Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 19 Juni 2024

JALAN MENUJU KEHADIRAT ALLAH SWT (PART 2 of 4)

 

 

B.     SUNGGUH KAMU DATANG KEPADA KAMI SENDIRI SENDIRI.

 

Apabila  kematian datang kepada diri kita, maka selanjutnya adalah kita menghadap kepada Allah SWT dalam kondisi sendiri sendiri, bukan secara berjamaah, bukan pula bareng-bareng dengan keluarga untuk bertemu Allah SWT. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Al An’am (6) ayat 94 berikut ini: “Dan kamu benar benar datang sendiri sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafaat (pertolongan) besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah). (surat Al An’am (6) ayat 94)”.

 

Ayat ini menunjukkan kepada diri kita bahwa kita akan terlepas dari hubungan kekeluargaan, terlepas dari hubungan kekerabatan, atau terlepas dari  hubungan kelompok tertentu, saat bertemu dengan Allah SWT. Yang menyertai diri kita di alam akhirat hanyalah amal perbuatan kita, baik yang masuk dalam kategori kebaikan ataukah dalam kategori keburukan.

 

Untuk itu, ketahuilah bahwa proses menuju kematian yang akan kita hadapi juga harus kita hadapi secara sendiri sendiri atau secara individual. Orang lain, keluarga, handai taulan, hanya bisa mendoakan atau membantu mentalqinkan syahadat kepada diri kita saat sakratul maut tiba. Namun proses dari sakratul maut itu, kita sendirian yang menghadapinya, bukan bersama mereka.

Selain daripada itu, kita juga akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu tentang hidup yang kita jalani secara individual, satu persatu berdasarkan catatan yang dipertunjukkan oleh malaikat Raqib dan malaikat Atid kelak di hari berhisab. 

 

Sebagai orang yang sedang menunggu giliran untuk menghadap Allah SWT melalui proses kematian, ketahuilah bahwa kita tidak akan pernah tahu kapan, dimana dan bagaimana proses kematian itu terjadi pada diri kita. Allah SWT berfirman:  “Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati, Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (surat Luqman (31) ayat 34)”.

 

Semua hal tentang kematian ada di dalam rahasia Allah SWT dan malaikat maut hanya melaksanakan tugasnya sesuai dengan kualitas diri kita sendiri atau sesuai dengan amal perbuatan yang kita lakukan saat hidup di dunia, sebagaimana hadits yang kami kemukakan berikut ini: “Sungguh Allah Ta’ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh, niscaya Allah akan menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling taqwa. (Hadits Riwayat Ath Thabrani dan Muslim)”. Jadi, sudahkah kita mempersiapkan kematian bagi kematian diri kita sendiri, apakah husnul khatimah ataukah suul khatimah, yang jelas segala resiko tanggung sendiri.

 

C.      JADIKAN KEMATIAN SEBAGAI NASIHAT.

 

Sesungguhnya manusia pasti mengalami adanya akhir dari kehidupan. Waktu kematian, ketika seorang tiran menjadi hina, pendurhaka menjadi tertunduk lesu, pemberontak menjadi urung, dan pendosa menjadi bertobat. Saat kematian adalah saat yang memiliukan, sebab sama sama dialami oleh raja dan rakyatnya, atasan dan bawahan, tua dan muda, si kaya dan si miskin. Saat kematian adalah saat yang membuat kita lupa pada masa lalu itu pasti akan kita lalui, saat yang membuat seseorang teringat perhitungannya dengan Allah. Apa yang sudah diperbuatnya? Apa yang sudah ia persembahkan? Kemana saja ia gunakan waktu yang dimilikinya, apakah untuk bersenda gurau dan bermain? Atau bergaul dengan orang orang yang baik?

 

Kalaulah ada orang yang lolos dari kematian, mestilah Nabi Muhammad SAW yang lolos dari kematian. Tetapi beliau tidak lolos. Beliau melewati saat yang juga dilewati oleh setiap manusia biasa pada umumnya, padahal beliau adalah manusia paling mulia di sisi Allah. Bedanya dengan manusia yang lain adalah beliau menerima kematian dengan lapang dada karena beliau telah beramal dengan baik untuk Allah SWT. Lalu apa yang bisa kita perbuat dengan keadaan ini?

 

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita melalui hadits haditsnya berikut ini: “Perbanyaklah mengingat kematian, sebab akan menghapuskan dosa dan menumbuhkan sikap zuhud (tidak tamak/rakus terhadap sesuatu yang bersifat duniawi) (Hadits Riwayat Ibnu Abid Dunya). Dimana orang yang sering mengingat kematian akan bersikap tidak tamak akan sesuatu yang bersifat duniawi, yang tentunya sangat menguntungkan bagi kepentingan akhiratnya.

 

Sedangkan berdasarkan hadits berikut ini: “Rasulullah SAW bersabda: Perbanyaklah mengingat kematian, niscaya kamu akan terhibur dari kelelahan dunia. Dan hendaklah kamu bersyukur, sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah untukmu. Dan perbanyaklah doa, sesungguhnya kamu tidak tahu kapan doamu akan terkabul. (Hadits Riwayat Ath Thabrani)”. Nabi SAW mengemukakan bahwa mengingat kematian akan mampu menghibur diri kita dari kelelahan perjuangan hidup di dunia ini. Lalu masih ada lagi lagi manfaat yang di dapatkan dari mengingat kematian berdasarkan hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah olehmu mengingat si penghancur segala kenikmatan, yaitu kematian. Sesungguhnya tidaklah seseorang yang mengingat kematian dalam kesempitan hidup kecuali Allah memberikan kelapangan kepadanya. Tidaklah seseorang mengingatnya dalam kelapangan hidup kecuali Allah memberikan kesempitan baginya. (Hadits Riwayat Al Baihaqi dan Ibnu Hibban)”.

 

Dan yang tidak kalah penting dari mengingat kematian adalah diringankannya akan sakitnya kematian, sebagaimana hadits berikut ini: “Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (Hadits Riwayat Adh Dailami)”. Berdasarkan empat buah hadit diatas, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan kepada setiap umatnya termasuk kepada diri kita, untuk sering sering mengingat kematian dikarenakan sangat bermanfaat.

 

Agar diri kita mampu mengingat kematian, atau mudah saat merasakan kematian, berikut ini akan kami kemukakan beberapa hal yang kiranya dapat menggugah diri kita agar selalu ingat akan kematian, yaitu:

 

1.     Sering-seringlah melakukan ziarah kubur. Jangan sampai anda lalai dari berziarah kubur gara gara sibuk dengan perdagangan, pameran, istana, rumah, hobbi, pesta, pohon atau taman. Adakan ziarah kubur, lalu berdirilah sesaat seraya mengingat ingat dimana kawan kawan yang dulu bersamamu? Di mana orang orang yang kamu kenal? Di mana orang orang yang dulu bersenda-gurau denganmu?

 

Wejangan wejangan inilah yang memberikan pelajaran yang tidak terlupakan kepada Anda. Jadi, Anda harus berdiri di dekat kuburan, walaupun hanya sekali sebulan, untuk mengingat ayah, ibu, paman, nenek, anak Anda atau mengingat orang orang yang telah meninggal dunia.

 

2.  Selalu memanfaatkan waktu yang ada dengan cara menentukan adanya waktu khusus untuk belajar guna menambah pengertian dan pemahaman tentang diri, tentang Allah dan tentang Diinul Islam, tentang kehidupan dan tentang kematian. Sehingga kita mampu merasakan nikmatnya bertuhankan kepada Allah dari waktu ke waktu melalui ibadah yang bersifat bathiniah tanpa melanggar syariat dan juga mampu mempersiapkan diri untuk menyongsong kematian.

 

3.   Membaca kitabullah yang diikuti dengan memahami dan mentadaburinya, seba-gaimana hadits berikut ini: Nabi SAW bersabda: : “Bacalah AlQur’an dan naiklah ke derajat yang paling tinggi, lalu bacalah dengan runtut sebagaimana kamu pernah membacanya di dunia. Karena sesungguh derajatmu sangat tergantung pada ayat terakhir yang telah kamu baca (Hadits Riwayat Ahmad)”

 

4.     Berkawan dengan orang orang shaleh. Keuntungan bergaul bersama mereka antara lain; rahmat turun dali langit, merasa tenang, Dia menyebut dirimu di antara makhluk yang berada di sisiNya. Orang orang shaleh akan mengingatkan kita kepada kematian dan kehidupan akhirat. Mereka tidak melengahkan kita dari kedua perkara itu dengan hal hal yang sia sia seperti dilakukan oleh kawan kawan yang tidak shaleh.

 

Semoga Allah SWT mengganti keadaan kita dengan yang lebih baik lagi, mengembalikan kita ke jalanNya dengan cara yang baik, menolong kita, menghiasi kita dengan iman, islam dan ikhsan, mengingatkan kita akan kematian yang pasti tiba, menjadikan kita orang orang yang mempersiapkan diri sebaik baiknya untuk kematian, dan menjaga waktu, usia dan kehidupan kita. Sesungguhnya hanya Dia yang kuasa melakukan itu semua kepada kita.

  

D.     ADANYA GANGGUAN MENJELANG SAKRATUL MAUT.

 

Dalam kitab At Tadzikirah, karya Imam Al Qurthubi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ketika ajal akan mendatangi seorang hamba manusia, ada dua setan yang duduk di sampingnya. Satu di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Setan yang berada di sebelah kanan berwujud seperti ayah manusia tersebut dan berkata, “Anakku, dulu aku bersikap lembut dan menyayangimu. Akan tetapi, aku mati beragama Nasrani dan memang Nasrani adalah agama yang paling baik. Sementara yang disebelah kiri berwujud seperti ibundanya dan berkata, “Anakku, perutku dulu adalah ruang tumbuhmu, susuku adalah air minummu, dan kedua pahaku adalah tempat lahirmu. Akan tetapi, aku mati beragama Yahudi dan memang Yahudi adalah agama yang paling baik.” Hadits ini menerangkan bahwa ketika nyawa manusia siap terlepas dan terangkat, orang itu akan menghadapi cobaan dan gangguan.

 

Ketika itu, Iblis mengerahkan, meminta perhatian, dan melimpahkan tugas khusus kepada beberapa kawannya untuk menggoda, mengganggu orang yang akan mengalami sakratul maut. Bala tentara Iblis itu pun akhirnya mendatangi orang yang sedang merasakan sakitnya sakratulmaut. Mereka menampakkan wujud seperti kekasih kekasih orang yang akan meninggal itu, yang telah meninggal terlebih dahulu dan selalu menasehatinya saat masih hidup di dunia, seperti kedua orang tua, saudara laki laki dan perempuan, dan sahabat karib.

 

Mereka pun berkata, “Fulan, engkau akan mati, sementara kami telah mati terlebih dahulu. Jadi, matilah sebagai orang Yahudi, karena ialah agama yang diterima Allah”. Jika penjelmaan syaitan yang pertama sudah pergi dan ditolak, maka datanglah syaitan yang lain seraya berkata, Jadi, matilah sebagai orang Nasrani karena ialah ahama Isa al Masih. Agama Musa pun digantikan dengan Nasrani. Mereka menyebutkan keyakinan keyakinan semua agama yang ada.

 

Namun, jika Allah menghendaki hidayah dan sikap yang tegar dalam diri seseorang, maka rahmat pun akan datang kepadanya. Ada yang mengatakan bahwa rahmat tersebut adalah berwujud Malaikat Jibril yang mengusir syaitan dan mengusap kesedihan dari wajah orang tersebut. Seringkali kita melihat orang yang meninggal dalam keadaan tersenyum, karena bahagia mendapatkan kabar gembira dari sisi Allah SAW. Sang Malaikat, “Fulan, tidak tahukah engkau siapa aku? Aku adalah Jibril, sedangkan mereka syaitan, musuh musuhmu. Untuk itu, matilah sebagai orang yang memegang agama yang lurus dan syari’at Islam. Tidak ada yang hal yang lebih dicintai seorang hamba manusia dan membuatnya bahagia, selain kabar gembira tersebut. Beberapa saat kemudian, nyawanya dicabut ketika menghelakan napas terakhir setelah mengucapkan kalimat tauhid.

 

Syaitan sebagaimana penjelasan hadits di atas, akan menyertai manusia menjelang ajalnya tiba untuk memalingkan dari kebenaran dan juga untuk membatalkan fasilitas yang diperoleh oleh orang orang yang mampu mentalkinkan syahadat sebagai perkataan terakhir seseorang, yaitu memperoleh syurga. Adanya kondisi ini maka kita diwajibkan untuk mendampingi orang yang sedang menuju sakratulmaut, agar gangguan dan godaan syaitan dapat dihindarkan dan fasilitas terakhir berupa syurga melalui kata kata terakhirnya berupa syahadat bisa diraih oleh yang bersangkutan.

 

E.    PEDIH DAN PERIHNYA SAKRATUL MAUT.

 

Sakratul maut adalah kesulitan dan beratnya menghadapi proses dipisahkan antara jasmani dengan ruhani seseorang. Jika sudah waktunya, kematian akan mendatanginya. Hal ini dapat disaksikan oleh mata telanjang manusia. Sebagaimana hadits berikut ini: “Rasulullah SAW bersabda: “Seorang hamba yang shaleh pasti mampu mengatasi kematian dan sakratul mautnya. Sebagian persendiannya akan menyelamatkan persendian lainnya. Sakratul maut akan berkata: “Assalamu’alaika. Engkau akan berpisah denganku dan aku akan berpisah darimu hingga hari kiamat.”  Dan jika seorang hamba Allah SWT sudah berada diambang kematian, maka mulutnya terkunci. Tak sepatah katapun yang dapat diucapkannya.

 

Ketika itu datanglah empat Malaikat secara bergantian. Setelah mengucapkan salam (jika orang yang meninggal itu Islam), masing masing malaikat memberitahukan akhir masa tugasnya terhadap orang tersebut. “Selama ini aku yang ditugaskan mengurus rezekimu, dan telah kutunaikan dengan baik,” kata malaikat pertama. “Sekarang sudah tidak kudapatkan lagi rezeki untukmu, baik di belahan bumi timur maupun di belahan bumi barat.”

 

Malaikat kedua pun melaporkan akhir tugasnya untuk calon mayit, “Akulah yang diperintahkan mengurus minuman yang engkau butuhkan. Tapi kini sudah tidak kuperoleh lagi setetespun jatah minuman untukmu.” Sesaat setelah itu, malaikat ketiga menghampiri, “Selama hidupmu, akulah yang dipercaya mencari dan menyambungkan nafasmu. Tetapi sekarang ini sudah tidak kutemukan lagi nafas untukmu”. “Ajalmu sepenuhnya dipercayakan kepadaku,” tutur malaikat keempat. “Dan sekarang telah habis masanya”.

 

Setelah ke empat malaikat itu pergi, tibalah giliran Malaikat Raqib dan Malaikat Atid datang menghampiri hamba Allah yang akan meninggal dunia tersebut. Mereka melaporkan semua catatan tentang tingkah laku calon si mayit selama hidupnya. Yang mereka catat, tentu saja, sepak terjang si calon mayit sejak menginjak usia baligh, dimana sudah berkewajiban menjalankan syariat Islam. Sebab orang yang belum baligh tidak ada kewajiban untuk menjalankan segala peraturan.

 

Malaikat Raqib adalah malaikat yang bertugas mencatat amal amal kebaikan seseorang, sedangkan Malaikat Atid adalah malaikat yang bertugas mencatat amal amal keburukan seseorang. Kedua malaikat ini di dalam melaksanakan tugasnya mempergunakan “cctv system” dengan “hard disk:  terbesar dan tercanggih” sehingga tidak ada yang terlewat sedetikpun. Semuanya bisa terekam dengan baik, rapi, dan bisa diputar ulang pada saat yang tepat. Alhamdulillah, saat ini cctv sedang bekerja untuk kebaikan diri kita.

 

Lalu bisakah kita menghapus, menghilangkan atau memanipulasi atas cctv system ini dengan cara merubah, menambah atau menguranginnya? System cctv yang dioperatori oleh Malaikat Raqib dan Malaikat Atid tidak bisa diintervensi oleh siapapun juga, termasuk oleh Allah SWT sendiri, sehingga apa yang tampil kelak sesuai dengan aslinya, utuh, tanpa ada editan disana sini. Malaikat Raqib sebagai operator cctv system untuk kebaikan, akan memutarkan kembali seluruh kebaikan yang pernah dilakukan oleh si calon mayit.

 

Selesai menyimak rekaman amal perbuatan baiknya, senyum hamba yang akan mati itu mengendap. Masih ada yang ia sesalkan, mengapa tidak mencurahkan segenap harta, tenaga dan nyawanya sepanjang usianya itu untuk mengabdi kepada Allah SWT semata? Sesaat kemudian, hamba yang akan mati itu menjadi murung melihat kehadiran Malaikat Atid yang tidak ramah selaku operator cctv system untuk keburukan.

 

Menyaksikan daftar dosa dosanya yang cukup panjang, hamba yang akan mati itu baru menyadari bahwa dirinya telah menjadi orang yang merugi. Sesaat kemudian terlintas di pikirannya tentang siksa kubur, dan bara api neraka. Lalu ia menangis menggigil ketakutan sampai kedatangan Malaikat Izrail melaksanakan tugasnya. Dari sekelumit cerita yang kami kisahkan, dapatlah dimengerti, mengapa setiap orang yang akan meninggal dunia terus menerus menatap langit langit. Dan apabila diajak berbicara oleh orang orang yang mendampinginya, ia hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan kepala.Kematian sangatlah pahit rasanya. Ia telah dirasakan dan akan dirasakan oleh semua orang sebagaimana tiap tiap jiwa akan merasakan mati.

 

Berikut ini akan kami kemukakan beberapa dalil yang menerangkan bagaimana beratnya sakratul maut. Semoga dengan adanya dalil ini dapat kita jadikan pelajaran, bahan renungan dan peringatan bagi kita, agar kita selalu mawas diri dari waktu ke waktu terutama di sisa waktu yang kita miliki. Allah SWT berfirman: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar benarnya. Itulah yang kamu lari daripadanya. (surat Qaf (50) ayat 19)”. Jika sakratul maut datang kamu tidak akan bisa lari daripadanya. Lalu dipertegas lagi oleh Allah SWT melalui firman-Nya: “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat saat orang orang yang zhalim berada di dalam tekanan sakaratul maut. (surat Al An’am (6) ayat 93)”. Kondisi sakratul maut sangatlah luar biasanya tekanannya bagi orang orang yang zhalim. Apalagi jika nafas seseorang telah mendesak sampai ke kerongkongan. Luar biasa sakitnya, ini dikemukakan oleh Allah SWT melalui firmanNya berikut ini: “Sekali kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan. (surat Al Qiyamah (75) ayat 26)”.

 

Selain ketiga ayat yang telah kami kemukakan di atas, ada dua hadits yang menjelaskan tentang saat saat manusia mengalami sakratul maut datang, atau saat sakratul maut menjelang, dan sesakit apa kepedihannya. “Rasulullah SAW bersabda: Cara Malaikat Maut mencabut nyawa itu lebih kejam daripada seribu sabetan pedang. Dan tidak ada satu orang beriman pun yang mati, kecuali setiap keringat akan terasa sangat sakit. (Hadits Riwayat Abu Nu’aim dari Atha bin Yasar, Hilyatul Al Auliya)”.

 

Menurut hadits ini sakitnya sakratul lebih kejam dari seribu sabetan pedang. Sedangkan menurut hadits berikut ini: “Diriwayatkan bahwa Izrail ketika dicabut nyawanya (oleh Allah SWT), yaitu setelah semua mahluk mati, ia berkata, “Demi keagunganMu, seandainya aku tahu bagaimana sakitnya sakaratul maut sebagaimana yang aku rasakan sekarang, maka aku tidak akan mencabut nyawa orang beriman. (Abdul Azis Asy Syinnawi, Mereka bertanya kepada Nabi, Amzah, Jakarta, 2010)”. Hadits ini menerangkan bahwa malaikat maut hanya melaksanakan tugas semata tanpa pernah tahu betapa sakitnya orang yang dipisahkan ruh/ruhani dengan jasmaninya.

 

Demikian beratnya sakaratul maut. Beberapa orang yang mengalaminya ada yang pingsan, atau lupa akan akalnya. Sakaratul maut adalah perkara yang benar dan pasti akan terjadi. Ia akan datang kepada siapapun. Dari Anas ra, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda, “Malaikat memeluk hamba (yang sedang menghadapi sakaratul maut) dan menahannya.Karena jika tidak demikian, ia akan lari dari gurun dan daratan karena dahsyatnya sakaratul maut. (Abdul Azis Asy Syinnawi, Mereka bertanya kepada Nabi, Amzah, Jakarta, 2010).

 

Bagi orang yang mengingkari datangnya kematian, mereka akan melihat dengan mata kepala sendiri betapa pedihnya sakaratul maut. Padahal, saat itu pintu taubat sudah tertutup. Rasulullah SAW bersabda: “Nyawa seorang mukmin keluar dengan setetes demi setetes. Sedangkan nyawa orang kafir keluar/dicabut seperti dicabutnya nyawa seekor keledai. Seorang mukmin yang mengerjakan dosa, maka sakaratul mautnya semakin berat, karena perbuatan dosa itu agar dosanya dapat dihapuskan. Seorang kafir yang mengerjakan kebaikan, maka sakaratul mautnya akan semakin ringan karena kebaikan itu, sehingga dengan demikian kebaikannya sudah terbalas (dan tidak ada lagi sisa kebaikan yang dapat menjaga dari api neraka).” (Abdul Azis Asy Syinnawi, Mereka bertanya kepada Nabi, Amzah, Jakarta, 2010).

 

Kematian adalah akhir dari kehidupan seorang manusia di dunia, tidak ada lagi pengulangan setelahnya (sakratul maut hanya dialami sekali oleh seorang manusia). Namun walaupun hanya sekali dahsyatnya sangat luar biasa, terutama bagi orang kafir, zhalim dan munafik. Ingat, Allah SWT mengemukakan tentang hakekat kematian dan dahsyatnya sakratul maut bukan untuk menakut nakuti manusia, melainkan bertujuan agar orang-orang yang sombong dapat mengambil pelajaran, sedangkan bagi orang orang yang sedang lupa bisa segera sadar bahwa sakratul maut itu adanya seperti itu sehingga ia tidak mengalami hal ini.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar