Apa yang terjadi jika diri kita mampu melaksanakan
ketentuan tentang kebersihan? Setan sangat
membenci dan tidak suka kepada manusia yang dapat melaksanakan ajaran tentang
kebersihan baik yang di atur oleh ajaran Islam maupun yang berlaku umum.
Sebagaimana dikemukakan dalam surat Shaad (38) ayat 41-42 berikut ini: “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya:
“Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”. (Allah
berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum.” Ada apakah di balik kebencian setan terhadap
kebersihan yang diterapkan oleh manusia? Jika manusia sehat
dan waras maka manusia mempunyai kekuatan untuk melawan ataupun menggagalkan
upaya setan untuk menjerumuskan manusia. Akan tetapi jika manusia
menderita dan mengalami sakit bagi setan inilah saat yang paling mudah
menaklukkan manusia. Manusia yang menderita sakit, biasanya ia akan lemah dan tidak berdaya
yang pada akhirnya manusia itu akan lupa kepada Allah SWT dan di saat itulah
setan mulai merasuki diri manusia dengan memasukkan pikiran-pikiran jahat,
melakukan cercaan kepada Allah SWT sebagai biang keladi atas timbulnya penyakit
dan sebagainya sehingga manusia jauh dari jalan yang lurus atau jauh dari Allah
SWT dan kondisi inilah yang yang sangat dikehendaki oleh setan.
8. Riya. Suka
mempertontonkan perbuatan baik dalam rangka memperoleh simpati publik atau
masyarakat, sesuatu hal yang sering kita lihat di waktu kampanye. Upaya
memperoleh simpati dari masyarakat merupakan tindakan yang sah-sah saja
sepanjang tidak untuk pamer, tidak untuk menyombongkan diri serta tidak untuk
membohongi dan membodohi masyarakat. Hal ini sudah diperingatkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya berikut ini: “Dan (juga) orang-orang yang
menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang
tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil
syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang
seburuk-buruknya. (surat An Nisaa’ (4) ayat 38). Dan hal yang harus menjadi perhatian oleh diri kita mengenai hal ini adalah
bahwa jarak antara perbuatan riya dengan ikhlas sangatlah pendek dan keduanya
hanya dapat dibedakan oleh hati ruhani yang bersih. Untuk itu sudahkah kita
mempersiapkan sarana ataupun alat bantu guna menghindarkan perbuatan riya?
Mudah-mudahan kita sudah memiliki hati ruhani yang bersih (hati mukmin)
sehingga kita dapat terhindar dari perbuatan riya yang sangat disukai dan
disenangi oleh setan, yang pada akhirnya akan menjadikan diri kita selalu
berada di dalam koridor Nilai-Nilai Kebaikan yang dikehendaki Allah SWT.
9. Penjudi, Pemabuk, Tidak bertanggung Jawab. Apakah kita saat ini masih suka berjudi, masih
suka mabuk minuman keras atau mempergunakan narkoba dan juga masih suka tidak
bertanggung jawab? Apabila kita masih suka melakukan hal-hal yang kami
kemukakan di atas berarti kita telah melanggar ketentuan yang telah Allah SWT
yang termaktub dalam surat Al Maaidah (5) ayat 90-91 berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbutan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” Dan jika
kita telah melakukan perbuatan yang dikategorikan keji sebab sudah termasuk
perbuatan yang sangat di idam-idamkan oleh setan.
Jika suatu perbuatan sudah memenuhi unsur yang dapat
menghasilkan dosa maka dampak yang akan ditimbulkan adalah rusaknya hati ruhani
manusia atau menjadikan hati ruhani manusia tidak fitrah lagi. Apabila hati
ruhani manusia telah rusak akibat perbuatan dosa, maka bimbingan Allah SWT,
petunjuk Allah SWT, ketenangan bathin akan sangat sulit di dapatkan oleh
manusia. Jika kondisi ini terus dan terus terjadi di dalam diri manusia maka
manusia telah gagal menjadi abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya yang sesuai
dengan kehendak Allah. Adakah upaya lain yang dapat dilakukan oleh manusia
untuk mengembalikan kebersihan hati ruh? Sepanjang ruh belum berpisah dengan
jasmani berarti diri kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk
bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat. Hanya melalui pintu taubatlah hati ruh
dapat kembali bersinar terang dan dapat menjangkau Allah SWT. Untuk itu
manfaatkanlah sisa waktu yang masih tersedia untuk taubat.
10. Pelupa. Untuk menggagalkan
manusia memperoleh hidayah dari Allah SWT atau untuk mengacaukan manusia
melaksanakan perintah Allah SWT atau untuk menjadikan manusia lalai terhadap
kewajibannya menjalankan syariat agama, setan membuat dan membikin suatu
keadaan yang dapat menjadikan manusia menjadi pelupa. Sebagaimana dikemukan
dalam surat Al An’am (6) ayat 68 berikut ini: “Dan apabila kamu
melihat orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah
mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan
menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama
orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).”Timbulnya pelupa di dalam diri manusia, biasanya diketahui tanpa sadar
dan justru disaat lupa itulah setan melakukan ulahnya yang licik dengan
mengatakan jika kita lupa lakukan saja perbuatan yang tidak sesuai dengan
syariat sebab Allah SWT pasti akan membebaskan kita jika kita memang lupa.
Allah SWT memang
memberikan dispensasi jika kita lupa akan sesuatu, akan tetapi jika lupa yang
sengaja diperbuat atau lupa yang dibuat-buat atau lupa yang berulang-ulang
dilakukan maka dispensasi dari Allah SWT tidak berlaku lagi. Untuk dapat menghindari keadaan lupa ataupun pelupa di dalam diri
manusia ada cara yang mudah untuk mengobatinya yaitu dengan sering-seringlah
melakukan dzikir untuk mengingat Allah SWT. Insya Allah penyakit pelupa yang
kita alami akan berkurang atau bertanyalah kepada keledai yang tidak akan masuk
ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.
11. Biang Kejahatan. Setan selalu ingin menjadikan manusia unggul di dalam bidang kejahatan
atau setan akan selalu melanggengkan manusia untuk berkiprah di dalam
perbuatan jahat, sebab dengan demikian syaitan merasa mempunyai kaki tangan
yang selalu bertambah banyak dari waktu ke waktu, sebagaimana firman-Nya berikut
ini: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya
syaitan itu menyuruh perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah
karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak
seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu)
selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (surat An Nuur (24) ayat 21)
Untuk menghindarkan perbuatan keji dan mungkar yang
di ajarkan dan dikembangkan oleh setan, tidak ada cara lain selain
mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.Allah SWT dengan kemahaan yang
dimiliki-Nya mampu berbuat apapun juga untuk menolong dan membersihkan
perbuatan keji dan mungkar kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Selanjutnya
apakah diri kita sudah termasuk orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT?
Untuk menjadikan diri kita termasuk orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT
maka sesuaikanlah gelombang dan saluran, yang ada pada diri kita dengan
gelombang dan saluran yang Allah SWT
kehendaki. Sebagai contoh untuk mendapatkan siaran radio atau internet yang
sesuai dengan keinginan kita maka kita harus menyesuaikan frekuensi pesawat
radio atau internet yang kita miliki barulah siaran radio atau internet dapat
kita nikmati. Hal yang sama juga berlaku di dalam hubungan manusia dengan Allah
SWT dan jika Allah SWT menghendaki kita beriman hanya
kepada-Nya dan menyuruh kita mengerjakan amal shaleh maka kitapun wajib beriman
kepada-Nya dan mengerjakan amal shaleh pula maka barulah petunjuk diberikan
oleh Allah SWT dan dengan petunjuk inilah pengaruh setan dapat kita kalahkan
dan hilangkan.
12. Durhaka. Setan selalu menginginkan manusia untuk melakukan perbuatan durhaka
kepada siapapun juga, termasuk durhaka kepada orang tua ataupun durhaka kepada
Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan
itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (surat Maryam (19) ayat 44). Setan selalu mengajarkan perbuatan durhaka kepada manusia dikarenakan
setan sudah mempraktekkan terlebih dahulu perbuatan durhaka kepada Allah SWT.
Jika sekarang setan menjadi pelopor perbuatan
durhaka, ini berarti tindakan setan hanyalah pengulangan dari tindakan
setan sebelumnya. Tidak ada yang istimewa bagi setan jika ia menjadi
pelopor bagi manusia untuk melakukan tindakan durhaka. Setan baru dapat dikatakan melakukan perbuatan istimewa jika ia
mengajak manusia kembali ke jalan yang lurus atau menjadikan diri kita sebagai
calon penghuni syurga, hal ini tidak akan mungkin terjadi.
13. Takut, Penakut. Salah satu upaya
setan untuk menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat yaitu selalu
menakut-nakuti manusia dengan keadaan tertentu. Adanya ketakutan yang ada di
dalam diri manusia, maka manusia akan berusaha untuk keluar dari ketakutan yang
dialaminya atau yang dideritanya. Di saat manusia
berusaha untuk keluar dari ketakutan yang di alaminya, maka syaitanpun
menghembuskan berbagai macam jalan keluar yang dapat ditempuh oleh manusia.
Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya mereka itu
tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya
(orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka,
tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (surat Ali
‘Imran (3) ayat 175).” Selanjutnya jika manusia
menerima alternatif yang diajukan oleh setan maka terjerumuslah manusia ke
jalan yang sesat. Apabila kita tidak ingin terjerumus ke jalan yang sesat, maka yang harus kita lakukan adalah jangan pernah merasa takut kepada
selain Allah SWT akan tetapi takutlah hanya kepada Allah SWT semata. Jika kita dapat
melakukan hal itu maka pertolongan dan petunjuk Allah SWT akan dapat dijadikan
pedoman bagi kita untuk keluar dari ketakutan.
14. Hati menjadi Keras, Musyrik. Upaya setan untuk menjerumuskan manusia ke jalan sesat tidak akan
pernah berhenti kecuali telah tiba hari kiamat kelak. Setan akan merasa puas,
akan merasa senang, akan merasa gembira jika manusia dapat melaksanakan
perintah-perintahnya atau manusia telah melakukan perbuatan syrik dan musyrik
atau telah menjadikan hati ruhani manusia keras seperti batu, sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Yang mereka sembah selain
Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka
tidak lain hanyalah menyembah
syaitan yang durhaka. Yang dila’nati
Allah dan syaitan itu mengatakan:“Saya benar-benar akan mengambil dari
hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya). (surat An
Nisaa’ (4) ayat 117-118).” Dan jika manusia telah melakukan perbuatan syirik dan musyrik maka Allah SWT
tidak akan mengampuni perbuatan manusia tersebut.
Sedangkan jika hati nurani manusia telah keras
seperti batu maka kebesaran dan kemahaan Allah SWT tidak akan dapat dijangkau
oleh manusia sehingga petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT tidak akan
mungkin diperoleh oleh manusia, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al An’am
(6) ayat 43 berikut ini: “Maka mengapa mereka tidak
memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri
ketika datang siksaan
Kami kepada mereka, bahkan
hati mereka telah
menjadi keras dan syaitanpun menampakkan
kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Selanjutnya apa yang dapat diperoleh lagi oleh manusia tersebut tidak
lain adalah azab yang pedih dan pulang kampung bersama syaitan ke neraka
Jahannam.
G.
MANUSIA YANG TIDAK
TERKALAHKAN
Allah SWT menciptakan manusia dan juga menciptakan iblis/setan bukanlah tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Manusia dan iblis/setan, keduanya diciptakan di dalam kerangka rencana besar permainan kekhalifahan di muka bumi yang diciptakan dan dimiliki Allah SWT. Di satu sisi Allah SWT telah mengutuk, menghina, mengkafirkan iblis/setan serta mengusirnya dari syurga serta telah pula mengizinkan kepada Iblis beserta anak dan keturunannya untuk mengganggu, menggoda keimanan manusia atau menjadikan manusia menjadi pengikutnya.
Di lain sisi, Allah SWT
tidak berkehendak manusia menjadi celaka, tersesat, terjerumus, menjadi
pengikut iblis/setan, menjadi teman iblis/setan di Neraka dikarenakan
manusia telah diangkat sebagai perpanjangan tangan Allah SWT di muka bumi. Adanya kondisi seperti ini, maka Allah SWT
memberikan batasan-batasan atau koridor-koridor yang harus diketahui baik oleh
iblis/setan maupun oleh manusia sehingga iblis/setan dapat melaksanakan
apa-apa yang dikehendakinya berdasarkan izin Allah SWT sedangkan manusia
diharapkan dapat menyikapi hal-hal tersebut dengan hati-hati dan bijaksana
sehingga kita mampu mengalah-kan musuh abadi tersebut. Agar diri kita tidak menjadi hamba
iblis/setan, atau memiliki perilaku seperti iblis/setan, atau menjadikan
diri seperti iblis/setan, berikut ini akan kami kemukakan cara dan methode
untuk mengalahkan iblis/setan dimaksud sesuai dengan kriteria pencipta dan
pemilik kekhalifahan di muka bumi, yaitu:
1. Menjadi Hamba Yang Mengikuti Petunjuk Allah SWT. Allah SWT memberikan pedoman kepada manusia jika ia ingin selamat dari
gangguan, godaan serta ajakan Iblis yang akan mengakibatkan manusia keluar dari
Nilai-Nilai Kebaikan maka manusia diwajibkan memenuhi ketentuan yang terdapat
di dalam surat Thaahaa (20) ayat 113
berikut ini: “Dan demikianlah Kami menurunkan AlQuran dalam bahasa Arab, dan Kami
telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman,
agar mereka bertakwa atau (agar) AlQuran itu menimbulkan pengajaran bagi
mereka.” dan juga berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 38
yang kami kemukakan berikut ini: “kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika
datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih
hati”. yaitu menjadikan AlQuran sebagai petunjuk bagi
manusia di dalam melakukan aktivitas atau mengikuti petunjuk Allah SWT. Jika
manusia dapat mengikuti petunjuk atau pedoman yang ada di dalam AlQuran maka
manusia dijamin oleh Allah SWT akan selamat dari apa-apa yang dilakukan oleh
Iblis kepada manusia.
Untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT syaratnya
mudah yaitu siapkan hati ruhani yang bersih dari noda dan dosa atau siapkan hati
ruhani yang sesuai dengan kondisi dan keadaan Allah SWT. Ingat, kita yang harus
terlebih dahulu memenuhi syarat yang dikehendaki-Nya maka barulah Allah SWT
akan memberikan apa yang telah dijanjikannya kepada diri kita. Jika Allah SWT
adalah AlQuddus maka hati ruhanipun harus memenuhi kriteria AlQuddus pula
demikian seterusnya sesuai dengan Asmaul Husna. Sekarang bagaimana jika antara
manusia dengan Allah SWT tidak terjadi kesesuaian? Petunjuk Allah SWT,
lindungan Allah SWT tidak akan dapat kita peroleh. Adanya Petunjuk dari Allah
SWT akan membuat atau menjadikan diri kita selalu berada di dalam lindungan Allah
SWT sehingga iblis/syaitan tidak akan mampu mendekati atau mengganggu diri
kita.
2. Menjadi Hamba Yang
Suci/Disucikan. Selain petunjuk dan lindungan, Allah SWT masih
mempunyai sarana yang dapat digunakan bagi manusia jika ia ingin selamat dari
gangguan dan godaan iblis/setan, yaitu jadilah hamba yang mukhlis yang selalu
mengikuti dan melaksanakan jalan yang lurus. Jika kita dapat melaksanakan hal
tersebut maka Allah SWT akan menjadi penjaga atau pelindung manusia sehingga
manusia menjadi hamba yang disucikan oleh Allah SWT. Sekarang jika Allah SWT
sudah mewajibkan atas diri-Nya sendiri untuk menjaga dan memelihara serta
melindungi manusia yang mengikuti jalan yang lurus, ini berarti bahwa Allah SWT
tidak akan lepas tanggung jawab kepada setiap manusia yang mau melaksanakan
jalan yang lurus, sebagiamana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya hamba-hamba-ku,
kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai
penjaga”.(surat Al Israa’ (17) ayat 65)
Sekarang sudahkah
diri kita melaksanakan jalan lurus yang dikehendaki Allah SWT dalam kerangka
menyambut tanggung jawab Allah SWT kepada manusia? Allah SWT memberikan jaminan
kepada manusia merupakan wujud dari kasih sayang Allah SWT kepada umat manusia yang telah
diangkatnya menjadi khalifah di muka bumi. Akan tetapi apa-apa yang telah
dijanjikan oleh Allah SWT kesemuanya sangat tergantung kepada manusia itu
sendiri, apakah mau ditolong oleh Allah SWT, apakah mau dijaga oleh Allah SWT,
yang pasti dalam hal ini adalah Allah
SWT tidak membutuhkan sediktpun pertolongan dan penjagaan manusia. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al Hijr (15) ayat 40-41-42 berikut ini: “kecuali hamba-hamba Engkau
yang mukhlis diantara mereka”. Allah
berfirman: “Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah
(menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap
mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” Sekarang siapakah yang membutuhkan
pertolongan dan penjagaan dari Allah SWT? Pertolongan dari Allah SWT, Penjagaan
dari Allah SWT mutlak diperlukan manusia sebab manusia mempunyai musuh abadi
yang bernama iIblis beserta anak dan keturunannya selama hayat masih di kandung
badan, yang jumlahnya saat ini sudah melebihi dari jumlah manusia. Jika saat ini kita merasa sangat membutuhkan pertolongan Allah SWT, jika
kita merasa sangat membutuhkan penjagaan Allah SWT, sudahkah kita memenuhi
syarat dan ketentuan yang dikehendaki oleh Allah SWT?
3. Menjadi Hamba Yang
Beriman. Keimanan merupakan senjata paling ampuh jika kita
ingin selamat dari gangguan dan godaan iblis/setan. Adanya keimanan di dalam
diri manusia maka manusia akan selalu dijaga, dilindungi, diberikan
petunjuk,dihilangkan rasa takut dan rasa sedih, selalu di dalam kegembiraan,
memperoleh syurga atau memperoleh apa-apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada manusia. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT yang tertuang di dalam surat surat Fushshilat (41) ayat
30-31 berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami adalah Allah”
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia
dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh
(pula) di dalamnya apa yang kamu minta.”
Sekarang jika Allah
SWT telah menjanjikan kepada orang-orang yang telah mengukuhkan keimanan di
dalam dirinya, dapatkah apa yang telah dijanjikan Allah SWT tersebut dihalangi oleh apapun juga
termasuk di dalamnya dihalangi oleh Iblis? Sepanjang manusia dapat memenuhi
syarat dan ketentuan yang telah Allah SWT tentukan, dalam hal ini keimanan atau
mampu menjaga hati ruhani bersih dari noda dan dosa, maka apa-apa yang telah
dijanjikan oleh Allah SWT akan diberikan. Dan
janji dan pemberian Allah SWT kepada manusia dapat dikelompokkan menjadi
2(dua), yaitu: Pemberian sewaktu kita masih hidup di dunia, yang terdiri dari
petunjuk, pemahaman, ketenangan, pengobatan, dimudahkan sakaratul maut serta
diberikannya Nur Islam yang kesemuanya akan disampaikan melalui hati ruhani.
Selain daripada itu Allah SWT juga memberikan perlindungan dan penjagaan dari
gangguan dan godaan iblis/setan yang akan menjerumuskan manusia, serta
pemberian setelah hari kiamat, yaitu Allah SWT akan memberikan kepada orang
yang beriman Kampung Kebahagiaan. Dan jika kita saat ini masih hidup di
dunia, sudahkah kita beriman kepada Allah SWT di dalam kerangka melaksanakan
Diinul Islam secara kaffah? Sepanjang diri kita belum melaksanakan apa yang
telah Allah SWT tetapkan, maka Allah SWT pun tidak akan memberikan
janji-janjinya kepada diri kita. Sekarang semuanya terpulang kepada diri kita
sendiri.
4. Menjadi Hamba Yang Tidak Mau Menyembah Jin. Allah SWT mengemukakan bahwa jangan pernah meminta perlindungan kepada
jin atau jangan pernah menyembah jin. Kenapa Allah SWT mengemukakan hal itu?
Allah SWT melarang hal tersebut dikarenakan bukannya manfaat yang di dapat oleh
manusia, akan tetapi mudharat yang akan diperoleh manusia. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al Jin (72) ayat 6 yang kami kemukakan berikut ini, “Dan bahwasanya ada beberapa
orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa
laki-laki di antara jin, maka jin-jin menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”
Perbuatan menyembah dan meminta perlindungan kepada
jin akan menambah dosa dan kesalahan diri kita sendiri. Jika diri kita telah
penuh dosa dan kesalahan, maka hati ruhanipun akan turut menanggung dosa dan
kesalahan tersebut yang mengakibatkan terputusnya hubungan antara diri kita
dengan Allah SWT. Dosa dan kesalahan akan mengakibatkan hati ruhani kotor,
penuh noktah serta bintik hitam, apa yang dapat dilakukan jika kondisi hati
ruhani seperti itu? Semua yang telah Allah SWT janjikan kepada manusia tidak
akan pernah di dapatkan di dunia maupun di akhirat. Sekarang semua terpulang
kepada diri kita sendiri.
Sebagai penutup, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat
menghadapi musuh abadi diri kita, syaitan sanglaknatullah, yaitu :
a. Jangan pernah menganggap remeh tentang musuh yang kita hadapi. Jangan
pernah menganggap kalau kita sudah mampu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah
maka kita bisa terbebas dari serangan musuh. Setan sebagai musuh akan terus menyerang musuhnya sampai dengan
proses “sakratul maut” tiba. Jika setan sudah tidak bisa menyerang lagi
diri kita karena kita sudah termasuk manusia yang mukhlis, maka setan akan
menyerang melalui anak keturunan kita, setan akan menyerang melalui harta
kekayaan kita, setan juga akan menyerang melalui suami atau istri kita serta
melalui keikhlasan kita di dalam melalukan ibadah. Ingat, Prinsip
perang adalah jangan pernah mengasumsikan musuh tidak akan datang, melainkan
bersiaplah menyambut kedatangannya. Jangan menduga musuh tidak akan menyerang,
melainkan buatlah agar posisi anda tidak bisa diserang. (Sun Tzu dalam the art
of war)
b. Jangan pernah berhenti melawan musuh, karena musuh kita akan terus
menyerang musuhnya sampai kapanpun juga sepanjang diri kita masih dinamakan dengan
manusia. Sebagai musuh dari iblis/setan jangan pernah menganggap kita
dibiarkan begitu saja oleh musuh kita. Musuh tetaplah musuh dan musuh harus
terus kita kalahkan karena kita harus menjadi pemenang.
c. Jumlah jin, iblis dan setan saat ini sudah lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah manusia, dikarenakan setelah ruh berpisah dari jasmani setan yang
menyertai diri kita tidak serta merta ikut meninggal dunia ditambah ada manusia
manusia yang telah berubah menjadi setan. Jika jumlah jin, iblis/setan
sudah lebih banyak dari jumlah manusia, berarti Nilai-Nilai Keburukan saat ini
pasti lebih mendominasi di dalam kehidupan. Untuk itu kita tidak bisa
sendirian menghadapinya, kita sangat membutuhkan Allah SWT untuk mengalahkan
jin, iblis/setan yang jumlahnya sudah lebih banyak dari jumlah manusia yang
hidup. Yang menjadi persoalan adalah sudahkah diri kita
sesuai dengan kehendak Allah SWT jika membutuhkan Allah SWT?
d. Allah SWT sudah mempersiapkan
2(dua) buah tempat kembali bagi manusia, yaitu syurga dan neraka. Jika syurga dan neraka sudah ditetapkan oleh Allah SWT berarti saat ini
ada calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga. Adanya kondisi ini
tidak hanya calon penghuni syurga saja yang memiliki “Hak Hidup” di muka bumi
ini, akan tetapi calon penghuni neraka
juga memiliki “Hak Hidup” yang sama di muka bumi ini. Jika calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga sama-sama memiliki hak
hidup, maka kita tidak boleh saling mencaci maki, tidak boleh saling bunuh
membunuh, saling benar sendiri.
e.
Setan yang sudah ditetapkan
sebagai musuh, sebagai musuh maka setan tidak akan pernah senang kepada
musuhnya. Musuh akan selalu bertindak dan berbuat untuk mengalahkan, menjatuhkan musuhnya.
Untuk itu kita harus dapat mengalahkan serta
melumpuhkan musuh tersebut sebab tanpa melalui musuh kita tidak akan
pernah memperoleh kemenangan yang pada akhirnya akan menghantarkan diri kita ke
kampung Kebahagiaan. Dan sebagai musuh dari iblis/setan, kita tidak
bisa mengalahkan musuh sendirian karena diri kita tidak memiliki ilmu dan
pemahaman tentang musuh. Dikarenakan musuh diri kita Allah SWT yang
menciptakan. Jika ini keadaannya maka kita harus bersama-sama Allah SWT untuk
mengalahkan musuh abadi diri kita serta hanya dengan cara inilah kita bisa
mengalahkan musuh secara bermartabat.
Selain daripada itu, masih ada hal lainnya yang harus kita perhatikan
yaitu jarak antara kemahaan dan kebesaran Allah SWT kepada diri kita lebih dekat atau bahkan diri
kita sudah tidak bisa dipisahkan dengan kebesaran dan kemahaan Allah SWT
dibandingkan posisi diri kita kepada setan. Adanya kondisi ini berarti antara diri kita dengan syaitan masih
memiliki Jarak sedangkan kepada Allah SWT tidak berjarak sepanjang diri kita
tidak melepaskan diri dari Allah SWT. Selanjutnya jika posisi Allah SWT lebih
dekat kepada diri kita, kenapa harus kepada setan kita melapor, kenapa harus
kepada setan kita berlindung, kenapa kepada setan kita mengadu, kenapa
harus setan yang kita jadikan konsultan, padahal Allah SWT sudah bersama diri kita?
Mudah-mudahan diri kita mampu mengatasi setan baik dalam wujud aslinya
maupun yang sudah berubah wujud menjadi manusia atau manusia yang telah berubah
menjadi setan melalui bantuan dan pertolongan
Allah SWT yang pada akhirnya dapat menghantarkan diri kita sesuai dengan
kehendak Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar