Setelah diri kita telah mengetahui ciri atau keadaan
dari hati nurani manusia yang telah beriman kepada Allah SWT. Sekarang ada
baiknya kita juga harus mengetahui pula kondisi dari hati nurani manusia yang
di dalamnya bersarang sifat munafiq atau keadaan hati nurani manusia yang di
dalamnya terdapat sifat-sifat munafiq.
Lalu, seperti apakah kondisi hati nurani yang munafiq
itu? Hati nurani dapat dikatakan sebagai hati nurani yang munafiq jika di
dalamnya terdapat hal-hal sebagai berikut:
1. Salah satu ciri dari orang yang
munafik adalah suka menyembunyikan kebenaran atau sering melakukan
kepura-puraan untuk menutupi segala keburukan atau segala kesalahan yang telah
dilakukannya, demi kepentingan diri dan kelompok tertentu. Hal ini berdasarkan
surat At Taubah (9) ayat 64 berikut ini: “Orang-orang yang munafik itu
takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu yang menerangkan apa yang
tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah
ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya)”. Sesungguhnya Allah akan
menyatakan apa yang kamu takuti itu.”
2. Ciri lain dari orang yang munafik adalah sering melakukan
perbuatan ingkar janji atau suka melakukan tindakan dusta atau menjadikan diri
sebagai seorang pendusta, yang tidak malu-malu lagi menyatakan diri bersih
padahal ia kotor. Hal ini berdasarkan surat At Taubah (9) ayat 77 berikut ini: “Maka Allah menimbulkan
kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena
mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan
kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.”
3. Ciri dari orang yang
munafik adalah suka mengatakan telah beragama Islam atau telah memeluk agama
Islam, tetapi tetap menipu, atau tetap melakukan tipu-menipu tanpa malu-malu
lagi. Hal ini berdasarkan surat Al Anfaal (8) ayat 49 berikut ini: “(Ingatlah), ketika
orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata:
“Mereka itu (orang-orang mu’min) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman):
“Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.”
4. Ciri dari orang munafik adalah penghianat, menjadi
pengkhianat untuk kepentingan sesaat atau menjadi pengkhianat untuk mencapai
tujuan tertentu seperti untuk kepentingan diri dan kelompok tertentu.
Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Maaidah (5) ayat 52 berikut ini: “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada
penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi
dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut dapat mendapat”. Mudah-mudahan Allah
akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari
sisiNya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka
rahasiakan dalam diri mereka.”
5. Ciri lain dari orang yang munafik adalah rakus akan
kehidupan dunia, lebih mengutamakan kehidupan dunia ketimbang kehidupan akhirat
sehingga menumpuk harta kekayaan tanpa memandang asal usul harta, tanpa
memandang halal atau haram. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2)
ayat 204 berikut ini: “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya
tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.”
6. Ciri lain dari orang
yang munafik adalah berani mengatakan bahwa Tuhan sebagai penipu, Nabi sebagai
penipu, padahal ia sendiri adalah penipu yang ulung. Sebagaimana dikemukakan
dalam surat Al Ahzab (33) ayat 12 berikut ini: “Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan
orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak
menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”.
7. Ciri orang yang
munafik yang lainnya adalah egois, hanya mementingkan diri sendiri serta selalu
berburuk sangka kepada Allah SWT dan merasa dirinya sendiri yang benar.
Sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 154 berikut ini: “Kemudian setelah kamu
berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang
meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan
oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah
seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?” Katakanlah: “Sesungguhnya urusan
itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa
yang tidak mereka terangkan padamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita
barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan
dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu,
niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga)
ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang
ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha
mengetahui isi hati.”
8. Ciri dari orang yang
munafik ialah mulut manis hati busuk, berjiwa fujur atau memiliki jiwa mushawwilah
sehingga perbuatan yang dilakukannya masuk di dalam kriteria kejahatan kerah
putih. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 167
berikut ini: “Dan supaya Allah mengetahui siapa orang yang munafik. Kepada mereka
dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”.
Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan tentulah
kami mengikuti kamu. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran ari pada
keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam
hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.”
Itulah delapan ciri-ciri dari hati nurani yang di
dalamnya terdapat sifat kemunafikan, yang kesemuanya sangat dikehendaki oleh syaitan
sang laknatullah. Selanjutnya akan kami kemukakan ciri-ciri dari hati nurani
(hati ruhani) yang kafir serta akibat yang ditimbulkan dari hati nurani yang di
dalamnya masih terdapat unsur kekafiran, sebagaimana berikut :
a. Hati ruhani orang kafir akan ditutup atau dikunci mati oleh Allah SWT
karena kesombongan dan kebencian terhadap Diinul Islam sebagai agama yang haq. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al Mu’min (40) ayat 35 berikut ini: “(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat
Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi
mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah
mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.”
b. Orang yang kafir
dapat dipastikan jiwanya manusia masuk dalam kelompok jiwa fujur atau masuk
dalam kategori jiwa mushawwilah yang tercermin dari mulut manis hati busuk,
sehingga selalu menjadi musuh dalam selimut. Hal ini berdasarkan surat Al
Baqarah (2) ayat 204-206 berikut ini: “Dan diantara manusia ada yang
ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada
Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras. Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah
kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya)
neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang
seburuk-buruknya.”
c. Orang yang kafir
adalah orang yang hatinya merasa resah, merasa gelisah karena tidak pernah
merasakan rasa ketentraman di dalam diri serta rasa pengecut menjadi santapan
sehari-hari. Berdasarkan surat Ali Imran (3) ayat 151 berikut ini: “Akan Kami masukkan ke dalam
hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan
mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak
menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan
itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.(surat Al ‘Imran (3)
ayat 151)
d. Orang yang kafir
turun pangkat dari abd’ (hamba) yang juga khalifah menjadi binatang ternak, dikarenakan tidak mampu memanfaatkan
sesuatu yang baik dari Allah SWT untuk kesuksesan diri sendiri. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 179 berikut ini: “Dan sesungguhnya Kami
jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.(surat Al A’raaf (7) ayat 179)
e. Orang yang kafir selalu menolak
AlQuran, tidak mau menerima AlQuran sebagai satu-satu petunjuk dari Allah SWT. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat Asy Syu’araa (26) ayat 200-201 berikut ini: “Demikianlah Kami masukkan AlQuran ke dalam hati
orang-orang yang durhaka. Mereka tidak beriman kepadanya, hingga mereka melihat
azab yang pedih.”
f. Orang yang kafir akan selalu
jengkel, tidak suka jika ingat Allah SWT, selalu benci kepada Nabi dan Rasul. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat Az Zumar (39) ayat 45 berikut ini: “Dan apabila hanya nama Allah saja yang
disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat;
dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka
bergirang hati.(surat Az Zumar (39) ayat 45).”
g. Orang yang kafir selalu ingkar janji, tidak mau
mematuhi ketentuan yang berlaku, baik hukum Allah SWT maupun hukum negara. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat An Nisaa’ (4)
ayat 155 berikut ini:
“Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan
mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap
keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang
benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup” Bahkan, sebenarnya Allah telah
mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena mereka tidak beriman
kecuali sebahagian kecil dari mereka.”
h. Orang yang kafir
tidak akan mau melakukan jihad di jalan Allah SWT lebih suka
menghambur-hamburkan kekayaan di jalan syaitan. Sebagaimana dikemukakan dalam surat
At Taubah (9) ayat 41-44 berikut ini: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa
ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan
Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu
mereka selalu bimbang dalam keraguraguannya.”
i. Orang yang kafir dimurkai oleh Allah SWT, akan diazab
oleh Allah SWT dan akan pulang kampung ke Neraka Jahannam. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat An Nahl (16) ayat 106-107-108 berikut ini: “Barangsiapa yang kafir
kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang
yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak
berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka
kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang demikian itu
disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, bahwasanya Allah
tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang
hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka
itulah orang-orang yang lalai.”
Itulah sembilan ciri-ciri dari hati ruhani yang di
dalamnya terdapat sifat kekafiran dan semoga kita yang telah tahu diri
terhindar dari apa yang kami kemukakan di atas karena kesemuanya sangat-sangat
dikehendaki oleh syaitan sang laknatullah.
Allah SWT telah memberikan kepada setiap manusia sebuah hati yang mana
hati ini memegang peranan penting bagi diri manusia. Lalu pernahkah kita membayangkan jika sampai Allah SWT
tidak memberikan hati kepada diri kita. Sekarang dapatkah
tubuh kita berfungsi dengan baik jika tanpa hati atau dapatkah manusia
merasakan kesenangan, kesedihan, kegembiraan, duka, nestapa, pemahaman,
merasakan adanya petunjuk, merasakan adanya ketenangan bathin, merasakan
hidayah, merasakan nikmatnya bertuhankan kepada Allah SWT? Jika hati sangat penting, sangat
bermakna, sangat berguna, sangat bermanfaat, sehingga hati tidak dapat
dipisahkan dengan hidup dan kehidupan kita, apa yang harus kita lakukan dan apa
yang harus kita perbuat dengan hati kita sendiri?
Lalu patutkah dan pantaskah kita mencoreng hati kita
sendiri. Patutkah dan pantaskah kita menelantarkan hati kita sendiri. Patutkah
dan pantaskah kita mempergunakan hati kita sendiri di luar nilai-nilai kebaikan.
Patutkah dan pantaskah kita menjauhkan hati
kita sendiri dengan Allah SWT sebagai Maha Pencipta? Jika
jawaban kita adalah tidak patut dan tidak pantas menelantarkan hati, menjauhkan
hati dari Allah SWT, mempegunakan hati dengan sewenang-wenang, ini berarti kita
masih diberikan kewarasan, masih diberikan akal sehat, masih diberikan
kesempatan oleh Allah SWT untuk bertaubat atau masih diberikan kesempatan untuk
menjadi abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi yang sesuai dengan
kehendak Allah sehingga masih diberi kesempatan untuk pulang kampung ke syurga.
Pilihan sekarang ada dan berada di tangan kita sendiri, selamat
menentukan sikap dan bersiaplah merasakan langsung apa yang telah kita
tentukan. Dan sebagai penutup bab tentang hati ruhani sang pengendali diri,
berikut ini akan kami kemukakan beberapa peribahasa yang mungkin dapat
menggugah perasaan kita, yaitu:
a. Sinar pagi hanya terlihat oleh orang yang terbuka mata inderanya dan
cahaya kebenaran hanya dapat terlihat dan dirasakan oleh orang yang terbuka
mata hatinya. Dan hati merupakan tempat berbagai macam rahasia, bibir merupakan
gemboknya dan lidah sebagai kuncinya. Setiap orang harus menjaga kunci
rahasianya (Umar bin Abdul Aziz).
b. Keburukan yang merisaukan hati anda lebih baik daripada kebaikan yang
menyombongkan hati anda.
c. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa
meninggalkan shalat jum’at tiga kali tanpa alasan (yang dibenarkan), maka Allah
Tabaraka Wata’ala akan mengunci hatinya. (Hadits Riwayat Bukhari,
Muslim)
d. Dengan harta kita bisa merias rumah. Dengan perilaku yang bijak kita
dapat menghias diri. Dan hati yang lapang akan menyebabkan tubuh kita sehat.
e. Barangsiapa mengagungkan Allah SWT dalam hatinya, niscaya seluruh makhluk
dalam pandangannya hanyalah Allah SWT yang Maha Besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Hati orang tua masih saja muda dalam
dua hal : Cinta Dunia dan panjangnya angan-angan. (Hadits Riwayat
Bukhari, Muslim)
f.
Lidah orang yang berakal
terletak di belakang hatinya, dan hati orang orang bodoh terletak di belakang
lidahnya. Dan temukanlah hati anda di tiga tempat, yaitu ketika anda
mendengarkan bacaan AlQuran, majelis-majelis dzikir, dan pada saat anda
menyendiri. Kalau anda tidak menemukannya, maka mohonlah kepada Allah SWT agar anda dianugerahi Hati, karena
sesungguhnya anda tidak memiliki hati.
Semoga hati kita selalu dipelihara, selalu dijaga dan selalu disinari
oleh Allah SWT dengan Nur yang berasal dari-Nya. Amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar