Rahasia kesuksesan
dan kebahagiaan hidup itu sesungguhnya terletak pada kemampuan kita menyerap
makna dari pelajaran-pelajaran yang ada di alam semesta ini (alam semesta ini
adalah internet sejati yang berasal dari Allah SWT). Kemudian hal-hal tersebut
diproses lebih lanjut oleh hati nurani menjadi suatu keyakinan yang mantap.
Selama manusia belum memiliki kejernihan pandangan maka ia tidak akan dapat
menemukan jalan yang akan membawanya pada kesuksesan dan kebahagiaan.
Allah SWT berfirman: “Allah
menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang AlQuran dan As Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (surat Al
Baqarah (2) ayat 269).” Hanya orang orang yang diberi hikmah yang
selalu membasahi bibirnya dengan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb
semesta alam. Ucapan tersebut kemudian diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sinilah kita sadar bahwa Allah SWT yang mengatur segala sesuatu di alam,
termasuk perilaku manusia. Maka sudah selayaknya kita rela diatur oleh sang
Khalik karena kita adalah makhluk.
Berikut ini akan kami
kemukakan beberapa bahan renungan yang harus kita jadikan hikmah kehidupan
dalam kerangka memudahkan kita untuk merealisasikan Visi Akhirat yang telah
kita miliki.
1. Pernahkah kita merenung bahwa yang membuat nikmat itu adalah keterbata-san? Misalnya telinga,
dibatasi pendengarannya oleh Allah SWT. Seandainya pendengaran kita tidak
dibatasi niscaya gemuruh pabrik di sekitar kita akan terdengar. Semua aktivitas
di dunia akan terdengar oleh telinga kita sehingga tidak nikmat lagi hidup ini.
Tidur tidak bisa nyenyak karena telinga terus mendengar suara bising di
sekitarnya. Allah SWT berfirman: “dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah,
niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (surat An Nahl (16) ayat 18).”Begitu
pula mata kita, penglihatannya tidak tembus pandang, kemudian apa yang terjadi
jika penglihatan kita bisa tembus pandang? Banyak mudharatnya ketimbang
manfaatnya. Lalu pernahkah kita merenung, siapa yang bisa menghitung jumlah kedipan
mata? Sekiranya mata ini tidak berkedip, akan terjadi keanehan dan ketakutan
karena mata kita melotot dan hilang keindahannya.
Lalu, pernahkah kita
merenung, ketika kita mau tidur, Allah SWT membuat proses mengantuk terlebih
dahulu. Sekiranya tidak, dan manusia tidur begitu saja tiba tiba, maka dunia
akan kacau, saling tabrak satu sama lain. Maha Sempurna Allah SWT, bahwa ternyata
yang membuat nikmat adalah keterbatasan. Dalam hal makan, misalnya, begitu
kenyang lantas berhenti, Andaikata tidak ada rasa kenyang maka kita akan makan
terus tanpa berhenti sehingg tidak terasa nikmat lagi. Nikmatnya makan ketika
lapar dan nikmatnya lapar ketika kenyang.
2. Pernahkah pada saat
kita duduk santai dan menikmati hari, tiba tiba terpikir-kan oleh kita untuk
berbuat sesuatu kebaikan untuk orang lain?
ITU ADALAH ALLAH SWT YANG SEDANG
BERBICARA ATAU BERDIALOG DENGANMU DAN
MENGETUK PINTU HATIMU. Lalu apa yang terjadi dan apa yang
kita rasakan setelah berdialog dengan Allah SWT? Allah SWT berfirman: “tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar. (surat An Nisaa’ (4) ayat 114)”. Allah SWT juga berfirman
melalui surat Al Baqarah (2) ayat 195 berikut ini: “dan belanjakanlah (harta
bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik. (surat Al Baqarah (2) ayat 195).”
Allah SWT berfirman: “dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (surat Al Qashash (28)
ayat 77)
3. Pernahkah saat kita
sedang sedih, kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat dijadikan
tempat curahan hati? ITU ADALAH ALLAH SWT
YANG SEDANG RINDU PADAMU DAN INGIN AGAR KAU BERBICARA KEPADANYA. Allah SWT berfirman: “Ya'qub menjawab:
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada
mengetahuinya."(surat Yusuf (12) ayat 86).” Dan hadits berikut ini
juga mempertegasnya: “Abu Umamah ra, berkata: Nabi SAW bersabda:
Allah Ta’ala berfirman: “ Pergilah wahai Malaikat Ku kepada hambaKu dan timpakanlah
musibah kepadanya” lalu pergilah malaikat tersebut menimpakan musibah kepada
Hamba Allah yang menerimanya dengan syukur, dan segala pujian bagi Allah.
Kembalilah malaikat itu kepada Tuhan seraya berkata: Ya Tuhan kami, kami telah
menimpakan musibah atasnya sebagaimana perintahMu, lalu berfirmnan Allah:
kembalilah kepadanya (hambaKu) karena Aku ingin mendengar suaranya. (Hadits
Qudsi Riwayat Ath Thabarani: 272:76)
4. Pernahkan tanpa
sengaja kau memikirkan seseorang yang sudah lama tidak ber-temu, tiba tiba orang
tersebut muncul, atau kita bertemu dengannya atau kita menerima telepon
darinya? ITU ADALAH KUASA
ALLAH SWT YANG SEDANG MENGHIBURMU. TIDAK ADA YANG NAMANYA KEBETULAN. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami
dari siksa neraka. (surat Ali Imran (3) ayat 190, 191).’
5. Pernahkah kita
mendapatkan sesuatu yang tidak terduga, yang selama ini kita inginkan tapi
rasanya sulit untuk didapatkan? ITU ADALAH ALLAH SWT
YANG MENGETAHUI DAN MENDENGAR SUARA BATHIN MU SERTA HASIL DARI BENIH KEBAIKAN
YANG KITA TABURKAN SEBELUMNYA. Allah SWT berfirman: “apabila
mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau
lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang
adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan
baginya jalan keluar. dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu. (surat Ath Thalaaq (65) ayat 2, 3) dan Nabi Muhammad SAW
melalui hadits berikut ini juga mengemukakannya: “Abu Dzar ra, berkata: Nabi SAW
bersabda: Allah Ta’ala berfirman: Satu amal kebajikan anak Adam dilipatgandakan
sepuluh atau lebih. Sedangkan satu amal maksiat hanya dihitung satu, bahkan
dapat Aku ampuni. (Hadits Qudsi Riwayat Abu Nu’aim; 272:105)
6. Pernahkah kita berada
dalam situasi buntu, semua terasa begitu sulit, begitu ti-dak menyenangkan,
hambar, kosong, bahkan menakutkan? ITU
ADALAH SAAT ALLAH SWT MENGIZINKAN KITA UNTUK DIUJI. ALLAH SWT MENDENGAR
RINTIHAN SERTA DOAMU AGAR KAU MENYADARI AKAN KEBERADAANNYA. Allah SWT berfirman:
“dan
Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan
(baik buruknya) hal ihwalmu. (surat Muhammad (47) ayat 31) dan juga
berdasarkan hadits berikut ini: Abu Hurairah ra, berkata: Nabi SAW bersabda:
Allah Ta’ala berfirman: Apabila hambaKu ingin menemui Ku, Aku pun ingin
menemuinya. Tetapi bila enggan menemui Ku, Akupun enggan menemuinya. (Hadits
Qudsi Riwayat Bukhari, Malin dan An Nasa’i,, 272:17)
Ingatlah, saat diri
kita melupakan aturan yang telah diatur oleh Allah SWT, maka Allah SWT akan
bukakan semua pintu kesenangan, namun menutup semua pintu ketenangan atau
ketentraman. (ingat, hati kudu tentrem nyambut gawe karo seneng). Allah SWT
berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami
siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa. (surat Al An’am (6) ayat 44).” Jika sudah seperti ini keadaannya
maka berlakulah ketentuan yang terdapat di dalam surat Al Hasyr (59) ayat 19 berikut
ini: “dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang
fasik.” yaitu lupa kepada Allah SWT maka Allah SWT akan melupakan kita
dengan diri kita sendiri sehingga kita tidak tahu diri yang pada akhirnya
menjadikan diri kita lupa diri dan lupa aturan.Lalu bertanyalah kepada rumput
yang bergoyang, mau kemana kita pergi?
Adanya hal-hal yang
telah dikemukakan di atas, melalui Alam Semesta Yang Tidak Lain adalah Internet
Sejati dan yang didalamnya banyak situs-situs perihal Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, dan lain sebagainya.
Sudah seharusnya menjadikan diri kita kita peka, sadar, serta memiliki perasaan
yang sesuai dengan fitrahnya maka kita akan sering menyadari bahwa kasih
sayang, kuasa, keberadaan, pengawasan, perlindungan, pertolongan Allah SWT
selalu ada di saat diri kita merasa bahagia, senang, merasa tidak mampu, saat
terpuruk, saat terpojok dan lain sebagainya.
Ketidakpekaan manusia
terhadap Allah SWT dikarenakan modal dasar yang sudah diberikan oleh Allah SWT
sudah tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Untuk itu renungkanlah apa
yang dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 179 berikut ini: “dan
Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang
lalai.”
Bayangkan hati yang
seharusnya bisa memahami ayat-ayat Allah SWT sudah hilang fungsinya. Mata yang
awalnya bisa dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT
sekarang menjadi buta. Telinga yang seharusnya bisa mendengar ayat ayat Allah
SWT kini telah menjadi pekak atau budek. Akhirnya kita lebih rendah
dibandingkan dengan binatang ternak. Semoga ini tidak terjadi pada diri kita,
keluarga kita dan anak keturunan kita.
Jangan sampai pepatah
“air susu dibalas dengan air tuba” terjadi saat kita hidup di muka bumi ini.
Ingat, Allah SWT sangat memperhatikan diri kita, Allah SWT sangat peduli kepada
kita walaupun kita berpaling dari padaNya, sebagaimana hadits berikut ini: “Ibnu
Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam,
jika engkau ingat kepadaKu pasti Aku juga ingat kepadamu, dan bila engkau lupa kepadaKu Akupun akan ingat kepadamu. Dan
jika engkau taat padaKu pergilah kemana saja engkau suka, pada tempat dimana
Aku berkawan dengan engkau dan engkau berkawan dengan Aku, Engkau berpaling
dari Ku padahal Aku menghadap padamu, Siapakah yang memberimu makan dikala
engkau masih janin di dalam perut ibumu, Aku selalu mengurusmu dan memeliharamu
sampai terlaksanalah kehendakKu atas dirimu, maka setelah Aku keluarkan engkau
ke alam dunia, engkau berbuat banyak maksiat. Apakah demikian seharusnya
pembalasan kepada yang telah berbuat kebaikan kepadamu”. (Diriwayatkan oleh Abu
Nashr Rabi’ah bin Ali Al Ajli dan Ar Rafi’i; 272:182).” Lalu apakah
kepedulian ini akan kita sia siakan karena kebodohan diri kita dengan membalas
kebaikan Allah SWT dengan keburukan! Jangan sampai ini terjadi pada diri,
keluarga dan anak keturunan kita. Amien.
Kita bisa membeli jam
tangan namun kita tidak bisa membeli waktu. Waktu pasti berakhir maka gunakan waktu
yang sudah disediakan oleh Allah SWT. Jangan buang buang waktu begitu saja
tanpa prestasi, tanpa amal shaleh. Rasulullah SAW bersabda: “Dua nikmat yang sering di sia
siakan oleh banyak orang adalah kesehatan dan kesempatan.” (Hadits Riwayat
Bukhari melalui Ibnu Abbas ra,).” Ingat saat hidup di dunia kita harus
memiliki karya nyata atau prestasi luar biasa di dalam rangka membayar dengan
mahal visi akhirat yang akan kita realisir. Penyesalan selalu di belakang dan
manusia mengira bahwa yang di belakang itu bisa ditarik ke muka,padahal itu
semua hanya dugaan belaka.
Allah SWT berfirman: “dan
Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang
azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). dan ikutilah
Sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab
kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada
orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam
(menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku Sesungguhnya Termasuk
orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah ), atau supaya jangan ada yang
berkata: 'Kalau Sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku Termasuk
orang-orang yang bertakwa'. atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia
melihat azab 'Kalau Sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan
Termasuk orang-orang berbuat baik'. (Bukan demikian) Sebenarya telah datang
keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu
menyombongkan diri dan adalah kamu Termasuk orang-orang yang kafir". (surat
Az Zumar (39) ayat 54 sampai 59).” Jangan berangan angan masa muda akan
kembali. Jangan pula meratapi apa yang sudah berlalu. Allah SWT sudah
menciptakan wajah kita menghadap ke depan. Kalaupun menengok, wajah kita hanya
bisa diputar sembilan puluh derajat, sebatas bahu. Hal ini mengisyaratkan agar
kita memiliki harapan menatap ke masa depan dan kalau melihat masa lalu,
cukuplah sekilas sebagai bahan renungan.
Kita bukan hidup di
masa lalu. Kita menanam hari ini untuk memetiknya di masa depan. Jangan pernah
takut melihat masa depan karena kita telah mengalami masa lalu dan hari ini
sedang giat berbuat. Jika kita terjebak berlarut larut memikirkan masa lalu,
memikirkan kekurangan, memikirkan ketidaktahuan, memikirkan ketidak-sempurnaan,
maka sama dengan menggergaji serbuk kayu.
Ingat, Allah SWT melalui
surat Faathir (35) ayat 45 berikut ini: “dan kalau Sekiranya Allah menyiksa manusia
disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi
suatu makhluk yang melatapun, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan)
mereka, sampai waktu yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.”
masih memberikan kesempatan kedua bagi diri kita. Lalu apakah kesempatan kedua
ini akan berlalu tanpa memberikan efek yang sangat positif bagi hidup dan
kehidupan kita karena kebodohann kita. Semuanya sangat tergantung kepada diri
kita, mau memanfaatkan ataukah mau membuangnya ke tong sampah.Allah SWT
memberikan kesempatan kedua kepada diri kita karena Allah SWT sangat sayang
kepada seluruh manusia yang telah diangkatnya menjadi khalifah di muka bumi
ini.
Kita tidak perlu
takut kepada kematian karena mati adalah awal hidup yang sesungguhnya. Yang
harus kita takuti adalah jika kita mati dalam keadaan belum ada bekal sama
sekali. Karena itu, mumpung masih ada kesempatan, bersegeralah berbuat kebaikan
dengan membuat karya nyata di muka bumi sebagai bentuk pengorbanan, perjuangan
diri kita untuk membayar mahal visi akhirat yang telah kita tentukan.
Berbuat dan bertindak
nyata tanpa harus disuruh apalagi terpaksa, lalu lupakan apa yang telah kita
buat kemudian bertindaklah untuk berbuat kebaikan dalam bentuk yang lain lagi
di waktu yang berlainan pula. Semakin baik dan semakin panjang karya nyata yang
kita perbuat dengan dilandaskan ikhlas kepada Allah SWT maka semakin panjang
umur kita serta semakin banyak bekal kita di akhirat kelak. Allah SWT
berfirman: “dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:
"Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu
yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang
yang saleh?" dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian)
seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa
yang kamu kerjakan. (surat Al Munafiqun (63) ayat 10 dan 11)
Lakukan apa yang
harus kita lakukan saat ini juga. Jangan ditunda tunda karena kita tidak tahu
sampai kapan kita ada di muka bumi ini. Lalu perhatikan segala administarasinya
atau dokumentasinya dengan baik dan benar. Jangan sampai niat yang ikhlas
menjadi berantakan karena melanggar ketentuan yang berlaku, sebagaimana hadits
berikut ini: “Dari Abu Hurairah ra, berkata: “Ada seseorang datang kepada Nabi SAW.
Dan bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?
Beliau menjawab: ‘Bersedekahlah sedangkan kamu masih sehat, suka harta, takut
miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda nunda, sehingga apabila
nyawa sudah sampai di tenggorokan, maka kamu baru berkata: Untuk fulan sekian
dan untuk fulan sekian. Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli
warisnya). (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bersusah payah,
berdarah darah, penuh perjuangan untuk membuat karya nyata di muka bumi, rusak
karena ketidaktahuan atau ketidakmengertian kita atas ketentuan syariat dan
juga ketentuan hukum positif yang berlaku, yang mana keduanya harus berjalan
beriringan. Selanjutnya ayo renungkan dengan seksama hadits yang kami kemukakan
berikut ini: “Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, hendaklah dia
mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah
menempatkan hamba-Nya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah
pada dirinya. (Hadits Riwayat Ahmad).” sudahkah kita mampu
melaksanakannya?. Semoga kita mampu menempatkan Allah SWT pada posisi yang
sempurna di dalam hati kita sehingga kitapun menjadi sempurna pula dihadapan
Allah SWT serta mampu membuat Allah SWT tersenyum dari waktu ke waktu kepada
diri kita. Ayo segera berbuat, bertindak, sebelum semuanya terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar