C. ADANYA GODAAN,
GANGGUAN SETAN.
Penyebab yang ketiga
yang mempengaruhi seseorang melanggar ketentuan hukum yang mengakibatkan
pelanggarnya menjadi wargabinaan adalah adanya godaan dan gangguan setan yang
terkutuk terjadi saat terpengaruh atau dipengaruhi oleh ahwa (hawa nafsu) sehingga
dapat dikatakan bahwa pintu masuk setan menggoda manusia melalui pintu ahwa
(hawa nafsu).
Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus
khalifah-Nya di muka bumi, kita tidak boleh apriori dengan adanya ahwa (hawa
nafsu) yang paling disukai oleh setan. Hal ini dikarenakan jika keduanya tidak
ada (maksudnya ahwa.hawa nafsu dan setan tidak ada) maka hambarlah hidup yang
kita laksanakan, atau monotonlah kehidupan yang ada di muka bumi sehingga kita
tidak akan dapat merasakan menjadi pemenang
jika tidak ada musuh dalam suatu permainan. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya berikut ini: “Maka
Kami berkata: “Hai Adam, sesungguh-nya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi
istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari
surga yang menyebabkan kamu menjadi celaka”. (surat
Thaaha (20) ayat 117)”. Di
lain sisi, Allah SWT telah mengemukakan dalam surat Al A’raf (7) ayat 17
sebagaimana berikut ini: “kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat)”.
Berdasarkan ketentuan
ayat di atas ini, setan sudah berada di depan
diri kita, di belakang diri kita, di kiri diri kita dan di kanan diri kita,
sehingga diri kita selalu di dalam pantauan radar setan atau sudah menjadi
target operasi setan sehingga setan akan selalu mengitari dan mengelilingi diri
kita sebelum melaksanakan aksinya. Lalu jika ada kesempatan maka setan akan
melaksanakan aksinya.
Sekali lagi kami ingatkan, setan walaupun sudah
ada dihadapan (mengelilingi) diri kita, di depan, di belakang, di kanan, di kiri,
namun setan belum bisa melaksanakan aksinya kepada diri kita sepanjang pintu
masuk untuk melaksanakan aksinya tidak ada. Salah satu pintu masuk yang harus
kita waspadai adalah saat diri kita mulai terpengaruh baik langsung ataupun
tidak langsung dari adanya nilai nilai kebaikan (nass) yang berasal dari ruhani
ataupun dari nilai nilai keburukan (insan) yang berasal dari jasmani. Jika kita terpengaruh dengan nilai-nilai
kebaikan lalu berusaha untuk berbuat kebaikan maka setan mulai melancarkan
aksinya agar diri kita jangan sampai berbuat hal hal yang sesuai dengan
kehendak Allah SWT dan jika sampai kita melaksanakannya (maksudnya setan tidak
mampu mempengaruhi diri kita) maka langkah yang dilakukan oleh setan berikutnya
adalah merubah besaran kebaikan, atau merubah kualitas dari niat seseorang
dalam berbuat, atau mengaburkan keikhlasan di dalam berbuat sehingga hasilnya
akhirnya tidak maksimal.
Lalu bagaimana jika nilai nilai keburukan mulai
mempengaruhi diri kita? Jika kita mulai terpengaruh dengan nilai nilai
keburukan maka setan seperti diberikan bahan bakar yang sangat cepat lagi hebat
untuk melaksanakan aksinya kepada diri kita. Setan langsung menyuruh kita untuk
berbuat tanpa harus memikirkan akibatnya. Setan berupaya jangan sampai hal yang
sudah dihadapannya gagal dilaksanakan oleh manusia. Setan akan berusaha terus
dan terus mempengaruhi manusia untuk melaksanakan apa apa yang berasal dari
nilai nilai keburukan dan bahkan akan menunjukkan jalan bagaimana hal itu bisa
dilaksanakan oleh manusia yang sudah terpengaruh dengan nafsunya.
Dan hal yang harus kita perhatikan adalah akhir
dari pekerjaan setan untuk menggoda dan mengganggu serta merayu manusia, ada
pada firman-Nya sebagaimana berikut ini: “dan berkatalah syaitan tatkala perkara
(hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu
janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku
menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar)
aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu
mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat
menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku
tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutu-kan aku (dengan Allah) sejak
dahulu.Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(surat Ibrahim (14) ayat 22)’.
Berdasarkan ketentuan ayat di atas ini, setan
melakukan aksi lepas tangan dengan segala perbuatannya kepada manusia, dengan
mengatakan “janganlah kamu mencerca aku,
akan tetapi cercalah dirimu sendiri.” Inilah jawaban dan pernyataan resmi setan
kepada manusia- manusia yang telah terpengaruh oleh ahwa (hawa nafsu)nya, lalu
apa yang bisa kita perbuat saat masih hidup di dunia, terutama saat masih di
dalam penjara serta apa yang bisa kita lakukan saat hari berhisab kelak, selain
menyesali diri sendiri!
Ingat, setan berbuat dan melaksanakan aksinya
sudah disetujui oleh Allah SWT sehingga kita wajib menerima setan sebagai musuh
abadi manusia. Jika tanpa ada syaitan maka tidak akan ada proses seleksi secara
adil dan fair tentang siapakah yang berhak menempati syurga dan siapakah yang
berhak menempati neraka. Inilah sunnatullah yang sudah berlaku dan akan berlaku
sampai hari kiamat tiba.
Untuk
itu, jadilah orang yang cerdas dalam hidup ini yaitu orang yang memiliki kesadaran tentang tahu diri, tahu
aturan main dan tahu tujuan akhir yang diikuti dengan memiliki ilmu tentang
musuh diri kita, dalam hal ini ahwa (hawa nafsu) yang dibelakangnya ada setan. Tanpa ini semuanya maka hidup sebagai sebuah permainan
sulit untuk kita menangkan. Ayo siapkan waktu untuk belajar dan memahami Diinul
Islam secara menyeluruh, bukan hanya sebatas syariatnya saja melainkan sampai dengan
hakekatnya. Selamat menikmati kenikmatan bertuhankan kepada Allah SWT dan semoga
kita semua mampu bertemu Allah SWT kelak di syurga. Aamiin.
Di lain sisi, setan yang
sudah ada sebelum diri kita ada di muka bumi serta setan atas persetujuan Allah
SWT diperbolehkan untuk mengganggu, menggoda manusia, sampai dengan hari kiamat
kelak. Akhirnya kita harus memahami bahwa setan sebagai musuh tentunya tidak suka kepada
musuhnya:
1. Jika musuhnya sukses dan menjadi pemenang;
2. Jika musuhnya memperoleh petunjuk dari Allah
SWT;
3. Jika musuhnya memperoleh perlindungan Allah
SWT;
4. Jika musuhnya memperoleh kedekatan dengan
Allah SWT serta;
5. Jika musuhnya dapat memelihara dan menjaga
hati nuraniya tetap bersih dan juga;
6. Jika musuhnya mampu menjadikan ruh sebagai
jati diri manusia yang sesung-guhnya.
Adanya permusuhan
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT maka setan akan berusaha dengan cara
apapun juga untuk menggagalkan manusia meraih apa-apa yang telah dijanji-kan
oleh Allah SWT kepada manusia.
Dan jika kita
berpedoman dengan ketetapan Allah SWT yang telah menetapkan bahwa kita harus
bermusuhan dengan setan, maka kita harus berusaha melawan pengaruh buruk setan
atau harus melakukan tindakan untuk mengalahkan atau menggagalkan usaha setan
kepada diri kita dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan
Allah SWT serta kita harus dapat meletakkan dan menempatkan Allah SWT pada
posisi yang sesungguhnya dan meletakkan diri kita pada posisi seorang hamba,
sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Maka mengapa mereka tidak
memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan
Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitanpun
menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. (surat Al
An’aam (6) ayat 43).
Setan pada dasarnya
mudah untuk dikalahkan oleh manusia sebab setan tidak mempunyai kepentingan
pribadi apapun kepada manusia. Setan hanya ingin manusia sesat. Setan hanya
ingin manusia keluar dari jalan yang lurus. Setan hanya ingin manusia
pulang neraka Jahannam bersama dirinya, sehingga cukup dengan membaca “'Berlindung Aku dari godaan setan yang
terkutuk", maka setan tidak akan suka kepada manusia. Untuk
berhati-hatilah saat diri memiliki sebuah keinginan karena keinginan ini
merupakan pintu masuk setan untuk menggoda dan mengganggu diri kita. Hal ini
sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan kami tidak mengutus
sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila
ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap
keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan
Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(surat Al Hajj (22) ayat 52).”
Lalu dimanakah letak
yang paling sulit di dalam menghadapi pengaruh buruk setan? Yang paling sulit
dihadapi oleh manusia adalah manusia yang sudah berubah wujud menjadi setan
dikarenakan manusia sudah menerapkan ajaran dan perilaku setan dalam kehidupan
sehari-hari atau setan yang telah berubah wujud menjadi manusia. Setan jenis
ini jika dibacakan "Berlindung aku
dari godaan syaitan yang terkutuk" masih tetap bercokol, tidak
menyingkir dari diri kita. Hal ini dikarenakan setan jenis ini paling banyak
memiliki kebutuhan, seperti uang, jabatan, harta, kedudukan, syahwat, perut dan
lain sebagainya.
Agar diri kita mampu mengalahkan musuh maka tidak jalan lain kecuali diri
kita memiliki ilmu tentang musuh yang selanjutnya kitapun harus mengetahui perilaku
dan sikap dari setan selaku musuh kepada setiap manusia, yang kesemuanya sudah
diizinkan oleh Allah SWT untuk dilaksanakannya, yaitu:
1. Menipu ke jalan yang
sesat. Setan mempunyai banyak perangkat atau senjata am-puh
untuk menaklukkan dan menjerumuskan manusia ke lembah nista atau menjerumus-kan
manusia ke jalan yang sesat. Senjata apakah itu? Inilah senjata dan perangkat
perang yang dipergunakan oleh setan
untuk menaklukkan manusia atau menjadikan manusia sesat, yaitu: setan akan
selalu membisikkan atau akan selalu mendengung-dengungkan ke dalam hati dan
pikiran kita apa yang dinamakan dengan niat dan pikiran jahat atau menyuruh
manusia untuk berbuat sesuatu yang bertentangan dengan syariat.
Setan akan selalu membujuk dan merayu manusia untuk melakukan tindakan
atau perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan. Setan akan selalu
mengajak dan juga selalu menyuruh manusia untuk melakukan praktek-praktek tipu
daya, melakukan budaya suap, melakukan perbuatan yang melawan hukum, intinya
selalu berseberangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan yang dikehendaki Allah
SWT. Hal ini sebagaima-na firman-Nya
berikut ini: “Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan
syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang
yang kekal (dalam surga). Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah
itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah
bagi keduanya aurat-auratnya,d an mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah
melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagi kamu berdua?” (surat Al A’raaf (7) ayat 20-22)
Adanya perilaku, perbuatan, kegiatan, pekerjaan yang dilakukan setan
kepada manusia yang mengakibatkan manusia jauh dari ajaran Allah SWT atau
menjadikan manusia menjadi celaka, penuh noda dan dosa serta terjerumus ke
lembah nista dan masuk penjara, maka Allah SWT telah memerintahkan
kepada manusia untuk tidak menjadikan setan sebagai sahabat atau menjadikan setan
sebagai konsultan, menjadikan setan sebagai pemimpin dan panutan saat diri kita
menjadi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Jika Allah SWT sudah memerintahkan kepada manusia untuk menjadikan setan
sebagai musuh utama manusia, jangan pernah merubah ketentuan ini jika kita
ingin selalu berada di dalam kehendak Allah SWT.
2. Menghalangi Dari
Jalan Islam. Setan yang telah ditetapkan sebagai musuh utama
manusia, pasti akan selalu berbuat, berkehendak, berkelakuan, beraktivitas untuk
menjatuhkan, mencelakakan, menghalangi musuhnya untuk melakukan aktivitas yang
dapat mengalahkan dirinya atau akan dapat menggagalkan rencananya. Setan tidak akan pernah berbuat baik kepada musuhnya atau akan
memberikan kebahagiaan kepada musuhnya, dalam hal ini kepada manusia, terkecuali musuhnya sudah menjadi
sahabatnya. Jika sampai ada setan yang berbuat sesuatu hal yang
dapat membahagiakan musuhnya atau menjadikan manusia sesuai dengan kehendak
Allah SWT berarti ada sesuatu yang salah di dalam diri setan tersebut dan hal
ini tidak mungkin pernah terjadi.
Allah SWT berfirman: “dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (surat Az Zukhruf (43) ayat 62)”.
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (surat Al Baqarah (2) ayat 208)”.
Setan sebagai musuh abadi manusia pasti akan mencelakakan manusia. Setan
sebagai musuh pasti menjauhkan manusia dari jalan yang lurus. Setan sebagai
musuh pasti menghalangi manusia dari ajaran Allah SWT. Setan sebagai musuh
pasti membuat manusia tidak dapat melaksanakan ajaran Islam. Setan sebagai
musuh pasti tidak menginginkan manusia sukses menjadi khalifah yang sekaligus
Makhluk Pilihan. Setan sebagai musuh pasti tidak menghendaki manusia pulang ke
Kampung Kebahagiaan. Inilah sunnatullah yang pasti berlaku kepada diri
kita.Jika sekarang Setan sudah begitu kerasnya kepada setiap manusia, termasuk
kepada diri kita, sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi kondisi dasar setan
yang telah kami kemukakan di atas ini dan yang pasti kita tidak akan dapat
mengalahkan setan seorang diri tanpa bantuan dan pertolongan Allah SWT. Sebagai
abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sudahkah kita meminta
dan mengajak Allah SWT untuk menolong dan membantu diri kita saat menghadapi setan
saat hidup di dunia ini?
3. Bermusuh-musuhan
serta Menipu dengan kepalsuan. Setan di dalam
kehidupan sehari-hari dapat dikategorikan menjadi 2(dua) bentuk yaitu setan
dalam bentuk aslinya yaitu sebagai makhluk ghaib dan setan yang dapat berwujud
manusia atau manusia yang mempunyai tingkah laku mirip setan. Setan dalam
bentuk aslinya tidak mempunyai kepentingan pribadi kepada manusia, dia hanya
menginginkan manusia celaka, menginginkan manusia keluar dari jalan yang lurus
sehingga mudah dibawa ke Neraka. Sepanjang diri kita berada di dalam koridor keimanan
kepada Allah SWT maka keinginan setan kepada diri kita dapat kita hindari atau
dapat kita gagalkan.
Setan dalam bentuk manusia adalah manusia-manusia yang telah mendapatkan
anugerah dan petunjuk dari setan sehingga manusia tersebut
selalu berperilaku sesuai dengan apa yang setan senangi. Setan dalam bentuk
manusia sangat licik, licin seperti belut, selalu bermulut manis namun
mempunyai hati yang busuk, banyak kebutuhannya, tidak akan pernah puas, selalu
menghasut, selalu menyampaikan berita bohong, yang intinya akan menjadikan
manusia berbuat di dalam koridor Nilai-Nilai Keburukan yang dikehendaki oleh setan. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan demikianlah Kami jadikan
bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan
(dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan
apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa
senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan)
kerjakan. (surat Al An’aam (6) ayat 112-113)”.
Setan dalam bentuk manusia adalah manusia-manusia yang telah mendapatkan
anugerah dan petunjuk dari setan sehingga manusia tersebut
selalu berperilaku sesuai dengan apa yang syaitan senangi. Setan dalam bentuk
manusia sangat licik, licin seperti belut, selalu bermulut manis namun
mempunyai hati yang busuk, banyak kebutuhannya, tidak akan pernah puas, selalu
menghasut, selalu menyampaikan berita bohong, yang intinya akan menjadikan manusia
berbuat di dalam koridor Nilai-Nilai Keburukan.
Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi,
mulai saat ini kita harus menyadari betul kondisi dan keadaan setan ini.
Selanjutnya sudahkah kita memiliki Ilmu dan pengetahuan untuk mengalahkan ke
dua jenis setan yang kami kemukakan di atas? Jika kita ingin mengalahkan setan
maka kita harus bersinergi terlebih dahulu dengan Allah SWT barulah ke dua
bentuk setan itu dapat kita kalahkan.
4. Musyrik dan Selalu Menyimpang dari Islam. Setan tidak akan pernah puas, tidak akan
pernah senang, tidak akan pernah melepaskan manusia sedikitpun walaupun ia
telah berhasil menjerumuskan manusia ke lembah nista dan dosa. Setan tidak akan pernah menginginkan manusia
taubat walaupun sudah masuk penjara; setan tidak ingin manusia mendapatkan hidayah
ataupun maunah; syaitan sampai dengan hari kiamat kelak akan tetap berkeinginan
agar seluruh manusia untuk berbuat dan bertindak kafir, berbuat syirik,
menjalankan musyrik, menyimpang dari Ajaran Diinul Islam, mempersekutukan Allah
SWT dengan makhluk, berbuat dan bertindak di dalam koridor Nilai-Nilai
Keburukan.
Jika ini adalah kondisi dasar setan kepada seluruh manusia, termasuk
kepada diri kita, sadarkah diri kita dengan keadaan ini? Jika kita termasuk
orang yang telah tahu diri maka sudah sepantasnya diri kita mawas diri terhadap
ajaran, bujukan, rayuan setan sang laknatullah. Allah SWT berfirman: “Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri,Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan
harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil
syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang
seburuk-buruknya. (surat An Nisaa’ (4) ayat 36-38)”.
Saat ini sampai dengan kapanpun juga setiap manusia dapat dipastikan memiliki
Ruh dan Amanah yang 7 yang berasal dan bersumber dari Allah SWT, sedangkan setan
tidak memiliki Ruh dan Amanah yang 7. Hal ini dikarenakan setan diciptakan dari
api yang sangat halus. Adanya kelebihan
manusia dibandingkan dengan setan berarti manusia seharusnya menang melawan setan
disebabkan manusia lebih pandai dan lebih mengetahui serta memiliki Ilmu yang
lebih dibandingkan setan.
Jika sekarang manusia justru
kalah atau dikalahkan oleh setan atau manusia malah menjelma menjadi setan,
timbul pertanyaan sebenarnya siapakah yang pandai dan siapakah yang bodoh? Berdasarkan kondisi di atas secara otomatis dapat dikatakan bahwa setan
yang lebih pintar dari manusia ataukah manusia lebih bodoh daripada setan. Hal
ini tercermin dari setan menjadi pemenang sedangkan manusia menjadi pecundang.
Hal yang harus kita ketahui adalah di dalam kehendak Allah SWT manusialah yang
menjadi pemenang dan setan yang menjadi pecundang. Sekarang yang manakah posisi
diri kita?
Selain 4 (empat) hal yang telah kami kemukakan di atas, setan juga masih
memiliki kemampuan yang lainnya, dalam hal ini adalah:
a. Setan akan selalu mengadu domba manusia, sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu).(surat Al Maaidah (5) ayat 91)
b. Setan akan selalu
menyesatkan manusia dari jalan yang lurus (dari petunjuk Allah SWT), sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut[312], Padahal mereka telah
diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. apabila dikatakan kepada mereka:
"Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada
hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia)
dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Maka Bagaimanakah halnya apabila
mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan
tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah:
"Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang
baik dan perdamaian yang sempurna". (surat An Nisaa’ (4) ayat 60, 61, 62)”.
[312] Yang selalu memusuhi Nabi dan kaum muslimin dan ada
yang mengatakan Abu Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut
juga: 1. orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2.
berhala-berhala.
c. Setan akan selalu menjegal/menggagalkan setiap usaha
manusia yang baik menjadi kesalahan. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut
ini: “iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, 17.
kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat). (surat al A’raaf (7) ayat 16,17)”.
d. Setan akan selalu
mencari kesempatan untuk mempengaruhi manusia melalui hawa nafsu (ahwa). Hal ini sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang
Rasulpun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu
keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah
menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan
ayat-ayat- nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, (surat Al Hajj
(22) ayat 52)”.
Setan sebagai musuh utama manusia akan selalu
menggoda dengan cara membisiki dan membujuk manusia untuk selalu melanggar apa
yang telah menjadi larangan dan perintah Allah SWT. Hal ini berdasarkan
ketentuan surat Al Israa’ (17) ayat 64 berikut ini: “Dan hasunglah
siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah
terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan
berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka.
Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipun
belaka.”
Untuk apakah setan melakukan itu semua? Setan
yang telah mendapat restu dari Allah SWT untuk menggoda seluruh anak dan
keturunan Nabi Adam as, tentunya wajib melaksanakan apa yang telah dimintanya
kepada Allah SWT. Selanjutnya setan dengan segala tipu dayanya akan
melakukan apapun untuk mengajak manusia ke luar jalan Allah SWT yang lurus.
Lalu untuk apakan setan melakukan itu? Setan
berkeinginan mempunyai teman di dalam mengarungi bahtera kehidupan di Neraka
Jahannam dan sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi keinginan setan
tersebut, apakah mau menuruti ataukah tidak? Pilihan ada pada diri kita
sendiri.
Sebagai informasi tambahan tentang setan, ada beberapa hal yang harus
kita perhatikan dengan seksama saat menghadapi musuh abadi diri kita ini, yaitu
:
1. Jangan pernah menganggap remeh
tentang musuh yang kita hadapi. Jangan per-nah menganggap kalau kita sudah mampu
melaksanakan Diinul Islam secara kaffah maka kita bisa terbebas dari serangan
musuh. Setan sebagai musuh akan terus
menyerang musuhnya sampai dengan proses “sakratul maut” tiba. Jika setan sudah tidak bisa menyerang
lagi diri kita karena kita sudah termasuk manusia yang mukhlis, maka setan akan
menyerang melalui anak keturunan kita, setan akan menyerang melalui harta
kekayaan kita, setan juga akan menyerang melalui suami atau istri kita serta
melalui keikhlasan kita di dalam melalukan ibadah. Ingat, Prinsip
perang adalah jangan pernah mengasumsikan musuh tidak akan datang, melainkan
bersiaplah menyambut kedatangannya. Jangan menduga musuh tidak akan menyerang,
melainkan buatlah agar posisi anda tidak bisa diserang. (Sun Tzu dalam the art
of war)
2. Jangan pernah berhenti melawan
musuh, karena musuh kita akan terus menyerang musuhnya sampai kapanpun juga
sepanjang diri kita masih dinamakan dengan manusia. Sebagai musuh dari iblis/setan
jangan pernah menganggap kita dibiarkan begitu saja oleh musuh kita. Musuh
tetaplah musuh dan musuh harus terus kita kalahkan karena kita harus menjadi
pemenang.
3. Jumlah jin, iblis dan setan
saat ini sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah manusia, dikarenakan
setelah ruh berpisah dari jasmani setan yang menyertai diri kita tidak serta
merta ikut meninggal dunia ditambah ada manusia manusia yang telah berubah
menjadi setan. Jika jumlah jin, iblis/setan sudah lebih banyak
dari jumlah manusia, berarti Nilai-Nilai Keburukan saat ini pasti lebih
mendominasi di dalam kehidupan. Untuk itu kita tidak bisa sendirian
menghadapinya, kita sangat membutuhkan Allah SWT untuk mengalahkan jin, iblis/setan
yang jumlahnya sudah lebih banyak dari jumlah manusia yang hidup. Yang menjadi persoalan adalah sudahkah diri kita sesuai dengan kehendak
Allah SWT jika membutuhkan Allah SWT?
4. Allah SWT sudah mempersiapkan
2(dua) buah tempat kembali bagi manusia, yaitu syurga dan neraka. Jika syurga dan neraka sudah ditetapkan oleh Allah SWT berarti saat ini
ada calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga. Adanya kondisi ini
tidak hanya calon penghuni syurga saja yang memiliki “Hak Hidup” di muka bumi
ini, akan tetapi calon penghuni neraka
juga memiliki “Hak Hidup” yang sama di muka bumi ini. Jika calon penghuni neraka dan calon penghuni syurga sama-sama memiliki hak
hidup, maka kita tidak boleh saling mencaci maki, tidak boleh saling bunuh
membunuh, saling benar sendiri.
5. Setan yang sudah ditetapkan
sebagai musuh, sebagai musuh maka setan tidak akan pernah senang kepada musuhnya.
Musuh akan selalu bertindak dan berbuat
untuk mengalahkan, menjatuhkan musuhnya. Untuk itu kita harus dapat
mengalahkan serta melumpuhkan musuh
tersebut sebab tanpa melalui musuh kita tidak akan pernah memperoleh kemenangan
yang pada akhirnya akan menghantarkan diri kita ke kampung Kebahagiaan. Dan sebagai musuh dari iblis/setan maka diri kita tidak bisa mengalahkan
musuh sendirian karena diri kita tidak memiliki ilmu dan pemahaman tentang
musuh. Dikarenakan musuh diri kita Allah SWT yang menciptakan. Jika ini
keadaannya maka kita harus bersama-sama Allah SWT untuk mengalahkan musuh abadi
diri kita serta hanya dengan cara inilah kita bisa mengalahkan musuh secara
bermartabat.
Selain daripada itu, masih ada hal lainnya yang harus kita perhatikan
yaitu jarak antara kemahaan dan kebesaran Allah SWT kepada diri kita lebih dekat atau bahkan diri
kita sudah tidak bisa dipisahkan dengan kebesaran dan kemahaan Allah SWT
dibandingkan posisi diri kita kepada setan.Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut
ini: “Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(surat Qaf (50) ayat 16)”. Adanya
kondisi ini berarti antara diri kita dengan setan masih memiliki jarak
sedangkan kepada Allah SWT tidak berjarak sepanjang diri kita tidak melepaskan
diri dari Allah SWT.
Selanjutnya jika posisi Allah
SWT lebih dekat kepada diri kita, kenapa harus kepada setan kita melapor,
kenapa harus kepada setan kita berlindung, kenapa kepada setan kita mengadu,
kenapa harus setan yang kita jadikan konsultan, padahal Allah SWT sudah bersama diri kita? Mudah-mudahan diri kita mampu mengatasi setan baik dalam wujud aslinya
maupun yang sudah berubah wujud menjadi manusia atau manusia yang telah berubah
menjadi setan melalui bantuan dan pertolongan Allah SWT yang pada akhirnya dapat menghantarkan diri kita sesuai dengan
kehendak Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar