Hidup adalah permainan, sebagai sebuah permainan maka hidup harus memenuhi konsep dasar sebuah permainan, yaitu adanya musuh, adanya waktu permainan, adanya arena, adanya aturan permainan, adanya wasit serta yang paling utama adalah menghasilkan apa yang dinamakan pemenang dan juga pecundang. Jika saat ini kita sedang hidup berarti kita sedang melaksanakan permainan kekhalifahan di muka bumi. Sebagai pemain dalam rencana besar kekhalifahan di muka bumi ini maka kita harus mengetahui dengan pasti siapa musuh kita, sampai kapan kita bermain, dimana kita melaksanakan permainan, bagaimana cara bermain yang sesuai dengan konsep dasar permainan, kita harus paham aturan permainan serta mengetahui pula siapa pendukung diri kita. Setelah kita paham dan mengerti tentang permainan maka kita harus bisa menjadi pemenang di dalam permainan, jika tidak bersiaplah menjadi pecundang.
Untuk membuktikan
kebenaran bahwa hidup yang sedang kita lakoni saat ini adalah sebuah permainan
dapat kita perhatikan dengan ditetapkannya iblis/syaitan oleh Allah SWT untuk
menjadi musuh bagi diri kita. Dilanjutkan dengan adanya jangka waktu kita
melaksanakan permainan, yaitu dimulai dari saat ditiupkannya ruh ke dalam jasmani
sampai ruh dipisahkan dengan jasmani, atau sampai dengan hari kiamat kelak.
Lalu dimanakah arena permainan yang kita laksanakan? Arena permainan dalam
skala kecil ada di dalam diri kita sendiri, sedangkan arena permainan yang
besar adalah di muka bumi ini. Allah SWT selain bertindak sebagai pembuat
ketentuan. Allah SWT adalah wasit dan juga penentu dari hasil akhir dari
permainan yang kita lakukan, apakah kita sebagai pemenang yang tercermin dari jiwa
taqwa atau apakah kita sebagai pecundang yang tercermin dari jiwa fujur.
Dan hal yang harus
kita ketahui dengan pasti di dalam permainan yang terdapat di dalam rencana
besar kekhalifahan di muka bumi ini adalah Allah SWT selaku pencipta permainan
kekhalifahan di muka bumi sudah menentukan hal-hal sebagai berikut:
a. Jika manusia mampu menjadikan dirinya pemenang sedangkan syaitan menjadi
pecun-dang maka manusia tersebut berhak memperoleh syurga sebagai kampung
kebahagiaan.
b. Jika manusia menjadi pecundang sedangkan syaitan menjadi pemenang berlaku
keten-tuan bahwa manusia tersebut memperoleh neraka sebagai kampung
kesengsaraan dan kebinasaan.
c. Jika syaitan menjadi pemenang ataupun syaitan menjadi pecundang di dalam
per-mainan kekhalifahan di muka bumi ini, syaitan tidak akan pernah memperoleh syurga.
Syaitan beserta anak dan keturunannya tetap pulang kampung ke neraka.
Adanya ketetapan Allah
SWT tentang syurga dan neraka yang kami kemukakan di atas, menunjukkan kepada
diri kita bahwa syaitan yang asalnya dari api, akan dikembalikan kepada api dan
ini berarti syaitan pulang kampung. Untuk itu jangan sampai diri kita mau
dibodohi, mau diajak oleh syaitan untuk pulang kampung ke kampung halaman syaitan
padahal kampung halaman asli dari diri kita adalah syurga.
Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi yang saat ini sedang bermusuhan dengan iblis/syaitan, tentu kita harus memiliki ilmu tentang musuh terlebih dahulu jika ingin mengalahkan musuh tersebut. Untuk itu sudahkah kita memiliki ilmu tentang musuh kita sendiri sebelum diri kita berperang melawan syaitan sehingga kita mampu memenangkan permainan kekhalifahan di muka bumi? Jika kita belum mengetahui ilmu tentang musuh, tentu kita tidak tahu bagaimana cara mengalahkan musuh. Untuk itu tidak ada jalan lain untuk segera memiliki ilmu tentang musuh yang jumlahnya sudah melebihi jumlah manusia.
Kemenangan adalah tujuan utama dalam perang. (Sun Tzu). Untuk mempelajari tentang musuh yang tidak kelihatan maka kita harus
belajar tentang musuh kita hanya kepada Allah SWT semata. Hal ini dikarenakan Allah
SWT adalah pencipta dari musuh yang kita hadapi sehingga hanya Allah SWT
sajalah yang pasti tahu dan yang paling mengerti serta yang paling ahli tentang
musuh abadi diri kita. Perencanaan yang baik akan memberi lebih banyak peluang untuk menang,
sementara semakin buruk perencanaan, semakin sedikit pula peluang untuk menang.
Jadi bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki rencana? (Sun Tzu)
Hal yang harus kita
hindari adalah jangan sampai diri kita melawan musuh seorang diri dan yang
terpenting adalah kita harus tahu kelemahan-kelemahan dari musuh kita yang
kebetulan telah diberitahukan pula kepada diri kita oleh musuh itu sendiri
sehingga hal ini memudahkan diri kita mengalahkan iblis/syaitan (contoh dari
ketentuan ini akan kami kemukakan di pembahasan berikutnya). Dan sebelum kami
mengemukakan dan membahas lebih jauh tentang musuh abadi diri kita, ketahuilah
bahwa:
a. Permusuhan antara diri kita dengan iblis/syaitan sudah menjadi ketetapan
Allah SWT yang harus kita laksanakan serta kita yang sudah ditetapkan untuk
bermusuhan tidak akan dapat membatalkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT karena melalui musuh inilah akan diketahui siapakah manusia yang berhak
menempati Syurga dan siapakah manusia yang berhak menempati neraka.
b. Di dalam ilmu permusuhan, musuh akan terus mempergunakan
kelemahan atau kelengahan musuhnya untuk mengalahkan musuhnya dari waktu ke waktu,
kapanpun dan dalam kondisi apapun.
c. Seorang musuh di dalam konteks permusuhan selamanya akan tetap menjadikan
mu-suh bebuyutannya sebagai pecundang, karena tidak ada kamusnya dalam
permusuhan menjadikan musuh menjadi seorang pemenang.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya yang saat ini sedang melaksanakan tugas di muka bumi, kita tidak
bisa hanya bermodalkan nekat untuk mengalahkan musuh yang tidak kelihatan namun
dapat dirasakan rasa permusuhan itu ada di dalam diri. Kita tidak bisa mengalahkan musuh
(maksudnya iblis/syaitan) yang jumlahnya sudah melebihi jumlah manusia seorang
diri dengan cara-cara dan metode diri kita sendiri. Iblis/syaitan selaku musuh harus kita kalahkan dengan cara-cara yang bermartabat, sehingga harus dengan
cara-cara yang sesuai dengan pencipta iblis/syaitan itu sendiri. Hal ini
dikarenakan keberadaan iblis/syaitan di muka bumi ini bukan kita yang ciptakan
dan apa yang dilakukan oleh iblis/syaitan sudah dikehendaki oleh Allah SWT
melalui pemberian izin khusus untuk mengganggu dan menggoda seluruh umat
manusia.
Untuk itu hanya dengan cara-cara yang dibenarkan
oleh pencipta iblis/syaitanlah (dalam hal ini Allah SWT) barulah kita bisa
mengalahkan iblis/syaitan dengan cara yang terhormat sesuai dengan kehormatan
yang kita miliki. Untuk itu mari kita pelajari dengan seksama musuh
abadi diri kita, musuh abadi anak keturunan kita, yang tidak lain adalah
Iblis/Syaitan. Harapan kami setelah kita mampu memiliki Ilmu tentang musuh
abadi ini yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, kita bisa mengalahkan musuh
abadi tersebut dengan tidak
mengorbankan kehormatan yang kita miliki sehingga kita masih tetap menjadi
makhluk yang terhormat.
A.
SETAN SANG
LAKNATULLAH.
Apakah itu setan? Setan adalah salah satu makhluk ghaib yang
diciptakan oleh Allah SWT sebelum Nabi Adam a.s diciptakan. Setan sebelum Nabi Adam as, diciptakan juga merupakan Malaikat Allah
SWT seperti halnya iblis dan jin yang
selalu melakukan tasbih dan tahmid kepada Allah SWT. Setan pada dasarnya sama
dengan iblis, akan tetapi yang membedakan mereka adalah perilakunya masing-masing. Dan untuk memudahkan pengertian tentang setan, berikut ini akan kami
kemukakan sebuah ilustrasi sebagai berikut: Di
dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat tindakan manusia yang mengambil
barang milik orang lain. Seorang dikatakan sebagai pencopet jika ia mengambil
barang milik orang lain melalui keahliannya mempergunakan jari merogoh kantung
ataupun tas orang lain tanpa melalui kekerasan. Lain halnya dengan perampok
atau begal, dia melakukan tindakan mengambil barang orang lain melalui
cara-cara kekerasan dan kalau perlu mencelakakan orang yang dirampoknya.
Maling juga melakukan tindakan yang sama akan tetapi cara yang
dilakukannya melalui mencongkel jendela ataupun pintu rumah disaat penghuni
lengah ataupun di saat terlelap tidur. Copet,
Begal, Perampok, Maling semuanya adalah pelaku kriminal akan tetapi yang
membedakan adalah tata cara mengambil barang milik orang lain. Demikian
pula dengan syaitan dan iblis, keduanya adalah makhluk ghaib yang sama-sama
diciptakan oleh Allah SWT, yang membedakan keduanya adalah cara dan tindakan
yang dilakukan oleh mereka. Iblis dinamakan demikian
dikarenakan kenekatannya yang berani menentang perintah Allah SWT untuk sujud
kepada Nabi Adam as,.
Sedangkan setan dinamakan demikian dikarenakan perbuatannya yang
selalu membisiki atau selalu merayu manusia dalam rangka menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan. Sekarang Iblis
beserta anak dan keturunannya yang telah di usir dari syurga telah memiliki
kewenangan yang tidak dapat kita ganggu gugat lagi, yaitu: Iblis diperbolehkan untuk mengganggu dan
menggoda keimanan dari setiap manusia sampai hari kiamat. Iblis diperbolehkan
mencari pengikut. Iblis diperbolehkan mencari teman yang akan dibawa ke Kampung
Kesengsaraan dan Kebinasaan. Iblis ditetapkan sebagai Musuh utama manusia. Iblis yang telah mengantongi izin resmi dari Allah SWT, pasti akan
melaksanakan kewenangan yang dimilikinya. Iblis sebagai makhluk yang ghaib yang juga merupakan musuh utama bagi
manusia, pasti akan menjatuhkan harkat dan martabat manusia. Iblis pasti akan
menjadikan manusia sebagai pengikutnya atau dapat dipastikan Iblis tidak akan
menolong manusia sedikitpun. Iblis sebagai makhluk yang tidak dapat dilihat
oleh manusia, tentunya Iblis tidak akan berhasil melaksanakan kewenangan yang
dimilikinya jika ia melaksanakannya dengan memakai konsep seperti disaat
membangkang perintah Allah SWT dahulu.
Iblis akan gagal melaksanakan apa yang diinginkannya jika tetap
mempertahankan kenekatannya di dalam menjerumuskan manusia sebab apa yang
dilakukan oleh iblis tidak akan terlihat oleh manusia atau tidak akan menjadikan
manusia takut kepada iblis (ingat di waktu Iblis membangkang perintah Allah SWT
kejadiannya masih di syurga (jannah) dimana pada saat itu antara Allah SWT
dengan iblis dapat berkomunikasi dengan langsung dan mungkin Iblis masih bisa
melihat langsung Allah SWT. Sedangkan pada saat di dunia ini, Iblis dapat
melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat Iblis dan keduanya tidak
dapat berkomunikasi secara langsung). Dan dengan adanya perbedaan tempat dan saat terjadinya peristiwa pembangkangan iblis
terhadap perintah Allah SWT dengan dimulainya permusuhan abadi antara manusia
dengan iblis, disinilah syaitan mulai berperan aktif menggantikan posisi iblis
untuk mengganggu dan menggoda keimanan manusia.
Untuk itu setan melakukan cara dan pendekatan yang berbeda dengan apa
yang iblis lakukan kepada Allah SWT. Setan
menjerumuskan manusia melalui cara-cara yang halus yaitu melalui
bisikan-bisikan, melalui rayuan-rayuan sehingga manusia tanpa sadar melakukan
tindakan yang mencelakakan dirinya atau menjerumuskan dirinya sendiri ke lembah
dosa. Setan melakukan serangan kepada manusia melalui seluruh penjuru mata
angin, melalui harta, melalui anak, melalui jabatan, melalui suami atau istri,
melalui makanan dan minuman, melalui aliran darah, melalui pendidikan, melalui
perilaku, melalui kedudukan, melalui pangkat, melalui apapun juga sepanjang
dapat dimasuki dan dapat dipengaruhi baik langsung maupun tidak langsung.
Banyaknya jalan, methode, cara yang
dapat dilakukan oleh setan untuk menjerumuskan manusia ke dalam lembah
kenistaan, maka setanpun mempunyai perilaku
yang berbeda-beda.
Untuk menambah wawasan tentang perilaku dan perbuatan
setan, berikut ini akan kami kemukakan tentang anak dan keturunan setan
yang sampai saat ini masih ada bersama diri kita. Untuk itu mari kita perhatian
apa yang dikemukakan oleh Umar bin Khaththab r.a di dalam sebuah riwayat,
beliau menerangkan bahwa anak keturunan
syaitan itu ada sembilan yaitu:
a. Zalitun adalah setan yang bertugas menggoda penghuni
pasar dalam transaksi jual beli dengan menyuruh untuk melakukan kedustaan,
penipuan, memuji-muji barang dagangan, mencurangi timbangan/takaran, dan
bersumpah palsu.
b. Watsin adalah setan yang bertugas menggoda manusia yang
tertimpa musibah agar tidak bersabar sehingga yang bersangkutan berteriak
histeris, menampar-nampar pipi dan sebagainya.
c. A’wan adalah setan yang bertugas menggoda para penguasa
untuk bertindak zhalim.
d. Haffal adalah setan yang bertugas membujuk dan menggoda
orang untuk meneguk minuman keras.
e. Murrah adalah setan yang bertugas menggoda orang agar
asyik bermain seruling atau alat musik berikut nyanyiannya.
f.
Laqus adala setan yang bertugas menggoda orang untuk
menyembah api.
g. Masuth adalah setan yang bertugas menyebarkan
berita-berita dusta lewat lisan manusia sehingga tidak bisa diketemukan berita
yang sebenarnya.
h.
Dasim adalah setan yang berada dalam rumah, jika
seseorang tidak mengucapkan salam sewaktu memasuki rumahnya dan tidak
pernah menyebut nama Allah SWT di
dalamnya, maka syaitan tersebut akan menimbulkan perselisihan sehingga akan terjadi thalaq, khulu’, dan pemukulan.
Singkatnya syaitan ini selalu ingin menciptakan ketidakharmonisan di dalam
rumah tangga.
i. Walhan adalah setan yang bertugas menggoda dan
mengacaukan manusia dalam berwudhu’, shalat dan dalam ibadah-ibadah lain.
Di dalam riwayat yang lainnya lagi disebutkan bahwa anak dan keturunan dari
syaitan terdiri dari :
a. Setan yang bertugas menggoda penghuni pasar, namanya
bukan Zalitun, melainkan Zallanbur. Akan tetapi, dalam kamus disebutkan bahwa
tugas setan Zallanbur adalah menceraikan antara seorang suami dan istrinya. Setan
yang bertugas menggoda manusia yang tertimpa musibah agar tidak bersabar
namanya bukan Watsin, melainkan Tabr.
b.
Setan Laqis
adalah nama lain dari setan Laqus. Ada yang mengatakan bahwa setan Laqis
dan syaitan Walhan bertugas menggoda manusia ketika bersuci dan mengerjakan
shalat. Namun ada juga yang mengatakan bahwa tugas ketiga setan (Laqus, Laqis
dan Walhan) ini digantikan oleh ketiga setan berikut, yaitu A’war yang
bertugas menggoda manusia agar melakukan zina; Wasnan, yang bertugas menggoda
manusia sewaktu tidur agar merasa berat untuk bangun dan malas untuk
mengerjakan shalat atau amal shaleh lainnya; dan Abyadh yang bertugas menggoda
para nabi dan para wali Allah SWT.
c. Setan yang bertugas menggoda manusia supaya menyebarkan
berita dusta naman bukan Masuth, melainkan Mathun.
d. Setan Dasim adalah setan yang bertugas menggoda
manusia sewaktu makan. Dia akan ikut makan jika seseorang tidak berdoa sebelum
makan. Juga akan ikut masuk rumah jika sewaktu memasuki rumahnya tidak menyebut
nama Allah SWT. Setan ini juga akan menyelinap dalam lipatan atau saku
pakaiannya jika sewaktu memakainya seseorang tidak menyebut nama Allah SWT.
e. Setan Walhan hanya bertugas menggoda manusia sewaktu
bersuci agar menghambur-hamburkan air. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
riwayat Ali bin Abi Thalib r.a , dari
Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: “Sewaktu seseorang berwudhu’, ada syaitan
yang selalu menggodanya. Setan itu bernama Walhan. Karenanya selalu
berhati-hatilah kalian atau waspadalah kalian terhadapnya”. Dan adapun setan
menggoda manusia sewaktu mengerjakan shalat namanya syaitan Khanzab.
Setan diciptakan oleh Allah SWT bukanlah tanpa maksud dan tujuan
tertentu. Setan diciptakan tentunya sudah ada di dalam kebesaran dan kekuatan
serta kehebatan Ilmu Allah SWT sehingga keberadaan setan sudah di dalam rencana
Allah SWT sehingga dapat dikatakan keberadaan setan sudah di dalam penguasaan
dan pengawasan Allah SWT serta keberadaan nya pun tidak dapat dipisahkan dengan
kehendak Allah SWT. Ini berarti hanya Allah SWT sajalah yang paling mengerti,
hanya Allah SWT sajalah yang paling tahu, hanya Allah SWT sajalah yang paling ahli
tentang setan. Jika ini keadaannya berarti hanya kepada Allah SWT sajalah
kita meminta pertolongan untuk mengalahkan setan. Dan dengan adanya setan
sebagai musuh abadi manusia, yang tidak bisa dilihat namun bisa dirasakan
pengaruhnya secara langsung oleh diri kita. Akan melahirkan hal-hal sebagai
berikut di dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu:
a. Adanya kemenangan atau adanya kekalahan akan diketahuilah kemana kita
akan pulang kampung.
b. Adanya nilai kemenangan atau adanya nilai kekalahan akan diketahui di
tingkat syurga atau di tingkat neraka manakah kita akan pulang kampung.
c. Adanya setan akan timbul dinamika kehidupan, sehingga hidup tidak lagi
monoton. Hal ini dikarenakan di dalam hidup sudah terjadi apa yang dinamakan
baik dan buruk, malas dan rajin, patuh dan taat, dst.
d. Adanya dinamika kehidupan yang yang tidak monoton lagi menimbulkan adanya
profesi tertentu seperti kepolisian, kejaksaan, hakim serta pengacara, penjara,
sipir dst
Jika apa yang kami kemukakan di atas ini adalah bagian dari adanya setan
di muka bumi, maka tidak sepantasnya kita yang sudah ditetapkan untuk
bermusuhan dengan setan berbuat dan bertindak melebihi musuh kita sendiri. Untuk itu kita harus bisa mengalahkan musuh
kita dengan cara-cara yang bermartabat sesuai dengan kehormatan yang kita
miliki serta sesuai dengan kehendak Allah SWT selaku pencipta setan dan
pemberi persetujuan bagi setan untuk menggoda dan merayu manusia. Sehingga apa yang diperbuat oleh setan
kepada manusia sudah di dalam kehendak, kemampuan dan ilmu Allah SWT.
Sekarang mari kita pelajari posisi dan kedudukan setan yang dihubungkan
dengan posisi manusia sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka
bumi, sehingga kita memiliki ilmu tentang musuh abadi diri kita yang pada akhir
memudahkan diri kita untuk mengalahkan setan di dalam kerangka melaksanakan permainan
yang terdapat di dalam rencana besar penghambaan dan kekhalifahan di muka bumi yang saat ini
kita laksanakan.
1. Disahabatkan dengan
Manusia. Setiap manusia lahir, termasuk saat diri kita lahir
ke dunia maka lahir pula setan dan juga malaikat yang akan menyertai diri
kita saat menjadi khalifah di muka bumi. Adanya kondisi seperti ini berarti
baik setan ataupun malaikat akan menjadi teman bagi diri kita saat hidup di
dunia. Selanjutnya kami akan membahas secara khusus tentang setan sebagai
teman bagi diri kita (pembahasan tentang Malaikat ada pada bab berikut ini).
Seperti apakah pertemanan setan dengan manusia? Pertemanan setan yang ada
di dalam diri setiap manusia, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2(dua)
kriteria, yaitu setan yang dapat dijadikan teman karib atau sahabat karib dan
setan yang hanya sebatas teman biasa. Apa maksudnya?
Adanya perbedaan kedudukan setan di dalam diri manusia, tentu ada sebab
dan musababnya. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan
Yang Maha Pemurah (AlQuran), Kami adakan
baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya. (surat Az Zukhruf (43) ayat 36). Setan akan menjadi
teman atau sahabat karib atau akan dijadikan teman yang tidak terpisahkan
dengan manusia sampai kapanpun dan dimanapun, jika manusia melakukan hal-hal
sebagai berikut: (a) Berpaling dari ajaran Allah SWT, ini berarti
manusia tidak mau melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT
atau melanggar apa yang dilarang oleh Allah SWT atau tidak mau melaksanakan
Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu kesatuan; (b) Berpaling
dari Petunjuk Allah SWT yang tertuang di dalam AlQuran; (c) Menjadikan
jasmani sebagai pengendali Amanah yang 7 dan Hubbul yang 7 sehingga jiwa
manusia masuk dalam golongan jiwa fujur; (d) Mempertuhankan ahwa
(hawa nafsu), melakukan perbuatan Syirik dan Musyrik.
Sekarang jika setan telah menjadi sabahat bagi manusia, maka secara
otomatis manusia jauh dari kehendak Allah SWT atau telah keluar dari
prinsip-prinsip dasar ruhani manusia yang selalu berada di dalam koridor
Nilai-Nilai Kebaikan. Lalu bagaimana dengan setan yang hanya sebatas teman
biasa saja? Setan dapat kita jadikan sebatas teman biasa yang
selalu menyertai diri kita saat menjadi khalifah di muka bumi apabila diri kita
mampu melaksanakan apa-apa yang dikehendaki Allah SWT atau sepanjang diri kita
tidak pernah berpaling sedikitpun dari petunjuk Allah SWT atau sepanjang diri
kita mampu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah. Apabila kita mampu melaksanakan hal ini maka kita akan selalu di dalam
lindungan Allah SWT.
Adanya perlindungan Allah SWT kepada diri kita maka setan yang di dalam
diri tidak dapat melaksanakan aksinya untuk menggoda dan merayu diri kita. Hal yang harus kita perhatikan adalah setan tidak pernah sekalipun pergi jauh dari diri kita, ia hanya
menghindar untuk sementara waktu dan akan kembali lagi menggoda diri kita
sepanjang jasmani dan ruhani masih bersatu. Selain daripada itu kita
harus pula mengetahui bahwa pintu masuk setan untuk menggoda dan merayu
manusia adalah jasmani (dalam hal ini melalui sifat-sifat alamiah jasmani yang
mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan serta makanan dan minuman yang haram) serta
Hubbul. Hal ini dikarenakan syaitan tidak memiliki kemampuan ataupun ilmu tentang
ruhani manusia, sehingga setan tidak memiliki kemampuan untuk mengganggu
manusia melalui Ruhani.
2. Menipu ke jalan yang
Sesat. Setan mempunyai banyak perangkat atau senjata
ampuh untuk menaklukkan dan menjerumuskan manusia ke lembah nista atau
menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat. Senjata apakah itu? Inilah 3(tiga)
buah senjata dan perangkat perang yang dapat dipergunakan oleh setan untuk
menaklukkan manusia atau menjadikan manusia sesat, yaitu: (a) setan akan selalu membisikkan atau akan
selalu mendengung-dengungkan ke dalam hati dan pikiran kita apa yang dinamakan
dengan niat dan pikiran jahat atau menyuruh manusia untuk berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan syariat; (b)
setan akan selalu membujuk dan merayu manusia untuk melakukan tindakan atau
perbuatan yang bertentangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan; (c) setan akan selalu mengajak dan menyuruh manusia untuk melakukan
praktek-praktek tipu daya, melakukan budaya suap, melakukan perbuatan yang
melawan hukum, intinya selalu berseberangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan yang dikehendaki
Allah SWT.
Sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut
ini: “Maka
syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada
keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:
“Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu
berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam
surga). Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu
daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya
aurat-auratnya,d an mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua
dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh nyata bagi kamu berdua?” (surat Al A’raaf
(7) ayat 20-22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar