksanakan dan merasakan isi kandungan AlQuran selamanya.
2. AlQuran Diturunkan
Berangsur angsur (Tidak Sekaligus). AlQuran diturunkan oleh Allah SWT secara
berangsur-angsur atau tidak secara sekaligus. AlQuran diturunkan dalam masa 22
(dua puluh dua) tahun, 2 (dua) bulan, 22 (dua puluh dua) hari atau 23 (dua
puluh tiga) tahun. Dengan perincian, 13 (tiga belas) tahun di kota Makkah
sehingga ada istilah ayat ayat Makkiyah untuk ayat ayat AlQuran yang diturunkan
di kota Makkah dan 10 (sepuluh) tahun di kota Madinah sehingga ada istilah ayat
ayat Madaniyah untuk ayat ayat AlQuran yang diturunkan di kota Madinah,
sebagaimana firman Allah SWT berikut
ini: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan AlQuran
kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. (surat Al Insaan (76) ayat
23).” Allah
SWT menurunkan AlQuran dengan kondisi seperti ini bukanlah tanpa maksud dan
tujuan yang jelas, salah satu alasannya adalah untuk menjaga kemurnian dan
kesucian AlQuran itu sendiri serta mudah dilaksanakan dan juga untuk memperkuat
hati Nabi Muhammad SAW, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa AlQuran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah[1066] supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
(surat Al Furqaan (25) ayat 32)
[1066] Maksudnya: Al Quran
itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar
dengan cara demikian hati Nabi Muhammad s.a.w menjadi kuat dan tetap.
Adapun hikmah dan tujuan dari diturunkannya AlQuran secara
berangsur-angsur adalah agar mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan. Selain
daripada itu, turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati serta memudahkan
pemahaman; serta untuk memudahkan penghafalan.
Dan diantara ayat-ayatnya ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan
atau penolakan suatu pendapat atau suatu perbuatan; Diantara ayat-ayatnya ada
yang “nasikhs” dan ada yang “mansukh”, sesuai dengan kemaslahatan yang terjadi
pada waktu itu. Adanya kondisi yang kami kemukakan di atas, hal ini tidak dapat
dilakukan jika AlQuran diturunkan secara sekaligus. Dan adapun hikmah
diturunkannya AlQuran secara berangsur-angsur (tidak secara sekaligus) kepada Nabi Muhammad SAW adalah sebagai
berikut:
a. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan para sahabat. Dakwah Rasulullah SAW pada era Makkiyah penuh dengan
tantangan berupa celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan. Wahyu yang
turun secara bertahap dari waktu ke waktu ini menguatkan hati Rasulullah SAW
dalam menapaki jalan yang sulit dan terjal itu. Di era Madaniyah, hikmah ini
juga terus berlangsung. Ketika hendak menghadapi perang atau kesulitan, AlQuran
turun menguatkan Rasulullah dan kaum muslimin generasi pertama. Allah SWT
berfirman: “berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa
AlQuran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?";
demikianlah[1066] supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya
secara tartil (teratur dan benar). (surat Al Furqaan (25) ayat 32)
[1066] Maksudnya: AlQuran itu
tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan
cara demikian hati Nabi Muhammad s.a.w menjadi kuat dan tetap.
b. Sebagai tantangan dan mukjizat. Orang-orang musyrik yang berada dalam kesesatan tidak
henti-hentinya berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka sering mengajukan
pertanyaan yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin. Pada saat
itulah, kaum muslimin ditolong Allah dengan jawaban langsung dari-Nya melalui
wahyu yang turun. Selain itu, AlQuran juga menantang langsung orang-orang
kafir untuk membuat sesuatu yang semisal dengan AlQuran. Walaupun AlQuran turun
berangsur-angsur, tidak seluruhnya, tapi mereka tidak mampu menjawab tantangan
itu. Ini sekaligus menjadi bukti mukjizat AlQuran yang tak tertandingi oleh
siapapun.
c. Mempermudah dalam menghafal dan memahami. Dengan turunnya AlQuran secara berangsur-angsur, maka
para kaum muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan memahaminya. Terlebih,
ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang
diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para sahabat.
d. Relevan dengan penetapan hukum dan aplikasinya. Di antara hal yang memudahkan bersegeranya para sahabat
dalam menjalankan perintah AlQuran adalah karena AlQuran turun secara bertahap.
Perubahan terhadap kebiasaan atau budaya yang mengakar di masyarakat Arab pun
dilakukan melalui tahapan hukum yang memungkinkan dilakukan karena turunnya
AlQuran secara berangsur-angsur ini. Misalnya khamr, dimana khamr tidak
langsung diharamkan secara mutlak, tetapi melalui tahapan tertentu. Pertama,
AlQuran menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya (surat Al Baqarah (2)
ayat 219). Kedua, AlQuran melarang orang yang mabuk karena khamr dari
shalat (surat An Nisaa (4) ayat 43). Dan
yang ketiga baru diharamkan secara tegas (surat Al Maaidah (5) ayat 90, 91)
e. Memperkuat keyakinan
bahwa AlQuran adalah benar dari Allah. Ketika AlQuran turun
berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian menjadi rangkaian
yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin
antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan
pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa AlQuran benar-benar kalam
Ilahi, Zat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Selain daripada itu, turunnya
sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih
mengesankan dan lebih berpengaruh di hati serta memudahkan pemahaman; serta
untuk memudahkan penghafalan.
Diantara ayat-ayatnya ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau
penolakan suatu pendapat atau suatu perbuatan; Diantara ayat-ayatnya ada yang
“nasikhs” dan ada yang “mansukh”, sesuai dengan kemaslahatan yang terjadi pada
waktu itu. Adanya kondisi yang kami kemukakan di atas, hal ini tidak dapat
dilakukan jika AlQuran diturunkan secara sekaligus.
Sebagai abd’ (hamba) yang juga khalifah di muka bumi, apakah kita akan
menyianyiakan kebesaran AlQuran yang berasal dari Allah SWT? Kebesaran AlQuran
yang tidak lain adalah cerminan dari kebesaran dan kemahaan Allah SWT tidak
akan dapat kita nikmati jika kita tidak mau mempelajari AlQuran yang sesuai
dengan kehendak Allah SWT, atau apakah kita akan tetap membiarkan Kebesaran
AlQuran tersimpan dengan rapi di dalam AlQuran itu sendiri, sedangkan diri
kitalah yang membutuhkan AlQuran? Semoga kita mampu menempatkan dan meletakkan
AlQuran sesuai dengan kehendak dari Allah SWT itu sendiri tidak hanya untuk
diri kita tetapi juga untuk keluarga dan anak keturunan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar