3. Tenung dan Sihir. Setan sangat
lihai dan sangat ahli di dalam memutarbalikkan simbol-simbol keagamaan untuk
mengecoh dan mengelabui manusia. Simbol-simbol keagamaan apakah yang
dipergunakan setan untuk mengelabui dan mengecoh manusia? Salah satu hal yang dapat dipergunakan oleh setan untuk mengelabui
dan mengecoh manusia adalah mempergunakan ayat-ayat AlQuran yang dibuat
sedemikian rupa seolah-olah berasal dari Allah SWT untuk kepentingan tertentu,
seperti untuk mencari kekayaan dan ketenaran. Untuk itu setan lalu mengadakan kerjasama dengan apa yang disebut orang
dengan paranormal, orang pintar, dukun. Jika kamu hendak memiliki kekayaan yang
melimpah serta dapat menjadi orang yang tenar maka bacalah dan amalkanlah
ayat-ayat AlQuran ini.
Orang yang melakukan tindakan seperti ini biasanya
merasa tidak melanggar ketentuan Allah SWT sebab apa yang diperbuat dan yang
dilakukannya mempergunakan ayat-ayat AlQuran sehingga ia berpendapat apa yang
dilakukannya adalah sah menurut agama. Disinilah letak
kepiawaian dan kehebatan setan, yang mampu membentuk atau mampu menjadikan
suatu keadaan menjadi abu-abu yaitu tidak putih dan tidak pula hitam, padahal
di dalam ajaran Diinul Islam tidak ada yang abu-abu, semuanya jelas yakni hitam
dan putih, halal dan haram, kafir dan beriman, sebagaimana firman-Nya berikut
ini:
“Dan mereka mengikuti apa yang di baca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengerjakan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”.Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (surat Al Baqarah (2) ayat 102).
Selain daripada itu masih ada contoh dan perbuatan yang terjadi di dalam masyarakat yang dibuat oleh setan
dengan mempergunakan simbol-simbol keaga-maan, dalam hal ini mempergunakan
ayat-ayat AlQuran seperti tenung, sihir, ilmu hitam, pelet, gendam, ajimat,
yang kesemuanya mempergunakan ayat-ayat AlQuran yang diselewengkan atau yang
disalahgunakan oleh setan melalui paranormal, melalui dukun, melalui orang
pintar, yang menurut cerita yang kami kemukakan di atas mereka semua adalah
utusan iblis/setan di muka bumi. Semoga kita tidak tertipu oleh itu semua.
4. Diganggu Setan
Berlindunglah kepada Allah SWT. Di saat diri kita
melaksanakan tugas sebagai hamba dan khalifah-Nya di muka bumi, kita tidak saja bertemu,
menghadapi serta mengalami gangguan dan godaan dari setan. Akan tetapi kita
juga mengalami gangguan dan godaan dari Manusia yang berwatak dan berwujud
layaknya seperti setan. Selanjutnya apa yang harus kita perbuat jika kita
bertemu dengan kedua bentuk setan yang kami sebutkan di atas? Pertama jika
kita bertemu (mengalami gangguan) syaitan cukup dengan dibacakan “A’udzubillahhiminasy-syaithanir-rajim”
maka setan akan menjauh dari diri kita. Setan tidak mau dan tidak suka
mendengar ucapan tersebut dikarenakan di dalam kalimat tersebut terdapat
kebesaran Allah SWT sehingga manusia akan terhindar dari godaannya.
Setan akan kembali menggoda, merayu, selama pintu
masuk yang ada di dalam diri masih ada dan tersedia, yaitu jasmani dan juga hubbul.
Hal yang paling susah dan sulit dihadapi oleh
manusia adalah setan yang berwujud manusia (atau manusia yang telah berubah
wujudnya menjadi setan) sebab setan dalam bentuk seperti ini banyak
mempunyai kebutuhan seperti hidup mewah, menginginkan kedudukan dan jabatan
tinggi, harta kekayaan, syahwat dan perut sedangkan setan tidak mempunyai
kepentingan pribadi dengan manusia kecuali menggelincir kan manusia ke jalan
yang sesat.
Untuk itu
jika manusia ingin selamat dari gangguan dan godaan syaitan baik syaitan
yang murni maupun syaitan yang sudah berubah wujud menjadi manusia, jalan
satu-satunya adalah meminta perlindungan hanya kepada Allah SWT dikarenakan
kebera-daan syaitan juga karena kehendak Allah SWT sehingga hanya Allah SWT
sajalah yang paling tahu dan yang paling mengerti tentang syaitan. Sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Dan jika syaitan mengganggumu dengan sesuatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (surat Fushshilat (41) ayat 36).
Jika ini adalah kondisi dasar Allah SWT kepada setan
berarti hanya Allah SWT sajalah yang dapat memberikan semua perlindungan yang
dibutuhkan oleh manusia sebab hal yang akan di-alami oleh manusia sudah di
dalam Ilmu-Nya Allah SWT. Adakah syarat yang diminta oleh Allah SWT kepada manusia jika ia ingin
memperoleh perlindungan dari Allah SWT? Syarat dan perlindungan Allah SWT
sangat mudah yaitu cukup dengan melaksanakan Diinul Islam secara kaffah, atau
menyediakan hati ruhani yang bersih dari noda dan dosa. Tanpa Hati Ruhani yang
bersih dari noda dan dosa maka bantuan dari Allah SWT, pertolongan dari Allah
SWT, perlindungan dari Allah SWT, tidak akan dapat kita peroleh sebab Allah SWT
hanya mau berkomunikasi melalui hati ruhani yang bersih dari noda dan dosa.
5. Jika Membaca AlQuran
Mintalah Perlindungan Allah SWT. AlQuran diturunkan
oleh Allah SWT bukan semata-mata sebagai Kitab Suci yang berasal dari Kalam
Allah SWT atau yang berasal dari Wahyu Allah SWT. Akan tetapi AlQuran
diturunkan sebagai petunjuk, sebagai doa, sebagai obat untuk penyembuh, sebagai
Ilmu dan pengetahuan dan lain sebagainya. Apa yang terdapat di dalam AlQuran
hanya akan dapat diperoleh dan dinikmati oleh manusia sepanjang manusia
mengimani Allah SWT atau sepanjang hati ruhani manusia bersih dari noda dan
dosa. Setujukah setan atau keberatankah setan jika manusia mendapatkan apa-apa yang
terkandung di dalam AlQuran?
Setan sebagai musuh utama manusia akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menggagalkan segala usaha manusia untuk memperoleh,
mendapatkan apa-apa yang terdapat di dalam AlQuran. Lalu bagaimanakah caranya
kita menggagalkan rencana setan tersebut? Allah SWT melalui surat An Nahl
(16) ayat 98 berikut ini:“Apabila kamu membaca AlQuran, hendaklah kamu meminta perlindungan
kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” Telah
menerangkan bahwa jika kita hendak membaca,
mendengarkan, mempelajari, mengamalkan apa-apa yang terdapat di dalam AlQuran
yang yang pertama yang harus kita lakukan adalah meminta perlindungan kepada Allah
SWT terlebih dahulu dari gangguan dan godaan setan yang terkutuk. Adanya perlindungan,
bantuan, pertolongan Allah SWT kepada diri kita maka usaha setan mengganggu
dan menggoda manusia menjadi berantakan, atau tidak kesampaian dan kita selalu
berada di dalam kehendak Allah SWT. Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga
khalifah-Nya di muka bumi sudahkan kita meminta perlindungan kepada Allah SWT di
manapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun juga?
6. Mencari Pengikut ke
Neraka. Allah SWT melalui surat Faathir (35) ayat 6 yang
kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia
musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” Ayat
ini menerangkan kepada kita bahwa jika kita ingin
pulang kampung bersama setan ke neraka Jahannam, syaratnya sangat mudah yaitu
jadilah pengikut setan, jadilah hamba setan, dan jadilah budak setan.
Akan tetapi jika kita tidak ingin pulang kampung ke neraka
Jahannam jangan mau di ajak kompromi dengan setan, jangan mau diprovokasi
oleh setan, jangan mau menuruti bujukan dan rayuan setan, jangan mau
dinasehati oleh setan sebab setan tidak akan mungkin menyelamatkan diri
kita apalagi membantu diri kita menuju jalan yang lurus. Lalu apa yang harus kita perbuat jika kita mau pulang kampung ke syurga?
Jangan jadikan diri kita menjadi pengikut setan, akan tetapi jadikan diri
kita selalu mengikuti perintah dan larangan Allah SWT, atau jadikan diri kita
selalu berada di dalam Kehendak Allah SWT atau laksanakan Diinul Islam secara kaffah.
Di dalam kehidupan sehari-hari, rasanya tidak akan
ada satupun manusia di muka bumi baik yang beriman ataupun yang kafir sekalipun
mau menjadi penghuni neraka Jahannam. Jika sampai diri
kita tidak menghendaki syurga sebagai tempat kembali berarti ada sesuatu yang
salah dalam diri kita atau telah terjadi hubungan arus pendek atau terjadi
korsleting dalam diri kita yang mengakibatkan diri kita tidak waras lagi
sehingga kita mau di ajak pulang kampung ke neraka Jahannam oleh syaitan sang
laknatullah, padahal kampung kita yang asli adalah syurga.
E.
UMAT SETAN DAN
SIFAT-SIFATNYA
Setan adalah Musuh bagi manusia. Setan pasti akan berusaha untuk menjatuhkan musuhnya. Setan berusaha untuk menjelek-jelekkan musuhnya. Setan pasti berusaha memprovokasi musuhnya serta setan pasti berusaha supaya musuhnya mau mengikuti jejak dan langkahnya atau menjadikan musuh sebagai pengikutnya. Sekarang jika manusia ingin selamat ataupun ingin menang dari musuh, maka kita harus mengetahui atau kita harus memiliki ilmu dan pemahaman tentang musuh. Adanya ilmu dan pemahaman tentang musuh maka kita akan mengetahui pola berfikir musuh atau kita harus mengetahui pola bertindak dari musuh. Adanya informasi ini akan memudahkan diri kita melakukan tindakan balasan, tindakan preventif, yang akan mengakibatkan musuh kita tidak dapat berkutik atau tidak dapat berbuat macam-macam kepada diri kita.
Lalu seperti apakah umat manusia yang telah dapat dipengaruhi oleh setan
yang mengakibatkan Allah SWT memberikan kado khusus kepada manusia tersebut
berupa neraka sebagai tempat kembali? Inilah bentuk dan sifat-sifat dari umat
manusia yang telah dikalahkan oleh setan, yaitu:
1. Selalu Memandang Baik Perbuatan Buruk. Salah satu ciri dari manusia yang su-dah
dipengaruhi oleh setan, yaitu akan memandang baik segala perbuatan buruk yang
telah dilakukakannya, dengan selalu mencari-cari alasan untuk menutupi
perbuatan buruk yang telah dilakukannya. Sebagaimana dikemukakan dalam surat An
Nahl (16) ayat 63 berikut ini: “Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan
umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan
menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” dan juga berdasarkan surat Maryam (19) ayat 45 yang kami kemukakan
berikut ini: “Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab
dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”.
Lalu apa yang akan kita peroleh dari perbuatan yang
telah menjadikan setan sebagai pemimpin atau telah membuat diri kita menjadi
pengikut setan? Allah SWT akan memberikan hadiah atau memberikan kado kepada
manusia tersebut siksa dan azab yang sangat pedih. Namun apabila kita tidak mau
memperoleh hadiah tersebut diatas, syaratnya juga sangat mudah, yaitu jangan
mau digoda atau jangan mau dirayu atau
jangan mau dibujuk oleh setan. Untuk itu jalankan perintah dan larangan Allah
SWT atau jangan keluar dari jalan yang telah Allah SWT perintahkan, maka
selamatlah diri kita. Sekarang yang menjadi persoalan adalah sudah seberapa
jauh pernyataan keimanan dari diri kita sewaktu masih di dalam rahim ibu saat
ini?
Hal ini dikarenakan manusia telah mbalelo, telah
lalai, telah menggadaikan keimanan yang telah diucapkannya sewaktu masih di
dalam rahim ibu dengan mengikuti ajakan dan bujukan setan untuk menempuh
jalan yang sesat. Jika sekarang Allah SWT memberikan azab dan siksa yang pedih
kepada diri kita, jangan pernah menyalahkan Allah SWT sebab itu sudah menjadi
ketentuan. Akan tetapi jika kita tidak ingin memperoleh azab dan siksa yang
sangat pedih masih ada kesempatan yang diberikan Allah SWT kepada setiap
manusia melalui pintu taubat untuk kembali ke jalan yang lurus. Lalu seperti
apakah taubat yang diterima oleh Allah SWT? Taubat yang
diterima oleh Allah SWT bagi orang yang berakal hendaknya ia mengerjakan
hal-hal sebagai berikut, yaitu: (a) lisannya yang selalu membaca
istighfar; (b) hatinya menyesali dosa yang dikerjakan; (c) jiwanya meninggalkan segala bentuk perbuatan dosa; (d) berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya
untuk selamanya; (e) mencintai dan
mengutamakan akhirat; (f) tidak cinta duniawi; (g) sedikit bicara; (h) sedikit makan dan minum; (i) tekun
dalam mendalami ilmu dan beribadah serta sedikit tidur. Apakah taubat yang telah kita lakukan sudah seperti apa yang kami
kemukakan di atas?
2. Selalu Berbuat Keji dan Tidak Mempunyai Rasa Malu. Ciri manusia yang telah menjadi pengikut setia
setan atau ciri dari manusia yang telah dipengaruhi oleh setan adalah
selalu berbuat tindakan keji atau tidak mempunyai rasa malu terhadap apa yang
telah dikerjakannya walaupun telah diketahui oleh orang banyak atau telah dilakukan
berulang-ulang tanpa pernah kapok malah justru bangga dengan apa yang
dikerjakannya walaupun yang dikerjakannya adalah salah. Sebagaimana dikemukakan
dalam surat Al A’raaf (7) ayat 28 yang kami kemukakan berikut ini: “Dan apabila mereka melakukan
perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan
yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah:
“Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” Mengapa
kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” Jika sampai diri
kita melakukan kesalahan berulang-ulang, tidak pernah kapok, ada baiknya kita
bertanya dan berguru kepada keledai (yang tidak masuk lubang yang sama dua
kali) dan juga kepada kucing (yang tahu jika ia mencuri).
Dan kami berharap kita
semua tidak seperti yang dikemukakan
dalam surat Al A’raaf (7) ayat 28 yang kami kemukakan di atas ini yaitu:
orang-orang yang tidak mau merubah perilaku jahatnya walaupun telah diberikan petunjuk
ataupun selalu mengulangi perbuatan jahatnya walaupun yang bersangkutan telah
pernah mendapatkan hukuman penjara, sehingga kedudukannya lebih rendah
daripada keledai yang tidak pernah sekalipun masuk ke dalam lubang yang sama
untuk kedua kalinya. Selanjutnya jika kondisi dan keadaan yang seperti ini
selalu kita kerjakan dari waktu ke waktu maka yang paling senang, yang paling
bahagia adalah setan. Sekarang tergantung diri kita mau membahagiakan setan
ataukah menjadi hamba Allah SWT?
3. Yang Tidak Dipimpin. Manusia yang telah menjadi pengikut setan di dalam kehidupan
sehari-harinya biasanya akan dijauhkan oleh lingkungan atau masyarakat tidak
mau menerima kehadiran mereka. Hal ini disebabkan akibat dari ulah dan
perbuatan mereka sendiri yang selalu berbuat dan berkehendak di luar koridor
Nilai-Nilai Kebaikan. Sebagai contoh jika kita selalu berhadapan dengan orang
yang selalu berbuat onar maka kitapun melakukan tindakan menghindar dengan
menjauh dari orang tersebut sehingga orang tersebut tersisih atau disisihkan
oleh masyarakat dengan sendirinya. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti
kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung
(mereka) selain Allah dan mereka mengira
bahwa mereka mendapat petunjuk. (surat Al A’raaf (7) ayat 30).” Selanjutnya orang tersebut akan hidup sendiri terpisah dari masyarakat
atau tidak mempunyai pemimpin atau tidak ada yang sudi menjadi pimpinannya
kecuali setan.
Sekarang bayangkan
jika kita hidup di dalam masyarakat
tetapi tidak mempunyai pimpinan? Pemimpin di dalam
masyarakat pada dasarnya adalah manusia yang diberikan kelebihan Hubbul Riasah
oleh Allah SWT sehingga dengan kelebihan yang dimilikinya tersebut pimpinan dapat
memberikan perlindungan, memberikan rasa aman, memberikan kesejahteraan kepada
masyarakat yang dipimpinnya. Adanya kondisi ini maka orang yang hidupnya tanpa
ada yang memimpin maka ia akan menjadi umat yang sesat, umat yang jauh dari
jalan kebenaran yang pada akhirnya membawa mereka ke neraka Jahannam.
4. Yang Tidak Mau Beriman. Ciri dari umat setan yang lain adalah umat yang tidak mau beriman
kepada Allah SWT atau umat yang selalu ingin bermaksiat terus kepada Allah SWT
atau umat yang selalu menginginkan
kekafiran hidup di dalam dirinya dan juga di dalam masyarakat. Setan
bertindak demikian dikarenakan memang setan tidak ingin manusia selamat,
setan tidak ingin manusia selalu berada di jalan yang lurus, setan tidak
ingin manusia selalu beriman kepada Allah SWT. Setan tidak ingin manusia
sesuai dengan kehendak Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Tidakkah kamu lihat,
bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir
untuk menghasung mereka berbuat ma’siat dengan sungguh-sungguh?, (surat Maryam
(19) ayat 83).” Lalu Apa yang terjadi
dengan setan jika manusia melakukan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah
SWT? Setan tidak mengenal istilah gagal, atau merasa kalah jika tidak dapat
menjerumuskan manusia ke jalan sesat. Lalu, apakah setan akan berhenti jika
ia telah gagal satu kali?
Setan
tidak mempunyai rasa bosan apa lagi rasa bersalah serta rasa rendah diri untuk
mengalahkan dan menjerumuskan manusia. Banyak jalan
menuju roma yang dapat dilakukan oleh setan, jika gagal kepada kita, maka ia
akan mempengaruhi anak, istri, harta, jabatan, pangkat, keluarga tanpa mengenal
lelah, asalkan tujuannya tercapai. Sekarang jika
setan melakukan hal itu semua kepada setiap manusia, siapakah yang sanggup
melawan setan, siapakah yang sanggup menandingi setan serta siapakah yang
sanggup memberikan perlindungan kepada diri kita? Hanya Allah SWT sajalah yang
mampu memberikan semua perlindungan kepada diri kita sebab Allah SWT yang
mempunyai kemampuan yang tidak terbatas. Sudahkah kita meminta perlindungan
kepada Allah SWT di setiap langkah dan tindakan kita?
5. Yang Suka Bohong. Adapun ciri lainnya yang melekat di dalam diri umat seitan adalah orang-orang yang suka
berbohong, orang yang suka berbuat dusta atau orang yang suka menipu. Jika saat
ini kita suka berbohong, suka berdusta dan suka menipu maka dapat dikatakan
kita sudah memakmurkan setan dengan memberikan makanan yang bergizi
kepadanya. Semakin sering kita melakukan kebohongan, semakin
sering kita berdusta ataupun suka menipu orang lain, semakin suburlah setan
dan semakin senanglah setan bersahabat dengan diri kita, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Apakah akan Aku
beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?Mereka turun kepada
tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,Mereka menghadapkan pendengaran
(kepada syaitan) itu, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang pendusta. (surat Asy Syu’araa’ (26) ayat
221-222-223)
Setan sangat menginginkan persahabatan dengan
manusia kekal abadi selamanya tanpa terputus-putus. Akan tetapi jika kita berkeinginan atau berniat untuk memutuskan tali
persahabatan dengan setan maka setan dengan segala cara akan berusaha
mempertahankan persahabatan ini. Sekarang apa yang
sudah kita lakukan untuk melepaskan diri dari belenggu dan pengaruh setan
atau apakah kita sudah meminta pertolongan Allah SWT untuk mengalahkan setan? Kita tidak akan bisa melakukan usaha
melepaskan diri dari pengaruh setan tanpa bantuan Allah SWT atau kita tidak
bisa seorang diri melawan setan karena jumlah setan sudah melebihi jumlah
manusia, karena setan tidak mati. Jika ini adalah kondisinya sudahkah kita
memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan Allah SWT dengan sebaik-baiknya
sebelum ruh tiba di kerongkongan.
6. Yang Tidak Mau Dinasehati. Maukah kita diberi nasehat oleh orang yang lebih pandai, maukah kita
diberi wejangan oleh orang yang dituakan atau maukah kita di kritik dan diberi
saran dalam kerangka untuk memperbaiki diri? Jika jawaban kita adalah bersedia,
maka itulah salah satu ciri dari manusia yang masih sesuai dengan fitrah ruh
manusia atau manusia masih berjalan di dalam koridor jalan yang lurus. Yang
menjadi persoalan adalah jika kita tidak mau menerima nasehat, wejangan, kritik
dan saran, kenapa demikian? Setan sangat berkepentingan dan sangat mendukung
manusia-manusia yang kepala batu atau orang-orang yang bebal, yang tidak mau
dinasehati, yang tidak mau menerima wejangan atau yang tidak mau menerima
kritik dan saran, sebagimana firman-Nya berikut ini: “Mereka
menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. (surat
Asy Syu’araa’ (26) ayat 223). Dan Jika manusia mau menerima hal tersebut berarti manusia mau menerima dan
mau mengakui kesalahan yang diperbuatnya sehingga orang tersebut akan
memperbaiki diri untuk kembali ke jalan yang lurus. Hal inilah yang tidak
dikehendaki, yang tidak disukai oleh setan sebab dengan begitu manusia akan
susah untuk di ajak kembali berbuat keonaran, susah diajak untuk berbuat
kejahatan, susah untuk berbuat sesuatu yang sangat bertentangan dengan
Nilai-Nilai Keburukan sehingga
menggagalkan usaha syaitan untuk membawa manusia ke neraka Jahannam.
7. Baksil atau Penyakit. Ajaran Islam
menempatkan kebersihan
sebagian dari iman, hal ini sesuai
dengan peribahasa umum yang berbunyi kebersihan pangkal kesehatan. Selanjutnya jika kita menerapkan ketentuan
umum tentang kesehatan apa yang dapat kita peroleh? Jika kita menerapkan
ketentuan umum secara baik dan benar maka kita akan mendapatkan, akan
memperoleh kesehatan Jasmani. Bagaimana dengan ketentuan khusus yang mengatur
kebersihan? Sekarang bagaimana jika kita melaksanakan ketentuan khusus tentang
kebersihan (maksudnya melaksanakan kebersihan sebagian dari iman) maka manusia
tidak hanya memperoleh kesehatan jasmani, akan tetapi manusia juga akan
memperoleh kesehatan ruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar