Setiap tahun Allah SWT memerintahkan kepada diri kita untuk melaksanakan
puasa wajib di bulan Ramadhan. Dimana puasa yang kita laksanakan ini seharusnya
menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa. Allah SWT selaku pemberi
perintah melaksanakan puasa telah memberikan contoh kepada umat manusia tentang
berpuasa melalui dua makhluknya yaitu melalui Ular dan melalui Ulat sehingga
melahirkan apa yang dinamakan dengan puasa ular dan puasa ulat. Lalu seperti
apakah puasa ular dan puasa ulat itu? Inilah yang dimaksud dengan puasa ular
dan puasa ulat itu:
1. Puasa Ular. Ular agar mampu
menjaga kelangsungan dan keberlangsungan hidup-nya, maka ular harus mengganti
kulitnya secara berkala. Ular untuk mengganti kulitnya, tidak serta merta ular
bisa menanggalkan kulit yang lama begitu saja tanpa melalui suatu proses
alamiah. Ular harus berpuasa terlebih dahulu tanpa makan dalam kurun waktu
tertentu barulah kulit yang lama lepas digantikan dengan kulit yang baru.
Itulah puasanya ular. Ada 5 (lima) buah pelajaran yang dapat kita ambil dari
puasanya ular, yaitu :
a. Wajah
ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama;
b. Nama ular sebelum dan
sesudah puasa tetap sama;
c.
Makanan
ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama;
d. Cara bergerak sebelum
dan sesudah puasa tetap sama;
e.
Tabiat
dan sifat sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
Itulah puasa yang
dilakukan oleh ular dan saat ini pun banyak ular ular yang sedang
melaksanakannya. Inilah fitrah yang berlaku pada ular yang telah ditetapkan
berlaku oleh Allah SWT kepada ular.
2. Puasa Ulat. Ulat termasuk hewan
yang paling rakus, karena sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Akan
tetapi sesudah bosan makan, maka ulat melakukan perubahan melalui cara
berpuasa. Puasa yang dilakukan ulat adalah puasa yang benar benar dipersiapkan dengan
matang untuk mengubah kualitas hidupnya.
Untuk
itu ia mengasingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon
(kepompong) sehingga tak mungkin lagi melampiaskan nafsu makannya. Setelah
berminggu minggu berpuasa maka keluarlah dari kokon tersebut seekor makhluk
baru yang bernama kupu kupu dan kitapun bisa menyaksikannya secara langsung.
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari berpuasanya ulat, yaitu:
a.
Wajah
ulat sesudah puasa berubah indah mempesona;
b. Nama ulat sesudah
puasa berubah menjadi kupu kupu;
c.
Makanan
ulat sesudah puasa berubah menjadi penghisap madu;
d. Cara bergerak ketika
masih menjadi ulat menjalar setelah puasa berubah ter-bang;
e. Tabiat
dan sifat berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pe-makan
daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan, membantu kelangsungan kehidupan
tumbuhan dengan cara penyerbukan bunga.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi yang telah dibekali oleh
Allah SWT apa yang dinamakan akal, perasaan, pendengaran, penglihatan dan juga
ilmu, dan jika apa yang diberikan oleh Allah SWT itu masih berfungsi normal,
maka kita bisa mengambil pelajaran yang berasal dari puasanya ular dan puasanya
ulat yang telah dipertontonkan oleh Allah SWT kepada kita lalu kita mengambil
pelajaran dan juga pedoman saat dan setelah diri kita melaksanakan puasa di
bulan Ramadhan.
Jika sampai diri kita
tidak mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari puasanya ular dan puasanya ulat
ini berarti modal dasar yang telah diberikan Allah SWT sudah tidak normal lagi. Semoga dengan adanya
pelajaran langsung dari Allah SWT melalui ular dan ulat ini, mampu menjadikan
diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita, menjadi kupu-kupu generasi baru
yang mampu memberikan warna kehidupan di tengah masyarakat (atau yang bukan
yang diwarnai oleh masyarakat) yang lahir dari ibadah puasa yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar