Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 05 Juni 2024

KEHENDAK ALLAH SWT MERUPAKAN KETENTUAN DASAR YANG MENGIKAT BAGI UMAT MANUSIA (PART 3 of 5)

 

D. ALLAH SWT BERKEHENDAK MEMBERIKAN PAHALA KEPADA MANU-SIA.

 

Kehendak Allah SWT yang tidak kalah penting adalah Allah SWT berkehendak untuk memberikan pahala amal kebaikan jika kita melakukan perbuatan baik dan akan memberi-kan ganjaran ataupun dosa apabila kita melanggar ketentuan atau melakukan kejahatan. Hal ini sebagaimana telah  dikemukakan dalam surat An Nisaa' (4) ayat 124-125 berikut ini: “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit-pun. dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” Selanjutnya atas dasar apakah Allah SWT memberikan balasan atau ganjaran kepada diri kita yang tidak lain adalah abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi? Berikut ini akan kami kemukakan beberapa dasar diberikannya balasan atau ganjaran kepada diri kita, yaitu:

 

1.    Balasan amal manusia setimpal dengan niatnya atau Allah SWT memberikan ba-lasan sesuai dengan niat yang keluar dari hati ruhani manusia, sebagaimana firman-Nya: “Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (surat Al Mu'min (40) ayat 40)

 

2.   Kelas dan tingkatan manusia sangat ditentukan atau sesuai dengan amal dan ni-atnya yang pada gilirannya akan menentukan dimana kita akan bertempat tinggal, apakah di Syurga ataukah di Neraka, sebagaimana firman-Nya: “dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan. (surat Al Ahqaaf (46) ayat 19)

 

3.      Syurga dan Neraka sesuai dengan amal yang dilakukan, jika kebaikan yang banyak maka syurga yang kita peroleh sedangkan jika kejelekan yang kita peroleh maka Neraka yang kita dapatkan. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “(ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka Itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalmnya. dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali. (surat At Thagaabun (64) ayat 9-10)

 

4.  Beramallah menurut keadaan dan kemampuan diri masing-masing, jangan ikut-ikutan dengan orang lain, karena kita tidak tahu apa niat dari orang tersebut (belum tentu niatnya sama dengan niat kita), sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui, (surat Az Zumar (39) ayat 39)

 

5.   Amal yang di-niati adalah untuk diri masing-masing, terkecuali ibadah Puasa di bulan Ramadhan untuk Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: “Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, Maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan Sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya. (surat Al Anbiyaa'  (21) ayat 94)

 

6.     Setiap  kesalahan  atau  dosa  akan  mendapat  hukuman atau ganjaran yang sesuai dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: “mereka menjawab: "Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang) dalam karungnya, Maka Dia sendirilah balasannya (tebusannya)"[760]. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim. (surat Yusuf (12) ayat 75)

 

[760] Menurut syari'at Nabi Ya'qub a.s. barang siapa mencuri Maka hukumnya ialah sipencuri dijadikan budak satu tahun.

 

7.    Pada hari akhirat seluruh manusia tanpa terkecuali pasti menerima balasan sesuai dengan amal dan niatnya, sebagaimana firman-Nya: “(ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka tidak dianiaya (dirugikan). (surat An Nahl (16) ayat 111)

 

8.    Beriman dengan amal baik, hidup akan makmur baik di dunia maupun di akhirat kelak, sebagaimana firman-Nya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (surat An Nahl (16) ayat 97)

 

[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

 

9.    Pada hari kiamat seluruh umat manusia tanpa terkecuali akan menerima buku la-poran, sebagaimana firman-Nya: “dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun". (surat Al Kahfi (18) ayat 49)

 

Sekarang jika kita telah tahu dan mengerti siapa diri kita yang sesunggugnya dan tahu siapa Allah SWT yang sesungguhnya maka kitapun wajib melaksanakan apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT melalui buku manual-Nya yaitu AlQuran dan juga hadits yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan semoga kita akan mendapatkan balasan amal yang telah Allah SWT janjikan.

 

E.   ALLAH SWT BERKEHENDAK MENGABULKAN DOA DAN MEMBERIKAN AMPUNAN KEPADA MANUSIA.

 

Kehendak Allah SWT yang lainnya adalah Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan manusia kepada-Nya dan juga memberikan ampunan kepada setiap manusia sepanjang manusia mau menerima dan melaksanakan kehendak Allah SWT dimaksud. Hal yang harus kita pahami adalah Allah SWT hanya memperkenankan dan juga hanya memperbolehkan manusia untuk berdoa hanya kepada-Nya saja, terutama jika manusia mengalami hambatan atau rintangan di dalam menjalankan tugasnya baik selaku abd’ (hamba)-Nya maupun sebagai khalifah-Nya di muka bumi.

 

Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 195 berikut ini: Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.” Allah SWT sangat mengetahui bahwa di dalam menjalankan tugas sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sangat berat, untuk itu Allah SWT memberikan kemudahan dan kesempatan melalui doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Adanya kondisi ini menunjukkan Allah SWT bertanggungjawab kepada ciptaan-Nya. Sekarang maukah kita memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan Allah SWT dengan sebaik mungkin!  Dan agar doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT dikabulkan maka kita harus bisa memenuhi terlebih dahulu syarat-syarat dikabulkannya doa, sebagaimana berikut ini:

 

1.    Keyakinan akan terkabulnya Doa. Keyakinan akan terkabulnya doa adalah syarat pengkabulan itu sendiri. Jadi jangan sampai kita berdoa kepada Allah SWT sementara kita tidak yakin Allah SWT akan mengabulkan doa tersebut, sebagaimana dikemuka-kan dalam hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda: Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya doa itu.” (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi). Selain dari pada itu, Rasulullah SAW juga bersabda: “Jika salah satu di antara kalian berdoa, janganlah ia mengatakan, “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menginginkannya”. Namun hendaklah ia bertekat kuat untuk meminta”. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad). Untuk itu manfaatkanlah kesempatan dan selamilah nilai-nilai yang menye-limuti diri kita. Berdoalah kepada Allah SWT dalam kondisi yakin akan dikabulkan. Inilah salah satu seni dari berdoa yang harus ada di dalam diri.

 

2.   Kekhusyu’an dihadapan Allah SWT. Ingatlah, kita sering berdoa selepas shalat namun kita tidak merasakan apa yang kita panjatkan kepada Allah SWT, kecuali kata kata “Alllahumma” atau Rabb, atau kata kata Amiin. Sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda: Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari seseorang yang lalai dan tidak serius”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi).

 

Ibnul Qayyim Al Jauziah pernah mengatakan: “Sesungguhnya sedekat-dekat pintu masuk yang digunakan hamba untuk mendatangani Allah adalah kebangkrutan”. Kebangkrutan disini adalah kebangkrutan dalam arti luas dan dalam dimensi beragam. Alangkah bahagianya orang yang terpaku dihadapan Rabbnya dan menyatakan kebangkrutan, sehingga ia khusyu’ dan menghiba kemudian menangis. Saat itu, ia betul-betul yakin akan terkabulnya doa.

 

3.   Jangan tergesa-gesa. Syarat ke tiga dikabulkannya doa kita kepada Allah SWT adalah tidak tergesa gesa, sebagaimana hadits berikut ini:  Rasulullah SAW bersabda: “Akan dikabulkan doa seseorang kalian sepanjang ia tidak tergesa gesa. Ia berkata, Aku telah berdoa dan berdoa namun aku tidak melihat terkabulnya doaku’, sehingga ia pun tidak lagi berdoa.(Hadis Riwayat Bukhari Muslim, Abu Dawud, Ath Thirmidzi dan Ibnu Majah). Orang yang melakukan hal ini, seperti orang yang menanami ladangnya dengan mena-bur benih. Namun ketika benih benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih-benih ini tidak akan tumbuh”, sehingga kemudian ia meninggalkannya begitu saja. Ketergesa-gesaan adalah sebuah penyakit akut. Penyakit ini akan bertambah manakala sang pasien menyerah begitu saja pada penderitaannya. Jangan menyerah pada penyakit ini, dan pergunakanlah obat kesabaran! Obat ini sekarang begitu banyak tersedia, bukan?

 

4.  Hanya Makan Yang Halal. Syarat terakhir dari terkabulnya doa adalah makan makanan halal, Jangan sekali kali menghasilkan harta dari sesuatu yang haram, atau dari penghasilan yang haram, sebagaimana hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak akan menerima selain yang baik. Allah memerintah orang orang mukmin seperi apa yang diperintahkannya kepada para Rasul.(Hadits Riwayat Muslim dan Ath Thirmidzi). Ingat Allah SWT adalah dzat yang maha suci maka kitapun harus suci pula saat berkomonukasi dengan Allah SWT. Adanya kesamaan kesucian maka terjadilah kesesuaian antara diri kita dengan Allah SWT selaku dzat yang maha suci.

 

Itulah empat buah prasyarat yang harus kita persiapkan jika kita hendak menjadikan doa sebagai sebuah ibadah serta menjadikan doa sebagai sebuah kebutuhan dalam hidup dan kehidupan ini dan juga karena berdoa kepada Allah SWT telah diperkenankan oleh-Nya.

 

Allah SWT selain memberikan kesempatan untuk berdoa kepada-Nya, Allah SWT juga memberikan keringanan bagi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, yaitu dengan memberikan ampunan jika kita melakukan kesalahan, jika kita mengalami kekurangan dan  jika kita melakukan khilaf dan salah. Hal ini sangat jelas terlihat dalam surat Ali Imran (3) ayat 195 di atas dan juga dalam surat Al Hajj (22) ayat 50 berikut ini:  Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.”  Yang menjadi persoalan sekarang adalah sudahkah kita beriman dan beramal shaleh secara berbarengan sesuai dengan kriteria Allah SWT. Sekali lagi sudahkah kita beriman dan beramal shaleh secara berbarengan sesuai dengan kriteria Allah SWT di atas? Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang beriman dan beramal shaleh yang sesuai dengan kriteria Allah SWT. 

 

F.     ALLAH SWT BERKEHENDAK MENJADIKAN MANUSIA AHLI SYURGA.

 

Kehendak Allah SWT yang selanjutnya adalah Allah SWT berkehendak kepada manusia untuk dijadikan sebagai ahli syurga sepanjang manusia memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya, dalam hal ini beriman dan beramal shaleh. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 23-24 berikut ini: “dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam syurga itu ialah "salaam". Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” Dan juga berdasarkan surat Ibrahim (14) ayat 27 berikut ini: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” Adanya kondisi ini menunjukkan kepada diri kita bahwa Allah SWT begitu memihak kepada diri kita.

 

Akan tetapi jika orang tersebut tidak mau beriman dan tidak mau beramal shaleh maka orang tersebut telah menganiaya diri sendiri atau telah menzhalimi diri sendiri sebab orang tersebut telah keluar atau telah berjalan di luar dari koridor kehendak Allah SWT sewaktu merencanakan manusia  di muka bumi. Orang yang tidak mau beriman dan tidak mau beramal shaleh, tempat kembalinya bukanlah syurga melainkan sebuah kampung yang bernama neraka Jahannam. Sekarang pilihan ada di tangan kita apakah mau pulang kampung ke syurga ataukah mau pulang kampung ke neraka Jahannam dan ingat pilihan kita hanya Satu.

 

Hal yang harus kita pahami adalah Allah SWT tidak akan rugi atau merasa rugi sedikitpun jika hamba-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi tidak mau memenuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan jika Allah SWT tidak rugi, maka yang akan rugi adalah diri kita sendiri. Yang menjadi persoalan saat ini adalah maukah kita pulang ke syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai? Rasanya tidak ada satupun manusia yang tidak mau pulang kampung ke syurga. Dan selanjutnya jika kita mau pulang kampung ke syurga, sudahkah kita memenuhi syarat dan ketentuan yang Allah SWT tetapkan yaitu beriman dan beramal shaleh, atau beriman dan bertaqwa? Sekarang justru yang terjadi dalam kehidupan yang kita lakukan sehari-hari  adalah :

 

1.    Kita berbuat dan berkehendak di luar syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT namun kita tetap berharap ingin mendapatkan syurga, bagaimana akan diberi oleh Allah SWT?

2.   Kita berbuat dan berkehendak atau berniat untuk ke syurga, namun jalan yang di tempuh jalan menuju ke neraka), bagaimana akan sampai?

3.   Kita  berbuat  dan berkehendak seperti layaknya Tuan Rumah tetapi bukan di ru-mah sendiri namun di rumah tetangga, atau di rumah orang lain, pasti akan dimarahi dan dianggap kurang ajar.

4.  Akhirnya jangan sampai kita berbuat dan berkehendak seperti handphone yang kartu simcardnya tidak pernah diaktivasi, tidak pernah mengisi pulsa ditambah baterai soak, tetapi berharap untuk mendapatkan layanan seperti SLI/SLJJ/SMS/MMS atau GPRS dari operator selular.  

 

Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang tahu diri, yaitu tahu siapa Allah SWT sesungguhnya dan tahu siapa diri kita yang sesungguhnya, sehingga kita tidak tersesat untuk pulang kampung ke syurga yang telah disiapkan oleh Allah SWT bagi orang yang beriman dan bertaqwa.

 

G.  ALLAH SWT BERKEHENDAK KEPADA SETIAP MANUSIA UNTUK SELALU MENCARI RIDHA-NYA.

 

Allah SWT berkehendak kepada setiap manusia untuk selalu mencari ridha-Nya di dalam melakukan amal perbuatannya serta Allah SWT melarang umat manusia untuk berbuat zhalim baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain. Untuk apa ini semua? Allah SWT berkehendak agar manusia tidak celaka, Allah SWT berkehendak agar manusia tidak susah dan jangan sampai manusia pulang kampung ke neraka jahannam untuk menemani syaitan disana. Jika sikap Allah SWT sudah seperti itu kepada manusia, selanjutnya  masih maukah kita keluar dari kehendak Allah SWT atau apakah memang kita sudah berani menantang Allah SWT selaku pencipta manusia di muka bumi!

 

Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya dalam surat Al An'am (6) ayat 51-52 berikut ini, “dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa. dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu Termasuk orang-orang yang zalim)[475].”

 

[475] Ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk-duduk bersama orang mukmin yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mukmin itu, dan mereka mengusulkan supaya orang-orang mukmin itu diusir saja, lalu turunlah ayat ini.

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, ketahuilah bahwa di langit dan di muka bumi ini berlaku ketentuan hadits sebagaimana berikut ini: Ibnu Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta'ala berfirman: Tidaklah Aku akan memperhatikan hak hamba-Ku sebelum ia memperhatikan hak-Ku terhadap dia. (Hadits Qudsi Riwayat Ath Thabarani, 272:125). Dimana Allah SWT tidak akan pernah memperhatikan hak-hak hamba-Nya sebelum hamba-Nya memperhatikan hak-hak Allah SWT. Untuk itu jika kita belum pernah melaksanakan, atau belum berkesesuaian dengan apa-apa yang dikehendaki oleh Allah SWT maka bagaimana mungkin Allah SWT akan memberikan apa-apa yang dikehendaki oleh manusia! Untuk itu jangan pernah salahkan Allah SWT jika kita tidak pernah merasakan kenikmatan bertuhankan kepada Allah SWT akibat dari ulah kita sendiri.  

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar