A.
BERGURU KEPADA KELEDAI.
Di dalam salah satu ayat AlQuran dikemukakan bahwa
seburuk-buruk suara adalah suara keledai, hal ini sebagaimana dikemukakan dalam
firman-Nya berikut ini: “Dan
sederhanakanlah dalam berjalan, dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (surat Luqman (31) ayat 19)”.
Keledai sang pemilik suara yang buruk, sebagaimana
ayat di atas, memiliki sebuah perumpamaan yang harus kita jadikan pedoman hidup
yaitu keledai tidak masuk lubang yang sama dua kali. Dan jika sampai ada
wargabinaan yang masuk penjara lebih dari satu kali, apakah itu dua kali,
ataukah tiga kali, maka ada baiknya yang bersangkutan untuk berguru kepada pemilik
suara yang terburuk, yaitu sang keledai. Wahai keledai apa yang membuatmu tidak
masuk lubang yang sama dua kali!
Untuk itu katakan kepada diri Anda, cukup sekali
masuk penjara dan jika sampai Anda masuk penjara lagi jangan pernah salahkan
keledai yang lebih pintar dari pada Anda. Sekarang bagaimana jika ada seseorang
yang masuk penjara lebih dari 1 (satu) kali atau bahkan lebih dari 2 (dua) kali?
Jika sampai ini terjadi pada diri Anda maka kunci jawabannya adalah siapakah
yang lebih bodoh daripada keledai!.
B.
BERGURU KEPADA KUCING.
Selain berguru kepada keledai, kucingpun dapat kita
jadikan guru bagi kehidupan ini. Dimana kucing mampu mengajarkan kepada umat
manusia bahwa mencuri tidak akan menghasilkan ketenangan hidup. Apa buktinya?
Lihat kucing yang tidak tenang saat memakan makanan hasil curiannya. Lain
halnya jika kucing diberi makan langsung oleh pemiliknya, maka ia akan tenang
saat memakan makanan yang diberikan kepadanya. Hal ini terjadi karena kucing
tahu dan mengerti bahwa mencuri adalah tindakan yang tidak benar.
Dan jika sekarang ada wargabinaan yang mengambil
barang hak milik orang lain lalu ia tidak merasa bersalah setelah mengambil
barang orang lain tersebut maka bertanyalah kepada kucing. Wahai kucing kenapa
engkau mampu tahu bahwa mencuri itu salah sedangkan aku mencuri barang orang
lain namun aku tidak merasa bersalah? Disinilah letak berguru kepada seekor
kucing.
Allah SWT berfirman: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (surat At Tin (95) ayat 4)”. Sebagai makhluk yang diciptakan oleh
Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya, lalu dengan adanya pembelajaran
yang dipertontonkan oleh seekor kucing maka bisa jadi manusia yang melakukan
tindakan pencurian menjadi lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan seekor
kucing, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. (surat
At Tin (95) ayat 5)”.
Berdasarkan ketentuan ayat yang
kami kemukakan di atas ini, bisa jadi diri kita yang kedudukannya lebih tinggi
dari kucing namun karena tidak mampu mengambil pelajaran dari yang
dipertontonkan oleh seekor kucing akhirnya diri kita menjadi makhluk yang
serendah-rendahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar