Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 12 Juni 2024

INSPIRASI UNTUK KEBAIKAN DIRI, KELUARGA DAN ANAK KETURUNAN (PART 9)

 

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

 

1.      Lanjutkanlah  berdzikir  dengan  mengucapkan  lafadz Allah! Karena engkau mende-ngar atau tidak, Allah SWT pasti menjawab Labbaik, wahai hamba-Ku! Kepadamu. Pernahkah engkau berfikir kalau ini adalah nikmat yang begitu agung kepadamu? 

2.    Allah SWT adalah Maha Pengampun dan Maha Memberi pengampunan, sungguh betapa bahagianya seorang yang mampu mengalahkan kesombongan dan nafsunya sehingga ia menjadi pemaaf kepada sesama manusia. 

3.      Baik engkau tinggal di dalam istana maupun di dalam tenda keduanya adalah sama. Dunia ini tidaklah lebih dari tempat bersinggah, dan engkau adalah musafir di sini. Oleh karena itu janganlah pernah lupa kalau seorang musafir hanyalah akan tinggal untuk sementara. 

4.    Jika engkau tidak  mencari apa  yang engkau cari di tempat yang semestinya, maka usahamu hanyalah akan berujung dengan percuma. 

5.    Kebahagiaan (kesultanan) yang  sesungguhnya  adalah bila seseorang mendapatkan kasih sayang Allah SWT, sementara itu semua kebahagiaan (kesultanan) yang lain adalah fantasi dan fana. 

6.     Tunaikanlah hak dan hukum seseorang sehingga orang lain juga akan menghormati hukum atas dirimu. 

7.        Sepanjang manusia tidak menunjukkan kasih sayang terhadap sesama makhluk, maka layakkah ia mengharapkan kasih sayang dari Allah SWT? 

8.       Baiklah  dalam  niatmu dan berbagilah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu! Sehingga dengan demikian hartamu tidak akan berkurang, melainkan akan semakin bertambah. Bahkan engkau pun akan heran dengan hal ini.

9.    Bila  baginda  Rasulullah SAW pun  siang  dan  malam penuh dengan doa, lalu bagaimana dengan keadaan kita? 

10.    Jika pemerintah tidak ikut menderita dengan apa yang diderita oleh rakyatnya, maka sungguh bencana besar telah ditindihkan kepada pundaknya. 

11.    Jika engkau menginginkan sesuatu maka inginkanlah ia dari Allah SWT! Janganlah engkau menginginkannya dari yang lain, karena ia hanyalah menjadi perantara dan Allah adalah pemberi yang sejati. 

12.    Jika engkau membantu meringankan penderitaan orang lain, memecahkannya maka Allah pun akan membantu meringankan penderitaanmu, memecahkan permasalahan mu. Hanya saja saat melakukan hal ini janganlah sampai engkau mengesampingkan hormat dan taatmu kepada ajaran Allah SWT. 

13.   Berteguhlah untuk menghindarkan diri dari setiap hal yang diharamkan oleh Allah SWT! Dengan berjalannya waktu ia pun (hal yang haram itu) akan mulai berlari darimu. 

14.    Bisa  jadi  untuk  bisa  memahami  kebenaran terkadang kepala kita butuh dipukul dengan benda keras. Jika manusia mau mengambil pelajaran darinya maka cara ini adalah jalan agar ia tidak mendapat benturan lagi di kemudian hari. 

15.  Jika engkau menjadikan Allah sebagai sahabatmu, maka jalan yang buntu pun bisa engkau lalui, pisau yang tajampun takkan membuat goresan, Karena itu perhatikanlah dengan siapa engkau bersahabat. 

16.  Setiap gelapnya malam pastilah akan bersambut dengan datangnya pagi. Yang terpenting adalah janganlah engkau berputus asa dan selalulah berdoa kepada Allah!. Setiap apa yang menimpamu, mungkin saja adalah kebaikan bagimu. Agar engkau dapat melihat apa yang tidak dapat engkau lihat, apa engkau bisa mendengar apa yang tidak bisa engkau dengar. 

17.  Sungguh betapa bahagianya seorang alim yang mendapatkan ilmunya dengan men-junjung tinggi hak sesama makhluk meski sekecil atom. Mereka adalah sahabatnya Allah. Mendapati kebersamaan dengannya adalah mendapat kekayaan yang tidak terhingga. 

18.   Baik  apinya  neraka  Jahannam maupun  gemerlapnya istana di syurga, semuanya adalah disiapkan di dunia ini. Karena itu manakah yang ingin engkau persiapkan? Untuk itu perhatikanlah amal amal perbuatanmu! 

19.    Allah ada, masalah tiada  bukanlah  khayalan, melainkan  kenyataan sepanjang kita mau menjadikan hal itu menjadi kenyataan.Nikmatilah hidup sebagaimana mestinya lalu buktikan keshalehan diri tercermin dalam keshalehan sosial. 

20.    Rasa takut adalah salah satu perasaan yang paling mendasar pada diri manusia. Ketika disebut rasa takut maka yang pertama kali terlintas  adalah takut kepada gelap, takut kepada kecelakaan, takut mati, takut darah, takut penyakit yang menyebabkan kepedihan, takut miskin, takut kelaparan, takut kehilangan kerabat dekat, takut akan bencana alam, dan takut akan masa depan dan lain sebagainya sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 155 berikut ini: “dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(surat Al Baqarah (2) ayat 155) 

Takut atau Rasa takut, berdasarkan ketentuan surat Al Baqarah (2) ayat 155 di atas merupakan sebuah sunnatullah yang tidak dapat dipisahkan dengan skenario kekhalifahan yang ada di muka bumi sehingga dapat diketahui kualitas dari masing masing khalifah yang telah diutusNya ke muka bumi. Adanya rasa takut yang berasal dari Allah SWT melengkapi skenario mempergilirkan semua orang dalam suatu keadaan apa yang dinamakan dengan susah dengan senang, bahagia dengan celaka, tertawa dengan menangis, dermawan dengan pelit, beriman dengan kafir dan lain sebagainya. Seperti termaktub dalam surat Ali Imran (3) ayat 140 berikut ini: jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'[231]. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (surat Ali Imran (3) ayat 140) 

[231] Syuhada' di sini ialah orang-orang Islam yang gugur di dalam peperangan untuk menegakkan agama Allah. sebagian ahli tafsir ada yang mengartikannya dengan menjadi saksi atas manusia sebagai tersebut dalam ayat 143 surat Al Baqarah. 

Rasa takut dalam diri tidak datang dengan sendirinya. Rasa takut diberikan oleh Allah SWT kepada manusia adalah demi keberlangsungan hidup manusia serta untuk dijadikan alat bantu untuk melihat kualitas manusia. Manusia diberikan rasa takut untuk menghindari segala hal yang akan mengancam dan akan mengganggu keberlangsungan hidupnya. Sehingga manusia bisa menyelamatkan diri dan merasa aman. Katakan, seorang yang yang takut kepada binatang buas, katakan takut kepada ular, akan dipaksa untuk melakukan usaha/upaya pencegahan dan pengamanan sehingga dapat terhindar dari serangan ular. 

21.    Membaca doa adalah ajaran agama, seperti yang dikemukakan oleh sahabat Abdullah bin Umar dalam suatu hadits, yaitu: Rasulullah SAW bersabda: Jika salah satu diantaramu merasa takut saat tidur maka bacalah “Aku berlindung kepada Allah dari murka dan azabNya, dari kejahatan makhluk, dari desas desus dan godaan syaitan, sehingga tidak ada sesuatu yang menyakitinya”. Bagi setiap hamba yang senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT, yang memahami kalau segala apa yang menimpanya adalah merupakan ujian yang datang dari sisi Allah, kemudian dia bertawakkal kepadanya maka ia akan lebih mudah keluar dari permasalahannya (ketakutannya). 

Rasulullah SAW juga telah menerangkan jika kepedihan seseorang dapat menjadikan tubuhnya sakit melalui sabdanya: “Barangsiapa yang sifatnya jelek, maka ia akan berada dalam kesulitan nafsunya sendiri, dan barangsiapa yang penderitaannya berlarut larut maka ia akan membuatnya jatuh sakit”. Ingat, “Allah SWT tidaklah memberikan suatu penyakit sebelum menciptakan penawarnya. Barangsiapa bisa menemukan penawarnya itu, maka ia dapat mengobatinya sehingga sembuh dan barangsiapa tidak tahu penawarnya maka ia akan berada dalam penderitaan, namun kematian tidaklah ada obatnya” 

atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya[1105]? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). (surat An Naml (27) ayat 63) 

[1105] Yang dimaksud dengan rahmat Tuhan di sini ialah air hujan yang menyebabkan suburnya tumbuh-tumbuhan. 

22.   Hidup yang penuh cdengan ckesusahan dan ketakutan adalah akibat dari kehidupan yang jauh dari iman atau jauh dari kehendak Allah SWT atau hidup yang dekat dengan hawa nafsu dan syaitan. Pada abad ini para dokter telah menyampaikan bahwa jalan keluar dari stress, galau, resah dan gelisah adalah dengan memiliki pola hidup yang lebih tenang, lebih nyaman, aman dan psikologi yang jauh dari perasaan takut. Akan tetapi kehidupan yang tenang, nyaman hanyalah mungkin dicapai dengan menjadikan Allah SWT sebagai sahabat.

23.  Seseorang yang takut akan suatu hal, maka ia akan selalu berada dalam bayangan perasaan, prasangka, dan khayalannya yang akan membuatnya selalu merasa risau/galau dstnya. Lalu selalu merasa khawatir oleh hal hal yang di ada ada kan di dalam akalnya, sehingga dalam keadaan seperti ini manusia telah menggunakan rasa takut pada tempat yang tidak semestinya. Terlebih jika perasaan takut ini disalahgunakan, yaitu takut tanpa ada sebab yang jelas, maka hal inilah yang tidak dibenarkan. 

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. (surat Fushilat (41) ayat 30 dan  31) 

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (surat Al Maaidah (5) ayat 44) 

24.   Hanya Allah SWT lah yang seharusnya kita takuti. Lebih lebih tidak takut kepada Allah SWT dan justru takut kepada makhlukNya adalah sebuah tindakan salah, yang pada akhirnya akan membawa manusia ke dalam kesesatan. Ingat, semua perasaan takut kepada kehidupan dunia adalah bersumber dari godaan syaitan. Namun syaitan hanya dapat menakut nakuti manusia yang menjadikannya sebagai teman dengan bisikan seperti bagaimana kalau nanti jatuh miskin, kalau nanti kelaparan, kalau nanti ditinggalkan orang, kepada siapa harus meminta pertolongan, bagaimana masa depan anak anak? Semua kekhawatiran ini adalah bersumber dari nafsu dan godaan syaitan. Dalam keadaan ini janganlah lupa kalau kehidupan adalah berada dalam kekuasaan dan kehendak Allah SWT. Bukan ada pada daya manusia atau daya yang lainnya. 

25.    Manusia tidak ditugaskan ke dunia ini untuk menciptakan rezekinya sendiri, melain-kan untuk mencarinya. Jika kita adalah seorang yang rajin beribadah kepada Allah, seorang yang taat dan selalu menyibukkan diri dengan mengabdi kepada sesama, maka sama sekali tidak perlu merisaukan rezeki kita di masa depan. Jika kita tetap teguh dan bersabar, kemungkinan rezeki bahkan akan datang dengan sendirinya kepada kita.  

26.  Demikian pula dengan rasa takut akan kesendirian, juga hanya dapat dihilangkan dengan mengenal dan mencintai Sang Pencipta kita. Ketika Allah SWT yang menjadi pencipta telah menjadi sahabat dan kekasih kita, maka apalah artinya jika seisi alam menjadi musuh kita? Demikian pula jika manusia tidak mencintai-Nya, lalu apalah gunanya meski seisi alam mencintainya? 

27.     Hanya  saja  perlu  diingat  bahwa  terhindar dari rasa takut bukanlah berarti mence-burkan diri ke dalam kubangan berbahaya dengan keberanian buta. Hal ini dikarenakan Allah SWT telah menganugerahkan akal dan kekuatan kepada manusia. Dengan pemberian akal dan kekuatan ini Allah SWT berkehendak agar manusia menggunakannya untuk melindungi diri dari segala macam bahaya. Sehingga dalam penggunaannya kita harus berusaha semaksimal mungkin, namun menyerahkan hasilnya hanya kepada Allah semata. Adanya kondisi ini manusia dapat terhindar dari rasa takut atau sebaliknya menerjang bahaya tanpa menggunakan akal dan kekuatan hanyalah akan merugikan diri sendiri.

28.    Sebenarnya sebagaimana cinta, rasa takut adalah sebuah keharusan agar kehidupan ini dapat berjalan dengan seimbang. Pendidikan dan keseimbangan kehidupan manusia bisa dicapai dengan adanya rasa takut. Tentu saja rasa takut ini harus dijaga keseimbangannya, karena merasa takut pada hal hal yang tidak perlu ditakuti adalah sebuah kenistaan dan kelemahan. Sedangkan merasa acuh terhadap hal-hal yang semestinya kita takuti dan waspada terhadapnya adalah sebuah kebodohan yang nyata. 

29.   Bagi seseorang yang senantiasa bersama dan dekat kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menjadi sahabat dekatnya. Ingat, semua hal yang kita takuti adalah ciptaanNya, maka begitu terbersit perasaan takut di dalam hati kita sikap yang benar adalah bukannya takut terhadap hal hal yang menakuti kita, melainkan kepada Dzat yang menciptakannya. Dengan demikian rasa takut akan hilang dengan sendirinya. Dan seorang yang menyerahkan taqdir hidupnya hanya kepada Allah semata akan terhindar dari segala perasaan takut. 

30.   Untuk mempertegas tentang apa itu takut, mari kita perhatikan surat An Nahl (16) ayat 50 berikut ini: mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (surat An Nahl (16) ayat 50). Takut adalah ibadah hati yang diikuti dengan melaksanakan apa apa yang telah diperintahkan kepada mereka. 

Takut sebagai bentuk ibadah hati yang memiliki kedudukan agung dan mulia di dalam agama, bahkan mencakup seluruh ibadah. Takut adalah salah satu dari rukun ibadah dan merupakan syarat dari iman.Takut kepada Allah SWT juga merupakan salah satu bentuk amalan hati seorang hamba kepada RabbNya. Adalah satu hal yang sangat menyedihkan dan pantas menjadi renungan bagi kita semua bahwa masih banyak dari kita yang masih menyepelekan bahkan menganggap remeh amalan hati dibandingkan dengan amalan dzahir. Padahal amalan dzahir sangat tergantung kepada kualitas amalan hati. Semakin tinggi kualitas amalan hati maka makin berkualitas pula amalan dzahir. 

31.     Takut kepada Allah SWT bukanlah sebuah ketakutan yang merugikan. Melainkan ia adalah ibarat perisai yang akan melindungi manusia dari kubangan nerakanya sendiri, dari kobaran apinya sendiri semenjak di dunia ini. Dalam makna yang lain takut kepada Allah, tidak lain adalah menunjukkan pertanda cinta Allah kepada seorang hamba. Karena bukankah jika seorang hamba meluap rasa cinta kepada Allah, maka baginya tidak lagi terlihat baik syurga maupun neraka. Karena jika seorang hamba yang sangat mencintai dalam cinta Ilahi, ia tidak akan mungkin berbuat dosa. Demikian pula cintanya akan mampu mengalahkan ketakutannya, sehingga ia melayang, mengarungi samudra kehidupan dalam luapan cintanya kepada Allah SWT. 

32.  Rasa takut dalam diri tidak bisa kita biarkan begitu saja tanpa ada pengarahan dan pembelajaran. Agar rasa takut dalam diri bisa sesuai dengan kehendak Allah SWT maka rasa takut dalam diri harus dijaga, dirawat, dipelahara dari waktu ke waktu melalui hal hal sebagai berikut : (a) Mengingat betapa lemahnya kita dan betapa Allah SWT Maha Perkasa; (b) Memupuk rasa cinta kepada Allah SWT; (c) membayangkan Adzab Allah SWT yang sangatlah pedih; (d) Jangan pernah merasa aman dengan apa yang kita raih; (e) Jangan pernah putus asa. 

33.   Seperti apa engkau melihat dunia ini, seperti itulah engkau hidup. Jika kita melihat dunia ia hanya sebagai ladang mencari uang, maka pada tataran tertentu engkau akan mengalami fase tidak akan terpuaskan, yang mana hal ini adalah bahaya besar. Oleh karena itu manusia harus menjalani hidup ini dalam hakekat materi dan maknawi secara seiring sejalan dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan. 

34.   Sumber keluhan kita tidak lain adalah karena kita tidak mau memperhatikan orang lain yang berada dalam keadaan yang lebih buruk dari apa yang kita alami. Oleh karena itu manusia harus hidup dalam kaidah bersyukurlah dengan apa saja keadaanmu.

35.  Barangsiapa yang memberi tempat dalam hidupnya bagi Allah, maka ia tidak akan pernah mengalami masalah. 

36.   Jika engkau menjadi sahabatnya Allah dengan sejatinya dan bukannya lisan semata, maka engkau akan mampu memiliki kemampuan luar biasa yang bahkan engkau sendiri tidak menyadarinya. 

37.  Hidup ini bukanlah masalah untuk diselesaikan, melainkan perjalanan yang penuh teka teki yang harus diikuti. 

38.  Mendapatkan cintanya Allah SWT sebenarnya bukanlah hal yang sangat susah. Cukuplah dengan engkau menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Dan semua ini bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan. Allah SWT tidak lah akan membebankan suatu ujian yang tidak mungkin sanggup dipikul oleh hamba-Nya. 

39.     Hamba Allah  tidaklah  akan pernah mengharapkan sesuatu dari segala selain Allah. Ia tidak juga mengeluhkan keadaannya kepada Allah, karena dia tahu Allah setiap saat melihat, mendengar dan menyertainya. 

40.   Janganlah sekali-kali engkau berbuat dzalim meski sekecil apa pun! Satu kata yang tidak pantas pun bisa jadi telah menggerakkan Dzat yang menguasai alam ini, sehingga akan mengguyurkan bencana yang tidak terkira kepadamu. Oleh karena itu jadilah dirimu sebagai dirimu sendiri dan janganlah sekali kali menyakiti hati orang! Bisa jadi seorang yang engkau sakiti hatinya adalah seorang alim (waliyullah). 

41.   Mendidik anak tidak mungkin hanya dengan melahirkan anak dan membiarkannya tumbuh dewasa, karena itu kelahiran seorang anak juga melahirkan tanggung jawab yang besar bagi kedua orang tuanya. Bukanlah melahirkan anak yang menjadi amalan mulia di sisi Allah SWT, melainkan menjaga anak agar terhindar dari haram dan mendidiknya menjadi orang yang dicintai oleh Allah SWT. Ingat, apa yang dimakan oleh orang tua sewaktu anak masih dalam kandungan pun dapat mempengaruhi anak yang akan lahir. Oleh karena itu orang tua haruslah jeli untuk menjaga diri dari memakan makanan yang haram. 

42.    Cinta kepada Allah sungguh sedemikian dahsyatnya, sehingga seseorang yang benar benar jatuh cinta kepada-Nya, meski secara wujud ia bersama sama dengan manusia, namun hatinya sesaatpun tidak akan pernah berpisah dari-Nya. Betapa mulianya orang yang bisa menapaki maqam ini. 

43.  Jika engkau ingin menjadi orang yang berharga di hati orang dan sehingga menjadi berharga pula di sisi Allah SWT, maka sukalah menjamu sesama. Namun hal ini bukanlah untuk maqam dan ketenaran, melainkan lakukanlah semata mata untuk ridha Allah SWT. Sehingga salah satu maqam yang paling agung di sisi Allah SWT akan menjadi milikmu. 

44.   Contoh paling mulia sebagai seorang pemimpin yang adil setelah Rasulullah SAW adalah sahabat Umar ra, karena dialah seorang khalifah yang selalu merasa pedih dengan kepedihan rakyatnya. Seorang khalifah yang turun ke warga untuk membantu setiap orang fakir yang membutuhkan perlindungannya. Sungguh betapa mulia para pemimpin yang turun ke warga untuk membantu mereka sebagaimana yang dilakukan oleh khalifah Umar ra. 

45.  Sahabat yang sejati adalah seorang yang melaksanakan apa yang diinginkan oleh sahabatnya tanpa sedikitpun menimbang-nimbangnya. Ia menerima dan melaksanakan apa adanya segala yang datang dari sahabatnya. 

46.  Bersikap rendah hati adalah sangat terpuji, hanya saja rendah hati juga ada sisi berbahayanya, yaitu berbangga diri dengan telah bersikap rendah hati.

47.  Ketahuilah bahwa kehidupan dunia ini adalah sama dengan sihir, penuh dengan kebohongan dan keindahan yang nisbi. Sehingga kebanyakan manusia jatuh cinta pada dunia yang nampak begitu cantik di balik topengnya tanpa mengetahui apa sejatinya. Sehingga kebanyakan manusia mendapati dirinya jauh dari cinta ilahi yang hakiki. Jika engkau adalah orang yang jeli, maka engkaupun akan menangkap wajah dunia yang tersembunyi di balik topengnya. Sehingga engkau pun akan mengarahkan dirimu untuk mendapat cinta ilahi yang hakiki. 

48.     Manusia melakukan banyak hal, baik maupun jelek, yang membedakannya hanya niat dalam hati yang terdalam. Bisa saja manusia memberitahukannya, merahasiakannya, maupun mengingkarinya, namun tentang niat di hati yang terdalam hanya Allah SWT yang tahu. Jika manusia melakukan perbuatan baik namun hanya untuk mendapatkan simpati orang, juga Allah sendiri yang tahu. Allah juga tahu semua perbuatannya yang dilakukan semata mata hanya untuk mengaharapkan ridhaNya, meski sekecil apapun. Pahalanya juga setimpal dengannya. 

49.      Sepanjang  engkau  tidak  berani  berdiri tegak di hadapan musuh, orang yang engkau keluhkan, lalu apalah artinya engkau mengeluhkannya. 

50.  Setiap apa yang engkau dapatkan di dunia ini tidak lain adalah sebuah amanah. Janganlah engkau menyombongkan diri dengan mengira seolah engkau sendiri yang mendapatkannya. Karena Allah SWT yang memberikan kesehatan dan kekuatan kepadamu untuk mendapatkannya. Demikian tidak satu hal sekecil apapun yang menjadi milikmu, melainkan Allah lah Yang Maha menguasai segalanya. 

Oleh karena itu, jika dalam kehidupan ini engkau mendapatkan nikmatNya, maka sungguh itu adalah semata mata karena anugerah dariNya. Maka dari itu tunaikanlah kewajibanmu dalam menjaga amanah itu. Janganlah sekali kali engkau bersombong diri dengan harta benda, pangkat dan kedudukan. Karena Dzat yang telah memberikannya kepadamu bisa saja jadi akan mengambilnya kembali. Jika Ia tidak mengambilnya kembali pun pastilah di akhir kehidupan ini engkau akan mati dengan meninggalkan semua itu di dunia ini. 

51.     Jika  saja  kita  bisa  memahami  kekuatan  bersabar  dan berdoa, bisa jadi kening kita tidak akan terangkat dari bersujud dan lidah kita tiada akan berhenti dari berdoa. 

52.  Segala apa yang ada di dunia ini tidaklah akan bertahan untuk selama lamanya. Seorang pemuda di hari ini, esok akan menjadi tua. Seorang yang fakir di hari ini, esok bisa jadi kaya. Seorang yang kaya di hari ini, juga bisa jadi esok menjadi fakir. Karena itu janganlah engkau mengikatkan diri pada segala apapun di dunia ini. Dan jika engkau ingin bersandar, menambatkan keyakinan, maka tambatkanlah keyakinanmu hanya kepada Allah SWT dan berusaha agar apa yang ada di tanganmu tidak lenyap, sirna, lalu berusaha dengan berdoa dan bersyukur. 

53.   Seorang yang matang jiwanya bagaikan tanaman padi berisi yang sudah menua, ia akan selalu tertunduk dalam baratnya bulir padi, sedangkan orang yang masih mentah jiwanya akan tegak dengan keangkuhan. Terlebih para hamba kekasih Allah, pada mereka tidak terdapat kesombongan barang sebercak pun. Sungguh semain orang tidak memandang dirinya lebih tinggi, semakin ia rendah hati semakin pula ia mencapai ketinggian dan kebesaran yang sejati. 

54.     Terkadang seseorang mengadakan perjalanan baik secara fisik maupun maknawi. Saat itu niatkanlah untuk mencari kebaikan. Niat dengan tulus, dengan hati yang bersih, sehingga entah sampai ke mana arah perjalananmu insya Allah bisa menjadi perantara bagi kebaikan. Demikian pula para alim juga terkadang mengadakan suatu perjalanan, cepat atau lambat mereka juga akan tahu hikmah dari perjalanannya. 

55.  Datangnya hari penghisaban atas semua amal dan harta yang dimiliki bukanlah sesuatu yang bisa dianggap mudah. Jika setiap langkah kaki akan ditanya, maka janganlah lupa jika seluruh harta benda yang engkau miliki juga akan ditanya! 

56.    Janganlah sekali-kali engkau memandang rendah orang yang kelihatannya lusuh, ka-rena banyak di balik puing-puing terdapat harta karun yang sangat berharga. Tentu saja barang sipa yang masih memiliki hari akan sadar diri saat diingatkan. 

57.   Jamulah sehabatmu demi mendapatkan ridha Allah SWT. Sungguh seorang sahabat adalah sangat berharga, namun Allah jauh lebih berharga dari segalanya. Oleh karena itu bersahabatlah dengan siapa saja tanpa engkau melupakan sahabatmu yang sejati. 

58.   Jika engkau ingin didoakan dan dikenang setelah kematianmu, maka berdoalah ke-pada orang orang yang telah meninggal terlebih dahulu, bacalah shalawat sejak sekarang. Sungguh engkau tidak tahu jika amalanmu itu di alam ghaib akan menjadi cahaya sehingga dengannya banyak orang yang akan menjadi bahagia. 

59.   Rasa takut kepada Allah SWT akan menjadi sistem kontrol otomatis yang akan men-cegah kita untuk berbuat dosa, karena tidak ada polisi yang akan selalu mengawasi, maka rasa takut inilah yang akan menjadi penegur diri kita. Dalam hal ini jika saja seorang melanggar hati nuraninya, melanggar ajaran agama, melanggar kode etik kehidupan dan akhlak mulia, maka sesungguhnya hanya dirinya yang akan merugi. Meski manusia menyangka telah memberi kerugian kepada orang lain, namun sejatinya ia telah menyiapkan sendiri api nerakanya semenjak di dunia ini untuk keperluan membakar kita di neraka. 

“Tidak ada seorangpun di dunia ini yang hidup tanpa masalah, kalaulah ada maka ia bukanlah seorang manusia” (Sadi’i Syirazi) 

Perlu diingat bahwa jika tidak ada sesuatu yang bersifat abnormal, maka setiap manusia yang normal yang dilahirkan ke dunia dalam keadaan seimbang, dalam tataran yang sama satu sama lainnya. Semua orang akan memandang pohon mangga sebagai pohon mangga, seekor burung sebagai seekor burung, awan sebagai awan. Sama dalam menangkap suara, dalam melihat warna, dan dalam menyentuh benda serta dalam cara berfikirnya. 

Sepanjang Allah SWT ada maka segala permasalahan pasti akan terpercahkan, segala kesusahan pasti terselesaikan, jadi kenapa harus takut menghadapi hidup. Demikian bagi seseorang yang telah mempercayakan dirinya kepada Allah SWT maka padanya sama sekali tidak pernah merasa khawatir, takut, resah, gelisah dan juga galau, yang ada bahagia, bahagia dan bahagia. 

60.    Seseorang yang dimabuk cinta Ilahi akan melihat segalanya datang dari sisi-Nya. Se-seorang yang jatuh cinta juga berkata segalanya mengingatkanku kepadamu sehingga mereka mampu menemukan Allah dalam segala ciptaannya serta dimanapun kita berada. Seorang yang jatuh cinta akan merasa dunia ini sebagai tempat perantauannya karena dia menganggap dunia yang sesungguhnya adalah saat berjumpa dengan kekasihnya sehingga mereka menjadikan tujuan perjumpaan dengan Allah SWT sebagai tujuan utama setelah menyelesaikan kehidupan dunia yang baginya adalah sebuah penjara.Selain daripada itu seseorang yang jatuh cinta kepada Allah akan menerima baik nikmat maupun musibah yang datang dari Nya sebagai anugerah. Namun hanya sedikit orang yang bisa memahami musibah di balik anugerah dan juga anugerah di balik musibah. 

61.    Cinta tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa dipahami dengan pasti, karena cinta adalah perasaan yang tumbuh dalam hati sehingga dalam keadaaanya yang seperti ini cinta memiliki karakter subyektif. Bagi orang yang dimabuk cinta Ilahi, ia akan lupa dunia dan akhirat dikarenakan keinginaannya hanya semata mata adalah Allah SWT. Sehingga akhirat adalah haram bagi hamba dunia, sebagaimana dunia juga haram bagi hamba akhirat. Sementara itu keduanya haram bagi hamba yang mencapai cinta Ilahi. Saat seseorang menginginkan cinta Ilahi, maka ia mendapatkannya dengan mengikuti jalam seorang pembimbing. Karena cinta Ilahi hanyalah bisa dipelajari oleh seseorang yang telah mendapati cinta Ilahi itu sendiri. Karena itu meskipun seseorang dapat menemukan sebuah hakekat seorang diri, namun untuk sebuah pencapaian yang lebih ia harus belajar dari pengalaman, ilmu dari seseorang yang telah melewati jalan ini. 

62.     Seperti apa pengetahuan seorang yang ingin mengetahui Allah SWT, maka seperti itu pula Allah akan memberi pengetahuan kepadanya. Singkatnya Allah akan melimpahkan pengetahuan tentang diriNya sesuai dengan apa yang diinginkan seorang hamba. Mengenai hal ini ada dalam hadits qudsi Allah SWT telah berfirman bahwa: “Aku adalah apa yang disangka oleh seorang hamba”. Untuk itu cintailah Allah SWT yang diiringi dengan takut juga kepadaNya. Hal ini dikerenakan cinta Ilahi dapat menjadi perantara bagi tercapainya rahasia besar dibaliknya, sementara takut kepadaNya akan melindungi kita dari api neraka. 

63.    Rasa takut kepada Allah akan menjadi sistem kontrol otomatis yang akan mencegah kita untuk berbuat dosa. Karena tidak ada polisi yang akan selalu mengawasimu, maka rasa takut itulah yang akan menjadi penegurmu. Dalam hal ini jika saja seseorang melanggar hati nuraninya, melanggar ajaran agama, melanggar kode etik kehidupan dan akhlak mulia, maka sesungguhnya hanyalah dirinya yang akan merugi, namun sejatinya ia telah menyiapkan sendiri api nerakanya semenjak di dunia ini. 

64.   Perhatikanlah ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada para hamba agung-Nya. Perhatikanlah sehingga engkau dapat merenungi betapa melimpahnya anugerah nikmat Allah SWT yang diberikan kepadamu. Kemudian renungkanlah apa semua nikmat itu ataukah Dzat Yang Maha melimpahkannya yang ada di dalam hatimu? 

Ketahuilah bahwa jika hatimu penuh cinta pada harta benda dunia, maka Allah SWT tidak akan pernah bersemayam di dalam hatimu! Oleh karena itu keluarkanlah segala yang selain-Nya dari dalam hatimu dan bukalah hatimu hanya kepadaNya. Tidak akan kah engkau menginginkan adanya seorang sultan di dalam hatimu, yaitu Sultannya jagad raya ini? 

65.    Berbuatlah amal kebaikan, terbarlah benih ke lautan, jika ikan ikan di sana tidak me-ngetahuinya, maka ketahuilah jika Allah Maha mengetahuinya. Berbuatlah amal baik hanya demi ridha Allah semata! Terlepas seseorang tahu atau tidak membalasnya. Lakukan hanya untuk ridha Allah SWT, pastilah Ia akan mengetahui amal kebaikanmu dan akan rela dengannya. Sehingga engkau pun akan mendapatkan imbalan yang tak terhingga dari sisi-Nya. 

66.  Orang bodoh menganggap dirinya paling cerdik, seolah bisa menyembunyikan ke-nyataan. Namun dia tidak tahu kalau tipu muslihat nyala lilinnya akan terbongkar saat terbitnya mentari pagi. Demikianlah wahai manusia, wahai musafir di dunia ini! Orang orang yang mengaku ngaku sebagai sahabatmu pastilah akan meninggalkanmu di pertengahan jalan. 

67.    Tentu saja Allah yang akan memberi rezeki, namun Ia menginginkanmu untuk beker-ja. Oleh karena bekerja dengan cara cara yang halal termasuk ibadah, maka berteguhlah dirimu dalam mengabdi sebagai hamba! Bekerjalah dengan sekuat tenaga, namun janganlah mengikat hatimu dengannya, jadikan dunia ini sebagai ladang akhirat sehingga kelak engkau akan mendapatkan buahnya di hari akhirat kelak. 

68.   Tidak ada yang lebih dekat kepada Allah melebihi kedekatannya hati, karena itu hati adalah makhluk yang paling mulia, dan yang paling tinggi nilainya. Hati adalah alam tersendiri yang penuh dengan rahasia, segalanya ada padanya. Oleh karena itu dalam sebuah hadits qudsi Allah telah berfirman: “Aku tidak bisa ditampung oleh langit dan bumi, namun hati mampu menampungku”. Ini adalah salah satu rahasianya yang dalam.

69.   Ketika engkau diselimuti oleh suatu permasalahan dunia, jangan pernah lupa bahwa Allah Yang Maha memberi permasalahan itu. Dia juga Yang Maha Kuasa untuk memecahkan permasalahan itu. Berlindunglah kepada Allah dari segala ketakutan, dari segala permasalahan, sehingga semuanya akan terlihat mudah bagimu. 

70.    Lakukanlah semua perbuatan baik untuk Allah. Pikirkan ridha Allah, bukan balasan dari manusia. Buatlah Allah menyukainya, sungguh itu cukup untuk kita.Seseorang bisa jadi hari ini menyanjungmu, namun hari esok ia akan mencercamu. Barangsiapa yang menantikan balasan dari manusia, adalah sama keadaannya dengan seseorang yang pergi berbelanja di pasar, namun begitu membuka kantong uangnya ia hanya menemukan batu batu kerikil. Tentu saja sama sekali tidak ada gunanya tidak bisa untuk berjual beli. Demikianlah halnya dengan amal baik yang tidak ikhlas, ia sama sekali tidak ada gunanya. Karena kelak di hari akhirat engkau hanya akan mendapati manfaat dari amal baik yang dikerjakan hanya untuk Allah semata. Amal yang tidak ikhlas tidak lebih dari ibarat tissue kotor yang akan membuat wajah kita penuh noda serta coreng di muka. 

71.    Syeikh Sadi berkata: “Dengarkan wahai manusia! Jika engkau menginginkan kedeka-tan di sisi Allah, maka jangan engkau terlena dunia sehingga melupakanNya! Bersikap setialah kepada Tuhanmu! Perhatikan keindahan hatinya, sehingga engkau tidak akan terkelabuhi oleh keindahan luarnya! 

72.   Terkadang Allah SWT menjadikan suatu peristiwa luar biasa dalam pandangan ma-nusia. Sungguh Allah, Maha Kuasa untuk melakukannya. Namun bukanlah segala kejadian di jagad raya ini penuh akan mukjizat besar? Turunnya hujan, sambaran petir, pergantian musim, terbangnya burung burung, kelahiran manusia. Bukankah semuanya adalah mukjizat yang luar biasa? 

73.   Mungkin secara lisan kebanyakan dari kita telah sering berucap untuk hanya meng-hamba kepada Allah SWT.Namun kita harus memperhatikan sikap dan perbuatan kita sehari hari, karena terkadang ada sikap dan perbuatan yang benar benar kelewatan sehingga kita lupa kalau kita menghamba hanya kepada Allah SWT dan justru meminta kepada sesama hamba. Oleh karena itu jika saja kita mendalami makna yang terkandung dalam surat Al Fatihah, maka insya Allah kita akan lebih memahami hikmah yang terkandung di dalamnya. 

74.   Jika seorang hamba senantiasa taat kepada perintah Allah SWT maka setiap saat ia dapat berbicara denganNya dalam alam ruhani. Sementara itu seseorang yang hanya membicarakan soal mengabdi kepadaNya, maka dia bukanlah seorang hamba. Seseorang menjadi jelas apakah dirinya benar benar seorang hamba saat datangnya ujian kepadanya. Oleh karena itu ujilah dirimu, sehingga engkau mendapatkan tanda tanda tentang siapa sebenarnya dirimu. 

75.  Para Wali Allah terkadang dapat menunjukkan karomah, namun saat menunjuk-kannya mereka bukanlah dengan niat sebagai sebuah pertunjukan. Melainkan mereka menunjukkannya atas seizin Allah  SWT agar tidak terjadi fitnah. Oleh karena itu janganlah seseorang menguji mereka, karena berat sekali hukumannya. Oleh karena itu daripada menguji para wali Allah, akan lebih baik jika seseorang menguji dirinya sendiri, yang mana hal ini jauh lebih ia butuhkan. 

76.    Allah selalu bersama sama dengan hamba-Nya, bahkan Dia lebih dekat daripada ke-dekatan hamba kepada dirinya sendiri. Sehingga dalam keadaan ini seorang hamba tidaklah akan mungkin bisa berada jauh dari-Nya. Jika engkau menyadari kedekatan Allah kepadamu setiap saat, niscaya akan menjauhkan diri kita dari berkata kata yang tidak bermanfaat, dari dosa yang dilarang-Nya dan kehidupan pun akan penuh dengan kedamaian dan kemakmuran. 

77.   Jika suatu kedzaliman telah melewati batas maka adzab tidak bisa dihindarkan lagi. Tidak seorang pun bisa mengahalang halangi perwujudan keadilan Ilahi. Karena satu satunya jalan keluar hanya meminta maaf sebelum kedzaliman melampaui batas atau kalau tidak maka hukuman keras dari Allah SWT yang sepanjang sejarah manusia tidak bisa dibendung juga tidak mungkin bisa dicegah lagi. 

78.    Para Wali Allah, hamba-hamba yang shaleh adalah ibarat bintang di langit, yang ma-napun engkau melihatnya, maka engkau akan mendapati pancaran cahaya darinya. Meski jalan yang mereka tempuh terlihat berbeda, namun tujuan akhirnya adalah demi ridha dan cinta Allah SWT. Oleh karena itu saat engkau mendapati seorang wali Allah, seorang hamba shaleh maka berteguhlah untuk mengikuti jalannya, sehingga engkau pun akan tergabung ke dalam gerbong menuju stasiun ridha dan cinta Allah SWT. Engkau juga akan mendapati hatimu penuh toleransi dan kelembutan sehingga menjadi seorang yang bisa menghargai dan bukannya ingin mengalahkan yang lain. 

79.   Meski bersabar itu teramat sangat pedih, namun buahnya jauh lebih manis daripada madu. Terlebih jika seseorang bersabar demi ridha Allah SWT, maka dia pasti akan mendapatkan imbalan yang jauh lebih baik di alam dunia ini, namun tentunya kelak di alam akhirat. 

80.   Sedemikian khusyu’ saat bermunajat kepada Allah SWT sehingga meski ujung tom-bak menembus tidak akan terasa. 

81.   Allah Maha Kuasa atas segalanya, ilmu dan pengetahuannya mencakup segala cip-taan. Sehingga engkau tidak perlu menunggu mengetuk pintu yang selainNya. Karena itu cukup perhatikan saja engkau setia mengetuk pintuNya, niscaya penghambaanmu ini akan menjadikanmu sebagai sultan. Sejarah kehidupan manusia penuh dengan kisah seperti ini. 

82.     Janganlah sekali kali engkau menilai seseorang hanya berdasarkan wajah luarnya saja. Karena hanya Allah SWT yang bisa melihat isi hati seseorang dengan sebenarnya. Bagaimana engkau bisa mengetahui asal usul seseorang dan apa yang telah dialaminya jika hanya melihat dari penampakan luarnya. Oleh karena itu janganlah engkau memandang rendah seseorang, janganlah pula menilai seseorang hanya dari penampakan luarnya (don’t judge the book by the cover). 

83.  Sungguh betapa senangnya seseorang yang bisa mencintai Allah dengan segenap jiwanya, dengan sepenuh hati yang lembut, tulus dan ikhlas! 

84.     Janganlah sekali kali engkau memandang seseorang sebagai pendosa! Karena rahmat Allah SWT sedemikian luas rahmatNya, sehingga bisa saja seorang yang hari ini menjadi pendosa, esok ia menjadi seorang yang paling bertaqwa. Sungguh kasih sayang Allah SWT mencakup semua makhlukNya. Dan sungguh betapa senangnya seorang hamba yang bisa mendapatkan rahmatNya. 

85.     Di dunia ini Allah SWT melimpahkan rezeki baik kepada yang beriman maupun yang kafir, baik kepada yang taat maupun yang ingkar. Oleh karena itu jika engkau mendapati seorang yang membutuhkan, fakir, miskin dan kelaparan, maka tuntunlah tangannya, berikanlah kepadanya sebagian dari rezeki yang telah Allah SWT limpahkan. Jika Allah SWT hendak menjadikanmu perantara untuk memberikan rezeki seseorang, maka janganlah sekali kali engkau mencoba menghalang halanginya! 

86.  Janganlah berputus asa dari kekayaan Allah SWT. Namun janganlah pula mengu-jinya. Karena engkau tidak mungkin bisa mengusi Sang Pencipta. Sungguh rahmat dan kasih sayang Allah SWT mencakup semua makhluk di langit dan bumi, namun janganlah lupa bahwa Allah SWT juga Al Kahhar dan sehingga jadilah orang yang tahu diri. 

87.  Terkadang seorang ayah yang menuntun anaknya untuk memasuki syurga, namun terkadang pula seorang anak yang menuntun orang tuanya. Sungguh betapa mulia dan gembira orang tua yang memiliki anak yang shaleh, yang mana dengan doa dan linangan air matanya Allah SWT berkenan melimpahkan rahmatNya yang agung kepadanya. Sehingga menginggalkan dunia ini dalam hati yang tenang. 

88.    Mintalah yang terbaik menurut Allah saat engkau meminta sesuatu dariNya. Karena bisa jadi meski sesuatu sangat engkau inginkan namun ia tidak baik bagimu. 

89.      Setiap orang haruslah selalu berusaha agar hatinya condong kepada Allah SWT; agar selalu taat meniti jalan-Nya. Caranya tidak lain adalah berusaha melawan ketidaksabaran dengan kesabaran, melawan kelupaan dengan berdzikir, melawan kesombongan dengan bersyukur, melawan pembangkangan dengan taat, melawan pelit dengan dermawan, melawan keraguan dengan keyakinan, melawan riya dengan ikhlas, melawan dosa dengan bertaubat, melawan kebohongan dengan kebenaran, melawan kebodohan dengan bertafakur sehingga insya Allah diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita, bisa menjadi hamba yang baik di sisi Allah SWT.. 

90.    Katanya jalan pintas para alim atau orang mukmin adalah terbentang dalam sepuluh azas, yaitu: Zikir, syukur, melayani, taat, memilih yang lain daripada dirinya sendiri, qonaah, tauhid, tawakkal, berserah diri dan teguh. Jika seseorang menepati kesepuluh azas ini maka meski ia mengenakan dasi dirinya tetaplah seorang alim. 

Namun sebaliknya jika seseorang tidak berhenti dari selalu menuruti hawa nafsunya, siangnya hanyut dalam kesenangan duniawi, malamnya lelap dalam kemalasan, memakan setiap apa yang didapati, bicara tentang apa saja yang dipikirkan, meski ia mengenakan jubah, tasbih dan sorban dia bukanlah orang alim, kiyai, maupun wali. 

Sungguh betapa banyak mukmin sejati dalam pakaian biasa, namun sungguh banyak pula orang yang ingat dalam jubah, tasbih dan sorban. Wahai orang yang memamerkan diri di balik pakaian riya namun jauh dari bertaqwa, ketahuilah jika rumahmu tidak lebih dari beralaskan tikar pandan, maka janganlah engkau membuat pintu gerbang istana. 

91.   Janganlah sekali kali engkau menyakiti hati orang lain! Jika ada seseorang yang me-rasa sakit hati karenamu maka segeralah minta maaf. Meski engkau tidak sengaja melakukannya. Meski terhadap anak kecil sekalipun. Karena bisa jadi hati seorang hamba rumah bagi Allah SWT. Jika engkau menyakiti hatinya maka berarti engkau telah juga menyakiti Allah SWT. Inginkah engkau mengalami hal yang seperti ini? 

92.   Apa pun yang menimpa seseorang adalah karena perbuatannya sendiri. Wahai saha-bat! 

93.   Jika engkau melakukan suatu kejelekan, jika engkau mendapati suatu kejelekan, jika taqdir telah dijatuhkan kepadamu, maka perhatikanlah masa lalumu dengan benar, bisa jadi ini adalah karena perbuatanmu itu. 

94.   Jika seseorang ditaqdirkan mendapati jatah rezekinya dari apa dan siapa pun, maka tidak seorangpun akan mampu menghalanginya, karena pada setiap rezeki telah tercantum nama pemiliknya. 

95.   Banyak orang tua yang telah memperingati untuk tidak berbuat ini itu. Untuk men-dengarkan seseorang yang sedang bicara kepadamu meski sepintas orang itu berada dalam keadaan salah. Dari mana engkau apa yang telah terjadi pada orang lain, apa yang dilakukan orang lain, dan kenapa orang lain berbuat sesuatu? Dengarkan terlebih dahulu. Dan jangan lupa! Kalau dunia ini adalah cermin: seperti apa dirimu, itulah yang akan kembali kepadamu. 

96.   Allah menganggap murkanya orang tua sebagai murkaNya, Oleh karena itu ambillah hati kedua orangtuamu. Sehingga Allah SWT juga akan melimpahkan ridhaNya kepadamu. Jika engkau masih mendapati keduanya berada disampingmu, maka kesempatan syurga ada disampingmu! Janganlah engkau melewatkannya. 

97.    Dialah Rasulullah SAW. Nabi yang diutus untuk membawa cahaya. Untuk mene-rangi semua bentuk kegelapan hati. Sehingga dengan perantaraannya hati yang membatu bisa lembut dalam tangisan berbelas kasih kepada semua makhluk termasuk hewan dan tumbuhan. Sungguh tidak sedikit umat manusia yang terbakar jiwanya dalam cinta kepadanya.Bahkan jumlahnya kini melebihi jumlah bintang yang ada di langit. Sungguh keselamatan bagi umat manusia yang dapat beriman kepada Nabi SAW, yang meneladani akhlaknya, mentaati ajarannya. 

98.    Janganlah sampai kesibukan dunia membuatmu jauh dari Allah SWT. Jika seseorang yang benar benar berlindung kepada Allah SWT dalam keadaan terhimpitnya, maka urusan dunia insya Allah akan berjalan dengan sendirinya, karena setiap urusan adalah berada dalam pengetahuan dan kehendak Allah SWT. 

99.    Derita, masalah, dan penyakit manakah yang bisa meruntuhkan jiwa seseorang yang memiliki Allah SWT dengan perasaan cinta? Siapakah yang bisa merobohkan jiwa seseorang yang selalu bersama denga kekasihnya, yaitu Allah SWT?  Bukankah meski gunung sangat tinggi namun dari atasnya juga terbentang jalan? Oleh karena itu rintangan bukan untuk menghalang halangi, melainkan untuk dilalui. Meski tentulah jalan hidup ini tidaklah semulus lintasan lari jarak seratus meter bagi seorang atlet. Melainkan jalan hidup ini penuh dengan lika-liku. 

100.  Banyak  rintangan  seperti  sumur  bagi Nabi Yusuf as. Seperti ikan besar bagi Nabi Yunus as,. Penyakit kronis bagi Nabi Ayyub as, namun jika semua ini dihadapi dengan keteguhan bersabar dan tawakkal, niscaya Allah akan menjadikan diri kita seperti Ibrahim as, yang tidak terbakar oleh api.Karena itu, jangan sampai melupakan Allah hanya karena adanya  permasalahan yang besar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar