8. Hati Nurani merupakan tempat diletakkannya Cahaya (Aura).
Allah SWT akan memberikan cahaya atau aura kepada
setiap manusia yang sesuai dengan kehendak-Nya melalui hati nurani. Adanya aura
yang kita terima ini mampu menjadikan diri kita bercahaya, berwibawa serta
memiliki kata yang didengar oleh khalayak serta menjadikan diri kita sendiri
teladan bagi sesama.Berdasarkan surat Az Zumar (39) ayat 22 berikut ini: “Maka apakah orang-orang yang
dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya
dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka
itu dalam kesesatan yang nyata.”
9. Hati Nurani merupakan tempat diletakkannya Petunjuk,
ilham, firasat dari Allah SWT. Allah SWT akan
memberikan petunjuk, ilham, firasat melalui hati nurani sepanjang diri kita
mampu sesuai dengan kehendak Allah SWT sehingga dengan petunjuk, ilham, firasat
ini akan memudahkan atau dengan petunjuk Allah SWT tersebut dapat mensukseskan
diri kita menjadi abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi yang
sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat At
Taghaabun (64) ayat 11 berikut ini: “Tidak ada sesuatu musibahpun
yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
Selanjutnya sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga
sebagai khalifah-Nya di muka bumi, ketahuilah serta pahamilah ketentuan hadits
yang kami kemukakan berikut ini: “Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya bila seorang hamba
melakukan dosa satu kali, maka di dalam hatinya timbul satu titik noda hitam.
Apabila ia berhenti dari perbuatan dosanya dan memohon ampun serta bertobat,
maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa,maka bertambahlah hitamnya
titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya. (Hadits Riwayat
Ahmad, Ath Thirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim).” Hati merupakan tempat diletakkannya titik-titik hitam atau noda-noda
hitam atas setiap dosa yang diperbuat oleh manusia. Sehingga dengan adanya
titik-titik hitam, adanya noktah hitam, adanya noda hitam di dalam hati, akan
mempengaruhi kualitas dan kesehatan hati sehingga akan mempengaruhi pula
kualitas hati jasmani dan juga kualitas hati nurani.
Untuk itu jika kita merasa membutuhkan hati jasmani ataupun hati nurani
maka tidak ada jalan lain kecuali menjaga kesehatan hati dengan tidak melakukan
perbuatan dosa saat hidup di muka bumi ini. Dan berdasarkan apa yang telah kami kemukakan
di atas ini, terlihat sangat jelas bahwa hati bagi jasmani dan juga bagi ruh
memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh kita dan juga bagi kesuksesan
diri kita menjadi khalifah yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Timbul pertanyaan ulangan, sebenarnya ada berapakah jumlah hati manusia
itu? Allah SWT hanya menciptakan hati manusia berjumlah satu, yaitu yang
terletak di dalam rongga dada manusia. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Ahzab (33) ayat 4 berikut ini: “Allah sekali-kali tidak
menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak
menjadikan isteri-isterimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak
menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian
itu hanyalah perkataan di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya
dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).” Hati yang
terletak di dalam rongga dada itu berbentuk seperti segumpal daging namun ia
mempunyai fungsi yang sangat vital bagi kesehatan tubuh manusia. Terganggunya
fungsi hati akan mengganggu fungsi dan keteraturan di dalam tubuh manusia yang
pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit atau bahkan mengakibatkan kematian.
Hati yang ada di dalam rongga dada manusia yang berfungsi dan berhubungan
dengan aktivitas tubuh manusia disebut juga dengan hati jasmani.
Lalu di hati jasmani tadi oleh Allah SWT diletakkan hati nurani tempat diletakkannya
perasaan dan akal, alat untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan Allah SWT,
pengobat dan penawar sakit serta alat untuk menerima petunjuk dari Allah SWT.
Adanya kondisi ini menunjukkan kepada diri kita bahwa hati bagi manusia
memiliki fungsi ganda yaitu sebagai bagian dari anggota tubuh disebut juga hati
jasmani dan sebagai sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan Allah SWT dan
tempat diletakkannya perasaan yang disebut juga hati nurani.
Sekarang kita telah mengetahui dengan pasti bahwa hati manusia hanya
satu, namun banyak manfaat dan kegunaan yang diletakkan Allah SWT di dalam hati,
yaitu hati yang berfungsi sebagai hati jasmani dan juga hati yang berfungsi
sebagi hati nurani manusia. Adanya kondisi ini maka hati
dapat dikatakan sebagai raja bagi diri manusia. Jika raja itu baik maka baiklah
diri manusia dan jika raja itu rusak maka rusaklah diri manusia. Selanjutnya jika manusia mampu
mempergunakan atau mendayagunakan hati jasmani dan hati nurani sesuai dengan peruntukannya atau sesuai dengan
syarat dan ketentuan yang telah Allah SWT berikan maka manusia dapat selamat di
dalam hidup dan kehidupan atau dapat menjadikan manusia sukses menjadi abd’
(hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi yang sesuai dengan kehendak Allah.
Untuk itu fungsikanlah hati sesuai dengan
peruntukkannya, tempatkanlah hati sesuai dengan kodrat dan fitrahnya,
peliharalah hati sesuai dengan kehendak Allah SWT dan jangan pernah sekalipun
sembarangan mempergunakan hati, terkecuali jika kita
tidak membutuhkan apapun dari Allah SWT melalui hati.
B. HUBUNGAN HATI JASMANI
DENGAN HATI NURANI.
Agar diri kita mampu mengetahui apa yang terdapat di dalam hati, berikut
ini akan kami kemukakan hal-hal yang berhubungan erat dengan hati itu sendiri,
baik dari sisi hati jasmani maupun hati nurani. Sebagaimana telah kita ketahui
bersama bahwa hati manusia jika ditinjau dari aspek jasmani dan ruh dapat
dibedakan menjadi hati jasmani dan hati nurani (hati ruhani) dimana keduanya
sangat memegang peranan yang sangat penting bagi diri manusia. Jika kesehatan hati
jasmani terganggu maka keseimbangan di dalam tubuh manusia menjadi terganggu
atau akan terhambat yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit bagi diri
manusia. Sedangkan jika kesehatan hati nurani yang terganggu maka manusia dapat
kehilangan perasaan atau dapat menimbulkan kegoncangan kejiwaan akibat dari
hilangnya ketenangan bathin yang nilainya tidak dapat dikalkulasi secara
matematis.
Lalu adakah hubungan antara hati jasmani dengan hati nurani? Keberadaan hati
jasmani dan hati nurani di dalam diri manusia tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya sehingga keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat
dikarenakan keduanya dapat menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif
baik kepada jasmani maupun kepada ruh manusia, walaupun unsur pembentuk,
fungsi, sifat serta kegunaan dari hati nurani dan hati jasmani adalah berbeda. Lalu adakah hubungan antara kesehatan hati jasmani dengan kesehatan hati nurani
jika dihubungkan dengan proses pertarungan antara jasmani dan ruh yang saat ini
sedang terjadi di dalam diri manusia?
Berikut ini akan kami kemukakan beberapa kemungkinan tentang hubungan
antara kesehatan hati jasmani dengan kesehatan hati ruhani yang dihubungkan
dengan proses pertarungan antara jasmani dengan ruhani yang terjadi di dalam diri manusia, yaitu:
1. Kemungkinan pertama, yaitu jika kondisi hati jasmani sehat akan mengakibatkan fungsi-fungsi
organ tubuh manusia bekerja dengan baik yang pada akhirnya akan dapat
menyehatkan dan menyegarkan tubuh manusia atau dapat mengakibatkan jasmani
manusia sehat. Timbul pertanyaan, jika hati jasmani sehat dapatkah mempengaruhi
kesehatan hati nurani? Sehatnya hati jasmani tidak menjamin hati nurani sehat
atau sehatnya hati jasmani belum tentu memberikan dampak langsung kepada
kesehatan hati nurani manusia. Kenapa hal ini
bisa terjadi? Hal ini dikarenakan
karekteristik, asal-muasal, sifat, fungsi dan kegunaan dari hati jasmani
jika dibandingkan dengan dengan karakteristik, asal-muasal, sifat, fungsi dan
kegunaan hati nurani sangatlah berbeda. Aktivitas hati jasmani berhubungan erat
dengan aktivitas jasmani sedangkan hati nurani berhubungan erat dengan
aktivitas ruh. Adanya perbedaan aktivitas antara hati jasmani
dengan hati nurani maka secara otomatis metode perawatannya pasti berbeda.
Untuk mendapatkan hati jasmani yang sehat maka
manusia diwajibkan untuk selalu berpola hidup sehat yang sesuai dengan ilmu
kesehatan dan ilmu gizi serta memperhatikan syariat Agama terutama yang
mengatur tertang cara mengkonsumsi makanan dan minuman. Sedangkan untuk
mendapatkan hati nurani yang sehat
manusia harus melaksanakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan (Diinul
Islam) dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai satu-satu konsep
ilahiah yang berlaku di muka bumi ini. Sekarang
jika kita hanya melaksanakan, hanya mementing-kan, hanya berpatokan kepada apa
yang disebut dengan pola hidup sehat yang sesuai dengan ilmu kesehatan dan gizi
di dalam merawat dan memelihara hati jasmani
maka yang sehat hanyalah jasmani semata, sedangkan akibat manusia mengabaikan
atau tidak melaksanakan Diinul Islam secara kaffah maka maka kesehatan hati nurani
dan juga ruh manusia akan terganggu. Manusia yang sukses dari sisi jasmani saja
dapat dikatakan bahwa manusia tersebut hanya mendapatkan apa-apa yang ada di
dunia saja atau manusia hanya sukses di muka bumi saja, tanpa memperolah
kebahagiaan di akhirat kelak.
2. Kemungkinan kedua, yaitu jika kondisi hati jasmani terganggu maka hati jasmani tidak dapat
melaksanakan fungsinya seperti:
sebagai penawar racun, membunuh kuman, mengatur kadar gula dalam darah,
mengubah provitamin A menjadi vitamin A, memproduksi zat antibody, sebagai
tempat pembentukan dan penguraian protein tertentu. Akibat yang ditimbulkan dari tidak berfungsinya hati jasmani akan
mengakibat-kan fungsi-fungsi organ tubuh manusia tidak dapat bekerja dengan
baik yang pada akhirnya akan dapat menimbulkan penyakit atau timbulnya
permasalahan di dalam keseimbangan tubuh manusia sehingga dapat mengakibatkan
kematian. Timbul pertanyaan, jika hati jasmani terganggu kesehatannya dapatkah
mempengaruhi kesehatan hati nurani?
Pola hidup sehat yang sesuai dengan ilmu
kesehatan merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk menjaga kesehatan hati
jasmani dan jika manusia gagal menerapkan pola hidup sehat maka tidak hanya
hati jasmani saja yang terganggu namun keseluruhan fungsi organ-organ tubuh
yang lainnya akan terganggu pula. Sekarang jika kita
tidak melaksanakan apa yang disebut pola hidup sehat yang sesuai dengan ilmu
kesehatan dan ilmu gizi ditambah kitapun tidak melaksanakan Rukun Iman, Rukun
Islam dan Ikhsan secara satu kesatuan (Diinul Islam secara kaffah) maka kesemua
komponen dari manusia akan rusak baik itu komponen jasmani dan komponen ruh,
hasil akhirnya sengsara di dunia dan sengsara di akhirat.
3. Kemungkinan ketiga, yaitu jika kondisi hati nurani terganggu akan mengakibatkan manusia
keluar dari jalan Allah SWT sehingga diri kita tidak mendapatkan petunjuk,
tidak mendapatkan nur Islam, tidak dicintai oleh Allah SWT sehingga selalu
berada di dalam nilai-nilai keburukan akibat manusia tidak melaksanakan Rukun
Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu kesatuan. Timbul pertanyaan, jika hati nurani
terganggu dapatkah mempengaruhi kesehatan hati jasmani? Orang yang kesehatan
hati nuraninya terganggu, biasanya selalu gelisah, resah, tidak mempunyai
ketenangan bathin, selalu tergesa-gesa, selalu berprasangka buruk kepada Allah
SWT dan juga berprasakan buruk kepada manusia.
Jika kondisi diri kita seperti ini, dapatkah kita
melaksanakan pola hidup sehat dengan baik dan benar? Berdasarkan pengalaman
orang yang tidak memiliki ketenangan bathin, yang selalu resah dan gelisah,
secara otomatis ia akan sulit melaksanakan apa yang disebut dengan pola hidup
sehat. Sekarang jika kita tidak melaksanakan ketentuan Diinul Islam secara
kaffah ditambah ketentuan pola hidup sehat yang sesuai dengan ilmu kesehatan
juga diabaikan maka hasilnya adalah ruh dan jasmani akan secara bersamaan rusak atau manusia gagal menjadi abd’
(hamba)Nya dan juga gaga menjadi khalifahNya di muka bumi.
4. Kemungkinan keempat, yaitu jika kondisi hati nurani sehat akan memberikan dampak positif
kepada ketenangan bathin lalu akan memberikan dampak positif kepada pemahaman,
akan selalu diberikan petunjuk dan perlindungan oleh Allah SWT, akan selalu
disayang dan dicintai oleh Allah SWT, akan selalu diberi pancaran Nur Islam
dari Allah SWT. Timbul pertanyaan, jika hati nurani sehat dapatkah mempengaruhi
kesehatan hati jasmani? Seseorang yang memelihara kesehatan hati nuraninya
maka secara otomatis orang tersebut pasti melaksanakan Rukun Iman, Rukun Islam
dan Ikhsan dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sekarang jika kita
melaksanakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dengan baik dan benar maka
secara otomatis kita pasti sudah menerapkan dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan pola hidup sehat seperti:“makan setelah lapar dan
berhenti sebelum kenyang, mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, selalu
membaca Nama Allah SWT serta berdoa sebelum makan dan minum, melaksanakan kebersihan
sebahagian dari iman”. Adanya kondisi Ini berarti
bahwa orang yang dapat memelihara hati nuraninya maka orang tersebut akan sehat
ruhnya serta sehat pula jasmaninya sehingga orang tersebut akan sukses menjadi abd’
(hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi yang sesuai dengan kehendak
Allah.
Sekarang jika Nur Islam dari Allah SWT dapat diperoleh atau telah
dijangkau oleh hati nurani manusia maka Nur Islam dari Allah SWT tersebut mampu
menerangi, mampu meradiasi, memberikan kehangatan kepada hati jasmani yang
sakit atau kepada pembuluh darah manusia yang tersumbat. Selanjutnya jika hati nurani
dapat menjangkau Al-Quddus yang dimiliki oleh Allah SWT maka kesucian Allah SWT
mampu membersihkan kotoran-kotoran yang melekat di dalam jantung, di dalam pembuluh
darah, di dalam hati jasmani, di dalam ginjal, di dalam kerongkongan, di dalam
saluran pernafasan manusia.
Sehingga sehatnya dan fitrahnya hati nurani akan memberikan dampak langsung secara positif bagi
kesehatan hati jasmani maupun jasmani secara keseluruhan.
Contohnya, lihatlah orang yang telah berusia tua tetapi ruhnya sehat lagi
fitrah, semangat orang tua tersebut tetap menyala, ia tidak pikun, ia tetap
dapat mengaji dan memberikan pengajaran kepada murid-muridnya serta ia tetap
dapat melaksanakan shalat lima waktu serta kegiatan kesehariannya dengan baik. Hal ini dikarenakan ruh
yang sehat dapat memberikan dampak yang positif bagi motivasi, semangat,
pengobat bagi jasmani. Sekarang bandingkan keadaan di atas dengan orang yang telah tua tetapi
ruhnya sakit, jawabannya adalah akan berbeda seratus delapan puluh derajat. Hal
ini dikarenakan ruh
yang sakit akan memberikan dampak negatif atau memberikan dampak buruk bagi
motivasi, semangat, kesehatan jasmani. Adanya kondisi ini
berarti hati nurani adalah obat yang paling mujarab bagi manusia untuk
menyembuhkan segala macam penyakit jasmani terutama penyakit yang ada pada
rongga dada manusia.Yang menjadi persoalan saat ini adalah sudahkah diri kita
menjaga, memelihara, merawat hati nurani dari waktu ke waktu sehingga tetap
terjaga kefitrahannya? Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga dan
memelihara hati nurani yang tidak lain adalah pengendali dari diri kita sendiri
serta cerminan langsung dari diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar