Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 01 Mei 2024

ANCAMAN BAGI ORANG YANG TIDAK MAU BERIMAN KEPADA ALLAH SWT (PART 1 of 3)

 

Allah SWT sebelum menciptakan alam semesta ini beserta isinya, sudah mempersiapkan dua buah tempat kembali bagi manusia yang akan dijadikannya abd’ (hamba)  yang juga sekaligus khalifahNya di muka bumi yaitu syurga dan juga neraka, sebagaimana hadits berikut ini: “Abu Na’im dalam kitabnya ‘al Hilyah’ telah meriwayatkan sebagai berikut: Allah telah memberi wahyu kepada Musa, Nabi Bani Israil, bahwa barangsiapa bertemu dengan Aku, padahal ia ingkar kepada Ahmad, niscaya Aku masukkan dirinya ke dalam neraka. Musa berkata: “Siapakah Ahmad itu, Ya Rabbi?” Allah berfirman; “Tidak pernah Aku ciptakan satu ciptaan yang lebih mulia menurut pandanganKu daripadanya. Telah kutuliskan namanya bersama namaKu di Arasy sebelum Aku ciptakan tujuh lapis langit dan bumi. Sesungguhnya syuga itu terlarang bagi semua makhlukKu, sebelum ia dan umatnya terlebih dahulu memasukinya.” Musa as, berkata: Siapakah umatnya itu?” Firmannya: Mereka yang banyak memuji Allah. Mereka memuji Allah sambil naik, sambil turun dan pada setiap keadaan. Mereka mengikat pinggang (menutup aurat)  dan berwudhu, membersihkan anggota badan. Mereka shaum (puasa) siang hari, bersepi diri dan berdzikir sepanjang malam. Aku terima amal yang dikerjakan dengan ikhlas, meskipun sedikit. Akan kumasukkan mereka ke dalam syurga karena kesaksiannya: Tiada Tuhan yang sebenarnya wajib diibadahi selain Allah.  Musa berkata: “Jadikanlah saya Nabi Ummat itu?” Allah berfirman: “Nabi ummat itu dari mereka sendiri.”Musa berkata lagi: “Masukkanlah saya ke dalam golongan umat Nabi itu. Allah menerangkan: “Engkau lahir mendahului Nabi dan umat itu, sedangkan dia lahir kemudian. Aku berjanji kepadamu untuk mengumpulkan engkau bersamanya di Darul Jalal (Syurga). (Hadits Qudsi Riwayat Abu Na’im dalam Al Hilyah)

 

Adanya dua buah tempat kembali bagi manusia yang akan dijadikan sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya maka ke dua tempat kembali ini harus di isi dengan cara yang seadil-adilnya. Selain daripada itu sebelum manusia ada di muka bumi, Allah SWT sudah memberikan izin kepada iblis (syaitan) untuk mengganggu, menggoda anak keturunan dari Nabi Adam as, sampai dengan hari kiamat kelak. Selanjutnya Allah SWT sangat demokratis kepada manusia yang diciptakannya yaitu mempersilahkan untuk memilih apakah mau mematuhi segala ketentuan, segala hukum, segala undang-undang yang berlaku di muka bumi ini ataukah tidak mau mematuhi itu semua. Allah SWT memberlakukan hal ini selain karena wujud komitmen Allah SWT kepada jin, iblis dan syaitan yang telah diberikan izin untuk mengganggu dan menggoda manusia serta untuk mengisi syurga dan neraka dengan cara yang seadil-adilnya. Jika ini kondisinya berarti kita juga dihadapkan untuk memilih ke mana akan pulang kampung, apakah mau ke neraka ataukah ke syurga, apakah mau memenuhi segala ketentuan Allah SWT ataukah mau membangkang ketentuan Allah SWT.

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi yang sedang menjadi tamu di langit dan di bumi Allah SWT dan secara otomatis kita harus mentaati dan mematuhi segala ketentuan, segala hukum, segala undang-undang yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Adanya kondisi ini maka kita dipersilahkan oleh Allah SWT untuk memilih, apakah mau mentaati ketentuan Allah SWT, atau mau membangkang ketentuan Allah SWT. Dan yang pasti adalah Allah SWT akan membedakan segala fasilitas bagi yang mentaati ketentuan Allah SWT dengan yang membangkang ketentuan  Allah SWT. Adanya kondisi ini berarti akan ada hikmah dan akan ada ancaman  yang siap Allah SWT berikan kepada setiap manusia yang ada di muka bumi. Hikmah telah kita pelajari, sekarang kita pelajari ancaman yang siap diberikan kepada orang yang tidak tahu diri, yaitu berani membangkang ketentuan Allah SWT. Dan berikut ini, akan kami kemukakan beberapa ancaman yang akan diberikan Allah SWT kepada diri kita yang tidak mau beriman kepada Allah SWT, yaitu: 

 

A.     DIMASUKKAN KE DALAM NERAKA.

 

Hadiah dan penghargaan yang akan diberikan kepada diri kita jika tidak mau beriman kepada Allah SWT, atau  jika kita tidak mau mematuhi segala perintah dan larangan Allah SWT yaitu akan dimasukkan ke dalam neraka bersama syaitan sang laknatullah. Sebagaimana dikemukakan dalam surat An Nisaa’ (4) ayat 55 yang kami kemukakan di bawah ini, “Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.” Selanjutnya jika hal ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT kepada seluruh umat manusia, sekarang bertanyalah kepada diri sendiri, dengan mempertanyakan apakah kita sudah memiliki kemampuan untuk menetralisir sehingga mampu menahan panasnya api neraka jahannam yang panasnya 70 (tujuh puluh) kali panasnya api dunia.

 

Dan jika jawaban dari pernyataan di atas kita mampu menahan panasnya api neraka maka lakukanlah secara teratur, lakukanlah secara konsisten, dari waktu ke waktu tindakan dan perbuatan yang tidak mengakui Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah, atau jangan pernah beriman  kepada Allah SWT, atau jangan pernah akui Diinul Islam sebagai agama yang haq, atau jangan pernah akui bahwa Allah SWT adalah inisiator, pencipta dan pemilik dari langit dan bumi ini. Jika hal-hal di atas mampu kita laksanakan dengan baik maka hal ini sudah cukup mampu menghantarkan diri kita menempati Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan, yaitu neraka Jahannam. Dan jika sampai kita pulang kampung ke Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan berarti kita akan bertetangga dengan jin/iblis/syaitan di neraka Jahannam.

 

Untuk itu jangan pernah berpikir bahwa Allah SWT akan salah menempatkan siapa yang berhak menempati syurga dan siapa yang berhak  menempati neraka Jahannam. Allah SWT dengan kemahaan yang dimilikinya sudah memiliki alat pembeda yang baku bagi seluruh abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya yang ada di muka bumi, yaitu melalui Diinul Islam dan juga tingkat ketaqwaan. Dan jika saat ini kita sedang melaksanakan tugas sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi, sudahkah kita berbuat dan bertindak sesuai dengan kaveling mana yang telah kita pesan atau kita pilih nantinya? Jika syurga yang kita pilih maka berbuat dan bertindaklah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT dan jika neraka Jahannam yang akan kita pilih maka berbuatlah dan berkehendaklah sesuai dengan perilaku ahwa (hawa nafsu) dan juga perilaku syaitan yang kesemuanya mencerminkan nilai-nilai keburukan.

 

Lalu seperti apakah keadaan kampung kesengsaraan dan kebinasaan itu? “Imam Al Ghazali” dalam bukunya “Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi” telah mengemukakan, yaitu Allah SWT berfirman: Neraka Jahannam mempunyai tujuh tingkatan. Di dalamnya ada api yang sebagian melahap yang lainnya. Di setiap tingkatan ada tujuh puluh ribu cabang api. Pada setiap cabang ada tujuh puluh ribu tempat tinggal. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah. Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu sumur. Pada setiap sumur ada tujuh puluh ribu peti api. Pada setiap peti api ada tujuh puluh ribu kalajengking dari api, dan di atas setiap peti terdapat tujuh puluh ribu pohon zaqqum. Di setiap pohon ada tujuh puluh ribu pemimpin dari api. Bersama setiap pemimpin tersebut ada tujuh puluh ribu malaikat dari api, dan tujuh puluh ribu ular api. Panjang masing masing ular itu tujuh puluh ribu hasta dari api. Pada setiap perut ular itu ada lautan dari racun hitam.

 

Setiap kalajengking memiliki seribu ekor. Panjang masing masing ekornya tujuh puluh ribu hasta.Pada setiap ekor terdapat tujuh puluh ribu liter racun merah. Wahai anak Adam! Aku tidak menciptakan api kecuali diperuntukkan: (1) bagi setiap orang kafir, (2) pengadu domba, (3) orang yang durhaka kepada orang tua, (4) orang yang riya, (5) orang yang tidak memberi zakat hartanya, (6) pezina, (7) pemakan harta riba, (8) peminum khamar, (9) penganiaya anak yatim, (10) pegawai yang berkhianat, (11) wanita yang meratapi musibah, dan (12) setiap orang yang menyakiti tetangganya. “kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (surat Al Furqaan (25) ayat 70). Oleh karena itu, kasihilah diri kalian sendiri wahai para hambaKu. Sebab, badanmu sangat lemah, sedang perjalanan masih jauh, beban sangat berat, ash shirath begitu halus, pengintai Maha Melihat, dan hakimnya adalah Tuhan semesta alam.” Sekarang coba bayangkan dan renungkan seperti itulah keadaan dari kampung atau tempat kembali yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada makhluknya yang tidak mematuhi segala larangan dan perintah-Nya dan yang juga tidak mau beriman kepadaNya. Sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi, beranikah anda memilih kampung kebinasaan dan kesengsaraan sebagai tempat kembali kelak setelah hari kiamat? Jika anda berani memilih neraka berarti anda telah menjadi pengikut dan antek serta kawan bagi syaitan dan iblis di dalam mengarungi hidup di neraka.

 

Selama ini kita hanya mengetahui bahwa warna api adalah merah kemudian dengan merahnya api saja kita sudah tidak sanggup mendekatinya ataupun melawannya. Jika sekarang warna api neraka adalah hitam dan gelap tentunya lebih hebat dan lebih dahsyat dari api yang berwarna merah. Jika api yang hitam dan gelap itu adalah tempat kembali kita, coba bayangkan sakit dan perih yang dirasakan oleh tubuh kita pada waktu terbakar. Sebagaimana hadits berikut ini: Rasulullah bersabda: “Api neraka dinyalakan selama seribu tahun sehingga api itu menjadi merah. Api neraka itu lantas dinyalakan lagi selama seribu tahun sehingga api itu menjadi putih. Setelah itu api neraka dinyalakan kembali selama seribu tahun sehingga api neraka itu menjadi hitam dan gelap”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)”.  Beranikah anda merasakan panasnya api tersebut di akhirat kelak?

 

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta untuk lebih mempertegas lagi tentang kampung kebinasaan dan kesenggaran, berikut ini akan kami kemukakan apa yang dikemukakan oleh “Yazid Ar-Raqqsyi” tentang “dahsyatnya neraka menurut AlQuran dan Hadits” berdasarkan laman “Inilah.com” sebagaimana berikut in: Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, bahwa "Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda? Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa - neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dahsyat-- untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu."

 

Rasulullah menjawab: "Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku." Jibril berkata: "Baik, ...Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam."

 

"Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya."

 

"Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya."

 

"Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam al quran diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh."

"Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya."

 

Neraka itu mempunyai 7 (tujuh) pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan. Rasulullah bertanya; "Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?" Jibril menjawab; "Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang di atasnya."

 

"Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu.

 

Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka."

 

Rasulullah bertanya, "Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?" Jibril menjawab, "Pintu yang paling bawah namanya Hawwiyah. Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah. “"Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah" (surat Al Qariah (101) ayat 9).

Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di atasnya neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :"Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat" (surat Asy Syu’araa (26) ayat 91).

 

Pintu ketiga namanya Saqar, tempat arang-orang shabi'in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan ke 5. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri.Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah telah berfirman yang artinya :"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)" (surat Al Mudatstsir (74) ayat 42)

 

Pintu keempat namanya Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza ini diatasnya pintu neraka Saqar. Dalam hal ini Allah telah berfirman : “Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak". (surat Al-Ma'arij (70) ayat 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.

 

Pintu kelima namanya Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an : "Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan". (surat Al-Humazah (104) ayat  5-6).

 

Pintu keenam namanya Sa'ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah SWT berfirman :"Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)".(surat Al-Insyigaq (84) ayat 12).

 

Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian Rasulullah bertanya, "Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?" Jibril menjawab :"Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia." Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali. Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, "Assalaamu'alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada yang menjawab, sehingga mereka pun menangis dan terjatuh.

 

Rasulullah bersabda: "Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?" Jibril menjawab, "benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar. Kemudian Rasulullah saw. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah SAW. lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan shalat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam shalat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Taala.

 

Pada hari yang ketiga, Abu BakarAs Shiddiq ra. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, "Assalaamualaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu Rasulullah SAW?" Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu. Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, "Assalaamu' alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.

 

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, " Assalaamu' alaikum, wahai putri Rasulullah Saw" sementara Ali r .a. sedang tidak ada di rumah. Salman lantas berkata, "Wahai putri Rasulullah SAW., dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk shalat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau."

 

Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah Saw. Fathimah mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah." Waktu itu Rasulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, "Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya." Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.

 

Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis. Fathimah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?" Beliau bersabda, "Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih."

 

Fatimah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?" Beliau bersabda, "Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai."

 

Fatimah bertanya," Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka oleh malaikat?" Beliau bersabda, "Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak diantara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, "Betapa sayang kemudaan dan ketampananku.

 

"Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, "Sungguh aku sangat malu." Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, "Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?"

 

Malaikat itu menjawab, "Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu." Malik berkata kepada mereka, "Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?" (Dalam hadits yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad Saw. karena seramnya Malaikat Malik). Mereka menjawab, "Kami adalah umat yang diturunkan AlQuran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan." Malik berkata, "AlQuran hanya diturunkan untuk umat Muhammad SAW.” Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, 'Kami termasuk umat Muhammad SAW" . Malik berkata kepada mereka, "Bukankah di dalam AlQuran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta'ala?" Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata "Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami."

 

Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah. Malik lantas berkata, "Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka." Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, "Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka." Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah...., sehingga api neraka langsung menjadi padam.

 

Kemudian Malik berkata, "Wahai api, sambarlah mereka!" Api itu menjawab, "Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, "Sambarlah mereka". Api itu menjawab, "Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah." Malik berkata, "Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy". Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehemya.

 

Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, "Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Dalam AlQuran, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut :"Sungguh (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana".(surat Al Mursalat (77) ayat 32) sedangkan menurut surat Al Hijr (15) ayat 43 sebagaimana berikut ini: "Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya”.  Dan jika seperti ini kondisi dasar dari neraka sebagai kampung kebinasaan dan kesengsaraan, lalu apa yang kita pikirkan dengan kondisi ini, sanggupkah kita hidup di sana!. Dan jika sekarang jika ada sebuah pernyataan yang berbunyi “lebih berat mana menahan dan mengalahkan hawa nafsu dibandingkan menahan panasnya api neraka”, mana yang kita pilih sekarang? Pilihan yang paling baik dan benar mampu menahan dan mengendalikan hawa nafsu karena jika kita memperturutkan hawa nafsu hasil akhirnya adalah neraka. Dan neraka yang akan kita tempati kondisinya seperti yang telah kami kemukakan di atas.


Sekarang bagaimana dengan syurga? Syurga juga memiliki 7(tujuh) tingkat dengan 8(delapan) nama, dimana tingkatan-tingkatan atau keveling yang ada di dalam syurga terdiri dari:  Syurga Firdaus; Syurga 'Adn; Syurga Na'iim; Syurga Na'wa;Syurga Darussalaam; Syurga Daarul Muaqaamah; Syurga Al-Muqqamul Amin dan Syurga Khuldi. Selanjutnya jika syurga dan neraka juga memiliki 7(tujuh) tingkat 8(delapan) nama, timbul pertanyaan, apakah dengan memiliki satu tiket tanda masuk kita bisa memilih di tingkat mana kita akan kembali? Adanya tingkatan syurga dan neraka yang berjumlah 7(tujuh) tingkat menunjukkan bahwa masing-masing tingkat baik syurga maupun neraka memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda-beda kualifikasinya. Semakin baik seseorang di dalam memenuhi syarat dan ketentuan masuk syurga maka semakin tinggi tingkatan syurga yang dapat kita capai, demikian pula sebaliknya. Hal yang samapun terjadi pada neraka, semakin tinggi kebobrokan seseorang memenuhi syarat dan ketentuan masuk neraka maka semakin tinggi pula tingkat Neraka yang akan ditempati, demikian pula sebaliknya. Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga adalah khalifah-Nya di muka bumi, di tingkat syurga yang manakah kelak kita akan pulang atau di tingkat neraka manakah kelak kita akan pulang semuanya tergantung kepada apa yang kita lakukan saat ini? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar