Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 19 Juni 2024

JALAN MENUJU KEHADIRAT ALLAH SWT (PART 4 of 4)

 

 

I.     AYAT -AYAT PENYESALAN.

 

Hidup di dunia ini bisa diibaratkan sebagai saat menanam, dan hidup di akhirat adalah masa menuai dari apa yang kita tanam. Jika kita tidak maksimal menanam kebaikan, bagaimana mungkin bisa menuai kebahagiaan di akhirat kelak. Selain daripada hidup ini  bukan diciptakan oleh Allah SWT tanpa maksud dan tujuan tertentu, melainkan semua manusia akan dikembalikan lagi kepada Allah kelak, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (surat Al-Mu’minun (23) ayat 115)”.

 

Wahai para manusia yang sedang menunggu giliran menuju gerbang kematian, ketahuilah ada satu rasa yang tidak akan berguna lagi pada hari kiamat, yaitu penyesalan. Penyesalan memang selalu datangnya belakangan. Lalu apakah itu bisa berguna, pada saat setiap orang hanya bisa menuai, tanpa mampu lagi untuk menanam?

 

Terdapat banyak ayat yang menunjukkan penyesalan yang dikemukakan oleh manusia  saat manusia itu diperlihatkan dan disiksa oleh Allah SWT. Penyesalan ini dikarenakan perbuatan manusia itu sendiri sewaktu mereka hidup di dunia. Ingat, barangsiapa berbuat baik itu bagi dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat itu bagi dirinya sendiri, Siapa yang menanam maka dialah yang akan menuai. Sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Barangsiapa mengerjakan amal shaleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. (surat Al Jatsiyah (45) ayat 15). Sekarang apa yang sudah kita tanam dalam hidup ini, kebaikankah atau keburukankah?

 

Sekarang kami akan mengajak jamaah semua untuk merenungkan beberapa ayat yang ada di dalam AlQur’an yang kesemuanya menjelaskan tentang penyesalan manusia, setelah semuanya terlambat. Di dalam AlQuran, telah disebutkan beberapa bentuk penyesalan manusia.

 

Untuk itu mari kita simak bentuk sesal dengan lafal “layta”. Dalam bahasa Arab, ungkapan layta” menunjukkan angan-angan yang mustahil tercapai.

 

1.       Andaikan kami taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Berdasarkan surat Al Ahzab (33) ayat 64, 65, 66, 67, 68 berikut ini: “Sesungguhnya Allah melaknati orang orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala nyala (neraka). Mereka kekal di dalamnya selama lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin pemimpin dan pembesar pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.” (surat Al Ahzab (33) ayat 64 sampai 68)”, akan terjadi penyesalan yang dikemukakan oleh orang orang kafir dengan mengatakan: “alangkah baiknya, andaikata kami dahulu taat kepada Allah dan taat pula kepada rasul-Nya. Lalu setelah itu mereka mengemukakan pula penyesalannya kepada Allah SWT karena telah mentaati pemimpin dan pembesar yang telah menyesatkan mereka, lalu mereka memohon kepada Allah agar menimpakan kepada pemimpin dan pembesar mereka dengan kutukan dan azab dua kali lipat dari yang diberlakukan.

 

2.       Andaikan kitabku ini tidak diberikan kepadaku. Berdasarkan surat Al Haqqah (69) ayat 25, 26, 27, 28, dan 29 berikut ini: “Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku, sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku. Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku, kekuasaanku telah hilang dariku.(surat Al Haqqah (69) ayat 25, 26, 27, 28, 29)”, di akhirat kelak juga terdapat penyesalan terhadap orang orang yang menerima kitab di tangan kirinya sehingga ia berkata alangkah baiknya kitab ini tidak diberikan kepadanya, agar ia tidak mengetahui perhitungan yang ada di dalamnya. Selain daripada itu, di akhirat kelak akan ada penyesalan tentang harta yang sama sekali tidak berguna lagi serta adanya penyesalan atas kekuasaan yang hilang karena tidak berguna lagi di hadapan Allah SWT.

 

3.       Andaikan dahulu aku hanyalah tanah. Berdasarkan surat An Naba (78) ayat 49 berikut ini :“Sesungguhnya Kami telah memperingat kan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, ‘Alangkah baiknya andaikan dahulu aku jadi tanah.’” (surat An-Naba (78) ayat 40).” Orang orang kafir yang sudah diperlihatkan kepadanya apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, ia tidak bisa mengelak lagi, dengan mengemukakan penyesalan dengan pernyataannya, alangkah baiknya jika aku dahulu jadi tanah saja, atau tidak dilahirkan ke muka bumi. 

 

4.       Andaikan dahulu aku mengerjakan amal shalih.Berdasarkan surat Al Fajr (89) ayat 24 berikut ini: “Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.’” (surat Al-Fajr (89) ayat 24). Penyesalan yang seperti ini dapat dipastikan akan banyak dilakukan oleh calon calon penghuni neraka, dan semoga kita tidak berperilaku seperti ini.

 

5.       Andaikan aku tidak menjadikannya teman akrab. Berdasarkan surat Al Furqan (25) ayat 27, 28, 29 berikut ini: “Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (surat Al Furqan (25) ayat 27, 28, 29)”,  di akhirat juga terdapat penyesalan karena telah menjadikan seseorang menjadi kawan akrabnya dikarenakan kawan akrabnya telah menjerumuskan dan menyesatkan dia dari Al Quran ketika Al Quran telah datang kepadanya.

 

Jika kita saat ini masih hidup, berhati hatilah di dalam mencari kawan akrab, termasuk di dalamnya berhati-hati mencari dan menemukan guru (ustadz) yang mengajar kita. Karena baik kawan akrab ataupun guru (ustadz) mungkin bisa saja menjerumuskan kita. Akan tetapi jika guru (ustadz) yang datang kepada kita mampu menjadi penyampai Diinul Islam yang baik dan benar maka berhati hatilah karena nanti kita akan ditanyakan tentang datangnya guru (ustadz) kepada diri kita dengan pertanyaan “sudahkah datang pemberi peringatan kepadamu”. Jika pemberi peringatan sudah sampai kepada kita, dalam hali ini guru (ustadz) yang baik dan benar, maka akan menjadi penyesalan pula di akhirat kelak kenapa kita tidak mau menerima, atau bahkan menolak apa apa yang telah disampaikannya kepada kita.

 

Itulah 5 (lima) bentuk penyesalan yang terjadi pada saat hari akhir, yang ke lima limanya tidak akan mampu membuat waktu berjalan mundur atau dikembalikan lagi ke dunia. Untuk itu mari segera berubah, sebelum penyesalan tidak lagi berguna.

 

Agar diri kita tidak terjebak di dalam rasa menyesal yang berkepanjangan di akhirat nanti, mari kita perhatikan lagi beberapa ayat AlQuran dan hadits di bawah ini yang juga mengemukakan tentang penyesalan yang terjadi di akhirat.

 

1.     Orang kafir meminta untuk dikembalikan aku ke dunia agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan.Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Mukminuun (23) ayat 99, 100 berikut ini: “(Demikianlah keadaan orang orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saka. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (surat Al Mukminuun (23) ayat 99, 100)”. 

 

2.     Orang kafir meminta untuk dikeluarkan dari neraka agar kami mengerjakan amal yang shaleh yang berlainan yang telah mereka kerjakan. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Fathir (35) ayat 37 berikut ini: “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang orang yang zhalim seorang penolong pun. (surat Fathir (35) ayat 37)”.

 

3.  Orang kafir meminta kematiannya ditangguhkan agar ia dapat bersedekah dan menjadi orang yang shaleh. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Munafiqun (63) ayat 10, 11 berikut ini: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata; “Ya Rabb ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang orang yang shalih?” Dan Allah sekali kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah maha mengenal apa yang kamu kerjakan. (surat Al Munafiqun (63) ayat 10, 11)”. Adanya bentuk-bentuk penyesalan yang dikemukakan oleh kafir, orang zhalim ataupun orang munafik di atas, lalu Allah SWT menjawabnya melalui firman-Nya berikut ini: Keputusan di sisi Ku tidak dapat diubah dan aku sekali kali tidak menganiaya hamba hamba-Ku. (surat Qaf (50) ayat 29)”. Inilah keputusan Allah SWT kepada orang orang kafir yang bersifat mengikat, tidak bisa dirubah lagi dan akan terus berlaku selamanya. Tidakkah kita mempercayainya!

 

Sekarang Allah SWT telah mengemukakan tentang ayat-ayat penyesalan, hal ini bukanlah untuk menakut-nakuti umat manusia. Melainkan agar manusia mawas diri dengan apa-apa telah diperbuatnya. Ingat, perbuatan yang dilakukan oleh manusia, memiliki makna ganda, yaitu ia bisa bermakna dunia semata tanpa bermakna akhirat dan juga ia bisa bermakna akhirat sekaligus bermakna dunia. Dan jika kita hanya fokus kepada makna dunia semata, maka ayat-ayat penyesalan berlaku kepada dia. Sedangkan bagi orang orang yang fokus kepada makna akhirat, ia menjadi orang yang berbahagia di akhirat kelak.

 

Dan agar diri kita bisa selalu fokus kepada makna akhirat dan menjadi orang yang berbahagia kelak, Allah SWT juga telah menyatakan bahwa setiap tuntunan agama sudah memiliki kunci-kunci pembukanya, sebagaimana berikut ini:  

 

a.        Kunci untuk membuka shalat adalah thaharah (bersuci).

b.       Kunci ibadah haji dan umroh adalah ihram.

c.        Kunci kebajikan adalah jujur dan kunci syurga adalah ketauhidan.

d.  Kunci ilmu ialah banyak belajar dan bertanya dan kunci pertolongan adalah kesabaran.

e.    Kunci untuk menambah rezeki adalah syukur dan kunci kewalian adalah mahabbah (cinta) dan dzikir (ingat kepada Allah).

f.   Kunci kesenangan akhirat adalah sikap zuhud di dunia dan kunci iman adalah memikirkan apa yang dituntut oleh Allah agar kita mau berfikir.

g.      Kunci masuk ke dalam kekuasaan Allah adalah hati yang Islam dan ikhlas.  


Lalu apa lagi? Berikut ini akan kami kemukakan 5 (lima) ayat yang terdapat di dalam AlQuran yang isinya adalah maklumat Allah SWT yang kesemuanya untuk kepentingan manusia, baik untuk kebaikan hidup di dunia maupun untuk kebaikan di akhirat kelak, sebagaimana berikut ini:  

 

1.   Allah SWT berfirman: “Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (surat At Talaq (65) ayat 3).”

 

2.    Allah SWT berfirman: “Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah; niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (surat Ath Tagabun (64) ayat 11)

 

3.    Allah SWT berfirman: :Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun (surat At Tagabun (64) ayat 17)

 

4.   Allah SWT berfirman: “Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya (Muhammad) pun berada di tengah tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh  kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (surat Ali Imran (3) ayat 101)

 

5. Allah SWT berfirman: Dan apabila hamba hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (surat Al Baqarah (2) ayat 186)

 

Berdasarkan 5 (lima) buah ketentuan ayat AlQuran yang telah kami kemukakan di atas ini, sesungguhnya Allah SWT telah memaklukmatkan kepada diri kita, bahwa:

 

1.       Barangsiapa bertawakkal kepada-Nya akan dicukupi;

2.       Barangsiapa yang beriman kepada-Nya akan diberi petunjuk;

3.       Barangsiapa yang bersandar kepada-Nya akan ditolong;

4.       Barangsiapa menitipkan kepada-Nya akan dikembalikan;

5.       Barangsiapa yang yakin dan percaya kepada-Nya akan diselamatkan;

6.       Barangsiapa yang bertobat kepadanya akan diampuni;

7.       Barangsiapa yang berdoa kepada-Nya akan dikabulkan.

 

Inilah 7 (tujuh) buah maklumat Allah SWT yang ada di dalam AlQuran lalu seperti apakah kondisi dasar dari maklumat itu? Sepanjang maklumat telah dikemukakan di dalam AlQuran oleh Allah SWT berarti maklumat yang telah disampaikan oleh Allah SWT telah berlaku sampai dengan hari kiamat kelak dan bersifat mengikat antara Allah SWT sebagai pemberi makklumat dengan setiap manusia yang mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dalam maklumat.

 

Ini berarti hanya ada dua pihak yang terikat di dalam maklumat itu yaitu Allah SWT dan manusia sehingga tidak ada pihak ketiga yang terlibat dalam maklumat yang telah berlaku di muka bumi ini. 

 

Setelah diri kita mengetahui adanya 7 (tujuh) maklumat yang mengikat sampai hari kiamat tiba, lalu apa yang ada di dalam benak dan perasaan kita dengan adanya maklumat di atas. Lalu:

1.       Apakah ada paksaan dari Allah agar kita melaksanakan maklumat-Nya?

2.       Apakah Allah mengharuskan kita memenuhi apa yang telah dimaklumatkan?

3.       Apakah Allah mengintimidasi kita agar segera memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya sehingga maklumat-Nya berlaku?

4.       Apakah Allah sangat demokratis dengan maklumat-Nya, atau

5.       Apakah Allah memaksakan apa-apa yang dikehendaki-Nya?

 

Jika saat ini kita masih hidup di dunia dan juga masih memiliki hati nurani yang bersih dan sehat berarti mata hati kita masih mampu melihat dengan baik dan benar bahwa:

 

1.       Allah SWT sangat santun kepada manusia;

2.       Allah SWT sangat memudahkan manusia di dalam hidup dan kehidupannya; dan

3.     Allah SWT sangat demokratis kepada manusia sampai sampai Allah SWT menye-rahkan pilihan kepada manusia mau menerima maklumatNya ataukah tidak.

 

Inilah 3 (tiga) sikap Allah SWT kepada diri kita selaku abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, sekarang semuanya terpulang kepada sikap diri kita masing- masing di dalam mensikapi Allah SWT di atas. Dan sebagai obyek dari pemberlakuan maklumat maka obyek tidak akan bisa memperoleh apa pun yang telah dimaklumatkan sebelum obyek mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang dikehendaki Allah SWT. Sekarang bertanyalah kepada diri sendiri, butuhkah kita dengan isi dari maklumat yang telah berlaku di muka bumi ini?

 

Jika kita merasa membutuhkan isi dan kandungan dari maklumat yang telah berlaku di atas berarti hal-hal sebagai berikut harus kita perhatikan, yaitu:

 

1.      Allah SWT selaku pembuat maklumat tidak berkepentingan sedikitpun dengan isi maklumat-Nya karena Allah SWT sudah maha dan akan maha selamanya sehingga maklumat Allah SWT ini hanya ditujukan untuk kepentingan manusia yang mau menerima maklumat di atas menjadi kebutuhannya.

 

2.   Agar manusia memperoleh isi yang terkandung dari maklumat Allah SWT sya-ratnya hanya memenuhi dan melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT tanpa harus mempertanyakan kenapa saya harus melakukannya. Disinilah letaknya bagaimana kita mengimani Allah SWT melalui apa yang telah dimaklumatkan-Nya.

 

3.    Jangan pernah menghitung-hitung terhadap apa-apa yang dikehendaki oleh Allah SWT sepanjang diri kita berkepentingan dengan isi yang terkandung dari maklumat Allah SWT. Lakukan, lalu lakukan lagi dan lakukan seterusnya dengan Istiqamah (konsisten dalam komitmen) ikhlas karena Allah SWT semata.

 

4.    Jangan pernah mengurusi urusan orang lain terhadap apa yang ia lakukan karena kita bukanlah subyek yang bisa mengatur dan menentukan apa yang dilakukan oleh obyek yang lainnya. Lakukan saja apa yang kita menjadi kebutuhan dan tujuan akhir kita tanpa mengurusi, merecoki atau menentukan diterima atau tidaknya urusan orang lain.

 

5.   Berbuat dan terus lakukan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT tanpa pernah meragukan Allah SWT di dalam memenuhi apa yang telah dimaklumatkan-Nya. Dan jangan menjadi penilai atas perbuatan orang lain sewaktu mereka melaksanakan apa apa yang dikehendaki Allah SWT.

 

6.    Jangan pernah menjadikan diri kita menjadi subyek, tetaplah menjadi obyek lalu biarkan orang lain melaksanakan apa yang dipahaminya karena Allah SWT lah yang akan menentukan hasil akhirnya.

Allah SWT selain telah memberikan 7 (tujuh) buah maklumat yang telah dideklarasikan di dalam AlQuran untuk kepentingan manusia. Allah SWT juga telah mengemukakan kunci-kunci untuk mendapatkan kebaikan dan juga keburukan sebagaimana berikut ini:   

 

a.       Kunci dari hati yang hidup lagi fitrah ialah memperbanyak membaca, merenungkan dan mengamalkan isi AlQur’an serta menghindari perbuatan dosa.

b.       Kunci rezeki adalah bekerja sambil berdoa atau tawakkal.

c.       Kunci kemuliaan adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

d.       Kunci persiapan menuju alam akhirat ialah tidak banyak berangan-angan.

 

Allah SWT telah menjadikan pintu masuk dan kunci bagi setiap kebaikan dan keburukan, sebagaimana Dia telah menjadikan syirik dan sombong sebagai kunci ke Neraka dan minuman khamer menjadi kunci bagi segala dosa, dan nyanyian merupakan kunci dari perzinahan, dan malas sebagai kunci kenistaan dan kesengsaraan, dan maksiat adalah kunci kekafiran.

 

Jika sekarang Allah SWT sudah memberitahukan kunci-kunci kesukesesan hidup kepada diri kita, sekarang tergantung kepada diri kita maukah membuka gembok-gembok penghalang kesuksesan melalui kunci yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT kepada kita! Jika sampai kita tidak juga mau memperbaiki diri, jadikan nasehat Nabi Muhammad SAW sebagai pedomannya:  “Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, “Rasulullah SAW memegang pundakku seraya bersabda, “Jadilah – di dunia ini – layaknya orang asing atau pengembara.” Lalu Ibnu Umar ra, “Jika engkau berada pada waktu sore maka jangan menunggu hingga pagi, dan jika engkau berada pada waktu pagi maka jangan menunggu hingga sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Manfaatkan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (Hadits Riwayat Bukhari)”.

 

Jangan pernah menunda nunda kesempatan yang ada, karena sakit dan kematian datangnya tidak kita ketahui. Semoga diri kita, keluarga dan anak keturunan kita, terhindar dari ayat ayat penyesalan yang kami kemukakan di atas ini, dan kita mampu menjadi orang orang yang sesuai dengan kehendak Allah SWT dan gemar melaksanakan amal shalih selama hayat masih di kandung badan.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar