Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 21 Mei 2024

PENYEBAB TERJADINYA DOSA, PERBUATAN MAKSIAT DAN KEJAHATAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA (PART 4 of 6)

 

C.     ADANYA GODAAN, GANGGUAN SETAN.

 

Penyebab yang ketiga yang mempengaruhi seseorang melanggar ketentuan hukum yang mengakibatkan pelanggarnya menjadi wargabinaan adalah adanya godaan dan gangguan setan yang terkutuk terjadi saat terpengaruh atau dipengaruhi oleh ahwa (hawa nafsu) sehingga dapat dikatakan bahwa pintu masuk setan menggoda manusia melalui pintu ahwa (hawa nafsu).

 

Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, kita tidak boleh apriori dengan adanya ahwa (hawa nafsu) yang paling disukai oleh setan. Hal ini dikarenakan jika keduanya tidak ada (maksudnya ahwa.hawa nafsu dan setan tidak ada) maka hambarlah hidup yang kita laksanakan, atau monotonlah kehidupan yang ada di muka bumi sehingga kita tidak akan dapat merasakan menjadi pemenang  jika tidak ada musuh dalam suatu permainan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya berikut ini:Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguh-nya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga yang menyebabkan kamu menjadi celaka”. (surat Thaaha (20) ayat 117)”. Di lain sisi, Allah SWT telah mengemukakan dalam surat Al A’raf (7) ayat 17 sebagaimana berikut ini: kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”.

 

Berdasarkan ketentuan ayat di atas ini, setan sudah berada di depan diri kita, di belakang diri kita, di kiri diri kita dan di kanan diri kita, sehingga diri kita selalu di dalam pantauan radar setan atau sudah menjadi target operasi setan sehingga setan akan selalu mengitari dan mengelilingi diri kita sebelum melaksanakan aksinya. Lalu jika ada kesempatan maka setan akan melaksanakan aksinya.

 

Sekali lagi kami ingatkan, setan walaupun sudah ada dihadapan (mengelilingi) diri kita, di depan, di belakang, di kanan, di kiri, namun setan belum bisa melaksanakan aksinya kepada diri kita sepanjang pintu masuk untuk melaksanakan aksinya tidak ada. Salah satu pintu masuk yang harus kita waspadai adalah saat diri kita mulai terpengaruh baik langsung ataupun tidak langsung dari adanya nilai nilai kebaikan (nass) yang berasal dari ruhani ataupun dari nilai nilai keburukan (insan) yang berasal dari jasmani. Jika kita terpengaruh dengan nilai-nilai kebaikan lalu berusaha untuk berbuat kebaikan maka setan mulai melancarkan aksinya agar diri kita jangan sampai berbuat hal hal yang sesuai dengan kehendak Allah SWT dan jika sampai kita melaksanakannya (maksudnya setan tidak mampu mempengaruhi diri kita) maka langkah yang dilakukan oleh setan berikutnya adalah merubah besaran kebaikan, atau merubah kualitas dari niat seseorang dalam berbuat, atau mengaburkan keikhlasan di dalam berbuat sehingga hasilnya akhirnya tidak maksimal.

 

Lalu bagaimana jika nilai nilai keburukan mulai mempengaruhi diri kita? Jika kita mulai terpengaruh dengan nilai nilai keburukan maka setan seperti diberikan bahan bakar yang sangat cepat lagi hebat untuk melaksanakan aksinya kepada diri kita. Setan langsung menyuruh kita untuk berbuat tanpa harus memikirkan akibatnya. Setan berupaya jangan sampai hal yang sudah dihadapannya gagal dilaksanakan oleh manusia. Setan akan berusaha terus dan terus mempengaruhi manusia untuk melaksanakan apa apa yang berasal dari nilai nilai keburukan dan bahkan akan menunjukkan jalan bagaimana hal itu bisa dilaksanakan oleh manusia yang sudah terpengaruh dengan nafsunya.

 

Dan hal yang harus kita perhatikan adalah akhir dari pekerjaan setan untuk menggoda dan mengganggu serta merayu manusia, ada pada firman-Nya sebagaimana berikut ini: dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutu-kan aku (dengan Allah) sejak dahulu.Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (surat Ibrahim (14) ayat 22)’.  

 

Berdasarkan ketentuan ayat di atas ini, setan melakukan aksi lepas tangan dengan segala perbuatannya kepada manusia, dengan mengatakan “janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri.” Inilah jawaban dan pernyataan resmi setan kepada manusia- manusia yang telah terpengaruh oleh ahwa (hawa nafsu)nya, lalu apa yang bisa kita perbuat saat masih hidup di dunia, terutama saat masih di dalam penjara serta apa yang bisa kita lakukan saat hari berhisab kelak, selain menyesali diri sendiri!

 

Ingat, setan berbuat dan melaksanakan aksinya sudah disetujui oleh Allah SWT sehingga kita wajib menerima setan sebagai musuh abadi manusia. Jika tanpa ada syaitan maka tidak akan ada proses seleksi secara adil dan fair tentang siapakah yang berhak menempati syurga dan siapakah yang berhak menempati neraka. Inilah sunnatullah yang sudah berlaku dan akan berlaku sampai hari kiamat tiba.

 

Untuk itu, jadilah orang yang cerdas dalam hidup ini yaitu orang yang  memiliki kesadaran tentang tahu diri, tahu aturan main dan tahu tujuan akhir yang diikuti dengan memiliki ilmu tentang musuh diri kita, dalam hal ini ahwa (hawa nafsu) yang dibelakangnya ada setan. Tanpa ini semuanya maka hidup sebagai sebuah permainan sulit untuk kita menangkan. Ayo siapkan waktu untuk belajar dan memahami Diinul Islam secara menyeluruh, bukan hanya sebatas syariatnya saja melainkan sampai dengan hakekatnya. Selamat menikmati kenikmatan bertuhankan kepada Allah SWT dan semoga kita semua mampu bertemu Allah SWT kelak di syurga. Aamiin.

 

Di lain sisi, setan yang sudah ada sebelum diri kita ada di muka bumi serta setan atas persetujuan Allah SWT diperbolehkan untuk mengganggu, menggoda manusia, sampai dengan hari kiamat kelak. Akhirnya kita harus memahami bahwa setan sebagai musuh tentunya tidak suka kepada musuhnya:

 

1.      Jika musuhnya sukses dan menjadi pemenang;

2.     Jika musuhnya memperoleh petunjuk dari Allah SWT; 

3.     Jika musuhnya memperoleh perlindungan Allah SWT;

4.     Jika musuhnya memperoleh kedekatan dengan Allah SWT serta;

5.     Jika musuhnya dapat memelihara dan menjaga hati nuraniya tetap bersih dan juga;

6.  Jika musuhnya mampu menjadikan ruh sebagai jati diri manusia yang sesung-guhnya.

 

Adanya permusuhan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT maka setan akan berusaha dengan cara apapun juga untuk menggagalkan manusia meraih apa-apa yang telah dijanji-kan oleh Allah SWT kepada manusia.

 

Dan jika kita berpedoman dengan ketetapan Allah SWT yang telah menetapkan bahwa kita harus bermusuhan dengan setan, maka kita harus berusaha melawan pengaruh buruk setan atau harus melakukan tindakan untuk mengalahkan atau menggagalkan usaha setan kepada diri kita dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT serta kita harus dapat meletakkan dan menempatkan Allah SWT pada posisi yang sesungguhnya dan meletakkan diri kita pada posisi seorang hamba, sebagaimana firman-Nya berikut ini:  “Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. (surat Al An’aam (6) ayat 43).

 

Setan pada dasarnya mudah untuk dikalahkan oleh manusia sebab setan tidak mempunyai kepentingan pribadi apapun  kepada manusia. Setan hanya ingin manusia sesat. Setan hanya ingin manusia keluar dari jalan yang lurus. Setan hanya ingin manusia pulang neraka Jahannam bersama dirinya, sehingga cukup dengan membaca “'Berlindung Aku dari godaan setan yang terkutuk", maka setan tidak akan suka kepada manusia. Untuk berhati-hatilah saat diri memiliki sebuah keinginan karena keinginan ini merupakan pintu masuk setan untuk menggoda dan mengganggu diri kita. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini:  “Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (surat Al Hajj (22) ayat 52).”

 

Lalu dimanakah letak yang paling sulit di dalam menghadapi pengaruh buruk setan? Yang paling sulit dihadapi oleh manusia adalah manusia yang sudah berubah wujud menjadi setan dikarenakan manusia sudah menerapkan ajaran dan perilaku setan dalam kehidupan sehari-hari atau setan yang telah berubah wujud menjadi manusia. Setan jenis ini jika dibacakan "Berlindung aku dari godaan syaitan yang terkutuk" masih tetap bercokol, tidak menyingkir dari diri kita. Hal ini dikarenakan setan jenis ini paling banyak memiliki kebutuhan, seperti uang, jabatan, harta, kedudukan, syahwat, perut dan lain sebagainya.

 

Agar diri kita mampu mengalahkan musuh maka tidak jalan lain kecuali diri kita memiliki ilmu tentang musuh yang selanjutnya kitapun harus mengetahui perilaku dan sikap dari setan selaku musuh kepada setiap manusia, yang kesemuanya sudah diizinkan oleh Allah SWT untuk dilaksanakannya, yaitu:

 

1.    Menipu ke jalan yang sesat. Setan mempunyai banyak perangkat atau senjata am-puh untuk menaklukkan dan menjerumuskan manusia ke lembah nista atau menjerumus-kan manusia ke jalan yang sesat. Senjata apakah itu? Inilah senjata dan perangkat perang yang  dipergunakan oleh setan untuk menaklukkan manusia atau menjadikan manusia sesat, yaitu: setan akan selalu membisikkan atau akan selalu mendengung-dengungkan ke dalam hati dan pikiran kita apa yang dinamakan dengan niat dan pikiran jahat atau menyuruh manusia untuk berbuat sesuatu yang bertentangan dengan syariat.

 

Setan akan selalu membujuk dan merayu manusia untuk melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan. Setan akan selalu mengajak dan juga selalu menyuruh manusia untuk melakukan praktek-praktek tipu daya, melakukan budaya suap, melakukan perbuatan yang melawan hukum, intinya selalu berseberangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan yang dikehendaki Allah SWT.  Hal ini sebagaima-na firman-Nya berikut ini: “Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya,d an mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagi kamu berdua?” (surat Al A’raaf (7) ayat 20-22)

 

Adanya perilaku, perbuatan, kegiatan, pekerjaan yang dilakukan setan kepada manusia yang mengakibatkan manusia jauh dari ajaran Allah SWT atau menjadikan manusia menjadi celaka, penuh noda dan dosa serta terjerumus ke lembah nista dan masuk penjara, maka Allah SWT telah memerintahkan kepada manusia untuk tidak menjadikan setan sebagai sahabat atau menjadikan setan sebagai konsultan, menjadikan setan sebagai pemimpin dan panutan saat diri kita menjadi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Jika Allah SWT sudah memerintahkan kepada manusia untuk menjadikan setan sebagai musuh utama manusia, jangan pernah merubah ketentuan ini jika kita ingin selalu berada di dalam kehendak Allah SWT.

 

2.     Menghalangi Dari Jalan Islam. Setan yang telah ditetapkan sebagai musuh utama manusia, pasti akan selalu berbuat, berkehendak, berkelakuan, beraktivitas untuk menjatuhkan, mencelakakan, menghalangi musuhnya untuk melakukan aktivitas yang dapat mengalahkan dirinya atau akan dapat menggagalkan rencananya. Setan tidak akan pernah berbuat baik kepada musuhnya atau akan memberikan kebahagiaan kepada musuhnya, dalam hal ini kepada  manusia, terkecuali musuhnya sudah menjadi sahabatnya. Jika sampai ada setan yang berbuat sesuatu hal yang dapat membahagiakan musuhnya atau menjadikan manusia sesuai dengan kehendak Allah SWT berarti ada sesuatu yang salah di dalam diri setan tersebut dan hal ini tidak mungkin pernah terjadi.

 

Allah SWT berfirman: “dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (surat Az Zukhruf (43) ayat 62)”.

 

Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (surat Al Baqarah (2) ayat 208)”.

 

Setan sebagai musuh abadi manusia pasti akan mencelakakan manusia. Setan sebagai musuh pasti menjauhkan manusia dari jalan yang lurus. Setan sebagai musuh pasti menghalangi manusia dari ajaran Allah SWT. Setan sebagai musuh pasti membuat manusia tidak dapat melaksanakan ajaran Islam. Setan sebagai musuh pasti tidak menginginkan manusia sukses menjadi khalifah yang sekaligus Makhluk Pilihan. Setan sebagai musuh pasti tidak menghendaki manusia pulang ke Kampung Kebahagiaan. Inilah sunnatullah yang pasti berlaku kepada diri kita.Jika sekarang Setan sudah begitu kerasnya kepada setiap manusia, termasuk kepada diri kita, sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi kondisi dasar setan yang telah kami kemukakan di atas ini dan yang pasti kita tidak akan dapat mengalahkan setan seorang diri tanpa bantuan dan pertolongan Allah SWT. Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sudahkah kita meminta dan mengajak Allah SWT untuk menolong dan membantu diri kita saat menghadapi setan saat hidup di dunia ini?

 

3.   Bermusuh-musuhan serta Menipu dengan kepalsuan. Setan di dalam kehidupan sehari-hari dapat dikategorikan menjadi 2(dua) bentuk yaitu setan dalam bentuk aslinya yaitu sebagai makhluk ghaib dan setan yang dapat berwujud manusia atau manusia yang mempunyai tingkah laku mirip setan. Setan dalam bentuk aslinya tidak mempunyai kepentingan pribadi kepada manusia, dia hanya menginginkan manusia celaka, menginginkan manusia keluar dari jalan yang lurus sehingga mudah dibawa ke Neraka. Sepanjang diri kita berada di dalam koridor keimanan kepada Allah SWT maka keinginan setan kepada diri kita dapat kita hindari atau dapat kita gagalkan.

 

Setan dalam bentuk manusia adalah manusia-manusia yang telah mendapatkan anugerah dan petunjuk dari setan sehingga manusia tersebut selalu berperilaku sesuai dengan apa yang setan senangi. Setan dalam bentuk manusia sangat licik, licin seperti belut, selalu bermulut manis namun mempunyai hati yang busuk, banyak kebutuhannya, tidak akan pernah puas, selalu menghasut, selalu menyampaikan berita bohong, yang intinya akan menjadikan manusia berbuat di dalam koridor Nilai-Nilai Keburukan yang dikehendaki oleh setan. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (surat Al An’aam (6) ayat 112-113)”.

 

Setan dalam bentuk manusia adalah manusia-manusia yang telah mendapatkan anugerah dan petunjuk dari setan sehingga manusia tersebut selalu berperilaku sesuai dengan apa yang syaitan senangi. Setan dalam bentuk manusia sangat licik, licin seperti belut, selalu bermulut manis namun mempunyai hati yang busuk, banyak kebutuhannya, tidak akan pernah puas, selalu menghasut, selalu menyampaikan berita bohong, yang intinya akan menjadikan manusia berbuat di dalam koridor Nilai-Nilai Keburukan.

 

Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, mulai saat ini kita harus menyadari betul kondisi dan keadaan setan ini. Selanjutnya sudahkah kita memiliki Ilmu dan pengetahuan untuk mengalahkan ke dua jenis setan yang kami kemukakan di atas? Jika kita ingin mengalahkan setan maka kita harus bersinergi terlebih dahulu dengan Allah SWT barulah ke dua bentuk setan itu dapat kita kalahkan.  

 

4.    Musyrik dan Selalu Menyimpang dari Islam. Setan tidak akan pernah puas, tidak akan pernah senang, tidak akan pernah melepaskan manusia sedikitpun walaupun ia telah berhasil menjerumuskan manusia ke lembah nista dan dosa. Setan tidak akan pernah menginginkan manusia taubat walaupun sudah masuk penjara; setan tidak ingin manusia mendapatkan hidayah ataupun maunah; syaitan sampai dengan hari kiamat kelak akan tetap berkeinginan agar seluruh manusia untuk berbuat dan bertindak kafir, berbuat syirik, menjalankan musyrik, menyimpang dari Ajaran Diinul Islam, mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk, berbuat dan bertindak di dalam koridor Nilai-Nilai Keburukan.

 

Jika ini adalah kondisi dasar setan kepada seluruh manusia, termasuk kepada diri kita, sadarkah diri kita dengan keadaan ini? Jika kita termasuk orang yang telah tahu diri maka sudah sepantasnya diri kita mawas diri terhadap ajaran, bujukan, rayuan setan sang laknatullah. Allah SWT berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (surat An Nisaa’ (4) ayat 36-38)”.

 

Saat ini sampai dengan kapanpun juga setiap manusia dapat dipastikan memiliki Ruh dan Amanah yang 7 yang berasal dan bersumber dari Allah SWT, sedangkan setan tidak memiliki Ruh dan Amanah yang 7. Hal ini dikarenakan setan diciptakan dari api yang sangat halus.  Adanya kelebihan manusia dibandingkan dengan setan berarti manusia seharusnya menang melawan setan disebabkan manusia lebih pandai dan lebih mengetahui serta memiliki Ilmu yang lebih dibandingkan setan.

 

Jika sekarang manusia justru kalah atau dikalahkan oleh setan atau manusia malah menjelma menjadi setan, timbul pertanyaan sebenarnya siapakah yang pandai dan siapakah yang bodoh? Berdasarkan kondisi di atas secara otomatis dapat dikatakan bahwa setan yang lebih pintar dari manusia ataukah manusia lebih bodoh daripada setan. Hal ini tercermin dari setan menjadi pemenang sedangkan manusia menjadi pecundang. Hal yang harus kita ketahui adalah di dalam kehendak Allah SWT manusialah yang menjadi pemenang dan setan yang menjadi pecundang. Sekarang yang manakah posisi diri kita?

 

Selain 4 (empat) hal yang telah kami kemukakan di atas, setan juga masih memiliki kemampuan yang lainnya, dalam hal ini adalah:

 

a.      Setan akan selalu mengadu domba manusia, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(surat Al Maaidah (5) ayat 91)

 

b.     Setan akan selalu menyesatkan manusia dari jalan yang lurus (dari petunjuk Allah SWT), sebagaimana firman-Nya berikut ini:Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut[312], Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Maka Bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna". (surat An Nisaa’ (4) ayat 60, 61, 62)”.

 

[312] Yang selalu memusuhi Nabi dan kaum muslimin dan ada yang mengatakan Abu Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga: 1. orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.

 

c.     Setan akan selalu menjegal/menggagalkan setiap usaha manusia yang baik menjadi kesalahan. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini:iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (surat al A’raaf (7) ayat 16,17)”.

 

d.    Setan akan selalu mencari kesempatan untuk mempengaruhi manusia melalui hawa nafsu (ahwa). Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasulpun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, (surat Al Hajj (22) ayat 52)”.

 

Setan sebagai musuh utama manusia akan selalu menggoda dengan cara membisiki dan membujuk manusia untuk selalu melanggar apa yang telah menjadi larangan dan perintah Allah SWT. Hal ini berdasarkan ketentuan surat Al Israa’ (17) ayat 64 berikut ini: “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipun belaka.” Untuk apakah setan melakukan itu semua? Setan yang telah mendapat restu dari Allah SWT untuk menggoda seluruh anak dan keturunan Nabi Adam as, tentunya wajib melaksanakan apa yang telah dimintanya kepada Allah SWT. Selanjutnya setan dengan segala tipu dayanya akan melakukan apapun untuk mengajak manusia ke luar jalan Allah SWT yang lurus. Lalu untuk apakan setan melakukan itu? Setan berkeinginan mempunyai teman di dalam mengarungi bahtera kehidupan di Neraka Jahannam dan sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi keinginan setan tersebut, apakah mau menuruti ataukah tidak? Pilihan ada pada diri kita sendiri.

 

Sebagai informasi tambahan tentang setan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dengan seksama saat menghadapi musuh abadi diri kita ini, yaitu :

 

1.   Jangan pernah menganggap remeh tentang musuh yang kita hadapi. Jangan per-nah menganggap kalau kita sudah mampu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah maka kita bisa terbebas dari serangan musuh. Setan sebagai musuh akan terus menyerang musuhnya sampai dengan proses “sakratul maut” tiba. Jika setan sudah tidak bisa menyerang lagi diri kita karena kita sudah termasuk manusia yang mukhlis, maka setan akan menyerang melalui anak keturunan kita, setan akan menyerang melalui harta kekayaan kita, setan juga akan menyerang melalui suami atau istri kita serta melalui keikhlasan kita di dalam melalukan ibadah. Ingat, Prinsip perang adalah jangan pernah mengasumsikan musuh tidak akan datang, melainkan bersiaplah menyambut kedatangannya. Jangan menduga musuh tidak akan menyerang, melainkan buatlah agar posisi anda tidak bisa diserang. (Sun Tzu dalam the art of war)

 

2.     Jangan pernah berhenti melawan musuh, karena musuh kita akan terus menyerang musuhnya sampai kapanpun juga sepanjang diri kita masih dinamakan dengan manusia. Sebagai musuh dari iblis/setan jangan pernah menganggap kita dibiarkan begitu saja oleh musuh kita. Musuh tetaplah musuh dan musuh harus terus kita kalahkan karena kita harus menjadi pemenang.

 

3.   Jumlah jin, iblis dan setan saat ini sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah manusia, dikarenakan setelah ruh berpisah dari jasmani setan yang menyertai diri kita tidak serta merta ikut meninggal dunia ditambah ada manusia manusia yang telah berubah menjadi setan. Jika jumlah jin, iblis/setan sudah lebih banyak dari jumlah manusia, berarti Nilai-Nilai Keburukan saat ini pasti lebih mendominasi di dalam kehidupan. Untuk itu kita tidak bisa sendirian menghadapinya, kita sangat membutuhkan Allah SWT untuk mengalahkan jin, iblis/setan yang jumlahnya sudah lebih banyak dari jumlah manusia yang hidup. Yang menjadi persoalan adalah sudahkah diri kita sesuai dengan kehendak Allah SWT jika membutuhkan Allah SWT?

 

4.    Allah SWT sudah mempersiapkan 2(dua) buah tempat kembali bagi manusia, yaitu syurga dan neraka. Jika syurga dan neraka sudah ditetapkan oleh Allah SWT berarti saat ini ada calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga. Adanya kondisi ini tidak hanya calon penghuni syurga saja yang memiliki “Hak Hidup” di muka bumi ini,  akan tetapi calon penghuni neraka juga memiliki “Hak Hidup” yang sama di muka bumi ini. Jika calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga sama-sama memiliki hak hidup, maka kita tidak boleh saling mencaci maki, tidak boleh saling bunuh membunuh, saling benar sendiri.

 

5.    Setan yang sudah ditetapkan sebagai musuh, sebagai musuh maka setan tidak akan pernah senang kepada musuhnya. Musuh akan selalu bertindak dan berbuat  untuk mengalahkan, menjatuhkan musuhnya. Untuk itu kita harus dapat mengalahkan serta  melumpuhkan musuh tersebut sebab tanpa melalui musuh kita tidak akan pernah memperoleh kemenangan yang pada akhirnya akan menghantarkan diri kita ke kampung Kebahagiaan. Dan sebagai musuh dari iblis/setan maka diri kita tidak bisa mengalahkan musuh sendirian karena diri kita tidak memiliki ilmu dan pemahaman tentang musuh. Dikarenakan musuh diri kita Allah SWT yang menciptakan. Jika ini keadaannya maka kita harus bersama-sama Allah SWT untuk mengalahkan musuh abadi diri kita serta hanya dengan cara inilah kita bisa mengalahkan musuh secara bermartabat.    

 

Selain daripada itu, masih ada hal lainnya yang harus kita perhatikan yaitu jarak antara kemahaan dan kebesaran Allah SWT  kepada diri kita lebih dekat atau bahkan diri kita sudah tidak bisa dipisahkan dengan kebesaran dan kemahaan Allah SWT dibandingkan posisi diri kita kepada setan.Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini:  Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (surat Qaf (50) ayat 16). Adanya kondisi ini berarti antara diri kita dengan setan masih memiliki jarak sedangkan kepada Allah SWT tidak berjarak sepanjang diri kita tidak melepaskan diri dari Allah SWT.

 

Selanjutnya jika posisi Allah SWT lebih dekat kepada diri kita, kenapa harus kepada setan kita melapor, kenapa harus kepada setan kita berlindung, kenapa kepada setan kita mengadu, kenapa harus setan yang kita jadikan konsultan, padahal  Allah SWT sudah bersama diri kita? Mudah-mudahan diri kita mampu mengatasi setan baik dalam wujud aslinya maupun yang sudah berubah wujud menjadi manusia atau manusia yang telah berubah menjadi setan melalui bantuan dan pertolongan Allah SWT yang pada akhirnya dapat menghantarkan diri kita sesuai dengan kehendak Allah SWT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar