C. DIBERI
PETUNJUK OLEH ALLAH SWT.
Jika saat ini kita masih hidup di muka bumi ini, berarti saat ini kita
sedang menghadapi ahwa (hawa nafsu) yang membawa nilai-nilai keburukan (sedang
terjadi perang melawan hawa nafsu) dan juga perang melawan syaitan. Jika ahwa
(hawa nafsu) dan syaitan mampu mengalahkan diri kita, jiwa kita masuk dalam
kategori jiwa fujur sehingga kita berada
diluar koridor Nilai-Nilai Ilahiah.
Dan jika saat ini kita sedang
hidup di muka bumi berarti kita juga sedang menghadapi problematika hidup, kita
sedang bekerja, kita sedang berusaha membeli tiket masuk syurga, atau tiket
masuk neraka, kita juga sedang berhadapan dengan calon penghuni neraka dan juga
calon penghuni syurga serta kita juga harus bisa menjadikan diri kita yang
sesungguhnya adalah ruh, atau kita harus bisa menjadikan diri kita berada di
dalam jiwa taqwa di tengah gempuran ahwa (hawa nafsu) dan syaitan. Sekarang sanggupkah kita seorang diri menghadapi itu semua, atau
butuhkah diri kita dengan petunjuk, bantuan, pertolongan dari Allah SWT
sedangkan apa-apa yang kita hadapi sudah ada di dalam kehendak, kemampuan dan
ilmu Allah SWT?
Jika kita termasuk orang yang telah tahu diri, yaitu tahu siapa diri kita
dan tahu siapa Allah SWT, maka kita tidak akan mungkin bisa seorang diri
menghadapi apa-apa yang telah ada di dalam kehendak, kemampuan dan ilmu Allah
SWT. Dan jika ini adalah keadaannya berarti kita sangat membutuhkan petunjuk,
pertolongan dan bantuan dari Allah SWT. Timbul
pertanyaan yang mendasar, bagaimana caranya kita memperoleh petunjuk,
bimbingan, arahan, pertolongan dari Allah SWT? Untuk memperoleh dan
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT, untuk memperoleh bimbingan Allah SWT, untuk memperoleh arahan dari Allah SWT,
atau agar Allah SWT ikut bertanggung jawab di setiap apa yang kita kerjakan,
maka kita harus memenuhi syarat dan ketentuan yang dikehendaki oleh Allah SWT,
dalam hal ini adalah beriman kepada Allah SWT yang dibarengi dengan mengerjakan
amal shaleh, sebagaimana dikemukakan dalam surat Yunus (10) ayat 9 berikut ini:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena
keimanannya[670], di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang
penuh kenikmatan.”
[670] Maksudnya: diberi
petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan amal-amal yang menyampaikan surga.
Sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi, pernahkah
kita merasakan petunjuk, bimbingan, arahan yang berasal dari Allah SWT sewaktu
kita melaksanakan tugas sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka
bumi, atau pernahkah kita mendapatkan sebuah ide, atau sebuah pencerahan setelah
kita mendirikan shalat yang sesuai dengan kehendak pemberi perintah mendirikan shalat?
Apa yang anda rasakan setelah menerima petunjuk, bimbingan, pertolongan, arahan
dari Allah SWT? Adanya petunjuk, adanya
bimbingan, adanya arahan, adanya pencerahan yang kita peroleh dari Allah SWT
akan membuat diri kita menjadi tenang, atau dapat menghilangkan rasa was-was
dan takut dalam diri sehingga membuat diri kita mantap menatap masa depan, akan
membuat diri kita semangat untuk menyelesaikan tugas, akan membuat diri kita
terbebas dari rasa bersalah atau rasa tertekan serta mampu mengalahkan pengaruh
buruk ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan.
Sekarang pernahkah kita menghitung berapa nilai dari petunjuk, bimbingan,
arahan, serta pencerahan yang berasal dari Allah SWT? Untuk bisa memberikan
gambaran tentang nilai suatu petunjuk dari Allah SWT mari kita renungkan
pernyataan berikut ini: “What Money Can Buy: A Bed but not Sleep; Books but not Brains;
Food but not Appetite; Finery but not Beauty; A House but not Home; Medicine
but not Health; Luxuries but not Culture; Amusement but not Happiness; Religion
but not Salvation.A Clock but not Time; Position but not Resfect. Money Is Not
Everything.”
Akhirnya akan kita ketahui bahwa segala bentuk kenikmatan bertuhankan
kepada Allah SWT yang kita peroleh, yang kita rasakan, dari waktu ke waktu,
tidak akan dapat dikuantifikasi, atau tidak dapat diukur dalam bentuk hitungan
tertentu apalagi dinilai dalam bentuk mata uang. Hal ini disebabkan karena uang bukanlah segalanya, karena uang tidak
bisa membeli segala sesuatu dan juga karena uang bukanlah padanan yang dapat
kita gunakan untuk mengukur atas apa-apa yang telah Allah SWT berikan kepada
diri kita. Dan jika sampai apa-apa yang diberikan Allah SWT kepada manusia
bisa dinilai berarti yang menilai lebih tinggi kedudukannya dibandingkan Allah
SWT dan hal ini tidak akan mungkin terjadi. Sekarang semuanya terpulang kepada
diri kita sendiri, yang pasti Allah SWT
tidak butuh dengan diri kita, tetapi kitalah yang sangat membutuhkan apa-apa
yang berasal dari Allah SWT.
D. AMAL PASTI DIBALAS
OLEH ALLAH SWT.
Hikmah yang akan kita peroleh jika kita mampu iman kepada Allah SWT yang
dibarengi dengan berbuat kebaikan adalah seluruh amal kebaikan yang pernah kita
perbuat atau kita laksanakan saat menjadi khalifah di muka bumi akan diberi
balasan pahala oleh Allah SWT. Timbul pertanyaan kepada diri kita, maukah amal
perbuatan kita dibalas oleh Allah SWT? Mau atau tidaknya perbuatan kita dibalas
oleh Allah SWT tergantung kepada diri kita sendiri dan yang pasti Allah SWT
tidak butuh perbuatan baik yang kita lakukan, akan tetapi kitalah yang
membutuhkan perbuatan baik. Sekarang apa yang sudah kita lakukan saat menjadi abd’
(hamba) yang juga adalah khalifah di muka bumi?
Salah satu usaha yang kita
laksanakan adalah berusaha untuk melaksanakan dan menjalankan Diinul Islam
secara kaffah, atau berusaha melaksanakan konsep Ilahiah yang diciptakan oleh
Allah SWT untuk kepentingan diri kita sendiri saat menjadi abd’ (hamba) yang
juga adalah khalifah di muka bumi. Dan jika saat ini
kita melaksanakan Diinul Islam secara kaffah berarti kita sedang melaksanakan
Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan secara satu kesatuan yang tidak terpisahkan
diantara ketiganya. Lalu apakah hanya itu saja yang kita lakukan saat ini? Saat
ini kita juga sedang bekerja, menafkahi keluarga, merawat dan membesarkan serta
mendidik anak serta berbuat baik kepada sesama manusia, menuntut ilmu Agama dan
juga sedang melawan ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan.
Atas dasar apakah kita melakukan itu semua sehingga kita mau melakukannya
dengan bersusah payah? Diri kita melakukan itu semua dalam rangka beribadah
kepada Allah SWT dan mengharap Allah SWT menerima dan memberikan balasan
terhadap apa-apa yang kita lakukan. Sekarang adakah syarat dan ketentuan yang Allah
SWT kehendaki agar apa-apa yang kita perbuat diterima Allah SWT sehingga amal kita dibalas oleh Allah
SWT? Allah SWT melalui surat Ali Imran (3) ayat 57 berikut ini; “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang
saleh, Maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala
amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang dzalim.” dan berdasarkan surat Al Kahfi (18) ayat 30 berikut ini: “Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak
akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang
baik.” telah
menunjukkan kepada diri kita tentang syarat dan ketentuan yang paling
dikehendaki Allah SWT agar amal dan perbuatan diri kita diterima yaitu kita
harus iman kepada Allah SWT yang dilanjutkan dengan selalu beramal shaleh.Tanpa
adanya iman kepada Allah SWT di dalam diri kita dan juga tanpa dibarengi dengan
perbuatan baik kepada sesama manusia melalui amal shaleh maka apa-apa yang
telah kita perbuat dengan susah payah bisa tidak pernah diterima oleh Allah
SWT.
Berikut ini akan kami kemukakan beberapa hal yang telah kita lakukan
dengan susah payah dan kemudian tolong anda bayangkan dengan seksama, yaitu:
a. Sebagai seorang ibu yang berjuang melahirkan anak dan juga merawat dan
membesarkan serta mendidik anak tetapi perjuangan yang mempertaruhkan nyawanya
sendiri justru tidak dinilai oleh Allah SWT karena kita tidak mau beriman kepada
Allah SWT.
b. Sebagai seorang ayah yang berjuang menafkahi keluarga, berangkat pagi
pulang malam, tetapi perjuangan yang dilakukakannya tidak dinilai oleh Allah
SWT karena tidak mau mengimani dan meyakini Allah SWT.
c. Sebagai seorang abd’ (hamba)Nya yang juga adalah khalifahNya di muka bumi
yang mendirikan shalat, melaksanakan puasa, menunaikan zakat, pergi haji,
melaksanakan Qurban, Shadaqah, mengamalkan Ilmu tetapi apa yang kita lakukan
semuanya tidak dinilai oleh Allah SWT karena kita tidak mau beriman kepada
Allah SWT.
Jika ini yang terjadi pada diri kita maka sia-sia lah perjuangan yang
kita lakukan dan artinya tidak ada guna dan manfaat jerih payah yang telah kita
lakukan.Selanjutnya agar jerih payah, perjuangan, yang kita lakukan diterima
oleh Allah SWT tidak ada jalan lain kecuali kita harus memenuhi syarat dan ketentuan
yang telah Allah SWT kehendaki. Untuk itu sudahkah segala perbuatan yang kita
lakukan berlandaskan iman kepada Allah SWT yang disertai dengan amal shaleh?
Hal yang harus kita perhatikan dalam permasalahan ini adalah kita harus
bisa melaksanakan iman kepada Allah SWT serta amal shaleh secara berbarengen,
atau dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sebab itu yang dikehendaki
oleh Allah SWT sesuai dengan surat Ali Imran (3) ayat 57 dan surat Al Kahfi (18) ayat 30 di atas. Jika saat ini
kita merasa apa yang kita perbuat belum memenuhi syarat dan ketentuan yang
dikehendaki Allah SWT maka perbaikilah itu semua di saat ruh belum berpisah
dengan jasmani karena kita tidak tahu kapan Malaikat Izrail datang kepada diri
kita. Apabila kita melakukan perbaikan setelah ruh tiba di kerongkongan maka
tidak ada guna dan manfaat lagi. Untuk itu segeralah memanfaatkan sisa waktu
yang ada saat ini dengan sebaik-baiknya.
E. DOSA DIAMPUNI OLEH
ALLAH SWT.
Saat menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi, kita akan selalu
berusaha untuk melaksanakan segala apa-apa yang telah diperintahkan Allah SWT
ataupun berusaha untuk jangan sampai berbuat sesuatu hal yang telah dilarang
oleh Allah SWT. Timbul pertanyaan, mampukah diri kita melaksanakan perintah dan
larangan itu semua dengan baik?
Sepanjang diri kita masih terdiri dari jasmani dan ruh berarti ahwa (hawa
nafsu) dan juga syaitan akan tetap menjadi musuh abadi diri kita. Adanya
kondisi ini maka tidak akan mungkin mampu memenuhi segala syarat dan ketentuan
yang Allah SWT kehendaki,dalam hal perintah dan larangan yang berasal Allah
SWT. Akan tetapi walaupun ahwa (hawa nafsu) dan syaitan terus mengganggu diri
kita, namun kita harus selalu berupaya dengan kesungguhan hati untuk selalu
memenuhi apa-apa yang dikehendaki Allah SWT.
Selanjutnya dengan adanya syarat dan ketentuan yang tidak dapat kita
penuhi akibat ahwa (hawa nafsu) dan syaitan, tentu akan mengakibatkan,
menimbulkan dosa dan kesalahan pada diri
kita dengan segala resiko yang terdapat di dalamnya. Adanya dosa dan kesalahan
yang kita lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja, akan dapat mengurangi,
akan dapat menggagalkan tugas kita sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga
khalifahNya di muka bumi yang sekaligus makhluk yang terhormat. Akibat dosa dan kesalahan yang kita perbuat
akan menjauhkan diri kita dengan Allah SWT.
Dan agar diri terhindar dari dosa dan kesalahan, atau diberikannya fasilitas
penghapusan dosa serta apa yang kita perbuat diberi balasan oleh Allah SWT lebih baik dari apa-apa yang telah kita
perbuat maka kita diwajibkan oleh Allah SWT untuk selalu beriman kepada Allah
SWT yang di ikuti dengan selalu beramal
shaleh seperti yang telah diamanatkan dalam surat Al Ankabuut (29) ayat 7
berikut ini: “dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar
akan Kami beri mereka Balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” Berdasarkan ayat
ini, Allah SWT telah mengamanatkan kepada diri kita untuk
selalu beriman kepada Allah SWT yang diikuti beramal shaleh secara berbarengan
maka barulah apa-apa yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam surat Al Ankabuut
(29) ayat 7 di atas dapat kita peroleh. Sebagai abd’ (hamba) yang juga
adalah khalifah di muka bumi, sudahkah kita beriman kepada Allah SWT dan juga
selalu beramal shaleh yang sesuai dengan kehendak Allah SWT? Ingat, orang yang
beriman adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar