1. “Abu Na’im dalam
kitabnya ‘al Hilyah’ telah meriwayatkan sebagai berikut: Allah telah memberi
wahyu kepada Musa, Nabi Bani Israil, bahwa barangsiapa bertemu dengan Aku,
padahal ia ingkar kepada Ahmad, niscaya Aku masukkan dirinya ke dalam neraka.
Musa berkata: “Siapakah Ahmad itu, Ya Rabbi?” Allah berfirman; “Tidak pernah
Aku ciptakan satu ciptaan yang lebih mulia menurut pandangan-Ku daripadanya. Telah
kutuliskan namanya bersama nama-Ku di Arasy sebelum Aku ciptakan tujuh lapis
langit dan bumi. Sesungguhnya syuga itu terlarang bagi semua makhluk-Ku,
sebelum ia dan umatnya terlebih dahulu memasukinya.” Musa as, berkata: Siapakah
umatnya itu?” Firman-Nya: Mereka yang banyak memuji Allah. Mereka memuji Allah
sambil naik, sambil turun dan pada setiap keadaan. Mereka mengikat pinggang
(menutup aurat) dan berwudhu,
membersihkan anggota badan. Mereka shaum (puasa) siang hari, bersepi diri dan
berdzikir sepanjang malam. Aku terima amal yang dikerjakan dengan ikhlas,
meskipun sedikit. Akan kumasukkan mereka ke dalam syurga karena kesaksiannya:
Tiada Tuhan yang sebenarnya wajib diibadahi selain Allah. Musa berkata: “Jadikanlah saya Nabi Ummat
itu?” Allah berfirman: “Nabi ummat itu dari mereka sendiri.” Musa berkata lagi: “Masukkanlah saya ke dalam
golongan ummat Nabi itu. Allah menerangkan: “Engkau lahir mendahului Nabi dan
ummat itu, sedangkan dia lahir kemudian. Aku berjanji kepadamu untuk
mengumpulkan engkau bersamanya di Darul Jalal (Syurga). (Hadits Qudsi Riwayat
Abu Na’im dalam Al Hilyah)
2. Iblis ternyata ingin
ampunan dari Allah SWT, karenanya ia pun datang kepa-da Nabi
Musa untuk dimohonkan ampun atas dirinya kepada Allah atas dosa-dosa yang
telah diperbuatnya. Hal ini dijelaskan Ibnu Asakir dalam kitabnya At Tarikh
Dimasyq. Dikisahkan, suatu waktu Iblis bertemu dengan Nabi Musa as,. Seraya
Iblis berkata, “Wahai Musa, engkau
adalah manusia pilihan Allah dengan risalah kenabian dari-Nya, dan
Allah berbicara kepadamu dengan pembicaraan yang secara langsung. Dan aku
(Iblis) adalah ciptaan-Nya Allah dan aku dahulu pernah berbuat dosa, dan
saat ini aku ingin bertaubat (atas dosa ku itu). Maka, tolonglah aku,
mohonkanlah (kepada Allah) keringanan bagiku kepada Tuhanku Yang Maha Agung dan
Mulia agar Dia menerima taubatku.”
Mendengarkan
permintaan Iblis, kemudian Nabi Musa as,. berdoa kepada Tuhannya.
Maka Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa as. “Wahai Musa, aku telah
mengabulkan permohonanmu (Allah Yang Maha Pengampun menerima taubat Iblis).
Tetapi, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As. yakni syarat diterimanya
taubatnya Iblis ialah dengan ia memberikan sujud penghormatan kepada Nabi Adam
As. yang dulu belum dilakukan oleh Iblis.
Ketika Nabi Musa
as, bertemu dengan Iblis, Musa As. berkata, “Engkau diperintahkan oleh Allah untuk bersujud (sujud penghormatan)
kepada Adam As di kuburnya, maka Allah Ta’ala akan menerima taubatmu.” Mendengar
perkataan itu, Iblis kembali merasa sombong dan marah sambil berkata, “Saat
Adam hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi saat ini ketika ia
telah mati.” Iblis kembali berkata, “Wahai Musa, sungguh, engkau memiliki hak
atasku karena dirimu telah memohonkan keringanan kepada Tuhanku. Ingatlah
dariku akan tiga keadaan supaya engkau selamat dari kebinasaan dalam ketiga
keadaan itu. Pertama, ingatlah aku saat dirimu marah, karena saat itu akulah
yang berbisik dalam hatimu dan pandanganku ada dalam pandanganmu, aku masuk ke
dalam dirimu melalui alirah darah. Kedua, ingatlah aku ketika engkau
dalam peperangan, karena sesungguhnya akulah yang menda-tangi manusia saat
peperangan, lalu aku ingatkan mereka akan anak dan istrinya hingga akhirnya pun
mereka lari dari peperangan. Ketiga, janganlah engkau duduk
bersama perempuan yang bukan mahrammu, karena aku adalah perantaranya kepadamu
dan perantaramu kepadanya (untuk berbuat zina).” (sumber: islami.co)
3. Pada suatu saat Nabi
Musa as berkomunikasi dengan Allah SWT. Nabi Musa as.: "Wahai Allah
aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat engkau
senang?".Allah SWT: “Syahadat
mu itu untuk dirimu sendiri, karena dengan engkau bersyahadat maka terbukalah
pintu bagimu untuk bertuhankan kepada Ku. Allah SWT: "Shalatmu bukan
untuk-Ku tetapi untukmu sendiri, karena dengan kau mendirikan shalat, engkau
terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Dzikir? Dzikirmu itu membuat hatimu
menjadi tenang. Puasa? Puasamu itu melatih dirimu untuk memerangi hawa
nafsumu". Zakat itu untuk membersihkan apa apa yang telah engkau miliki.
Menunaikan Haji untuk menjadikan kamu menjadi lebih dekat kepada Ku setelah
berkunjung ke rumah Ku.”
Nabi Musa as,: "lalu apa ibadahku yang
membuatmu senang ya Allah?" Allah SWT: "Sedekah, Infaq, Wakaf serta
akhlaqul karimah-mu yang menceriminkan Asmaul Husna. Itulah yang membuat
aku senang, Karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, aku
hadir disampingnya. Dan Aku akan mengganti dengan ganjaran kepadamu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar