Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga adalah khalifah-Nya di muka bumi,
tahukah kita bahwa diri kita adalah target operasi dari syaitan
sanglaknatullah. Sebagai orang yang telah ditarget atau yang akan dituju oleh
syaitan maka sudah seharusnya kita memiliki ilmu yang lebih terhadap musuh
nyata diri kita ini. Lalu sudahkah kita mengetahui dengan pasti apa yang akan
dilakukan oleh syaitan kepada diri kita? Berikut ini akan kami kemukakan
beberapa aktivitas dan perbuatan syaitan yang dilaksanakan sebagai bentuk bagi
manusia adalah target operasinya, yang kesemuanya sudah diizinkan oleh Allah
SWT untuk dilaksanakannya, yaitu:
1. Akan Menipu ke Jalan
Yang Sesat. Target
operasi syaitan yang pertama kepada diri kita adalah menipu ke jalan yang
sesat, ke jalan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Syaitan mempunyai banyak perangkat atau
senjata ampuh untuk menaklukkan dan menjerumuskan manusia ke lembah nista atau
menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat. Senjata apakah itu? Inilah 3(tiga)
buah senjata dan perangkat perang yang dapat dipergunakan oleh syaitan untuk
menaklukkan manusia atau menjadikan manusia sesat, yaitu: syaitan akan selalu
membisikkan atau akan selalu mendengung-dengungkan ke dalam hati dan pikiran
kita apa yang dinamakan dengan niat dan pikiran jahat atau menyuruh manusia
untuk berbuat sesuatu yang bertentangan dengan syariat. Syaitan akan selalu
membujuk dan merayu manusia untuk melakukan tindakan atau perbuatan yang
bertentangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan.
Syaitan akan selalu mengajak dan
menyuruh manusia untuk melakukan praktek-praktek tipu daya, melakukan
budaya suap, melakukan perbuatan yang melawan hukum, intinya selalu
berseberangan dengan nilai nilai kebaikan yang dikehendaki Allah SWT.
Sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT dalam firmanNya berikut ini: “Maka syaitan
membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa
yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Maka syaitan membujuk
keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah
merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya,d an mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru
mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku
katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagi kamu
berdua?” (surat Al A’raaf (7) ayat
20-22)
Adanya perilaku, perbuatan, kegiatan, pekerjaan yang dilakukan syaitan
kepada manusia yang mengakibatkan manusia jauh dari ajaran Allah SWT atau
menjadikan manusia menjadi celaka, penuh noda dan dosa serta terjerumus ke
lembah nista, maka Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk tidak
menjadikan syaitan sebagai sahabat atau menjadikan syaitan sebagai konsultan,
menjadikan syaitan sebagai pemimpin dan panutan saat diri kita menjadi abd’
(hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi. Jika Allah SWT sudah memerintahkan kepada manusia untuk menjadikan syaitan
sebagai musuh utama manusia, jangan pernah merubah ketentuan ini jika kita
ingin selalu berada di dalam kehendak Allah SWT.
2. Akan Menghalangi
Manusia Dari Jalan Islam. Target operasi syaitan yang
berikutnya adalah menghalangi manusia dari jalan Islam sehingga manusia berada
di luar agama yang haq atau kalaupun beragama Islam akan dibuatnya lemah dan
rendah pemahamannya atas agamanya sendiri. Selain itu, syaitan yang
telah ditetapkan sebagai musuh utama manusia, maka syaitan pasti tidak akan
tinggal diam kepada musuhnya. Syaitan akan selalu berbuat, berkehendak,
berkelakuan, beraktivitas untuk menjatuhkan, mencelakakan, menghalangi musuhnya
untuk melakukan aktivitas yang dapat mengalahkan dirinya atau akan dapat
menggagalkan rencananya. Adanya kondisi ini maka Allah SWT sudah memperingatkan
diri kita melalui firmanNya berikut ini: “dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh
syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (surat Az Zukhruf
(43) ayat 62).” Dan juga berdasarkan
surat Al Baqarah (2) ayat 208 berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Syaitan
sebagai musuh nyata bagi manusia tidak akan pernah berbuat baik kepada musuhnya
atau akan memberikan kebahagiaan kepada musuhnya, dalam hal ini kepada manusia, terkecuali musuhnya sudah menjadi
sahabatnya. Jika sampai ada syaitan yang berbuat sesuatu hal
yang dapat membahagiakan musuhnya atau menjadikan manusia sesuai dengan
kehendak Allah SWT berarti ada sesuatu yang salah di dalam diri syaitan
tersebut dan hal ini tidak mungkin pernah terjadi.
Syaitan sebagai musuh abadi manusia pasti akan mencelakakan manusia.
Syaitan sebagai musuh pasti menjauhkan manusia dari jalan yang lurus. Syaitan
sebagai musuh pasti menghalangi manusia dari ajaran Allah SWT. Syaitan sebagai
musuh pasti membuat manusia tidak dapat melaksanakan ajaran Islam. Syaitan
sebagai musuh pasti tidak menginginkan manusia sukses menjadi abd’ (hamba)Nya
yang juga khalifahNya di muka bumi yang berpedikat
makhluk pilihan. Syaitan sebagai musuh pasti tidak menghendaki manusia pulang
ke Kampung Kebahagiaan. Inilah sunnatullah yang pasti berlaku kepada diri kita.
Jika sekarang syaitan sudah begitu kerasnya kepada setiap manusia, termasuk
kepada diri kita, sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi kondisi dasar syaitan
yang telah kami kemukakan di atas ini dan yang pasti kita tidak akan dapat
mengalahkan syaitan seorang diri tanpa bantuan dan pertolongan Allah SWT.
Sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi ini sudahkah kita
meminta dan mengajak Allah SWT untuk menolong dan membantu diri kita saat
menghadapi syaitan sanglaknatullah?
3. Bermusuh-musuhan serta Menipu dengan Kepalsuan. Target operasi
syaitan yang berikutnya adalah menyuruh dan menjadikan sesama umat manusia
untuk saling bermusuh musuhan, saling curiga mencurigai serta menipu dengan
kepalsuan sehingga di tengah tengah masyarakat tidak terjadi lagi ketenteraman
dan ketertiban apalagi adanya keamanan. Sebagaimana
dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi
itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka
tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya
mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (surat Al An’aam (6)
ayat 112-113).” Selain daripada itu, hasil dari perjuangan syaitan
melakukan target operasi kepada umat manusia adalah mampunya syaitan menjadikan
manusia manusia berubah wujud menjadi syaitan karena tingkah lakunya mirip
syaitan.
Syaitan dalam bentuk aslinya tidak mempunyai kepentingan pribadi kepada
manusia, dia hanya menginginkan manusia celaka, menginginkan manusia keluar
dari jalan yang lurus sehingga mudah dibawa ke Neraka. Sepanjang diri kita
berada di dalam koridor keimanan kepada Allah SWT maka keinginan syaitan kepada
diri kita dapat kita hindari atau dapat kita gagalkan. Syaitan dalam bentuk
manusia adalah manusia-manusia yang telah mendapatkan anugerah dan petunjuk
dari syaitan sehingga manusia tersebut selalu berperilaku sesuai dengan
apa yang syaitan senangi. Sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini:
“Dan demikianlah
Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu,
mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka
(syaitan) kerjakan. (surat Al An’aam (6) ayat 112-113).”
Syaitan dalam bentuk manusia sangat licik, licin seperti belut, selalu
bermulut manis namun mempunyai hati yang busuk, banyak kebutuhannya, tidak akan
pernah puas, selalu menghasut, selalu menyampaikan berita bohong, yang intinya
akan menjadikan manusia berbuat di dalam koridor nilai-nilai keburukan yang
dikehendaki oleh syaitan. Syaitan dalam bentuk manusia adalah manusia-manusia
yang telah mendapatkan anugerah dan petunjuk dari syaitan sehingga manusia tersebut selalu berperilaku sesuai dengan apa yang syaitan
senangi. Syaitan dalam bentuk manusia sangat licik, licin seperti belut, selalu
bermulut manis namun mempunyai hati yang busuk, banyak kebutuhannya, tidak akan
pernah puas, selalu menghasut, selalu menyampaikan berita bohong, yang intinya
akan menjadikan manusia berbuat di dalam koridor nilai-nilai keburukan. Akhirnya setelah semakin banyak manusia manusia yang telah berubah wujud
menjadi syaitan yang terjadi selanjutnya adalah mengadu domba sesama umat
manusia. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar
dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (surat Al Maaidah (5) ayat
91).”
Sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi, mulai saat
ini kita harus menyadari betul kondisi dan keadaan syaitan ini. Selanjutnya
sudahkah kita memiliki ilmu dan pengetahuan untuk mengalahkan ke dua jenis syaitan
yang kami kemukakan di atas? Jika kita ingin mengalahkan syaitan maka kita
harus bersinergi terlebih dahulu dengan Allah SWT barulah ke dua bentuk syaitan
itu dapat kita kalahkan.
4. Musyrik dan Selalu Menyimpang dari Islam. Target operasi
syaitan yang lainnya adalah berusaha menjadi umat manusia menjadi orang orang
musyrik lagi menyimpang dari ajaran Islam. Padahal Allah SWT mengajarkan
sembahlah Allah dan janganlah memperskutukanNYa dengan apapun juga. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta
mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi
temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (surat An Nisaa’
(4) ayat 36-38)
Syaitan sebagai makhluk yang ghaib memiliki sifat yang tidak akan pernah
puas, tidak akan pernah senang, tidak akan pernah melepaskan manusia sedikitpun
walaupun ia telah berhasil menjerumuskan manusia ke lembah nista dan dosa. Syaitan tidak akan pernah menginginkan manusia taubat. Syaitan tidak
ingin manusia mendapatkan hidayah ataupun maunah dari Allah. Syaitan sampai
dengan hari kiamat kelak akan tetap berkeinginan agar seluruh manusia untuk
berbuat dan bertindak kafir, berbuat syirik, menjalankan musyrik, menyimpang
dari ajaran Diinul Islam, mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk, berbuat dan
bertindak di dalam koridor Nilai-Nilai Keburukan. Jika ini adalah kondisi dasar Syaitan kepada seluruh manusia, termasuk
kepada diri kita, sadarkah diri kita dengan keadaan ini? Jika kita termasuk
orang yang telah tahu diri maka sudah sepantasnya diri kita mawas diri terhadap
ajaran, bujukan, rayuan syaitan sanglaknatullah.
Adanya kelebihan manusia dibandingkan dengan syaitan berarti manusia
seharusnya menang melawan syaitan disebabkan manusia lebih pandai dan lebih
mengetahui serta memiliki ilmu yang lebih dibandingkan syaitan. Apalagi syaitan
tidak memiliki ilmu tentang ruh padahal ruh itu sendiri adalah jati diri
manusia yang sesungguhnya. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Maka ketika Kami telah menetapkan
kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya
itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur,
tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentu mereka tidak
tetap dalam siksa yang menghinakan. (surat Saba (34) ayat 14).” Jika
sekarang manusia justru kalah atau dikalahkan oleh syaitan atau manusia malah
menjelma menjadi syaitan, timbul pertanyaan sebenarnya siapakah yang pandai dan
siapakah yang bodoh? Berdasarkan kondisi di atas secara otomatis dapat
dikatakan bahwa syaitan yang lebih pintar dari manusia ataukah manusia lebih
bodoh daripada syaitan. Hal ini tercermin dari syaitan menjadi pemenang
sedangkan manusia menjadi pecundang. Hal yang harus kita ketahui adalah di
dalam kehendak Allah SWT manusialah yang menjadi pemenang dan syaitan yang menjadi
pecundang. Sekarang yang manakah posisi diri kita?
5. Selain daripada itu semua, dalam rangka menunjukkan bahwa permusuhan
syaitan kepada manusia sangatlah luar biasa, sampai sampai syaitan harus
mencari cari berita ke langit, sebagaiman firmanNya berikut ini: “Sesungguhnya kami telah
menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan kami sediakan bagi mereka
siksa neraka yang menyala-nyala. (surat Al Mulk (67) ayat 5). Syaitan mencari berita dan informasi ke langit merupakan salah satu bukti kelicikan syaitan sehingga seolah-olah apa yang
disampaikannya kepada manusia berasal dari Allah SWT. Apabila manusia percaya
kepada apa-apa yang disampaikan oleh syaitan maka sesatlah manusia,
terjerumuslah manusia, tertipulah manusia, tergelincirlah manusia dari jalan
yang lurus. Dan upaya syaitan untuk selalu mencoba mencari berita dan
informasi ke langit, akan gagal dikarenakan langit telah dipagari oleh
bintang-bintang yang sewaktu–waktu dapat dijadikan alat pelempar syaitan jika
ia tetap berusaha atau ngotot untuk mendekati langit.
Selain daripada itu, ada satu hal yang akan kami kemukakan tentang
perlakuan Syaitan kepada manusia, yaitu saat ini sampai dengan hari kiamat
kelak, Syaitan sudah tidak mengganggu lagi umat non muslim, dikarenakan untuk apa
lagi ia diganggu, untuk apa lagi ia digoda, untuk apa lagi ia dijerumuskan
sebab mereka sudah sesuai dengan kehendak Syaitan, sebab mereka sudah menjadi
kawan Syaitan, sebab mereka sudah menjadi Syaitan pula. Dan jika ini yang
terjadi maka Syaitan pasti akan membantu mereka semua untuk mendapatkan
kesuksesan duniawi melalui pangkat, melalui harta. Sekarang bagaimana dengan
diri kita? Sepanjang diri kita masih hidup di dunia, sepanjang diri kita tidak
sepaham dengan Syaitan, sepanjang diri kita berada berseberangan dengan
kehendak syaitan maka syaitan pasti akan mengganggu dan menggoda diri kita
sampai dengan ruh kita tiba dikerongkongan. Untuk itu, jika kita berkepentingan
dengan untuk mengalahkan syaitan secara bermartabat maka hanya dengan bantuan
dan pertolongan dari Allah SWT sajalah kita akan mampu mengalahkan syaitan.
Sebagai musuh utama dari
syaitan, sudahkah kita mengetahui bahwa salah
satu jalan syaitan memasuki tubuh manusia adalah melalui bisikan
bisikan yakni melalui penguasaan syaitan atas diri manusia dengan membuatnya
tidak sadar melalui sering mengkhayal, sering berandai andai atau memikirkan
sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat sama sekali. Lantas apa saja
bisikan yang berasal dari setan ini? Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan ada
enam hal yang merupakan bisikan yang berasal dari syaitan, yakni:
1. Suka berandai-andai. Syaitan membuat
manusia sibuk memikirkan yang sudah terjadi dan membuatnya berandai-andai.
Andaikan kejadiannya begini, maka pasti tidak akan terjadi begini…dan
seterusnya. Rasulullah SAW jauh-jauh hari telah mengingatkan kita, dengan
sabdanya yang artinya: “…Jika sesuatu (yang tidak engkau inginkan)
menimpamu, maka janganlah engkau katakan ‘andaikan aku melakukan begini dan
begitu tentu akan begini dan begitu’ namun katakanlah “Qodarullah wa ma syaa’a
fa’ala” karena kalimat seandainya itu akan membuka (pintu) perbuatan syaithan.” (Hadits Riwayat
Muslim).
2. Pikiran tentang hal-hal
keji dan haram.
Bisikan syaitan yang dahsyat adalah saat syaitan mampu memenuhi dan mengendalikan hati dan
fikiran kita hingga ke tahap menstimulasi. Kita akan diajak untuk menuruti ahwa
(hawa nafsu) saat kita berhadapan dengan hal – hal yang keji. Maka dari itu hal
ini harus sesegera mungkin kita tepis atau kita buang jauh jauh.
3. Mengkhayal. Misalnya
mengangankan andaikan dirinya seorang Nabi, atau hal-hal mustahil yang akan
membuatnya tersita dan hanya membuang-buang waktu. Berbeda jika yang dia
angan-angankan adalah sesuatu yang bisa ia raih, misalkan ia berangan-angan
menjadi seorang penerjemah lalu ia memikirkan bagaimana jalan menuju
cita-citanya. Maka hal ini adalah angan-angan yang positif.
4. Pikiran tentang hal hal
yang bathil.
Misalnya, ia memikirkan bagaimana rasanya minum khamr, menang judi dan lainnya.
5. Pikiran tentang
perkara-perkara yang tak masuk akal. Misalnya melontarkan ide-ide yang tak
berguna, hal-hal yang tidak pernah selesai diperdebatkan semacam keberadaan
makhluk lain di luar angkasa, dan lainnya.
6. Pikiran yang meragukan keberadaan Allah SWT. Dimana syaitan mengendalikan pikiran kita untuk meragukan dan tidak mengakui
keberadaan Allah SWT. Meragukan sifat sifat Allah SWT, hingga apakah benar
Allah SWT itu ada atau tidak. Atau permasalahan sifat-sifat Allah dimana ia
mempertanyakan kaifiyah (bentuk dan tata caranya), sehingga pikiran-pikiran itu
menyibukkannya dari hal yang memang benar-benar bermanfaat bagi hatinya dan
akalnya.
Lantas bagaimana
caranya untuk melawan pikiran dan bisikan yang berasal dari setan ini? Dan agar
diri kita terhindar dari bisikan setan ini, ada beberapa hal yang penting yang
harus dilakukan yaitu:
1. Jangan sampai
diucapkan atau dipraktekkan. Sebagaimana diceritakan dalam hadits dari Abu
Hurairah ra, bahwa pernah datang beberapa orang menghadap Nabi SAW. Mereka
mengatakan, ‘Kami menjumpai dalam diri kami lintasan yang
sangat berat bagi kami untuk mengucapkannya.’ Beliau bertanya kepada mereka, “Benar
kalian menjumpai perasaan itu?” ‘’Itu bukti adanya iman.” (Hadits Riwayat
Muslim 132). Sedangkan Imam An-Nawawi menjelaskan, tentang makna hadits,
kalian merasa berat untuk mengucapkannya merupakan bukti adanya iman. Karena
dia merasa berat mengucapkan kalimat semacam ini, disertai perasaan sangat
takut untuk mengucapkannya. Sikap semacam ini hanya ada pada orang yang imannya
kokoh dan teruji, sehingga hilang darinya segala keraguan dan bimbang.
2. Minta perlindungan
kepada Allah dari godaan setan (baca ta’awudz), sebagaimana hadits berikut ini:
“Dari
Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda,
syaitan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang
menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia
membisikkan, ‘Siapa yang
menciptakan Tuhanmu?’ Jika sudah demikian,
segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya).
(Hadits Riwayat Bukhari 3276 dan Muslim 134)
3. Jangan digubris.
Barangkali inilah senjata paling ampuh untuk melawan was-was yang berasal dari setan.
Tidak mempedulikannya dan tidak menggubrisnya, sebagaimana hadits berikut ini:
“Dari
Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, syaitan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’
sampai akhirnya dia membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah
demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak
memikirkannya). (Hadits Riwayat Bukhari 3276 dan Muslim 134)
Semoga diri kita
mampu menghadapi dan juga mampu mengalahkan bisikan bisikan syaitan
sanglaknatullah dengan tidak mengorbankan kehormatan yang kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar