Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 15 Mei 2024

SETAN SANG MUSUH ABADI MANUSIA (PART 6 of 6)

 

Apa yang terjadi jika diri kita mampu melaksanakan ketentuan tentang kebersihan? Setan sangat membenci dan tidak suka kepada manusia yang dapat melaksanakan ajaran tentang kebersihan baik yang di atur oleh ajaran Islam maupun yang berlaku umum. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Shaad (38) ayat 41-42 berikut ini: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya: “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”. (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Ada apakah di balik kebencian setan terhadap kebersihan yang diterapkan oleh manusia? Jika manusia sehat dan waras maka manusia mempunyai kekuatan untuk melawan ataupun menggagalkan upaya setan untuk menjerumuskan manusia. Akan tetapi jika manusia menderita dan mengalami sakit bagi setan inilah saat yang paling mudah menaklukkan manusia. Manusia yang menderita sakit, biasanya ia akan lemah dan tidak berdaya yang pada akhirnya manusia itu akan lupa kepada Allah SWT dan di saat itulah setan mulai merasuki diri manusia dengan memasukkan pikiran-pikiran jahat, melakukan cercaan kepada Allah SWT sebagai biang keladi atas timbulnya penyakit dan sebagainya sehingga manusia jauh dari jalan yang lurus atau jauh dari Allah SWT dan kondisi inilah yang yang sangat dikehendaki oleh setan.

 

8.   Riya. Suka mempertontonkan perbuatan baik dalam rangka memperoleh simpati publik atau masyarakat, sesuatu hal yang sering kita lihat di waktu kampanye. Upaya memperoleh simpati dari masyarakat merupakan tindakan yang sah-sah saja sepanjang tidak untuk pamer, tidak untuk menyombongkan diri serta tidak untuk membohongi dan membodohi masyarakat. Hal ini sudah diperingatkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya berikut ini: Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (surat An Nisaa’ (4) ayat 38). Dan hal yang harus menjadi perhatian oleh diri kita mengenai hal ini adalah bahwa jarak antara perbuatan riya dengan ikhlas sangatlah pendek dan keduanya hanya dapat dibedakan oleh hati ruhani yang bersih. Untuk itu sudahkah kita mempersiapkan sarana ataupun alat bantu guna menghindarkan perbuatan riya? Mudah-mudahan kita sudah memiliki hati ruhani yang bersih (hati mukmin) sehingga kita dapat terhindar dari perbuatan riya yang sangat disukai dan disenangi oleh setan, yang pada akhirnya akan menjadikan diri kita selalu berada di dalam koridor Nilai-Nilai Kebaikan yang dikehendaki Allah SWT.

 

9.  Penjudi, Pemabuk, Tidak bertanggung Jawab. Apakah kita saat ini masih suka berjudi, masih suka mabuk minuman keras atau mempergunakan narkoba dan juga masih suka tidak bertanggung jawab? Apabila kita masih suka melakukan hal-hal yang kami kemukakan di atas berarti kita telah melanggar ketentuan yang telah Allah SWT yang termaktub dalam surat Al Maaidah (5) ayat 90-91 berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbutan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” Dan jika kita telah melakukan perbuatan yang dikategorikan keji sebab sudah termasuk perbuatan yang sangat di idam-idamkan oleh setan.

 

Jika suatu perbuatan sudah memenuhi unsur yang dapat menghasilkan dosa maka dampak yang akan ditimbulkan adalah rusaknya hati ruhani manusia atau menjadikan hati ruhani manusia tidak fitrah lagi. Apabila hati ruhani manusia telah rusak akibat perbuatan dosa, maka bimbingan Allah SWT, petunjuk Allah SWT, ketenangan bathin akan sangat sulit di dapatkan oleh manusia. Jika kondisi ini terus dan terus terjadi di dalam diri manusia maka manusia telah gagal menjadi abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya yang sesuai dengan kehendak Allah. Adakah upaya lain yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengembalikan kebersihan hati ruh? Sepanjang ruh belum berpisah dengan jasmani berarti diri kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat. Hanya melalui pintu taubatlah hati ruh dapat kembali bersinar terang dan dapat menjangkau Allah SWT. Untuk itu manfaatkanlah sisa waktu yang masih tersedia untuk taubat. 

 

10.  Pelupa. Untuk menggagalkan manusia memperoleh hidayah dari Allah SWT atau untuk mengacaukan manusia melaksanakan perintah Allah SWT atau untuk menjadikan manusia lalai terhadap kewajibannya menjalankan syariat agama, setan membuat dan membikin suatu keadaan yang dapat menjadikan manusia menjadi pelupa. Sebagaimana dikemukan dalam surat Al An’am (6) ayat 68 berikut ini: “Dan apabila kamu melihat orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).”Timbulnya pelupa di dalam diri manusia, biasanya diketahui tanpa sadar dan justru disaat lupa itulah setan melakukan ulahnya yang licik dengan mengatakan jika kita lupa lakukan saja perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat sebab Allah SWT pasti akan membebaskan kita jika kita memang lupa.

 

Allah SWT memang memberikan dispensasi jika kita lupa akan sesuatu, akan tetapi jika lupa yang sengaja diperbuat atau lupa yang dibuat-buat atau lupa yang berulang-ulang dilakukan maka dispensasi dari Allah SWT tidak berlaku lagi. Untuk dapat menghindari keadaan lupa ataupun pelupa di dalam diri manusia ada cara yang mudah untuk mengobatinya yaitu dengan sering-seringlah melakukan dzikir untuk mengingat Allah SWT. Insya Allah penyakit pelupa yang kita alami akan berkurang atau bertanyalah kepada keledai yang tidak akan masuk ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.

 

11. Biang Kejahatan. Setan selalu ingin menjadikan manusia unggul di dalam bidang kejahatan atau setan akan selalu melanggengkan manusia untuk berkiprah di dalam perbuatan jahat, sebab dengan demikian syaitan merasa mempunyai kaki tangan yang selalu bertambah banyak dari waktu ke waktu, sebagaimana firman-Nya berikut ini: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (surat An Nuur (24) ayat 21)

 

Untuk menghindarkan perbuatan keji dan mungkar yang di ajarkan dan dikembangkan oleh setan, tidak ada cara lain selain mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.Allah SWT dengan kemahaan yang dimiliki-Nya mampu berbuat apapun juga untuk menolong dan membersihkan perbuatan keji dan mungkar kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Selanjutnya apakah diri kita sudah termasuk orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT? Untuk menjadikan diri kita termasuk orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT maka sesuaikanlah gelombang dan saluran, yang ada pada diri kita dengan gelombang dan saluran yang  Allah SWT kehendaki. Sebagai contoh untuk mendapatkan siaran radio atau internet yang sesuai dengan keinginan kita maka kita harus menyesuaikan frekuensi pesawat radio atau internet yang kita miliki barulah siaran radio atau internet dapat kita nikmati. Hal yang sama juga berlaku di dalam hubungan manusia dengan Allah SWT  dan  jika Allah SWT menghendaki kita beriman hanya kepada-Nya dan menyuruh kita mengerjakan amal shaleh maka kitapun wajib beriman kepada-Nya dan mengerjakan amal shaleh pula maka barulah petunjuk diberikan oleh Allah SWT dan dengan petunjuk inilah pengaruh setan dapat kita kalahkan dan hilangkan.  

 

12.  Durhaka.  Setan selalu menginginkan manusia untuk melakukan perbuatan durhaka kepada siapapun juga, termasuk durhaka kepada orang tua ataupun durhaka kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (surat Maryam (19) ayat 44). Setan selalu mengajarkan perbuatan durhaka kepada manusia dikarenakan setan sudah mempraktekkan terlebih dahulu perbuatan durhaka kepada Allah SWT. Jika sekarang setan menjadi pelopor perbuatan durhaka, ini berarti tindakan setan hanyalah pengulangan dari tindakan setan sebelumnya. Tidak ada yang istimewa bagi setan jika ia menjadi pelopor bagi manusia untuk melakukan tindakan durhaka. Setan baru dapat dikatakan melakukan perbuatan istimewa jika ia mengajak manusia kembali ke jalan yang lurus atau menjadikan diri kita sebagai calon penghuni syurga, hal ini tidak akan mungkin terjadi.

 

13.  Takut, Penakut. Salah satu upaya setan untuk menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat yaitu selalu menakut-nakuti manusia dengan keadaan tertentu. Adanya ketakutan yang ada di dalam diri manusia, maka manusia akan berusaha untuk keluar dari ketakutan yang dialaminya atau yang dideritanya. Di saat manusia berusaha untuk keluar dari ketakutan yang di alaminya, maka syaitanpun menghembuskan berbagai macam jalan keluar yang dapat ditempuh oleh manusia. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (surat Ali ‘Imran (3) ayat 175).” Selanjutnya jika manusia menerima alternatif yang diajukan oleh setan maka terjerumuslah manusia ke jalan yang sesat. Apabila kita tidak ingin terjerumus ke jalan yang sesat, maka yang harus kita lakukan adalah jangan pernah merasa takut kepada selain Allah SWT akan tetapi takutlah hanya kepada Allah SWT semata. Jika kita dapat melakukan hal itu maka pertolongan dan petunjuk Allah SWT akan dapat dijadikan pedoman bagi kita untuk keluar dari ketakutan.

 

14.  Hati menjadi Keras, Musyrik. Upaya setan untuk menjerumuskan manusia ke jalan sesat tidak akan pernah berhenti kecuali telah tiba hari kiamat kelak. Setan akan merasa puas, akan merasa senang, akan merasa gembira jika manusia dapat melaksanakan perintah-perintahnya atau manusia telah melakukan perbuatan syrik dan musyrik atau telah menjadikan hati ruhani manusia keras seperti batu, sebagaimana firman-Nya berikut ini: Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu)   mereka   tidak lain hanyalah  menyembah syaitan  yang durhaka. Yang dila’nati Allah dan syaitan itu mengatakan:“Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya). (surat An Nisaa’ (4) ayat 117-118).” Dan jika manusia telah melakukan perbuatan syirik dan musyrik maka Allah SWT tidak akan mengampuni perbuatan manusia tersebut.

 

Sedangkan jika hati nurani manusia telah keras seperti batu maka kebesaran dan kemahaan Allah SWT tidak akan dapat dijangkau oleh manusia sehingga petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT tidak akan mungkin diperoleh oleh manusia, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al An’am (6) ayat 43 berikut ini: “Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan  diri  ketika   datang   siksaan  Kami   kepada mereka,  bahkan  hati   mereka  telah   menjadi keras dan syaitanpun menampakkan  kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Selanjutnya apa yang dapat diperoleh lagi oleh manusia tersebut tidak lain adalah azab yang pedih dan pulang kampung bersama syaitan ke neraka Jahannam.

  

G.    MANUSIA YANG TIDAK TERKALAHKAN

 

Allah SWT menciptakan manusia dan juga menciptakan iblis/setan bukanlah tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Manusia dan iblis/setan, keduanya diciptakan di dalam kerangka rencana besar permainan kekhalifahan di muka bumi yang diciptakan dan dimiliki Allah SWT. Di satu sisi  Allah SWT telah mengutuk, menghina, mengkafirkan iblis/setan serta mengusirnya dari syurga serta telah pula mengizinkan kepada Iblis beserta anak dan keturunannya untuk mengganggu, menggoda keimanan manusia atau menjadikan manusia menjadi pengikutnya.

 

Di lain sisi, Allah SWT tidak berkehendak manusia menjadi celaka, tersesat, terjerumus, menjadi pengikut iblis/setan, menjadi teman iblis/setan di Neraka dikarenakan manusia telah diangkat sebagai perpanjangan tangan Allah SWT di muka bumi. Adanya kondisi seperti ini, maka Allah SWT memberikan batasan-batasan atau koridor-koridor yang harus diketahui baik oleh iblis/setan maupun oleh manusia sehingga iblis/setan dapat melaksanakan apa-apa yang dikehendakinya berdasarkan izin Allah SWT sedangkan manusia diharapkan dapat menyikapi hal-hal tersebut dengan hati-hati dan bijaksana sehingga kita mampu mengalah-kan musuh abadi tersebut. Agar diri kita tidak menjadi hamba iblis/setan, atau memiliki perilaku seperti iblis/setan, atau menjadikan diri seperti iblis/setan, berikut ini akan kami kemukakan cara dan methode untuk mengalahkan iblis/setan dimaksud sesuai dengan kriteria pencipta dan pemilik kekhalifahan di muka bumi, yaitu: 

 

1.    Menjadi Hamba Yang Mengikuti Petunjuk Allah SWT. Allah SWT memberikan pedoman kepada manusia jika ia ingin selamat dari gangguan, godaan serta ajakan Iblis yang akan mengakibatkan manusia keluar dari Nilai-Nilai Kebaikan maka manusia diwajibkan memenuhi ketentuan yang terdapat di dalam  surat Thaahaa (20) ayat 113 berikut ini: “Dan demikianlah Kami menurunkan AlQuran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) AlQuran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” dan juga berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 38 yang kami kemukakan berikut ini: “kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. yaitu menjadikan AlQuran sebagai petunjuk bagi manusia di dalam melakukan aktivitas atau mengikuti petunjuk Allah SWT. Jika manusia dapat mengikuti petunjuk atau pedoman yang ada di dalam AlQuran maka manusia dijamin oleh Allah SWT akan selamat dari apa-apa yang dilakukan oleh Iblis kepada manusia.

 

Untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT syaratnya mudah yaitu siapkan hati ruhani yang bersih dari noda dan dosa atau siapkan hati ruhani yang sesuai dengan kondisi dan keadaan Allah SWT. Ingat, kita yang harus terlebih dahulu memenuhi syarat yang dikehendaki-Nya maka barulah Allah SWT akan memberikan apa yang telah dijanjikannya kepada diri kita. Jika Allah SWT adalah AlQuddus maka hati ruhanipun harus memenuhi kriteria AlQuddus pula demikian seterusnya sesuai dengan Asmaul Husna. Sekarang bagaimana jika antara manusia dengan Allah SWT tidak terjadi kesesuaian? Petunjuk Allah SWT, lindungan Allah SWT tidak akan dapat kita peroleh. Adanya Petunjuk dari Allah SWT akan membuat atau menjadikan diri kita selalu berada di dalam lindungan Allah SWT sehingga iblis/syaitan tidak akan mampu mendekati atau mengganggu diri kita. 

 

2.  Menjadi Hamba Yang Suci/Disucikan. Selain petunjuk dan lindungan, Allah SWT masih mempunyai sarana yang dapat digunakan bagi manusia jika ia ingin selamat dari gangguan dan godaan iblis/setan, yaitu jadilah hamba yang mukhlis yang selalu mengikuti dan melaksanakan jalan yang lurus. Jika kita dapat melaksanakan hal tersebut maka Allah SWT akan menjadi penjaga atau pelindung manusia sehingga manusia menjadi hamba yang disucikan oleh Allah SWT. Sekarang jika Allah SWT sudah mewajibkan atas diri-Nya sendiri untuk menjaga dan memelihara serta melindungi manusia yang mengikuti jalan yang lurus, ini berarti bahwa Allah SWT tidak akan lepas tanggung jawab kepada setiap manusia yang mau melaksanakan jalan yang lurus, sebagiamana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya hamba-hamba-ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai penjaga”.(surat Al Israa’ (17) ayat 65)  

 

Sekarang sudahkah diri kita melaksanakan jalan lurus yang dikehendaki Allah SWT dalam kerangka menyambut tanggung jawab Allah SWT kepada manusia? Allah SWT memberikan jaminan kepada manusia merupakan wujud dari kasih sayang  Allah SWT kepada umat manusia yang telah diangkatnya menjadi khalifah di muka bumi. Akan tetapi apa-apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kesemuanya sangat tergantung kepada manusia itu sendiri, apakah mau ditolong oleh Allah SWT, apakah mau dijaga oleh Allah SWT, yang pasti  dalam hal ini adalah Allah SWT tidak membutuhkan sediktpun pertolongan dan penjagaan manusia. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Hijr (15) ayat 40-41-42 berikut ini: “kecuali hamba-hamba Engkau yang  mukhlis diantara mereka”. Allah berfirman: “Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.”  Sekarang siapakah yang membutuhkan pertolongan dan penjagaan dari Allah SWT? Pertolongan dari Allah SWT, Penjagaan dari Allah SWT mutlak diperlukan manusia sebab manusia mempunyai musuh abadi yang bernama iIblis beserta anak dan keturunannya selama hayat masih di kandung badan, yang jumlahnya saat ini sudah melebihi dari jumlah manusia. Jika saat ini kita merasa sangat membutuhkan pertolongan Allah SWT, jika kita merasa sangat membutuhkan penjagaan Allah SWT, sudahkah kita memenuhi syarat dan ketentuan yang dikehendaki oleh Allah SWT?

 

3.    Menjadi Hamba Yang Beriman. Keimanan merupakan senjata paling ampuh jika kita ingin selamat dari gangguan dan godaan iblis/setan. Adanya keimanan di dalam diri manusia maka manusia akan selalu dijaga, dilindungi, diberikan petunjuk,dihilangkan rasa takut dan rasa sedih, selalu di dalam kegembiraan, memperoleh syurga atau memperoleh apa-apa yang telah dijanjikan oleh  Allah SWT kepada manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang tertuang di dalam surat surat Fushshilat (41) ayat 30-31 berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.”

 

Sekarang jika Allah SWT telah menjanjikan kepada orang-orang yang telah mengukuhkan keimanan di dalam dirinya, dapatkah apa yang telah dijanjikan  Allah SWT tersebut dihalangi oleh apapun juga termasuk di dalamnya dihalangi oleh Iblis? Sepanjang manusia dapat memenuhi syarat dan ketentuan yang telah Allah SWT tentukan, dalam hal ini keimanan atau mampu menjaga hati ruhani bersih dari noda dan dosa, maka apa-apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT akan diberikan. Dan janji dan pemberian Allah SWT kepada manusia dapat dikelompokkan menjadi 2(dua), yaitu: Pemberian sewaktu kita masih hidup di dunia, yang terdiri dari petunjuk, pemahaman, ketenangan, pengobatan, dimudahkan sakaratul maut serta diberikannya Nur Islam yang kesemuanya akan disampaikan melalui hati ruhani. Selain daripada itu Allah SWT juga memberikan perlindungan dan penjagaan dari gangguan dan godaan iblis/setan yang akan menjerumuskan manusia, serta pemberian setelah hari kiamat, yaitu Allah SWT akan memberikan kepada orang yang beriman Kampung Kebahagiaan. Dan jika kita saat ini masih hidup di dunia, sudahkah kita beriman kepada Allah SWT di dalam kerangka melaksanakan Diinul Islam secara kaffah? Sepanjang diri kita belum melaksanakan apa yang telah Allah SWT tetapkan, maka Allah SWT pun tidak akan memberikan janji-janjinya kepada diri kita. Sekarang semuanya terpulang kepada diri kita sendiri.

 

4.   Menjadi Hamba Yang Tidak Mau Menyembah Jin. Allah SWT mengemukakan bahwa jangan pernah meminta perlindungan kepada jin atau jangan pernah menyembah jin. Kenapa Allah SWT mengemukakan hal itu? Allah SWT melarang hal tersebut dikarenakan bukannya manfaat yang di dapat oleh manusia, akan tetapi mudharat yang akan diperoleh manusia. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Jin (72) ayat 6 yang kami kemukakan berikut ini, “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” Perbuatan menyembah dan meminta perlindungan kepada jin akan menambah dosa dan kesalahan diri kita sendiri. Jika diri kita telah penuh dosa dan kesalahan, maka hati ruhanipun akan turut menanggung dosa dan kesalahan tersebut yang mengakibatkan terputusnya hubungan antara diri kita dengan Allah SWT. Dosa dan kesalahan akan mengakibatkan hati ruhani kotor, penuh noktah serta bintik hitam, apa yang dapat dilakukan jika kondisi hati ruhani seperti itu? Semua yang telah Allah SWT janjikan kepada manusia tidak akan pernah di dapatkan di dunia maupun di akhirat. Sekarang semua terpulang kepada diri kita sendiri.

 

Sebagai penutup, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat menghadapi musuh abadi diri kita, syaitan sanglaknatullah, yaitu :

 

a.   Jangan pernah menganggap remeh tentang musuh yang kita hadapi. Jangan pernah menganggap kalau kita sudah mampu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah maka kita bisa terbebas dari serangan musuh. Setan sebagai musuh akan terus menyerang musuhnya sampai dengan proses “sakratul maut” tiba. Jika setan sudah tidak bisa menyerang lagi diri kita karena kita sudah termasuk manusia yang mukhlis, maka setan akan menyerang melalui anak keturunan kita, setan akan menyerang melalui harta kekayaan kita, setan juga akan menyerang melalui suami atau istri kita serta melalui keikhlasan kita di dalam melalukan ibadah. Ingat, Prinsip perang adalah jangan pernah mengasumsikan musuh tidak akan datang, melainkan bersiaplah menyambut kedatangannya. Jangan menduga musuh tidak akan menyerang, melainkan buatlah agar posisi anda tidak bisa diserang. (Sun Tzu dalam the art of war)

 

b.       Jangan pernah berhenti melawan musuh, karena musuh kita akan terus menyerang musuhnya sampai kapanpun juga sepanjang diri kita masih dinamakan dengan manusia. Sebagai musuh dari iblis/setan jangan pernah menganggap kita dibiarkan begitu saja oleh musuh kita. Musuh tetaplah musuh dan musuh harus terus kita kalahkan karena kita harus menjadi pemenang.

 

c.   Jumlah jin, iblis dan setan saat ini sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah manusia, dikarenakan setelah ruh berpisah dari jasmani setan yang menyertai diri kita tidak serta merta ikut meninggal dunia ditambah ada manusia manusia yang telah berubah menjadi setan. Jika jumlah jin, iblis/setan sudah lebih banyak dari jumlah manusia, berarti Nilai-Nilai Keburukan saat ini pasti lebih mendominasi di dalam kehidupan. Untuk itu kita tidak bisa sendirian menghadapinya, kita sangat membutuhkan Allah SWT untuk mengalahkan jin, iblis/setan yang jumlahnya sudah lebih banyak dari jumlah manusia yang hidup. Yang menjadi persoalan adalah sudahkah diri kita sesuai dengan kehendak Allah SWT jika membutuhkan Allah SWT?

 

d.    Allah SWT sudah mempersiapkan 2(dua) buah tempat kembali bagi manusia, yaitu syurga dan neraka. Jika syurga dan neraka sudah ditetapkan oleh Allah SWT berarti saat ini ada calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga. Adanya kondisi ini tidak hanya calon penghuni syurga saja yang memiliki “Hak Hidup” di muka bumi ini,  akan tetapi calon penghuni neraka juga memiliki “Hak Hidup” yang sama di muka bumi ini. Jika calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga sama-sama memiliki hak hidup, maka kita tidak boleh saling mencaci maki, tidak boleh saling bunuh membunuh, saling benar sendiri.

 

e.       Setan yang sudah ditetapkan sebagai musuh, sebagai musuh maka setan tidak akan pernah senang kepada musuhnya. Musuh akan selalu bertindak dan berbuat  untuk mengalahkan, menjatuhkan musuhnya. Untuk itu kita harus dapat mengalahkan serta  melumpuhkan musuh tersebut sebab tanpa melalui musuh kita tidak akan pernah memperoleh kemenangan yang pada akhirnya akan menghantarkan diri kita ke kampung Kebahagiaan. Dan sebagai musuh dari iblis/setan, kita tidak bisa mengalahkan musuh sendirian karena diri kita tidak memiliki ilmu dan pemahaman tentang musuh. Dikarenakan musuh diri kita Allah SWT yang menciptakan. Jika ini keadaannya maka kita harus bersama-sama Allah SWT untuk mengalahkan musuh abadi diri kita serta hanya dengan cara inilah kita bisa mengalahkan musuh secara bermartabat.    

 

Selain daripada itu, masih ada hal lainnya yang harus kita perhatikan yaitu jarak antara kemahaan dan kebesaran Allah SWT  kepada diri kita lebih dekat atau bahkan diri kita sudah tidak bisa dipisahkan dengan kebesaran dan kemahaan Allah SWT dibandingkan posisi diri kita kepada setan. Adanya kondisi ini berarti antara diri kita dengan syaitan masih memiliki Jarak sedangkan kepada Allah SWT tidak berjarak sepanjang diri kita tidak melepaskan diri dari Allah SWT. Selanjutnya jika posisi Allah SWT lebih dekat kepada diri kita, kenapa harus kepada setan kita melapor, kenapa harus kepada setan kita berlindung, kenapa kepada setan kita mengadu, kenapa harus setan yang kita jadikan konsultan, padahal  Allah SWT sudah bersama diri kita?

 

Mudah-mudahan diri kita mampu mengatasi setan baik dalam wujud aslinya maupun yang sudah berubah wujud menjadi manusia atau manusia yang telah berubah menjadi setan melalui bantuan dan pertolongan  Allah SWT yang pada akhirnya dapat menghantarkan diri kita sesuai dengan kehendak Allah SWT.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar