Allah SWT sebelum menciptakan
alam semesta ini beserta isinya, sudah mempersiapkan dua buah tempat kembali
bagi manusia yang akan dijadikannya abd’ (hamba) yang juga sekaligus khalifahNya di muka bumi
yaitu syurga dan juga neraka, sebagaimana hadits berikut ini: “Abu Na’im dalam
kitabnya ‘al Hilyah’ telah meriwayatkan sebagai berikut: Allah telah memberi
wahyu kepada Musa, Nabi Bani Israil, bahwa barangsiapa bertemu dengan Aku,
padahal ia ingkar kepada Ahmad, niscaya Aku masukkan dirinya ke dalam neraka.
Musa berkata: “Siapakah Ahmad itu, Ya Rabbi?” Allah berfirman; “Tidak pernah
Aku ciptakan satu ciptaan yang lebih mulia menurut pandanganKu daripadanya.
Telah kutuliskan namanya bersama namaKu di Arasy sebelum Aku ciptakan tujuh
lapis langit dan bumi. Sesungguhnya syuga itu terlarang bagi semua
makhlukKu, sebelum ia dan umatnya terlebih dahulu memasukinya.” Musa as,
berkata: Siapakah umatnya itu?” Firmannya: Mereka yang banyak memuji Allah.
Mereka memuji Allah sambil naik, sambil turun dan pada setiap keadaan. Mereka
mengikat pinggang (menutup aurat) dan
berwudhu, membersihkan anggota badan. Mereka shaum (puasa) siang hari, bersepi
diri dan berdzikir sepanjang malam. Aku terima amal yang dikerjakan dengan
ikhlas, meskipun sedikit. Akan kumasukkan mereka ke dalam syurga karena
kesaksiannya: Tiada Tuhan yang sebenarnya wajib diibadahi selain Allah. Musa berkata: “Jadikanlah saya Nabi Ummat
itu?” Allah berfirman: “Nabi ummat itu dari mereka sendiri.”Musa berkata lagi:
“Masukkanlah saya ke dalam golongan umat Nabi itu. Allah menerangkan: “Engkau
lahir mendahului Nabi dan umat itu, sedangkan dia lahir kemudian. Aku berjanji
kepadamu untuk mengumpulkan engkau bersamanya di Darul Jalal (Syurga). (Hadits
Qudsi Riwayat Abu Na’im dalam Al Hilyah)
Adanya dua buah
tempat kembali bagi manusia yang akan dijadikan sebagai abd’ (hamba)Nya yang
juga khalifahNya maka ke dua tempat kembali ini harus di isi dengan cara yang
seadil-adilnya. Selain daripada itu sebelum manusia ada di muka bumi, Allah SWT
sudah memberikan izin kepada iblis (syaitan) untuk mengganggu, menggoda anak
keturunan dari Nabi Adam as, sampai dengan hari kiamat kelak. Selanjutnya Allah
SWT sangat demokratis kepada manusia yang diciptakannya yaitu mempersilahkan untuk
memilih apakah mau mematuhi segala ketentuan, segala hukum, segala
undang-undang yang berlaku di muka bumi ini ataukah tidak mau mematuhi itu
semua. Allah SWT memberlakukan hal ini selain karena wujud komitmen Allah SWT
kepada jin, iblis dan syaitan yang telah diberikan izin untuk mengganggu dan
menggoda manusia serta untuk mengisi syurga dan neraka dengan cara yang
seadil-adilnya. Jika ini kondisinya berarti kita juga dihadapkan untuk memilih
ke mana akan pulang kampung, apakah mau ke neraka ataukah ke syurga, apakah mau
memenuhi segala ketentuan Allah SWT ataukah mau membangkang ketentuan Allah
SWT.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi yang sedang menjadi tamu di langit
dan di bumi Allah SWT dan secara otomatis kita harus mentaati dan mematuhi
segala ketentuan, segala hukum, segala undang-undang yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT. Adanya kondisi ini maka kita
dipersilahkan oleh Allah SWT untuk memilih, apakah mau mentaati ketentuan Allah
SWT, atau mau membangkang ketentuan Allah SWT. Dan yang pasti adalah Allah SWT
akan membedakan segala fasilitas bagi yang mentaati ketentuan Allah SWT dengan
yang membangkang ketentuan Allah SWT.
Adanya kondisi ini berarti akan ada hikmah dan akan ada ancaman yang siap Allah SWT berikan kepada setiap
manusia yang ada di muka bumi. Hikmah telah kita pelajari, sekarang kita
pelajari ancaman yang siap diberikan kepada orang yang tidak tahu diri, yaitu
berani membangkang ketentuan Allah SWT. Dan berikut ini, akan kami kemukakan
beberapa ancaman yang akan diberikan Allah SWT kepada diri kita yang tidak mau
beriman kepada Allah SWT, yaitu:
A. DIMASUKKAN KE DALAM
NERAKA.
Hadiah dan penghargaan yang akan diberikan kepada diri kita jika tidak
mau beriman kepada Allah SWT, atau jika
kita tidak mau mematuhi segala perintah dan larangan Allah SWT yaitu akan
dimasukkan ke dalam neraka bersama syaitan sang laknatullah. Sebagaimana
dikemukakan dalam surat An Nisaa’ (4) ayat 55 yang kami kemukakan di bawah ini,
“Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki
itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada
orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. dan cukuplah
(bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.” Selanjutnya jika hal ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT kepada seluruh
umat manusia, sekarang bertanyalah kepada diri sendiri, dengan mempertanyakan
apakah kita sudah memiliki kemampuan untuk menetralisir sehingga mampu menahan
panasnya api neraka jahannam yang panasnya 70 (tujuh puluh) kali panasnya api dunia.
Dan jika jawaban dari pernyataan di atas kita mampu menahan panasnya api
neraka maka lakukanlah secara teratur, lakukanlah secara konsisten, dari waktu
ke waktu tindakan dan perbuatan yang tidak mengakui Allah SWT sebagai
satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah, atau jangan pernah beriman kepada Allah SWT, atau jangan pernah akui
Diinul Islam sebagai agama yang haq, atau jangan pernah akui bahwa Allah SWT
adalah inisiator, pencipta dan pemilik dari langit dan bumi ini. Jika hal-hal
di atas mampu kita laksanakan dengan baik maka hal ini sudah cukup mampu menghantarkan
diri kita menempati Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan, yaitu neraka Jahannam.
Dan jika sampai kita pulang kampung ke Kampung Kesengsaraan dan Kebinasaan
berarti kita akan bertetangga dengan jin/iblis/syaitan di neraka Jahannam.
Untuk itu jangan pernah berpikir bahwa Allah SWT
akan salah menempatkan siapa yang berhak menempati syurga dan siapa yang
berhak menempati neraka Jahannam. Allah
SWT dengan kemahaan yang dimilikinya sudah memiliki alat pembeda yang baku bagi
seluruh abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya yang ada di muka bumi, yaitu
melalui Diinul Islam dan juga tingkat ketaqwaan. Dan jika saat ini kita sedang
melaksanakan tugas sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi,
sudahkah kita berbuat dan bertindak sesuai dengan kaveling mana yang telah kita
pesan atau kita pilih nantinya? Jika syurga yang kita pilih maka berbuat dan
bertindaklah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT dan jika neraka
Jahannam yang akan kita pilih maka berbuatlah dan berkehendaklah sesuai dengan
perilaku ahwa (hawa nafsu) dan juga perilaku syaitan yang kesemuanya
mencerminkan nilai-nilai keburukan.
Lalu seperti apakah
keadaan kampung kesengsaraan dan kebinasaan itu? “Imam Al Ghazali” dalam
bukunya “Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi” telah
mengemukakan, yaitu Allah SWT berfirman: Neraka Jahannam mempunyai tujuh
tingkatan. Di dalamnya ada api yang sebagian melahap yang lainnya. Di setiap
tingkatan ada tujuh puluh ribu cabang api. Pada setiap cabang ada tujuh puluh
ribu tempat tinggal. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah.
Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu sumur. Pada setiap sumur ada tujuh puluh
ribu peti api. Pada setiap peti api ada tujuh puluh ribu kalajengking dari api,
dan di atas setiap peti terdapat tujuh puluh ribu pohon zaqqum. Di setiap pohon
ada tujuh puluh ribu pemimpin dari api. Bersama setiap pemimpin tersebut ada
tujuh puluh ribu malaikat dari api, dan tujuh puluh ribu ular api. Panjang
masing masing ular itu tujuh puluh ribu hasta dari api. Pada setiap perut ular
itu ada lautan dari racun hitam.
Setiap kalajengking
memiliki seribu ekor. Panjang masing masing ekornya tujuh puluh ribu hasta.Pada
setiap ekor terdapat tujuh puluh ribu liter racun merah. Wahai anak Adam! Aku
tidak menciptakan api kecuali diperuntukkan: (1) bagi setiap orang kafir, (2) pengadu
domba, (3) orang yang durhaka kepada
orang tua, (4) orang yang riya,
(5) orang yang tidak memberi zakat
hartanya, (6) pezina, (7) pemakan harta riba, (8) peminum khamar, (9) penganiaya anak yatim, (10) pegawai
yang berkhianat, (11) wanita yang
meratapi musibah, dan (12) setiap
orang yang menyakiti tetangganya. “kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (surat
Al Furqaan (25) ayat 70). Oleh karena itu, kasihilah diri kalian sendiri wahai
para hambaKu. Sebab, badanmu sangat lemah, sedang perjalanan masih jauh, beban
sangat berat, ash shirath begitu halus, pengintai Maha Melihat, dan hakimnya
adalah Tuhan semesta alam.” Sekarang coba bayangkan
dan renungkan seperti itulah keadaan dari kampung atau tempat kembali yang
dijanjikan oleh Allah SWT kepada makhluknya yang tidak mematuhi segala larangan
dan perintah-Nya dan yang juga tidak mau beriman kepadaNya. Sebagai abd’
(hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi, beranikah anda memilih kampung
kebinasaan dan kesengsaraan sebagai tempat kembali kelak setelah hari kiamat?
Jika anda berani memilih neraka berarti anda telah menjadi pengikut dan antek
serta kawan bagi syaitan dan iblis di dalam mengarungi hidup di neraka.
Selama ini kita hanya mengetahui bahwa warna
api adalah merah kemudian dengan merahnya api saja kita sudah tidak sanggup
mendekatinya ataupun melawannya. Jika sekarang warna api neraka adalah hitam
dan gelap tentunya lebih hebat dan lebih dahsyat dari api yang berwarna merah. Jika api yang hitam dan gelap itu
adalah tempat kembali kita, coba bayangkan sakit dan perih yang dirasakan oleh
tubuh kita pada waktu terbakar. Sebagaimana hadits berikut ini: “Rasulullah bersabda: “Api neraka
dinyalakan selama seribu tahun sehingga api itu menjadi merah. Api neraka itu
lantas dinyalakan lagi selama seribu tahun sehingga api itu menjadi putih.
Setelah itu api neraka dinyalakan kembali selama seribu tahun sehingga api
neraka itu menjadi hitam dan gelap”. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)”. Beranikah anda merasakan panasnya api tersebut
di akhirat kelak?
Untuk menambah pengetahuan dan
wawasan serta untuk lebih mempertegas lagi tentang kampung kebinasaan dan
kesenggaran, berikut ini akan kami kemukakan apa yang dikemukakan oleh “Yazid Ar-Raqqsyi” tentang “dahsyatnya
neraka menurut AlQuran dan Hadits” berdasarkan laman “Inilah.com”
sebagaimana berikut in: Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, bahwa "Malaikat
Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka
yang berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku
melihat raut mukamu berbeda? Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang
kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak
pantas jika orang yang mengetahui bahwa - neraka, siksa kubur dan siksa Allah
itu sangat dahsyat-- untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman
itu."
Rasulullah menjawab:
"Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku." Jibril
berkata: "Baik, ...Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan
seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah
padam."
"Demi Dzat yang
mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar
lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena
panasnya."
"Demi Dzat yang
mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni
neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia
akan mati karena bau busuk dan panasnya."
"Demi Dzat yg
mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai
sebagaimana yang disebutkan didalam al quran diletakkan di puncak gunung,
niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh."
"Demi Dzat yang
mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung
barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar
karena panasnya."
Neraka itu mempunyai
7 (tujuh) pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan
perempuan. Rasulullah bertanya; "Apakah pintu-pintu itu seperti pintu
kami?" Jibril menjawab; "Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu
yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu
yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x
lipat dari pintu yang di atasnya."
"Musuh-musuh
Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah
menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke
dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu
dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke
bahu.
Setiap orang yang
durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret
wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka
hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka
dikembalikan ke dalam neraka."
Rasulullah bertanya,
"Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?" Jibril menjawab,
"Pintu yang paling bawah namanya Hawwiyah. Pintu neraka Hawiyyah ini
adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang
paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang
kafir termasuk juga keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah. “"Maka
tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah" (surat Al Qariah (101) ayat 9).
Pintu kedua namanya
Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di atasnya
neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang
menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :"Dan
diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat"
(surat Asy Syu’araa (26) ayat 91).
Pintu ketiga namanya
Saqar, tempat arang-orang shabi'in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan ke 5.
Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau
menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri.Tingkatan pintu neraka
ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah telah
berfirman yang artinya :"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam
Saqar (neraka)" (surat Al Mudatstsir (74) ayat 42)
Pintu keempat namanya
Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi.
Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati
Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang
terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka
Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza
ini diatasnya pintu neraka Saqar. Dalam hal ini Allah telah berfirman : “Sekali-kali
tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak". (surat Al-Ma'arij
(70) ayat 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para
pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan
oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka
malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.
Pintu kelima namanya
Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka
tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para
pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza
yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman
dalam Al-Qur'an : "Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan)
Allah yang dinyalakan". (surat Al-Humazah (104) ayat 5-6).
Pintu keenam namanya
Sa'ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di dalamnya ditempati
oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas
tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah SWT berfirman :"Dan
dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)".(surat Al-Insyigaq
(84) ayat 12).
Selanjutnya Jibril
terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian Rasulullah
bertanya, "Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang
ketujuh?" Jibril menjawab :"Pintu ke tujuh namanya pintu neraka
Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi
umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal
dunia." Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril
meletakan kepala Rasulullah di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali. Salman
Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata,
"Assalaamu'alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu
dengan junjunganku Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada yang menjawab,
sehingga mereka pun menangis dan terjatuh.
Rasulullah bersabda:
"Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada
di antara umatku yang akan masuk neraka?" Jibril menjawab, "benar,
yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar. Kemudian Rasulullah saw.
menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah SAW. lantas masuk ke
rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan
shalat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam shalat beliau menangis dan
sangat merendahkan diri kepada Allah Taala.
Pada hari yang
ketiga, Abu BakarAs Shiddiq ra. datang ke rumah beliau dan mengucapkan,
"Assalaamualaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu
Rasulullah SAW?" Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga
Abu Bakar menangis tersedu-sedu. Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu
seraya berkata, "Assalaamu' alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya
bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada seorang pun yang
menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.
Kemudian Salman
bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia
berkata, " Assalaamu' alaikum, wahai putri Rasulullah Saw" sementara
Ali r .a. sedang tidak ada di rumah. Salman lantas berkata, "Wahai putri
Rasulullah SAW., dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw. suka menyendiri.
Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk shalat dan tidak pemah berkata-kata
serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau."
Fathimah lantas pergi
ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah Saw. Fathimah
mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah
Fathimah." Waktu itu Rasulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas
mengangkat kepala dan bertanya, "Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang
menyendiri. Bukakan pintu untuknya." Maka dibukakanlah pintu untuk
Fathimah.
Fathimah menangis
sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya
tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis. Fathimah bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?"
Beliau bersabda, "Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan
keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas
diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan
aku menangis dan sangat sedih."
Fatimah bertanya,
"Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?" Beliau
bersabda, "Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak
hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak
dibelenggu ataupun dirantai."
Fatimah
bertanya," Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka
oleh malaikat?" Beliau bersabda, "Laki-laki ditarik jenggotnya,
sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak diantara umatku
yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata,
"Betapa sayang kemudaan dan ketampananku.
"Banyak di
antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, "Sungguh
aku sangat malu." Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka
dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku
itu, "Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang
tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru,
mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan,
dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?"
Malaikat itu
menjawab, "Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan
seperti itu." Malik berkata kepada mereka, "Wahai orang-orang yang
celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?" (Dalam hadits yang lain
disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu
menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk
menyebut nama Muhammad Saw. karena seramnya Malaikat Malik). Mereka menjawab,
"Kami adalah umat yang diturunkan AlQuran kepada kami dan termasuk orang
yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan." Malik berkata, "AlQuran
hanya diturunkan untuk umat Muhammad SAW.” Ketika mendengar nama Muhammad,
mereka berteriak seraya berkata, 'Kami termasuk umat Muhammad SAW" . Malik
berkata kepada mereka, "Bukankah di dalam AlQuran ada larangan untuk
mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta'ala?" Ketika mereka berada di
tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata
"Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami."
Malik mengizinkannya,
dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah. Malik lantas berkata,
"Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di
dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut
kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka." Malik
lalu berkata kepada Zabaniyah, "Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka."
Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak
mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah...., sehingga api neraka langsung
menjadi padam.
Kemudian Malik
berkata, "Wahai api, sambarlah mereka!" Api itu menjawab,
"Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa
ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, "Sambarlah
mereka". Api itu menjawab, "Bagaimana aku menyambar mereka, sementara
mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah." Malik berkata,
"Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy". Kemudian api itu pun
menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak
kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai
lehemya.
Ketika api itu akan
menyambar muka, Malik berkata, "Jangan membakar muka mereka, karena dalam
waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Dalam
AlQuran, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut :"Sungguh (neraka) itu menyemburkan bunga api
(sebesar dan setinggi) istana".(surat Al Mursalat (77) ayat 32)
sedangkan menurut surat Al Hijr (15) ayat 43 sebagaimana berikut ini: "Dan sesungguhnya Jahannam itu
benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut
setan) semuanya”. Dan jika seperti
ini kondisi dasar dari neraka sebagai kampung kebinasaan dan kesengsaraan, lalu
apa yang kita pikirkan dengan kondisi ini, sanggupkah kita hidup di sana!. Dan
jika sekarang jika ada sebuah pernyataan yang berbunyi “lebih berat mana menahan dan
mengalahkan hawa nafsu dibandingkan menahan panasnya api neraka”, mana
yang kita pilih sekarang? Pilihan yang paling baik dan benar mampu menahan dan
mengendalikan hawa nafsu karena jika kita memperturutkan hawa nafsu hasil
akhirnya adalah neraka. Dan neraka yang akan kita tempati kondisinya seperti
yang telah kami kemukakan di atas.
Sekarang bagaimana dengan syurga? Syurga juga memiliki 7(tujuh) tingkat dengan 8(delapan) nama, dimana tingkatan-tingkatan atau keveling yang ada di dalam syurga terdiri dari: Syurga Firdaus; Syurga 'Adn; Syurga Na'iim; Syurga Na'wa;Syurga Darussalaam; Syurga Daarul Muaqaamah; Syurga Al-Muqqamul Amin dan Syurga Khuldi. Selanjutnya jika syurga dan neraka juga memiliki 7(tujuh) tingkat 8(delapan) nama, timbul pertanyaan, apakah dengan memiliki satu tiket tanda masuk kita bisa memilih di tingkat mana kita akan kembali? Adanya tingkatan syurga dan neraka yang berjumlah 7(tujuh) tingkat menunjukkan bahwa masing-masing tingkat baik syurga maupun neraka memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda-beda kualifikasinya. Semakin baik seseorang di dalam memenuhi syarat dan ketentuan masuk syurga maka semakin tinggi tingkatan syurga yang dapat kita capai, demikian pula sebaliknya. Hal yang samapun terjadi pada neraka, semakin tinggi kebobrokan seseorang memenuhi syarat dan ketentuan masuk neraka maka semakin tinggi pula tingkat Neraka yang akan ditempati, demikian pula sebaliknya. Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga adalah khalifah-Nya di muka bumi, di tingkat syurga yang manakah kelak kita akan pulang atau di tingkat neraka manakah kelak kita akan pulang semuanya tergantung kepada apa yang kita lakukan saat ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar