B. YANG HARUS ADA DI
DALAM DIRI SEORANG PENGAJAR WARGA-BINAAN.
Mengajar di tempat
khusus seperti mengajar wargabinaan di Elcipi, atau mengajar di lembaga
pemasyarakatn lainnya bukanlah perkara mudah sehingga pengajar yang mengabdikan
diri harus memiliki prinsip-prinsip dasar terlebih dahulu sebelum terjun
menjadi sukarelawan (volunter) yang
khusus mengajar bagi para wargabinaaan dan kondisi inilah yang kami sebut
sebagai proses sebagai bagian dari konsep “input
proses output”.
Adapun yang harus ada
di dalam diri seorang sukarelawan (volunteer) yang khusus mengajar wargabinaa
dapat kami kemukakan sebagai berikut:
1. Mengajar wargabinaan
di Elcipi dan/atau mengajar di lembaga pemasyarakatan dan juga mengajar di
rumah tahanan manapun bukanlah sarana bagi sang pengajar untuk mencari
popularitas diri apalagi untuk mencari penghidupan (mencari penghasilan). Untuk
itu jadikan proses mengajar wargabinaan sebagai pengabdian dalam kerangka
melaksana-kan ibadah ikhsan yang tidak terpisahkan dengan ketentuan Rukun Iman
dan Rukun Islam dalam satu kesatuan. Dan jika kita sudah berketetapan hati
untuk mengajar wargabinaan maka inilah yang disebut sebagai proses mewakafkan
waktu untuk kebaikan.
2. Prinsip dasar yang
harus kita pegang sewaktu mengajar dan belajar bersama wargabinaan dimanapun
adalah “Membina dan Menghibur” dan jangan pernah menyalahkan wargabinaan
atas apa-apa yang telah mereka perbuat serta jangan pernah pula menanyakan
kepada wargabinaan kenapa ia berada di Elcipi karena bisa membuka luka lama
setelah yang bersangkutan memiliki kesadaran untuk menjadi orang-orang yang
baik selepas dari Elcipi.
Lalu apa itu maksud
dari Konsep membina dan menghibur itu? “Membina” karena wargabinaan
membutuhkan pembinaan agar mereka kembali ke jalan yang benar selama-lamanya
sehingga mereka tidak pernah kembali lagi ke penjara. Sedangkan “menghibur”
karena wargabinaan perlu dibuat tersenyum kembali atau dibuat mampu untuk mampu
menatap masa depan yang lebih baik melalui kedatangan diri kita yang konsisten
di dalam memberikan pengajaran.
3. Pengajar wajib
memiliki konsep pengajaran yang jelas dan yang tersturktur serta alangkah
baiknya ada karya ilmiah dalam bentuk tulisan-tulisan pendek yang diberikan
kepada wargabinaan sewaktu mengajar dan juga untuk berbagi kepada sesama
wargabinaan lainnya yang belum berkesempatan hadir di pengajian.
4. Mengajar wargabinaan
sebaiknya bukan dengan cara berceramah yang bersifat satu arah dan alangkah
baiknya jika pengajaran yang kita lakukan dengan mempergunakan papan tulis dan
bersifat interaktif dengan diri kita selaku narasumber pengajaran.
5. Pengajar sewaktu
mengajar wargabinaan yang sangat beragam latarbelakangnya, sebaiknya tidak
mengutarakan secara berlebihan (mendahulukan) dalil-dalil naqli berupa
ayat-ayat AlQuran dan juga hadits kepada wargabinaan karena adanya perbedaan
dan juga keterbatasan pemahaman yang dimiiki oleh wargabinaan. Untuk itu kita
bisa mempergu-nakan metode Qiyas (melalui pendekatan perumpamaan-perumpamaan)
terlebih dahulu sewaktu menyampaikan suatu pelajaran dan setelah wargabinaan
mampu memahami pola berpikir dari apa-apa yang kita sampaikan barulah dalil
naqlinya (ayat AlQuran dan hadits) kita kemukakan untuk memperkuat apa yang
kita sampaikan.
6. Pengajar wajib
menyampaikan apa-apa yang disampaikan kepada wargabinaan secara tegas dan
langsung tanpa ada perasaan tidak enak kepada wargabinaan jika menyampaikan
sesuatu. Sampaikan apa yang harus disampaikan tanpa harus ditutup-tutupi karena
merasa tidak enak atau membuat wargabinaan marah kepada diri kita sehingga
hubungan diri kita dengan wargabinaan terganggu. Justru dengan diri kita
berkata langsung dengan berterus terang kepada wargabinaan membuat wargabinaan
menjadi lebih tercerahkan pemahamannya.
7. Tempatkan dalam diri
kita bahwa wargabinaan yang ada di Elcipi yang hadir di dalam pengajian adalah
saudara-saudara kita juga yang sangat membutuhkan pengajaran yang baik dan
benar dari diri kita dan ajak mereka untuk kembali dekat dengan Allah SWT lalu
berusaha untuk mengakui segala kesalahan melalui taubatan nasuha saat masih di
Elcipi dan ajak mereka untuk konsisten beribadah sampai mereka kembali ke
keluarga masing-masing.
8. Agar proses
pembelajaran yang kita lakukan berjalan dengan baik dan benar jangan lupa
bawakan wargabinaan alat tulis seperti buku tulis dan pulpen serta kaca mata
baca sehingga wargabinaan yang hadir bisa mencatat pelajaran yang kita
sampaikan dan bukunya catatannya bisa dibawa pulang kelak.
9. Siapkan mental diri
kita selaku pengajar dengan sebaik mungkin karena wargabinaan yang akan kita
ajar tidak ada yang kita kenal sehingga kesan pertama harus kita dapatkan dari
wargabinaan. Untuk itu gunakan kata-kata atau kalimat yang berkesan di hati wargabinaan
sehingga mereka mau belajar kembali kepada diri kita serta membutuhkan
pelajaran yang kita sampaikan.
10. Jangan pernah membawa
konsep menyiram tanaman sekali dalam setahun ke dalam proses pembelajaran di
Elcipi ataupun di lembaga pemasyarakatan manapun. Hal ini dikarenakan mustahil
di akal hanya dengan sekali mengajar mampu menjadikan wargabinaan menjadi orang
yang baik. Apalagi wargabinaan yang kita ajar belumlah memulai permainan
sesungguhnya karena mereka masih menjalani hukuman. Permainan kehidupan yang
sesungguhnya adalah setelah mereka keluar dari lembaga pemasyarakatan yaitu mampunya
eks wargabinaan berdiri tegak untuk membiayai hidup dan kehidupan mereka dan
keluarganya masing-masing.
11. Dan jika kita sudah
berketetapan hati untuk mengajar wargabinaan maka kita harus konsisten dalam
komitmen (istiqamah) untuk terus dan terus mengajar wargabinaan sesuai dengan
jadwal yang telah kita peroleh dan jika hanya mampu sesekali saja mengajar
lebih baik tidak usah mengajar. Hal ini yang membuat proses kesadaran
wargabinaan menjadi tidak terlaksana dengan baik dan apa yang disampaikan
menjadi sia-sia belaka.
12. Siapkan absensi dan
siapkan pula bahan ajar yang akan kita sampaikan kepada wargabinaan dalam tata
urutan A to Z sehingga mata rantai pembelajaran dapat kita sampaikan secara
runtun serta membuat wargabinaan merasa butuh dengan apa yang kita ajarkan yang
pada akhirnya mampu mendorong wargabinaan memperoleh kesada-rannya dengan baik
dan benar.
13. Jangan lupa mempersiapkan
pula photo copy materi pelajaran yang akan kita sampaikan kepada wargabinaan,
yang tentunya biaya photo copynya tidak dibebankan kepada wargabinaan.
Disinilah salah satu letak perjuangan diri kita selaku pengajar untuk kebaikan
wargabinaan.
14. Ajak wargabinaan
untuk berbagi pengetahuan, terutama untuk saling mengajarkan membaca AlQuran
yang dimulai dari mempelajari buku Iqra kepada sesama wargabinaan karena masih
banyak wargabinaan yang belum bisa membaca AlQuran. Dan ingat, jangan lupa
bawakan buku Iqra saat diri kita mengajar wargabinaan. Dan bagi wargabinaan
yang telah mampu membaca AlQuran tantang mereka untuk membaca AlQuran satu ayat
satu terjemahnya. Hal ini untuk menghilangkan konsep menonton televisi tanpa
ada suaranya lalu apa yang bisa kita pahami dari membaca AlQuran jika tidak
tahu isi dan kandungannya.
15. Setelah selesai memberikan pelajaran kepada wargabinaan, jangan buru-buru meninggalkan
wargabinaan namun ajak mereka diskusi terlebih dahulu tentang apa yang baru
saja kita sampaikan. Adanya diskusi ini akan membuat hubungan antara pengajar
dengan wargabinaan menjadi lebih akrab dan wargabinaan menjadi lebih terbuka
kepada diri kita.
Jika saat ini ada
orang-orang tertentu yang mau
mengabdikan diri untuk mengajar di lembaga pemasyarakatan, atau rumah tahanan,
atau di panti rehabilitasi segera persiapkan diri anda untuk memiliki kriteria-kriteria di atas dan
semoga niat baik yang kita laksanakan dimudahkan oleh Allah SWT. Amiin.
Berdasarkan uraian
tentang kondisi awal dari wargabinaan dan juga apa yang harus ada di dalam diri
pengajar wargabinaan maka kita berharap output dari pengajaran yang kita
lakukan adalah:
1. Saat masih di Elcipi
para wargabinaan harus sudah mampu memperoleh kesadaran tentang apa yang pernah
dilakukannya adalah salah lalu para wargabinaan mampu melakukan taubatan nasuha
yang diikuti dengan mendahulukan ketentuan hukum akhirat dibandingkan dengan
hukum dunia terutama saat masih menjalani hukuman di Elcipi.
2. Mendorong para
wargabinaan agar mampu meningkatkan ibadahnya selama di Elcipi seperti
shalatnya menjadi 7 (tujuh) waktu dalam sehari dan mau berbagi kepada sesama
wargabinaan seperti mengajar membaca AlQuran dengan tidak lupa memberikan
bantuan kaca mata baca untuk wargabinaan.
3. Mengajak para
wargabinaan agar mampu mengikrarkan diri cukup sekali masuk penjara dan jangan
pernah kembali lagi menjadi wargabinaan melalui perumpamaan keledai yang tidak
masuk lubang yang sama dua kali.
4. Siap melaksanakan
pola hidup yang baru yang baik setelah kembali ke rumah masing-masing lalu
berani mengatakan cukup sekali masuk penjara dan jangan lupa untuk tetap
mempertahankan ibadah yang selama di Elcipi sudah baik akan terus baik setelah kembali ke rumah masing-masing.
5. Mengajak wargabinaan
untuk menemui tokoh masyarakat yang berpengaruh sete-lah kembali ke rumah
masing-masing agar dibimbing, diingatkan untuk selalu berada di jalan yang
lurus.
Selain daripada itu,
sering-seringlah kita selaku pengajar wargabinaan untuk selalu mengemukakan apa yang telah dikemukakan
oleh Allah SWT dalam surat Thahaa (20) ayat 74-75-76 berikut ini; “Sesungguhnya
barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sungguh baginya
adalah neraka Jahannam. Dia tidak mati (terus merasakan azab) di dalamnya dan
tidak (pula) hidup (tidak dapat bertobat). Tetapi barangsiapa datang kepada-Nya
dalam keadaan beriman, dan telah mengerjakan kebajikan, maka mereka itulah
orang yang memperoleh derajat yang tinggi (mulia), yaitu syurga-syurga ‘And
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah
balasan bagi orang yang menyucikan diri”.
Ketentuan di atas ini
berlaku bagi semua manusia, dan teristimewa bagi Anda yang sedang merasakan
menjadi wargabinaan dan juga yang telah merasakan seperti apa menjadi
wargabinaan. Ayo ambil dan rasakan buah dari ketentuan ini untuk diri,
keluarga, anak dan keturunan kita masing-masing.
Jangan lupa selaku
pengajar wargabinaan untuk tetap menjaga hubungan silaturahim dengan melakukan
pertemanan di sosial media seperti di facebook ataupun instagram sehingga kita
masih bisa memberikan sesuatu yang baik kepada wargabinaan dan juga eks
wargabinaan setelah mereka tiba di rumah masing-masing dan yang menunjukkan
bahwa diri kita ada dan selalu bersama dengan wargabinaan.
Selanjutnya untuk
menambah semangat serta memberikan tambahan wawasan kepada wargabinaan,
beberapa hal berikut ini pernah penulis lakukan selama mengajar di Elcipi,
yaitu:
1. Penulis pernah
membawa 10 (sepuluh) judul buku yang khusus penulis berikan ke-pada wargabinaan
untuk diresensi isinya kemudian isinya disampaikan secara langsung kehadapan
jamaah wargabinaan.
2. Penulis juga
memberikan contoh ide-ide bisnis yang bisa dilaksanakan oleh warga-binaan
setelah bebas, seperti:
a. Membawa langsung contoh minuman kunyit asam, beras kencur dan jahe merah dalam kemasan;
b. Menjual bensin
pertalite dalam botol, dan lain sebagainya.
3. Penulis juga pernah
membawakan oleh-oleh sesuatu yang sering terlupakan yaitu membelikan
wargabinaan pakaian dalam berupa celana dalam dan juga kaus dalam.
4. Penulis juga pernah
memberi hadiah berupa sajadah kepada wargabinaan yang sanggup dan telah
mengkhatamkan AlQuran terutama bagi yang mampu mengkhatamkan satu ayat satu
terjemah.
5. Penulis juga pernah
membawakan kaca mata untuk membaca dengan berbagai macam ukuran. Hal ini
penulis lakukan atas permintaan wargabinaan yang memang membutuhkan kaca mata
untuk membaca.
6. Penulis juga
melakukan pertemanan di facebook dengan wargabinaan, yang seba-gian besar
mempergunakan bukan dengan nama aslinya.
7. Saat ini kami telah
pula mengirimkan buku karya penulis sendiri kepada jamaah-jamaah eks napi
elcipi yang pernah belajar yang saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing
guna menyambung tali silaturahmi.
8. Penulis juga pernah
membawakan lembar mimbar jum’at yang telah berlalu yang penulis minta kepada
beberapa masjid dan kemudian kami berikan kepada jamaah jumat di Elcipi.
Selain daripada itu
penulis pernah memiliki ide untuk memberikan bantuan khusus kepada eks wargabinaan
yang baru kembali ke rumah masing-masing untuk diberikan bantuan uang senilai
tertentu yang khusus untuk membuat surat izin mengemudi (SIM A) untuk kendaraan
roda dua. Namun ide ini tidak terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar