Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 12 Juni 2024

INSPIRASI UNTUK KEBAIKAN DIRI, KELUARGA DAN ANAK KETURUNAN (PART 8)


DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

  

1.    Jatuh  bangunlah  bersama Allah, berakhlaklah dengan akhlaknya (asmaul husna) sehingga engkau pun akan selamat dari berkhianat atas amanah yang diberikan kepadamu. Milikilah akhlak sebagaimana akhlaknya Dzat Yang Maha mencipta akhlak, sehingga engkau pun akan mendapatkan akhlaknya para para nabi, berselimut dengan akhlaknya Allah SWT. 

2.    Sekolah yang paling besar tidak lain adalah kehidupan yang sedang kita lalui ini. Pelajaran yang paling besar adalah kesulitan yang kita hadapi, dan juga segala peristiwa yang kita jumpai. Seorang yang bijaksana adalah dia orang yang memperhatikan kehidupan ini dengan pandangan hati dan mata yang jeli. Sehingga mampu mengambil pelajaran dari segala apa yang disaksikannya. Namun engkau juga adalah seorang manusia, sehingga engkau harus hidup dengan sebagaiamana seharusnya seorang manusia. Sehingga pelajaran yang engkau ambil dapat menumbuhkan kebaikan baik di dunia ini maupun kelak di alam akhirat. 

3.     Sesungguhnya Allah SWT yang memberi derita, ujian, cobaan, musibah, tantangan adalah juga telah memberikan penawar bersamaan dengannya. Engkau pun pasti akan mendapatkan imbalan yang besar dari derita itu entah di dunia ini entah kelak di alam akhirat. Namun dengan syarat engkau tidak ingkar, tetap bersyukur dalam bersabar dan berdoa. Sampai kemudian bahkan engkaupun akan terheran heran dengan imbalan yang akan engkau dapatkan. Lalu kepada siapakah engkau akan mengadu saat kesulitan, kesusahan, cobaan menimpamu? Apakah kepada makhluk, ataukah kepada Dzat Yang Maha menggenggam yang nyata dan yang abadi? Namun ketahulah jika kepada makhluk-Nya, maka dirimulah yang akan merugi. Karena makluk yang kepadanya engkau mengadukan diri adalah juga bergantung kepada rahmat dan kasih sayang-Nya. Karena itu janganlah engkau mengharap rahmat dan kasih sayang kepada selain Allah SWT. Mintalah dariNya. Jika menghendaki maka ia akan langsung mengabulkan doamu dan atau mengirimkan utusan untuk menjadi perantara bagi terkabulkannya doamu. 

4.       Setiap orang haruslah selalu berusaha agar hatinya condong kepada Allah SWT; atau agar selalu taat meniti jalan-Nya. Caranya tidak lain adalah berusaha melawan ketidaksabaran dengan kesabaran, melawan kelupaan dengan berdzikir, melawan kesombongan dengan bersyukur, melawan pembangkangan dengan taat, melawan pelit dengan dermawan, melawan keraguan dengan keyakinan, melawan riya dengan ikhlas, melawan dosa dengan bertaubat, melawan kebohongan dengan kebenaran, melawan kebodohan dengan bertafakur sehingga insya Allah diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita, bisa menjadi hamba yang baik di sisi Allah SWT. Aamiin. 

5.       Janganlah  engkau merendahkan atau meninggikan kedudukan seseorang hanya kare-na penampilan luarnya! Karena hanya Allah SWT lah Yang Maha Mengetahui isi hati seorang hamba. 

6.    Bisa jadi kadang engkau sangat menginginkan sesuatu, bahkan sedemikian engkau mengingingkannya sampai sampai demi mendapatkannya tidak ada lagi pintu yang belum engkau ketuk. Namun tahukah engkau jika saat engkau sangat menginginkan sesuatu, Allah SWT yang akan memenuhi hal yang engkau inginkan itu adalah juga Dzat yang mencipta keinginan itu pada dirimu. Dia pula yang menciptakan orang orang yang akan membukakan setiap pintu yang engkau ketuk sehingga bisa menjadi perantara terpenuhinya keinginanmu. Bayangkan jika saja engkau bersandar hanya kepada Allah semata, niscaya adakah pintu yang tidak akan terbuka bagimu? 

7.    Wahai anakku! Dunia adalah mirip dengan sebuah cermin. Apapun yang engkau perbuat, maka perbuatan itu pula yang akan kembali kepadamu. Sehingga setiap orang menjadi jelas siapa dirinya dengan perbuatannya, entah besar entah kecil, entah baik entah buruk. 

8.        Jika engkau menginginkan sesuatu, maka berikanlah apa yang menjadi keharusannya. Berusaha dengan setengah setengah tidaklah mungkin membawamu sampai ke tujuan. Saat engkau melakukan sesuatu di jalan Allah maka lakukanlah sebagaimana mestinya. Keinginanmu untuk bertemu dengan sang kekasih pasti juga ada biayanya. Tentulah dengan perjalanan setengah setengah tidak akan mungkin mengantarmu sampai pada perjumpaan dengan Dzat Yang Maha dicintai. Bahkan engkau hanyalah akan menjadi bahan tertawaan. 

9.      Saat  sebutir  debu  pun tidak  akan  pernah bergerak tanpa sepengetahuan-Nya, lalu untuk apa engkau mesti risau? Sungguh Allah SWT adalah juga Tuhan bagi segala hal yang engkau khawatirkan. Karena itu janganlah engkau takut pada ciptaan, melainkan takutlah kepada pencipta-Nya. Sungguh takut yang seperti ini akan menghilangkan semua ketakutanmu yang disebabkan oleh semua hal yang lain. 

10.   Keteguhan dan perjuanganmu di jalan Allah SWT tidak akan menjadikan apa yang ada padamu berkurang sedikitpun. Oleh karena itu teguhkan harapanmu, kuatkan iman dan keyakinanmu. Jika engkau tetap seperti ini, maka Allah akan memberi semua yang akan engkau minta. 

11.   Sungguh betapa harta benda, kekayaan, dan pangkat terasa begitu manis bagi manu-sia? Sehingga saat semua ini diambil dari tangan manusia, ia merasa miskin. Namun saat manusia tidak mendapatkan meski seteguk air, barulah saat itu ia menyadari kalau seluruh hartanya tidaklah lebih dari senilai seteguk air. Lagi pula siapakah yang dapat membawa secuil pun dari harta bendanya? 

Karena apa yang dibawa ke alam akhirat hanya sebatas amal perbuatan setiap orang. Semua amalan itulah yang akan ditimbang dalam neraca Ilahi. Sungguh berbahagialah bagi siapa saja yang neraca amal baiknya lebih berat.Sedangkan barangsiapa yang amal kejelekannya lebih berat dalam neraca, maka sungguh adakah tempat berlindung selain kepada Allah SWT? Jika saja manusia hidup di dunia ini dengan perhitungan ini, maka insya Allah ia akan menjadi orang yang terselamatkan. 

12.    Meski bersabar itu teramat sangat pedih, namun buahnya jauh lebih manis daripada madu. Terlebih jika seseorang bersabar demi ridha Allah SWT, maka dia pasti akan mendapatkan imbalan yang jauh lebih baik mungkin di alam dunia ini, namun tentunya kelak di alam akhirat. 

13.   Tahukah engkau seperti apakah kekayaan yang melimpah itu? Apakah kekayaannya seorang raja? Ataukah kekayaannya Qarun? Ketahuilah bahwa semua kekayaan ini tidaklah lebih dari setetes air dalam hamparan luasnya samudra kekayaan sang raja yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu saat engkau berserah diri kepadaNya, maka engkau pun telah berserah kepada Dzat yang tidak terbatas kekayaan dan kekuasaanNya. Bahkan kekayaan yang terbenam di dalam bumi juga tidaklah lebih dari sebercak dari perbendaharaanNya. 

14.     Pertahankanlah agar hatimu tetap terjaga bersih! Karena hati adalah cermin sehingga seberapa bersih hatimu maka semua kebaikan dan akhlak mulia akan tercermin darimu. 

15.      Janganlah engkau berputus asa! Demikian kata orang. Namun mintalah pula harapan itu dari Allah SWT. Dan janganlah engkau berputus asa dari Allah SWT Yang Maha memiliki kekayaan yang tersembunyi. Dia lah tempat engkau bersandar, pintu mengadu yang tidak akan mungkin menampikmu kembali dengan tangan kosong jika engkau mengetuk-Nya. 

16.   Bersyukurlah  kepada  Allah SWT baik dalam berkelebihan maupun dalam kesem-pitan. Jika menghendaki maka Allah SWT akan memberi, dan jika menghendaki pula akan menunda pemberian-Nya. Namun rahmat dan kasih sayang-Nya menyelimuti seisi jagad raya ini. Sehingga munajatmu kepada Nya tidak akan mungkin tanpa jawaban. Saat engkau mengingat-Nya Dia juga akan mengingatmu, Saat engkau memanggil-Nya Dia pun akan datang kepadamu. 

17.    Setan akan selalu menggoda manusia, inilah yang menjadi pekerjaannya dan tugas-nya. Sedangkan tugas kita adalah menjauhkan diri dari mereka. Lalu bagaimana kita bisa melakukakn hal ini? Banyak jalan yang bisa kita lalui. Namun yang paling aman dan paling singkat adalah bersandarlah engkau kepada Allah SWT. Percayalah kepada-Nya. Berlindunglah kepada-Nya. Saat itulah siapapun tidak akan mampu menggelincirkan dirimu. Tak seorangpun akan kuat untuk itu. 

18.     Maukah engkau jika Allah SWT akan melipat gandakan limpahan nikmat-Nya kepa-damu? Kalau begitu bersyukurlah! Bersyukur dan berilah orang lain dari sebagian nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadamu.Bersyukur dan bersedekah akan membuka pintu kenikmatan melimpah yang tidak pernah engkau duga sebelumnya. Namun jika engkau kufur dan bersikap pelit dengan nikmat yang telah Allah SWT berikan, maka takutlah! Karena sesungguhnya yang memiliki nikmat itu bukanlah dirimu. Melainkan Allah SWT yang telah melimpahkan kepadamu, lalu harta siapa dan dari siapa yang engkau sembunyikan? 

19.    Adakah keteguhan padamu untuk setiap saat bersama dengan Allah SWT? Jika kete-guhan itu ada pada dirimu, maka gunung manakah yang akan mampu menghalang halangi langkahmu? 

20.    Sungguh Allah SWT sangatlah dekat denganmu, bahkan ia lebih dekat dari pada di-rimu sendiri. Namun seringkali manusialah yang menutup jalannya sendiri. Demikian jelasnya: sejauh mana manusia memenuhi hatinta dengan dunia, maka sejauh itu pula ia akan menjauhkan diri dari Sang Pencipta. Jauh disini bukanlah dalam hitungan jarak, melainkan bentangan yang memisahkan hati. Jika engkau semakin cenderung lekat dengan manusia dan dunia, maka pintu neraca hatimu akan semakin terjauhkan dari Allah SWT. Sedangkan begitu engkau mulai menjauh dari manusia dan dunia, maka engkau sederajat akan semakin terbuka pintu hatimu kepada Allah SWT. 

21.   Akankah engkau berpaling dari Allah SWT Yang Maha melimpahkan nikmat saat sesekali Ia mengujimu dengan kesempitan? Silahkan saja, namun kepada siapa engkau akan mengadu saat itu? Karena hanya Dia Allah SWT tempat segala makhluk mengadu, tempat bertumpu bagi segala penghidupan. 

22.  Saat seseorang  tidak  bisa  mengedalikan  kemarahannya, saat itulah setan telah menguasainya. Seseorang yang telah masuk ke dalam frekuensi marah, maka ia tidaklah berbeda dengan orang gila. Ia tidak mungkin lagi dapat sadar diri, sehingga perbuatannya digerakkan oleh emosi. Dalam keadaan seperti inilah ia akan merugikan baik diri dan juga orang lain. Karena saat seseorang tidak kuat mengendalikan amarahnya, berarti ia telah hanyut oleh banjir yang membuat lupa dari Allah SWT. Maka saat engkau mulai marah, bersabar, berlindunglah kepada Allah SWT. Ucapkanlah “hasbunallahu wa ni’mal wakil’. Yang berarti engkau menjadikan Allah SWT sebagai wakil terhadap apa yang sedang engkau hadapi. Karena Dialah sebaik baiknya wakil. 

23.    Allah SWT telah berfirman, Jadilah, maka jadilah jagad raya dan seluruh isinya. Na-mun kepada manusia proses penciptaan ini diterangkan dalam enam masa. Karena di sini Allah SWT akan memberi pelajaran kepada manusia agar membuat perencanaan dalam setiap pekerjaannya, membuat jadwal waktu, timing, dan mengevaluasi performa pekerjaannya, serta tidak tergesa gesa. Inilah yang menjadi tugas bagi setiap manusia. Dan tugas ini pun demi keberhasilan dan kebahagiaan manusia itu sendiri. 

24.   Sungguh berdzikir kepada Allah SWT, mengingat-Nya, bersandar dan berserah diri kepada-Nya adalah jauh lebih mulia daripada seluruh kekayaan yang ada di dunia ini. Karena kelak di hari kiamat umat manusia tidaklah ditimbang dengan harta kekayaan yang pernah dimilikinya, melainkan dengan seberapa besar amalan yang telah diperbuat untuk menunaikan tugas tugas yang telah Allah SWT perintahkan. 

25.   Seperti apa engkau mengenal Allah SWT, seperti itu pula ia akan hadir kepadamu. Jika saat disebut Asma Allah SWT terhembus dalam hatimu cinta dan kerinduan kepadaNya, maka ketahuilah bahwa Allah SWT adalah sebagaimana yang disangka oleh hambaNya. Oleh karena itu jika saja yang terpikir dalam akalmu adalah ketakutan, azab, api penyiksaan, maka ketahuilah bahwa saat itu pun engkau sudah berada dalam ketakutan dan kobaran api. 

26.   Kalaulah memang seperti inilah kehidupan. Jika saja seorang yang tertimpa sebuah musibah mampu merenungi kejelekan lahir bathinnya, maka pastilah ia akan mengamini jika dirinya jauh lebih berhak akan musibah yang lebih besar baik di dunia mampun kelak di akhirat. 

27.    Seorang kesatria adalah seorang yang tidak akan mungkin mengikat dirinya dengan dunia yang telah dimilikinya, tidak akan pula bersedih saat dunia pergi dari genggaman tangannya. Karena ia tahu jika Allah SWT yang menjadi pemilik sejati dunia beserta seluruh isinya. Tidaklah ada secuil pun dari dunia ini yang menjadi milik kita. Kalaulah ada ia tidak lain adalah amanah yang dipinjamkan kepada kita. Karena jika saja barang secuil dari dunia ini milik kita, niscaya ia bisa dibawa mati. 

28.   Pada kenyataannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tidaklah membutuh-kan perantara. Namun sungguh untuk dapat melakukannya adalah perkara yang tidak mudah. Bersama dengan Allah SWT di setiap saat, mengingat Allah SWT dalam setiap pekerjaan, dalam setiap kata yang diucapkan, dan melakukan bukannya yang baik menurut nafsu melainkan menurut ajaran-Nya, adalah hal hal yang setahap demi setahap akan mendekatkan diri seorang manusia kepada Allah SWT. Sungguh betapa beruntungnya seorang hamba yang bisa menjadi sahabat-Nya. 

29.   Hukum  dan takdir adalah milik-Nya. Apa yang Ia anugerahkan kepada kita kadang bisa membuat kita senang, kadang pula bisa membuat kita sedih, dan bahkan membuat kita kesusahan. Namun tidaklah diperkenankan melawan takdir ilahi. Jika pun engkau melawannya maka tidaklah akan ada keuntungannya bagimu. Sehingga hanya ada satu hal yang mesti dilakukan, yaitu jangan mengeluh!. Rela dengan apa yang ada tanpa mengeluhkannya kepada Allah SWT adalah sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh seorang hamba. 

30.   Sungguh, mungkin berteguh hati untuk dapat selalu bersyukur dalam segala keadaan adalah sangat susah. Namun imbalannya insya Allah jauh lebih tinggi dari apa saja yang pernah terlintas dalam anganmu. Sehingga terkadang ada banyak orang yang mana dalam pandangan kita terlihat sebagai seorang yang merana, pedih, derita dengan musibah yang sedang menimpanya. Namun ternyata keadaan bathinnya jauh lebih bahagia dan indah bermandikan taman syurga. Demikian sungguh hanyalah Allah SWT Yang Maha Tahu akan apa yang tersimpan di dalam hati seorang hamba. 

31.    Kebutuhan yang paling mendesak seorang hamba kepada Allah SWT adalah saat sang hamba berpaling, merasa tidak membutuhkan-Nya. Saat dimana Allah SWT ingin sekali melimpahkan rahmat-Nya adalah juga saat di mana seorang hamba berpaling dari rahmat-Nya. Sedangkan maqam yang yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

32.    Setiap  bayi  yang  terlahir ke dunia ini pastilah suatu hari akan mendapati kematian-nya. Karena Allah SWT telah mentakdirkan semua makhluk hidup akan merasakan kematian. Karena tempat kembali yang sesungguhnya hanyalah kepada-Nya. Lalu kenapa manusia bersedih dengan kematian, meski hal ini adalah sangat maklum, manusia akan bersedih saat dekatnya meninggal dunia. Jika saja manusia ingat bahwa tempat kembali hanya kepada-Nya, ingat bahwa suatu hari kita juga akan kembali kepada-Nya, maka kita pun akan lebih berhati hati dengan apa saja yang kita perbuat di dunia ini. 

33.   Adakah sebuah tempat, sebuah perbuatan yang tanpa penglihatan dan pengawasan Allah SWT?  Karena di tempat yang paling rahasia sekalipun sama sekali bukanlah sebuah rahasia dalam penglihatan dan pengawasan Allah SWT. Jika engkau benar benar memahami hakekat ini, maka engkau pun tidak akan pernah keluar dari jalan pertanggungjawabanmu kepada-Nya. 

34. Terkadang apa yang kita sangka sebagai sebuah musibah yang menimpa diri kita mungkin jika dibandingkan dengan apa yang menimpa orang lain tidaklah lebih dari setetes air dalam hamparan lautan. Karena ada yang lebih susah dari yang susah. Ada yang lebih sulit dari yang sulit. Sehingga dapat bersyukur setiap saat adalah akhlak yang paling mulia. 

35.  Jalan yang paling baik untuk dapat bertemu dengan Allah SWT adalah beribadah dengan rahasia kepada-Nya. Sehingga jika saja manusia mengetahui Nur yang terhembus kepadanya saat beribadah pastilah ia akan melakukan segala cara agar dapat lebih lama menunaikan ibadahnya. 

36.   Saat seorang manusia merenungi penciptaan jagad raya ini dalam perenungan men-dalam dalam keheningan, memikirkan kuasanya Dzat yang telah mencipta, maka perenungan ini pun akan dapat menjadi ibadah baginya. Bahkan bisa jadi tafakurnya ini menjadi berlipat lipat jauh lebih mulia dari pada ibadah sunnah. 

37.    Kematian adalah kejadian yang tidak akan mungkin bisa dihindari. Namun hakekat-nya ia bukanlah akhir dari segalanya. Karena manusia masih harus mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya dalam sebuah persidangan setelah kematiannya, Meski mengingat kematian terasa pedih bagi manusia, namun dalam kepedihan ini akan menariknya dari terlalu serakah dan berangan angan panjang akan dunia. 

38.     Ilmu akan membukakan mata hati, menjadi penerang dalam kegelapan, menjadi tena-ga dalam kelemahan, menjadi tataran dalam meniti tangga kemuliaan dan kebaikan. Merenung demi mendapatkan ilmu adalah setara dengan berpuasa di siang hari, dan beribadah di malam hari, taat kepada Allah SWT, tekun dalam beribadah, tekun dalam tauhid, sopan dan santun, menghindarkan diri dari segala yang meragukan, mengunjungi kerabat adalah mungkin dilakukan dengan langkah ilmu. Halal dan haram juga diketahui dengan ilmu dan ilmu adalah pemandu. Sementara amal mengikuti setelahnya. Ilmu menjadi ilham bagi kebaikan dan menjauhkan diri dari kenistaan. 

39.   Meski tidak ada satu orang pun yang mampu mengenal Allah SWT dengan sempur-na, namun mencintai Allah SWT, bersandar seraya berserah diri kepada-Nya, mengingat dalam beribadah kepada-Nya mungkin seorang hamba mampu menggapai sebercak kebaikan dan kemuliaan dari sisi-Nya. Sungguh betapa gembiranya seorang yang mendapat sebercak cahaya dari perbendaharaan keagungan-Nya itu, sehingga baginya akan terlimpahkan ikhsan dan kebaikan yang sama sekali belum pernah diketahui, belum pernah pula kita lihat sebelumnya. 

40.  Tidaklah sedikitpun dari harta benda, kekayaan, ketenaran, dan tidak pula seorang sahabatpun di dunia ini yang akan menyertai kita sampai ke alam kubur. Mereka juga tidak akan pernah menyertai kita di alam akhirat nanti. Satu satunya hal yang akan menyertai kita hanyalah amal perbuatan yang pernah kita lakukan di dunia ini, apa yang kita perbuat saat menunaikan tugas dan tanggung jawab kita kepada Allah SWT. Semua inilah yang akan menjadi sahabat atau musuh kita. Karena itu yang terpenting untuk kita lakukan selama di dunia ini adalah melakukan segala sesuatu yang Allah SWT ridhai. 

41.  Menurut sebuah riwayat, Nabi Daud as, telah bertanya kepada Allah SWT dalam doanya: Siapakah yang akan masuk ke dalam syurga, dan siapakah yang shalatnya akan Engkau terima?’ Terhadap pertanyaan ini Allah SWT telah berkata: “Orang yang akan masuk ke dalam syurgaKu dan shalatnya Aku terima adalah yang rendah hati terhadap keagunganKu, yang selalu berdzikir di siang dan malam, yang mengekang nafsunya demi mendapatkan ridhaKu, yang memberi makan kepada sesamanya yang lapar, yang berteman dengan orang orang yang shaleh, yang merasa pedih dengan musibah yang menimpa sesamanya.

       Orang orang yang seperti inilah yang cahaya nurnya di langit seterang matahari. Aku mengabulkan doa mereka dan Aku akan memberi apa yang mereka minta. Aku terangi kejahilayahannya dengan kelembutan, kebuntuannya dengan berdzikir. Aku terangi kegelapan darinya. Orang orang yang seperti inilah makamnya seperti syurga firdaus sebagai makam syurga yang paling tinggi. Sungai mengalir untuknya tanpa pernah mengering, buah buahan juga tidak akan pernah melayu”. Subhanallah, mungkinkah kita bisa masuk syurga yang sudah disiapkan oleh Allah SWT? Lalu bagaimana dengan “track record” yang dimiliki, apakah sudah sesuai dengan kehendak Allah SWT? 

42.     Banyak jalan menuju Roma. Banyak methode dan cara untuk sampai ke suatu  tujuan. Demikian pula jika kita ingin masuk syurga untuk bertemu Allah SWT, yang dilanjutkan  bertemu dengan Nabi Muhammad SAW berikutnya berkumpul dengan keluarga besar kita disana. Ketahuilah bahwa Syurga adalah milik Allah SWT. Syurga adalah hak Allah SWT, sehingga Allah SWT lah yang memiliki kekuasaan untuk menentukan siapa siapa saja yang bisa menempati syurga-Nya. 

Untuk itu kita harus mengetahui methode dan cara (syarat dan ketentuan) yang ditetapkan oleh Allah SWT selaku pemilik syurga lalu berusaha untuk memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku semaksimal mungkin. Apalagi kita tahu bahwa syurga bukanlah barang  gratisan  yang bersifat murahan dan yang tidak mungkin akan diobral secara murahan oleh Allah SWT. Syurga adalah bentuk penghargaan yang diberikan oleh Allah SWT untuk khalifah-Nya yang sukses melaksanakan tugasnya di muka bumi sesuai dengan konsep Allah SWT. 

Dalam sebuah hadits dikemukakan bahwa Anas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Terdengar seruan pada hari Kiamat dari tengah Arsy: Wahai umat Muhammad! Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku telah hibahkan kepada kalian hak hakKu yang menjadi kewajibanmu dan tersisalah akibat akibat yang harus dipertanggungjawab kan, maka saling berhibahlah kalian dan masuklah syurga dengan rahmatKu” (272:271). 

Lalu bagaimana dengan kita yang bercita cita untuk masuk syurga? Apa yang sudah kita perbuat? Apa yang sudah kita lakukan? Apa karya nyata yang telah kita buat saat hidup di dunia ini yang didasari ridha dan ikhlas semata mata untuk Allah SWT? Apakah cukup dengan pahala kita bisa masuk syurga lalu berapa banyak pahala yang kita butuhkan untuk bisa masuk syurga jika pahala yang menjadi ukuran? 

Syurga bukanlah sesuatu yang bisa disejajarkan dengan pahala karena pahala tidak akan mampu untuk membeli syurga atau memasukkan kita ke dalam syurga. Ridha dan Ikhlas berbuat dalam kerangka kebaikan hanyalah alat bantu untuk masuk ke syurga, tetapi rahmat Allah SWT jualah yang bisa memasukkan kita ke syurga. Seperti apakah rahmat Allah SWT yang bisa memasukkan kita ke syurga? Jika ini kondisinya berarti kita wajib untuk mendapatkannya jika syurga yang menjadi tujuan akhir kita.  

Alangkah bahagianya jika diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita bisa berkumpul di dalam syurgaNya Allah SWT kelak. Lalu bagaimana dengan pemenuhan syarat dan ketentuan masuk syurga yang telah kita lakukan? Kenyataannya masih banyak syarat dan ketentuan yang belum kita penuhi. Perilaku kita masih berseberangan dengan Allah SWT. Perbuatan dosa masih juga kita laksanakan. Lalu bagaimana kita akan masuk syurga?  

Ibnu Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Aku tidak akan memperhatikan hak hak hamba hamba Ku sebelum ia memperhatikan hak hak Ku atasnya” (Hadits Qudsi Riwayat Ath Thabari; 272:125) 

43.    Syurga  bukanlah  kita  yang  menciptakan, melainkan  sesuatu  yang akan dianuge-rahkan oleh Allah SWT kepada kita. Lalu kenapa kita yang mengatur Allah SWT agar diri kita saja yang dimasukkan ke dalam syurga?  Syurga adalah hak Allah SWT dimana hak Allah SWT ini hanya akan diberikan oleh Allah SWT kepada yang berhak menerimannya sepanjang yang berhak tersebut mampu memenuhi hak-hak Allah SWT terlebih dahulu. Jadi jangan pernah merasa diri kita yang  berhak untuk masuk syurga atau jangan pernah merasa yakin akan masuk syurga karena merasa telah memenuhi syarat dan ketentuan yang dikehendaki oleh Allah SWT. Selanjutnya sebagai pelaksana dari hak hak Allah SWT berarti Allah SWT yang memiliki hak untuk menilai serta menentukan hasil akhir dari pelaksanaan hak hak Allah SWT yang menjadi kewajiban diri kita. Sehingga parameter yang berlaku bukanlah parameter dari pelaksana hak hak Allah SWT melainkan parameter Allah SWT sebagai pemilik syurga.    

Sekarang mari kita renungkan kembali perjalanan hidup yang telah kita lalui saat ini. Ketahuilah bahwa hidup itu laksana cermin yang akan menampilkan apa apa yang pernah kita buat dan lakukan. Cermin tidak pernah berbohong, namun diri kitalah yang sering membohongi cermin dengan tidak mengakui apa yang telah ditampilkan oleh cermin. Dimanakah cermin kita? Seperti apakah kualitas cermin kita? Sanggupkah jika menampik atau tidak mengakui, atau mengatakan cermin itu salah dengan mengatakan buruknya watakku, buruknya perilakuku, buruknya kelakuanku karena cermin? Jika sampai ini yang terjadi berarti ada sesuatu yang salah dalam diri kita terutama kewarasan kita. Jangan sampai kita berbuat seperti itu.  

Agar cita-cita untuk pulang kampung ke syurga bukanlah khayalan melainkan sebuah kenyataan. Insprirasi inspsirasi di bawah ini kiranya dapat menjadi pelajaran, pendorong, penyemangat kepada diri kita untuk selalu berusaha memenuhi segala hak hak Allah SWT secara baik dan benar sehingga hak hak kita yang berasal dari Allah SWT menjadi kenyataan, yaitu masuk syurgaNya Allah SWT.   

44.    Seorang manusia tidaklah akan mungkin bisa tahu amalan yang manakah yang dapat menjadi perantara bagi keselamatannya. Sehingga janganlah percaya diri meski telah bertahun tahun beribadah.Allah SWT akan melihat sejauh mana ketaqwaanmu kepadaNya. Sampai saat ini apakah yang telah engkau berikan kepada saudaramu yang membutuhkan dari limpahan nikmat Allah SWT? Renungilah semua itu! Bisa jadi sekeping uang sedekah yang engkau berikan, atau sesuap nasi yang engkau nafkahkan dapat menjadi perantara bagi keselamatanmu. Siapa tahu? 

45.  Cukup ucapkanlah Allah, dengan melakukan hal ini engkau akan masuk ke dalam golongan hamba hamba yang dicintai-Nya. Ucapkanlah Allah dan kerjakanlah segala hal yang dapat menjadikan-Nya ridha!. Semua ini bukanlah teramat sulit, namun dibaliknya ada imbalan syurga. 

46.  Cukup janganlah engkau sombong dengan merasa bangga pada diri dan nafsumu sendiri! Setan hanyalah akan mengganggumu jika engkau melakukan hal yang demikian. 

47.  Janganlah engkau  membuat tawar menawar diantara hamba dengan Allah SWT. Karena jika demikian engkau sendirilah yang akan merugi. Oleh karena itu lakukanlah segalanya hanya dan hanya karena mengharap ridha Allah SWT. Karena imbalan setiap amal yang dikerjakan demi mengharap ridha-Nya adalah imbalan tak terhingga yang tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Cukup ucapkanlah demi Allah, lakukanlah segalanya untuk-Nya. 

48.  Jika perjalanan hijrah, sudah ada dalam taqdirmu, maka dengan merangkak pun pastilah engkau akan menyusuri jalanan! Saat keadaan mengharuskan, maka dalam keadaan seperti apa pun berhijrah harus engkau lakukan. Bukankah Nabi SAW yang telah menjadi rahmat bagi semua alam telah melakukan hal yang demikian. 

49.    Allah SWT pun merahasiakan hal yang rahasia dari hamba hamba-Nya, lalu kenapa engkau malah mencoba mengungkap rahasia saudaramu? Janganlah lupa bahwa engkau juga memiliki sesuatu yang dirahasiakan! 

50.  Allah SWT Maha mencintai umat manusia. Mungkin salah satu dalil paling besar adalah dengan dititahkan-Nya “hakkul adam”, sehingga setiap hak atas sesama harus diselesaikan terlebih dahulu di antara sesama hamba, untuk dimaafkan. Lalu jika engkau tidak mencintai Allah SWT yang mencintaimu melebihi dirimu sendiri lalu kepada siapa engkau akan mencintai? 

51.  Sahabat yang sejati adalah seorang yang saat bertamu tidak memberatkanmu, seba-liknya akan meringankan bebanmu. 

52.   Janganlah engkau duduk dalam jamuan makan seseorang yang sombong, karena Allah SWT tidaklah melihat harta maupunn hidangan yang disuguhkan, melainkan hati seorang hamba. 

53.    Perlakukanlah anak dan istri dengan baik, tunjukkanlah kepada mereka akhlak yang mulia. Karena Allah SWT telah memberikan mereka kepadamu sebagai amanah. Maka tunjukkanlah kesungguhan untuk menjaga amanah itu, yang mana hal ini adalah termasuk ibadah yang mulia. 

54.    Ketika menunaikan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, janganlah menyen-diri sehingga menggantungkan kepada orang lain. Karena bekerja adalah termasuk ibadah yang mulia. 

55.  Berpegang teguhlah pada kebenaran dan carilah rezeki dengan jalan yang halal. Karena Allah SWT akan memberikan berkah pada rezeki seseorang yang mencarinya dengan jalan yang halal. Janganlah engkau tertipu oleh keadaan seseorang yang mengumpulkan harta benda berlimpah dengan menerjang hak hak orang lain. Karena di dunia ini dan atau kelak di akhirat, cepat atau lambat mereka pasti akan dimintai pertanggungjawaban. 

56    Dengan menerima tugas dalam sebuah pemerintahan, bersamaan dengan itu berarti telah memikul tanggung jawab besar. Jabatan yang seperti ini tidak lain adalah seperti baju dari api. Karena banyak orang yang menjadi penjilat, yang memainkan sandiwara demi mendapatkan kekayaan. Sungguh betapa mulianya para pemimpin yang tidak terperangkap kekayaan sehingga mampu mengabdi dan mengabdi untuk rakyat. 

57.    Jika engaku benar-benar  berpikir untuk bersama dengan Allah SWT, maka lihatlah apa yang dibenci dan dicintaiNya, barulah setelah itu berikan keputusanmu!. 

58.    Pilihlah sahabatmu dan juga musuhmu hanya karena Allah SWT, sehingga engkau pun akan menjadi orang yang beruntung. 

59.    Pangkat dan kedudukan yang tertinggi adalah yang dimiliki oleh baginda Rasulullah SAW. Oleh karena itu jika saja orang yang memiliki pangkat dan kedudukan melihat kehidupannya Rasulullah SAW. Mengingat tidak ada orang yang lebih mulia dari pada beliau, lalu kenapa mereka harus menyombongkan diri. 

60.    Janganlah  begitu  cepat  memberi  keputusan untuk berfikir jelek tentang seseorang. Karena hanya Allah SWT Yang Maha tahu akan apa yang ada di dalam hati seorang hamba. Dan janganlah lupa bahwa jika engkau telah berbuat kesalahan, hanya kepada Allah SWT semata tempat engkau mengadukan pertaubatan. 

61.  Allah SWT Maha Mengampuni dan Maha Menyukai hambaNya yang saling maaf memaafkan. 

62.    Saat terjadi  kekhawatiran  akan  rezeki baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, maka saat itu pula ingatlah bahwa: Allah lah Yang Maha memberi rezeki. Mengingat Allah SWT masih memberi izin kepadamu dan kepada orang lain untuk tetap hidup berarti jatah rezeki juga masih akan diberikan kepadamu dan kepadanya. 

63.     Sungguh banyak sekali bahaya yang ditimbulkan oleh kemarahan, sehingga sese-orang haruslah melindungi dirinya dari marah. Dan salah satu perisai pelindung dari bahaya ini adalah menjaukan diri dari sikap sombong. 

64.   Barangsiapa berhasil  melakukan  amal kebaikan, maka bersyukurlah kepada Allah SWT dan barangsiapa telah melakukan perbuatan jelek maka salahkanlah nafsumu.

65.  Janganlah engkau  terperdaya oleh harta benda, kedudukan dan besarnya keluarga seseorang. Janganlah pula engkau tergiur olehnya, karena Allah SWT tidaklah memandang manusia dari segi harta benda dan kekuatannya. Melainkan Allah SWT melihat hati manusia. Banyak orang fakir yang mana hatinya penuh kaya dengan anugerah dari Allah SWT. Sehingga jamuan makannya jauh lebih kaya dari seorang yang paling kaya sekalipun. Janganlah pula engkau lupa tentang orang yang berbuat kedzaliman bajwa takdir di ubun ubunnya adalah berada dalam genggaman Allah SWT. Allah SWT tidak akan berbuat dzalim kepada siapapun, dan Allah SWT juga tidak menyukai orang yang berbuat kedzaliman. 

66.   Dunia ini adalah ibarat sebuah cermin. Apa yang engkau lakukan, itulah yang akan engkau lihat. Di samping itu dunia ini adalah juga ladang bagi kehidupan akhirat. Apapun yang engkau tanam di dunia ini, itu pula yang kelak akan engkau panen. 

67.   Terimalah apapun yang datang dari sisi Allah SWT, karena jika engkau mengeluh, maka jika Allah SWT menghendaki bisa saja Ia membuat hati dan mulutmu tidak bisa bicara. Sehingga engkau pun tidak akan mampu berdoa maupun berkata apa-apa. 

68.   Sepanjang manusia masih bernafas, sepanjang kehidupan masih berlangsung sepan-jang itu pula kesempatan untuk bertaubat masih terbuka. Sebelum segalanya terlambat, haruslah kita berbuat dan berlindung kepada Allah SWT. 

69.  Ketahuilah  akan  hakekat ini: Jika  saja  seluruh makhluk bersatu untuk memberi manfaat kepadamu, niscaya mereka hanyalah akan dapat memberimu faedah sebagaimana bagian yang telah ditentukan oleh Allah. Dan juga jika seluruh makhluk bersatu untuk memberi kerugian kepadamu, maka merekapun hanya akan memberikan kerugian sebanyak yang Allah telah tetapkan kepadamu. Karena pena takdir telah dituliskan dengan pasi tanpa bisa dirubah ubah lagi. 

70.  Jika Allah yang melindungimu, lalu siapakah yang dapat mengalahkanmu? Pedang mana yang dapat melukaimu? Jika engkau berlindung kepadaNya, perampok manakah yang bisa menghalang halangi jalanmu? 

71.   Sikap yang pertama kali diunjukkan oleh seseorang saat menimpa segala hal yang tidak diinginkan adalah ukuran seberapa besar kesabarannya. 

72.   Penyakit akan membersihkan dosa seorang hamba yang menderitanya satu persatu. Sungguh betapa bahagianya seorang yang mampu bertabah dengan penyakit yang dideritanya, yang mampu bersyukur dengan sakit yang sedang dialaminya. Karena saat itu ia sedang dibersihkan jiwanya dan jika meninggal maka ia akan pergi ke alam akhirat dengan keadaan suci.  

73.     Jika engkau merasa telah bertawakkal dengan tidur tiduran, bermalas malasan di atas ranjang tempat tidurmu, maka sungguh engkau adalah orang yang salah dan tertipu. Karena orang yang bertawakkal adalah orang yang senantiasa berusaha sekuat tenaga sembari menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT dan kemudian rela dengan apa saja yang diputuskan oleh-Nya. 

74.     Benar. Allah Yang Maha melimpahkan rezeki untuk manusia, namun Allah juga yang memerintahkan manusia untuk bekerja. 

75.   Engkau kerjakan saja apa yang menjadi tugasmu. Selebihnya serahkan saja kepada Allah SWT. Karena jika hari ini engkau masih hidup, dan jika hari esok juga engkau masih hidup, pastilah Yang Maha menciptakanmu akan mengirimkan rezeki-Nya. 

76.   Allah SWT Maha mencintai hamba yang suka bersedekah. Kepada orang yang suka berderma dan mensedekahkan sebagian dari hartanya Allah akan menambahkan berkah pada hartanya. Sementara kepada orang yang pelit, seperti apapun ia menghitung hitung harta bendanya akan semakin membuat kekayaannya mongering dan membuat hatinya semakin terhimpit. Mungkinkah seorang yang hatinya sempit akan merasa bahagia meski hartanya berlimpah? 

77.      Saat kematian datang, sakit kepala menjadi alasannya, daripada menolak dengan hati meronta, lebih baik mempersiapkan diri untuk kembali kepada Allah SWT dengan hati bersih, dengan hati yang bertaubat sehingga dengan demikian manusia akan mendapati hari akhir yang menguntungkan. 

78.    Seorang yang tuli memang tidak bisa mendengar, namun tuli yang sebenarnya adalah hati yang tidak bisa mendengar. Tuli dari mendengarkan hakekat dan kebenaran, sehingga orang yang seperti ini selalu menipu dirinya sendiri. 

79.     Apa yang menimpa setiap manusia adalah karena kesalahannya, sehingga orang yang sedang tertimpa musibah seharusnya merenungi apa yang telah diperbuatnya dan bukannya menyalahkan taqdir. Sehingga dengan demikian ia pun dapat menjadi orang yang sadar diri. 

80.   Manusia sering kali menyangka kalau apa yang dirasakannya adalah hal yang sebe-narnya. Namun kebaikan dari mereka adalah tertipu. Karena jika seseorang tidak mampu menangkap apa yang dirasakan dalam hati, maka pendapatnya akan setiap hal dan peristiwa adalah kurang. Demikianlah setiap orang kadang harus mendengar dan melihat dengan jiwanya. 

81.     Janganlah  engkau merisaukan hari esok. Cukuplah engkau mengantisipasi untuk hari ini dan selebihnya serahkan kepada Allah SWT. Yakinlah kepada-Nya, berdoalah dan bersandarlah hanya kepada-Nya. Karena peredaran kehidupan ini bukanlah engkau yang mengaturnya, sehingga kerjakanlah sebatas apa yang menjadi tugasmu lalu serahkanlah pengaturan hidup ini kepada-Nya. Dengan demikian engkau pun akan terbebas dari penderitaanmu. 

82.     Janganlah engkau menunda pekerjaan hari ini di hari esok! Karena tidak ada jaminan engkau akan menjumpai hari esok. Janganlah lupa kalau engkau dapat menjumpai hari esokpun pekerjaan yang engkau tunda di hari ini sudah semakin berat untuk engkau kerjakan. 

83.    Setiap  musibah  yang menimpa  kita, meski  ia  terasa  begitu membuat kita bersedih namun kenyataannya ia adalah guru yang baik bagi kehidupan kita. Karena setiap musibah yang menimpa kita dapat mengingatkan agar tidak menimpa kita kembali. 

84.   Terkadang begitu banyak musibah dan kesusahan menimpa seseorang. Bahkan musi-bah dan kesusahan itu datang dengan silih berganti. Saat satu musibah belum juga pergi telah datang lagi musibah yang baru. Namun ketahuilah bahwa dalam keadaan seperti ini salah satu hal yang harus dilakukan adalah berlindung kepada Allah SWT, berdoa kepadaNya dan melakukan penyucian diri dengan apa yang selama ini dilakukan. 

85.      Bekerja,  berusaha  dan  jadilah  orang  kaya! Lakukanlah  semua ini  asalkan  engkau tidak sampai menempatkan harta dunia di dalam hatimu. Ketahuilah bahwa dengan berlebihnya harta akan memungkinkan untuk bisa lebih berderma. Namun takutlah dirimu dengan melekatnya cinta harta dalam hatimu. Karena pemilik hatimu adalah Allah SWT. Jika engkau menempatkan sesuatu yang lain dalam hatimu, maka Allah tidak akan pernah berada di sana. 

86.    Sungguh dengan bersabar seseorang telah mendapati keadaan yang begitu luar biasa. Bahkan terkadang seorang yang bersabar dibuat terheran heran dengan keistimewaan luar biasa yang dialaminya. 

87.   Mengambil hati  seorang  fakir yang benar benar membutuhkan, bisa jadi jauh lebih mulia daripada mengunjungi Ka’bah. Benar Ka’bah adalah rumah Allah namun Allah tidak pernah keluar dari hati seorang hamba fakir yang hatinya bersedih. 

88.   Seorang muslim haruslah pula seorang yang menjadi contoh yang baik. Jika engkau menjadi contoh yang jelek, maka tanggung jawabnya adalah besar. 

89.    Setiap orang akan menanggapi setiap hal dan peristiwa sesuai dengan sudut pandang-nya masing masing. Dan setiap sudah pandang pastilah berbeda satu sama lainnya. Jika engkau memahami hakekat ini, maka engkau tidak akan merasa kecewa dengan seseorang. 

90.   Jika suatu kejadian, suatu keadaan yang tidak kita inginkan selalu dibesar-besarkan dalam pikiraan, maka alam bawah sadar akan memberi sinyal ada bahaya sehingga seluruh anggota badan, seluruh sel akan menjadi panic, gusar, seolah olah benar benar ada bahaya. Hal ini akan mengakibatkan adanya gangguan dalam tubuh, Demikianlah pikiran jelek (negative thingking) selalu akan mengakibatkan stress, depresi, galau, gelisah yang akan mengakibatkan gangguan fisik secara bersamaan. Di lain sisi, tanpa disadari suatu kejadian yang sempat membuat manusia bersedih akan selalu terbayang dan seolah terjadi kembali dalam angan-angan. 

Dalam keadaan seperti inilah. Manusia pada dasarnya sangat berpeluang besar untuk berpemikiran negatif, sehingga dalam keadaan seperti ini pemikiran negatif akan tersimpan ke dalam alam bawah sadar. Jika suatu pikiran telah masuk ke dalam alam bawah sadar, maka ia akan tersimpan tanpa mempertimbangkan benar benar atau salahnya, ia langsung disimpan apa adanya. 

Sebenarnya jika manusia bisa melawan, bisa fokus dengan solusi dari keadaan yang membuatnya bersedih, bisa meyakinkan diri kalau keadaan yang tidak diinginkan tidaklah akan berlangsung sepanjang masa, kalau hidup masih terus berlanjut, kalau dalam kehidupan ini juga banyak hal yang indah dan menyenangkan, jika saja manusia mau mencari dan terus mencari jalan untuk mengubah keadaan yang negatif menjadi positif dan ma uterus menerus memasukkan ke dalam alam bawah sadarnya, maka yakinlah manusia pasti akan mendapati kehidupan yang berjalan ke arah positif. Dalam hal ini tentu saja kita tidak bisa mengatakan hiduplah tanpa kesedihan dan derita, melaikan manusia mau tidak mau akan mengalami kehidupan yang membuatnya bersedih (stress, galau, resah, gelisah) di samping kehidupan yang membuatnya bahagia. 

Kehidupan ini harus diterima dengan segala sisi positif dan juga negatif yang ada padanya. Adakah orang yang sepanjang hidupnya hanya merasa bahagia tanpa sedikitpun pernah bersedih? Karena itu jika suatu saat datang keadaan yang membuat kita bersedih mau tidak mau kita harus menjalaninya, tetap bersedih namun jangan sampai berkepanjangan. Jika seseorang yang sedang mengalami musibah kerabat dekatnya meninggal, mungkinkah ia akan langsung berhenti bersedih saat dikatakan kepadanya untuk jangan bersedih? Demikian lah manusia harus menjalani masa masa bersedih, namun jangan sampai berlarut larut, apalagi sepanjang usia. 

Selalu  bersedih dapat menjadikan seseorang jatuh sakit. Selalu merasa pedih, murung, marah akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh. Stress dapat mengakibatkan gangguan pada manusia, seperti gangguan pada perasaan; gangguan pemikiran, gangguan dalam perilaku; gangguan secara kejiwaan; gangguan pencernaan; gangguan pada sistem noro/endokrin; gangguan pernapasan; gangguan pada sistem persendian/urat; gangguan pada kekebalan tubuh; gangguan pada sistem reproduksi dan gangguan pada kardiofaskuler. Mungkin stress dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia lebih dari apa apa yang kami kemukakan di atas. Lalu dalam keadaan seperti ini apa yang harus kita lakukan? Mengenai hal ini, manusia harus menerima bahwa menghilangkan stress adalah sama sekali tidak mungkin. Namun kita bisa menghindarkan diri dari bahaya dan kerugian yang ditimbulkan olehnya. 

Terlepas dari semua yang telah kami kemukakan, mungkinkah manusia hanya mengingat Allah SWT yang jauh lebih dekat kepadanya dari urat nadinya hanya pada saat tertimpa musibah saja? Lupa dalam hari hari bahagia? Karena seseorang yang mengenal Allah SWT sebagai sahabat sejati, yang memahami bahwa taqdir setiap manusia berada di tanganNya, yang mengetahui kalau segala kebaika dan keburukan adalah dariNya, adalah sesorang yang tidak akan merasakan apa yang dinamakan dengan stress, resah, gelisah ataupun galau. Hal ini dikarenakan mereka memiliki keyakinan kalau Allah Maha menyertainy, Maha melihat dan mendengarnya. 

Sungguh betapa bahagianya orang yang senantiasa bekerja sekuat tenaga, berjuang keras untuk menyelesaikan segala permasalahanya, namun dengan sepenuh kesadaran ia faham bahwa tenanga dan kemampuannya tidak akan pernah cukup untuk segalanya. Sehingga dirinya akan selalu bersandar kepada Allah SWT, berserah diri, yakin kepadaNya. Dalam keadaan seperti ini jika saja semua orang meninggalkannya, ia setiap saat selalu merasa jika Allah SWT senantiasa menyertainya. Seorang yang dengan sepenuh keyakinan memiliki pemahaman seperti ini juga akan selalu bersandar kepada Allah SWT saat mengalami benturan stress. Lalu mungkinkah seorang akan mengalami stress ketika Allah senantiasa ada untuknya? Mungkinkah stress dapat melanda dalam kurun waktu yang lama pada seseorang yang senantiasa berlindung kepada Allah SWT? 

Sistem keyakinan seseorang akan menentukan mana yang mungkin dan mana yang tidak mungkin. Jika manusia yakin dapat melakukan sesuatu, maka sinyak bahwa anda mampu mengerjakannya akan dikirim dalam bentuk sinyal positif kepada otak. Bersamaan dengan itu metabolisme tubuh akan bekerja sesuai dengan dukungan sinyal ini. Jika manusia merasa yakin tidak dapat melakukan suatu hal, maka sinyal ini akan disampaikan kepada sistem syaraf, sehingga otak juga akan mendapatkan kode kode negatif, yang pada akhirnya manusia akan terpengaruh untuk tidak melakukan sesuatu. Demikian jika manusia benar benar meyakini bahwa suatu hal adalah nyata maka metabolism akan bekerja sesuai dengan jika ia adalah nyata. 

91.  Janganlah  pernah  manusia lupa bahwa baginya ada batasan yang tidak mungkin, baginya ada batas batas tertentu. Namun bagi Dzat Yang Maha memiliki jagad raya ini tidaklah begitu. Bagi Allah SWT cukup bertitah “jadi” maka jadilah karena Ia adalah Dzat Yang Maha memiliki kekuatan tak terbatas, sehingga jika manusia bersandar diri kepada Dzat yang sedemikian maha memiliki kekuatan tak terbatas, percaya dan memohon kepadaNya, maka manusia akan terheran heran dengan semua pintu yang tiba tiba terbuka luas untuknya. Dalam keadaan seperti inilah manusia “Jangan stress, jangan bersedih, jangan galau, jangan resah dan gelisah, Allah Maha Ada!’ “Allah Ada, Masalah Tiada” 

92.  Janganlah engkau bergantung kepada manusia karena hanyalah Allah satu satunya pintu tempat engkau bersandar dan menggantungkan harapan. 

93.   Setiap orang menjadi jelas siapa dirinya dengan perbuatannya, entah besar entah kecil, entah baik entah buruk. 

94.   Jangan sekali kali engkau iri dengan keberadaan orang lain sehingga mengeluhkan keadaanmu sendiri! Karena tidaklah ada yang pasti apa yang akan terjadi padamu di hari esok, demikian pula apa yang akan terjadi pada yang lain di hari esok. Sehingga tetaplah engkau bersyukur dengan keadaanmu! Nantikanlah imbalan dari amal perbuatannya hanya kepada Allah semata, bukan kepada yang lainnya.

95.   Setiap manusia haruslah mencari sisi yang baik dari setiap kejadian. Janganlah lupa kalau terkadang sesuatu kejadian yang terlihat jelek bagi kita, namun dalam alam ghaib ia adalah kebaikan yang sesungguhnya. 

96.      Apa yang dilihat oleh seseorang pada yang lainnya sebenarnya adalah banyak dari isi hatinya sendiri. 

97.    Jika Allah SWT telah mengunci hati seseorang, maka orang itu akan buta, tuli, dan bisu meski terhadap kebenaran yang nyata. Jika saja orang itu masih bersikeras dengan sikapnya yang seperti ini, maka Allah SWT tidak akan membuka kembali kunci hatinya. 

98.   Benda benda di jagad raya ini yang engkau sangka sebagai benda mati, jika diteliti dengan alat mikroskop maka akan didapati bahwa jaringan atom mereka mengalami pergerakan. Dengan perantara limpahan kasih sayang dan kecintaan baginda Rasulullah sebagai Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam telah menjadikan benda yang kita sangka sebagai benda mati dapat berbicara. Oleh karena itu tunjukkanlah olehmu cinta dan kasih sayang kepada semua makhluk baik yang hidup dan mati. Siapa tahu mungkin karena cinta dan kasih sayangmu makhluk yang engkau sangka sebagai benda mati pun dapat menjadi perantara bagimu untuk mendapatkan ridha Allah SWT. 

99.   Janganlah engkau berdebat dengan orang bodoh dan keras kepala. Karena engkau tidak akan mungkin menang, dikarenakan hati mereka telah terkunci dari kebenaran. Jika seorang nabi pun berlari daripadanya, maka berlarilah juga dirimu daripadanya. 

100. Janganlah  engkau  merendahkan  atau meninggikan seseorang hanya karena pe-nampilan luarnya! Karena hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui isi hati seorang hamba.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar