Allah SWT adalah pencipta dan pemilik dari langit dan bumi beserta isinya
dan ini berarti bahwa:
1. Allah SWT adalah tuan rumah, sedangkan manusia
termasuk diri kita adalah orang yang menumpang yang tidak selamanya bisa
menumpang; dan orang yang menumpang adalah orang yang tidak memiliki apa-apa
saat hadir ke muka bumi ini karena ia hadir diciptakan oleh tuan rumah.
2. Segala ketentuan yang berlaku di langit dan di muka
bumi ini adalah ketentuan, hukum, aturan yang berasal dari Allah SWT sehingga
setiap orang yang menumpang wajib tunduk taat dan patuh kepada tuan rumah serta
wajib melaksanakan segala ketentuan, segala hukum, segala aturan yang sesuai
dengan kehendak Allah SWT;
3. Posisi orang yang menumpang bukanlah sesuatu yang
bisa mensejajarkan diri dengan posisi tuan rumah apalagi mengaku-ngaku sebagai
tuan rumah.
Inilah 3 (tiga) buah kondisi dasar yang berlaku di langit dan di muka
bumi ini lalu siapakah diri kita dan siapakah Allah SWT? Yang pasti adalah kita
tidak bisa mensejajarkan diri dengan Allah SWT dan harus tunduk patuh kepada
Allah SWT.
Dan jika sekarang Allah SWT selaku tuan rumah telah memerintahkan orang
yang menumpang untuk mendirikan shalat berarti shalat yang diperintahkan oleh
tuan rumah merupakan aturan main yang wajib dilaksanakan oleh orang yang
menumpang. Hal yang samapun berlaku dengan larangan Allah SWT. Sebagai orang
yang menumpang dan yang juga mempergunakan udara dan air yang dimiliki oleh
Allah SWT selaku tuan rumah, namun diri kita tidak mau melaksanakan perintah
dan larangan Allah SWT maka sudah sepantasnya Allah SWT marah dan tidak suka
dan akhirnya diri ini menjadi kecintaan syaitan sang laknatullah dan jika
sekarang Anda masuk penjara jangan pernah sesali kejadian ini. Hal ini
dikarenakan Allah SWT sudah mengingatkan diri Anda.
Sekarang mari kita cermati perintah mandi yang pernah diperintahkan oleh
orang tua kepada diri kita sewaktu masih kecil. Lalu mandikah yang diharapkan
oleh orang tua kepada diri kita ataukah sehat, bersih dan segar serta
bersemangat kembali yang diharapkan oleh orang tua melalui perintah mandi? Sebagai
orang tua yang memerintahkan diri kita untuk mandi, maka dapat dipastikan bahwa
perintah mandi merupakan sarana bagi diri kita untuk mendapatkan sehat, bersih
dan segar serta bersemangat kembali.
Hal yang samapun berlaku pada perintah dan larangan Allah SWT yang mana
perintah dan larangan Allah SWT bukanlah
suatu tujuan akhir melainkan sarana bagi yang diperintah dan yang dilarang
untuk memperoleh maksud dan tujuan yang hakiki yang terdapat dibalik adanya perintah
dan larangan. Lalu apa jadinya jika perintah dan larangan dilanggar? Salah satu
akibat dari pelanggaran ketentuan Allah SWT adalah masuk penjara dan ingat
dengan masuk penjara berarti Anda telah menjadikan syaitan adalah makhluk yang
bahagia serta membuat susah keluarga, istri dan anak keturunan serta membuat
malu orang tua dan juga mertua.
Sekarang mari kita
perhatikan dengan seksama firman-Nya berikut ini: “Bacalah Kitab (AlQuran) yang telah
diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya
dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (surat
Al Ankabut (29) ayat 45)”. Ayat ini mengemukakan dengan jelas bahwa
mendirikan shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, yang mana
perbuatan keji dan mungkar dapat dipastikan melanggar ketentuan hukum negara
dan juga hukum Allah SWT. Dan jika sekarang hasil dari seseorang tidak mau
mendirikan shalat sudah terlihat dengan nyata yaitu bisa menghantarkan
seseorang masuk ke dalam penjara. Jadi apakah kita masih tidak mau mendirikan
shalat!
Selanjutnya apabila kita mampu shalat yang sesuai dengan kehendak Allah
SWT maka diri kita akan menjadi orang-orang yang berperilaku baik yang sesuai
dengan kehendak Allah SWT. Dan jika sampai diri Anda masuk penjara berarti
shalat yang Anda dirikan tidak sesuai dengan konsep dasar dari adanya perintah
shalat dan yang berarti perintah shalatnya tidak pernah salah namun yang
diperintahkan untuk shalatlah yang bermasalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar