Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 11 Mei 2024

JASMANI DAN CATATAN DI DALAM RAHIM SEORANG IBU (PART 7 of 7)

 

F.      BISAKAH CATATAN-CATATAN ITU DIRUBAH.

 

Setiap manusia, siapapun orangnya, selama ia masih terdiri dari jasmani dan ruhani adalah manusia biasa yang berasal dari anak keturunan dari Nabi Adam as,. Dimana setiap anak keturunan dari Nabi Adam as, akan terikat dengan aturan main, “datang fitrah, kembali harus fitrah untuk dapat bertemu dengan Allah SWT di tempat yang fitrah sehingga mereka semua juga harus menjalankan konsep Tahu Diri, Tahu Aturan Main dan Tahu Tujuan Akhir dan tempat kembalinya (tujuan akhirnya) hanya ada dua pilihan yaitu Syurga atau Neraka; Sebagai makhluk yang berdimensi dua (dwidimensi) maka ketahuilah bahwa ruh setiap manusia berasal dari Allah SWT sehingga catatan tentang kondisi dasar dari ruh diri kita, jika ada, tentunya ada pada Allah SWT dan yang pasti adalah kondisi awal ruh sebelum dipersatukan dengan jasmani kondisinya masih dalam keadaan fitrah.

 

Lalu bagaimana dengan kondisi jasmani? Jasmani setiap manusia asalnya dari tanah (dari sari pati tanah) sehingga kondisi dasar jasmani terikat dengan ketentuan halal lagi baik (thayyib) atau haram lagi buruk (khabits) atau kombinasi dari keduanya. Adanya perbedaan kualitas makanan dan minuman yang di konsumsi oleh seorang ayah dan seorang ibu serta cara mempertemukan sel telur (ovum) dengan sperma tentu akan memberikan dampak yang berbeda beda kepada catatan yang akan dibuat oleh malaikat. Akhirnya  ruh yang fitrah akan menempati jasmani yang memenuhi kriteria halal lagi baik (thayyib) dan bisa juga menempati jasmani yang memenuhi kriteri haram lagi buruk (khabits) dan kombinasi lain dari keduanya.

 

Saat ini katakan, malaikat atas perintah Allah SWT telah mencatat apa yang disebut dengan Catatan Amal, Catatan Rezeki, Catatan Ajal dan Catatan Amal Baik dan Sial (Celaka) dari setiap janin manusia yang berumur 120 (seratus dua puluh) hari di dalam rahim seorang ibu. Dimana catatan yang dibuat oleh malaikat tersebut adalah: (1) Bukanlah catatan untuk ruh dan: (2) Bukan pula catatan yang berlaku bagi manusia sebab catatan yang dibuat oleh malaikat dibuat sebelum ruh ditiupkan sehingga konsep sebagai manusia belum dapat terpenuhi. Timbul pertanyaan dapat dirubahkah catatan yang telah dibuat malaikat tersebut?  Untuk menjawab pertanyaan ini maka kita harus kembali dahulu ke cerita awal pada waktu kita membuat kue yang enak dan lezat.

 

Adonan kue sepanjang sudah masuk loyang tetapi belum di oven tentunya masih bisa dirubah sesuai dengan keinginan kita atau kita dapat  merubah kembali struktur adonan kue tersebut. Akan tetapi jika adonan kue yang sudah masuk loyang dan sudah pula di oven maka kue yang dihasilkan tidak dapat dirubah. Demikian pula dengan catatan yang dibuat oleh malaikat atas kondisi awal jasmani pada saat berusia 120 (seratus dua puluh) hari di dalam rahim ibu tidak dapat dirubah sebab hal itu merupakan saldo awal atau kondisi terakhir dari jasmani sebelum ditiupkan ruh atau kondisi terakhir dari jasmani sebelum menjadi manusia. Yang kesemuanya sangat tergantung dari asal usul bahan baku dari jasmani itu sendiri serta pemenuhan syarat dan ketentuan makan dan minum serta syarat dan ketentuan mempertemukan sperma dan sel telur oleh ayah dan ibu.

 

Dilain sisi, Allah SWT telah memberikan perintah kepada setiap manusia, termasuk diri kita, untuk selalu mengkonsumsi makanan dan minuman dengan kriteria halal lagi baik (thayyib) serta dibacakan Basmallah dan Doa sebelum makan dan minum. Berdasarkan kondisi ini maka akan terdapat beberapa alternatif makanan dan minuman yang di konsumsi oleh seorang ayah dan seorang ibu, yaitu:

 

a.   Makanan dan minuman yang memenuhi konsep halal tetapi tidak menenuhi kon- sep baik (khabits) tetapi dibacakan Basmallah dan Doa.

b.   Makanan dan minuman yang memenuhi konsep halal tetapi tidak menenuhi konsep baik (khabits) tetapi tidak dibacakan Basmallah dan Doa.

c.     Makakan dan minuman yang memenuhi konsep halal serta memenuhi konsep baik (thayyib) serta dibacakan Basmallah dan Doa.

d.     Makanan dan minuman yang memenuhi konsep halal serta memenuhi konsep baik (thayyib) serta tidak dibacakan Basmallah dan Doa.

e.  Makanan dan Minuman yang tidak memenuhi konsep halal (haram) serta tidak memenuhi konsep baik (khabits) serta dibacakan Basmallah dan Doa.

f. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi konsep halal (haram) tetapi memenuhi konsep baik (thayyib) serta tidak dibacakan Basmallah dan Doa.

 

Sekarang alternatif makanan dan minuman yang manakah yang kita konsumsi atau alternatif makanan dan minuman yang manakah yang telah dikonsumsi oleh ayah dan ibu kita? Jika point c yang terjadi tentunya penilaian akhir dari jasmani yang dilakukan oleh malaikat pasti hasilnya sangat baik dan ini merupakan dambaan dari semua orang. Lalu bagaimana kalau yang terjadi adalah point f yang kemudian dari itu semua menjadi mata, otak, tangan, dan kaki kita atau anak kita? Yang pasti di dalam mata, di dalam otak, di dalam kaki dan tangan kita sudah tercemar dengan bahan-bahan yang tidak halal atau ada bagian yang haram dalam tubuh kita.

 

Timbul sebuah pertanyaan apakah yang haram tadi tidak memberikan dampak kepada diri kita? Sesuatu yang haram tentunya akan berdampak negatif di dalam diri kita yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan tindak tanduk kita dan kondisi inilah yang sangat diharapkan oleh syaitan dan melalui pintu inilah syaitan masuk mempengaruhi diri kita.  Selanjutnya ada hal lainnya yang harus kita perhatikan yaitu saat diri kita mempertemukan sel telur dengan sperma apakah sudah memenuhi syariat yang telah ditentukan, dalam hal ini menikah terlebih dahulu serta membaca doa sebelum mempertemukan sel telur dengan sperma? Berdasarkan kondisi ini maka kita tidak bisa mengandalkan atau hanya berpedoman kepada halal dan baik semata, akan tetapi saat mempertemukan sel telur dengan sperma juga memegang peranan yang sangat penting di dalam regenerasi kekhalifahan yang kita buat di muka bumi ini dikarenakan syaitanpun berkepentingan dengan hal itu.

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi, kita tidak boleh khawatir dengan  catatan awal atas jasmani diri kita yang bersifat buruk. Hal ini dikarenakan baik atau buruknya catatan awal jasmani bukan berarti penghambaan diri kita dan juga kekhalifahan yang kita laksanakan menjadi gagal yang mengakibatkan diri kita pulang ke neraka. Hal ini dikarenakan penilaian Allah SWT kepada manusia bukanlah berdasarkan catatan yang dibuat oleh Malaikat saat di dalam rahim ibu, melainkan catatan akhirlah yang dipergunakan oleh Allah SWT untuk menilai manusia apakah berhasil atau gagal menjadi abd’ (hamba) yang juga khalifah di muka bumi. Allah SWT memiliki kriteria tersendiri di dalam menilai keberhasilan seseorang dan yang pasti adalah penilaian manusia bukanlah dilihat dari penampilan phisiknya, atau karena kekayaannya, atau karena keturunannnya, melainkan dari seberapa baik nilai keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT yang tercermin dalam kebaikan.

 

Ada satu hal yang harus kita ketahui adalah bahwa catatan atas kondisi awal jasmani yang telah dibuat oleh Malaikat tidak bisa dirubah lagi karena hal ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT kepada jasmani diri kita. Walaupun catatan ini tidak bisa dirubah, kita tidak boleh berdiam diri saja dengan kondisi ini dengan menyalahkan orang tua. Agar diri kita mampu menjadi abd’ (hamba)-Nya dan juga khalifah-Nya yang sekaligus makhluk yang terhormat maka kita harus berbuat, bertindak yang menjadikan catatan yang telah dibuat oleh Malaikat atas kondisi awal jasmani tidak menjadi catatan akhir dari diri kita (maksudnya jangan sampai catatan yang telah dibuat oleh malaikat menjadi catatan akhir dari kehidupan kita di muka bumi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 

1.  Rubahlah Apa Yang Ada Pada Dirimu. Saldo awal (opening balance) sangat dibutuhkan di dalam membuat laporan keuangan terutama membuat neraca (balance sheet) awal. Saldo Awal dalam ilmu akuntansi akan selalu mengikuti perkembangan dari laporan keuangan, akan tetapi saldo akhir dari laporan keuangan tidak serta merta dipengaruhi terus menerus oleh saldo awal karena laporan akhir sangat dipengaruhi oleh naik dan turunnya aktivitas  (mutasi) usaha. Adanya kondisi ini maka catatan saldo awal akan terus ada di dalam laporan keuangan, akan tetapi saldo dari adanya aktivitas usaha baik yang mempengaruhi aktiva maupun pasiva dapat mempengaruhi kondisi akhir laporan keuangan yang kita buat. Jika laporan keuangan saja dipengaruhi oleh aktivitas usaha, maka apakah di dalam diri kita juga tidak berlaku ketentuan seperti itu?

 

Jika keadaan itu tidak berlaku dengan keadaan diri kita untuk apa Allah SWT menurunkan firman-Nya yang terdapat di dalam surat Ar Ra’d (13) ayat 11 yang dengan tegas menyatakan “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan suatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”  Adanya ketentuan yang berasal dari Allah SWT ini maka ketentuan yang telah Allah SWT tetapkan melalui catatan yang dibuat oleh Malaikat tetap tidak dapat dirubah akan tetapi kondisi akhir di dalam perjalanan waktu atas jasmani dapat dirubah atau dapat diminimalisir keadaannya dari yang buruk menjadi lebih baik melalui suatu proses yang terus menerus yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.

 

Jika saat ini kita mempunyai saldo kas & bank yang minus akibat salah kelola dalam “Cash Management” kemudian dengan upaya meningkatkan penagihan piutang yang lebih ketat maka saldo kas perusahaan akan dapat menjadi positif kembali. Sekarang jika kita menyadari bahwa di dalam diri kita sesuai dengan asumsi di atas, bahwa di dalam mata, otak, kaki dan tangan kita sudah  tercemar dengan bahan-bahan yang tidak halal atau ada bagian yang haram kemudian kita tetap memberikan makanan dan minuman yang haram maka akan bertambah pula tingkat keharaman dari anggota tubuh kita. Selanjutnya jika kita memberikan makanan dan minuman yang halal lagi baik (thayyib) untuk tubuh kita maka kondisi keharaman yang ada pasti akan dipengaruhi oleh halal lagi baik (thayyib) dari makanan dan minuman yang baru sehingga tingkat keharaman dimungkinkan tidak akan bertam-bah atau dapat terjaga sehingga tidak menjadi melebar kemana mana.

 

Selain daripada itu, masih ada hal lain yang harus kita rubah sebelum kita dirubah oleh ahwa (hawa nafsu) dan syaitan. Untuk itu ketahuilah bahwa hanya melalui perubahan yang kita laksanakan barulah sesuatu yang sudah menjadi ketetapan menjadi berubah. Contohnya, jika kita tahu bahwa pelit itu tidak baik bagi kepentingan diri kita maka rubahlah sifat pelit dengan sifat dermawan. Jika kita tahu bahwa bersikap hanya mementingkan diri sendiri sangat disukai oleh syaitan namun dimurkai Allah SWT maka rubahlah sikap kita menjadi peduli kepada sesama manusia tanpa melihat latar belakang.

 

Demikian seterusnya dan jika ini kita lakukan secara konsisten dengan kesadaran penuh serta ditambah dengan ibadah wajib lainnya maka kondisi awal catatan jasmani akan dapat berubah menjadi laporan kondisi terakhir manusia yang memenuhi syarat sebagai calon penghuni syurga. Sekarang semuanya tergantung kepada diri kita, maukah merubah, atau maukah berkomitmen untuk membuat suatu perubahan dalam diri karena hal inilah yang mampu menjadikan diri kita menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

 

2.  Nikmat Allah SWT Yang Baik Tidak Akan Diambil. Allah SWT tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT melalui surat Al Anfaal (8) ayat 53 yang kami kemukakan berikut ini: Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merobah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Ini berarti apa yang Allah SWT kemukakan sama dengan konsep dasar ilmu akuntansi, yaitu jika kita ingin merubah saldo negatif di dalam sebuah “Account Cash and Bank”, selama kita tidak menambah ataupun merubah dengan memasukkan atau menambahkan arus kas & bank yang positif maka saldo negatif tersebut tidak akan pernah berubah.

 

Untuk merubah saldo kas & bank menjadi positif salah satu langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengaktifkan bagian penagihan guna memperkecil piutang jatuh tempo ataupun memperpendek jangka waktu pembayaran. Tanpa itu semua maka usaha untuk menjadikan saldo kas & bank menjadi positif akan sulit tercapai. Jika di dalam ilmu akuntansi saja menerapkan hal seperti itu, apakah hal yang serupa tidak dapat diaplikasikan di dalam merubah catatan yang telah dibuat oleh malaikat? Allah SWT pun telah memberikan kemudahan bagi kita jika kita mengalami hal yang sama. Jika kita sudah menyadari bahwa catatan yang telah dibuat Malaikat hasilnya tidak memuaskan maka cara satu-satunya memperbaiki catatan dengan berbuat dan bertindak sesuai yang disyariatkan oleh Allah SWT. Apakah yang disyariatkan Allah SWT itu? Konsumsilah makanan dan minuman yang halal lagi baik (thayyib) termasuk di dalamnya cara memperoleh penghasilan yang halal, selalu berbuat kebaikan, perbanyak dzikir serta melakukan ibadah puasa yang sesuai dengan kehendak Allah SWT dengan melaksanakan Diinul Islam secara kaffah.

 

Hal yang paling menyedihkan adalah sudahlah catatan yang kita miliki jelek kualitasnya, lalu yang kita lakukan tetap memakan makanan yang haram lagi buruk (khabits) ditambah dengan cara untuk mendapatkannya juga haram dengan cara korupsi, mencuri, merampok yang diikuti dengan perbuatan yang kita lakukan selalu memenuhi koridor Nilai-Nilai Keburukan. Jangan sampai diri kita melakukan hal ini sebab sesuatu yang buruk atau sesuatu yang dikehendaki syaitan sampai kapanpun juga tetaplah buruk atau tidak akan menghasilkan kebaikan. Ketahuilah bahwa yang buruk yang disukai oleh syaitan tidak dapat menghantarkan diri kita pulang kampung ke syurga. Untuk itu jangan pernah sekalipun melaksanakan apa-apa yang dikehendaki oleh syaitan sang laknatullah, terkecuali jika kita ingin hidup bertetangga dengan syaitan di neraka kelak.

 

3.  Cara Merubah Harus Sesuai Dengan Yang Dikehendaki Allah SWT.  Untuk merubah atau membuat sebuah laporan keuangan, maka kita wajib memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku atau memenuhi standart akuntansi keuangan. Jika di dalam akuntansi saja berlaku ketentuan itu, maka Allah SWT pun memberlakukan hal yang sama jika kita ingin merubah apa-apa yang telah ada seperti catatan yang telah dibuat oleh Malaikat pada waktu jasad atau janin berusia 120 (seratus dua puluh) hari di dalam rahim seorang Ibu. Untuk maksud itu, penuhilah apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada umat-Nya seperti makanlah oleh mu makakan yang halal lagi baik serta bacalah Basmallah dan doa sebelum makan dan minum. Sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisiNyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh). (surat Ar Ra’d (13) ayat 39).”

 

Halal  lagi baik (thayyib) serta membaca Basmallah dan doa adalah sebuah ketentuan yang tidak bisa dipisahkan, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada halal saja dengan mengabaikan baik (thayyib) atau dengan mengabaikan ketentuan ukuran dan takaran. Demikian pula kita tidak dapat mengabaikan baik (thayyib) saja dengan mengabaikan kehalalan makanan dan minuman yang dikonsumsi ataupun kita hanya berpedoman kepada membaca Basmallah dan doa saja dengan mengabaikan ketentuan halal lagi baik (thayyib). Ini berarti untuk merubah yang tidak baik atau yang haram ataupun yang minus harus menggunakan cara yang baik atau menggunakan yang halal atau yang plus sebab jika yang haram ditambah dengan yang haram maka tingkat keharaman akan menjadi bertambah. Demikian pula yang minus akan bertambah minusnya jika kita terus ditambah dengan minus (maksudnya yang haram akan bertambah haram jika ditambah dengan yang haram lagi). Hal lain yang dapat dilakukan oleh kita untuk merubah catatan adalah dengan memperbanyak ibadah wajib dan sunnah serta memperbanyak amal shaleh kepada sesama manusia.

                             

4.   Jangan Mensucikan Jiwa Dengan Cara Kita Sendiri. Teori akuntansi mengajarkan kepada kita jika kita ingin merubah saldo suatu account, harus melalui proses penyesuaian (adjustment). Kita tidak dapat merubah saldo dengan seenaknya sendiri tanpa mengikuti ketentuan yang telah berlaku. Demikian pula jika kita ingin merubah catatan yang telah dibuat oleh malaikat yang merupakan saldo awal atas kondisi jasmani kita maka kita tidak dapat merubah dengan cara-cara kita sendiri. Untuk merubah catatan maka kita wajib mematuhi aturan main yang telah ditentukan oleh pencipta dari janin itu sendiri. Sebagaimana firmanNya berikut ini: Apakah kamu tidak memperhati-kan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. (surat An Nisaa’ (4) ayat 49). Selanjutnya apa yang harus kita lakukan?

 

Jika kita menyadari bahwa di dalam jasmani atau diri kita terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan atau kita merasa di dalam bagian anggota tubuh kita terkontaminasi dengan barang atau sesuatu yang haram karena memang makanan yang kita konsumsi adalah haram serta memperolehnya dengan cara yang haram maka lakukan perubahan dari sesuatu yang haram ke sesuatu yang halal lalu perbanyaklah saldo halal atau perbanyak lah berbuat baik kepada sesama sesuai dengan syariat yang berlaku.

 

5.  Mensucikan Jiwa Dari Yang Kotor. Kembali kepada teori Akuntansi, jika kita ingin merubah saldo negatif atau saldo minus maka kita harus menambah dengan saldo positif sehingga hasil akhirnya akan merubah saldo minus tadi. Sekarang jika saldo negatif atau saldo minus yang kita punya ditambah dengan saldo minus yang baru akibat dari perbuatan kita sendiri, apa yang terjadi? Tidak ada kamusnya dan mustahil di akal jika saldo minus ditambah dengan saldo minus hasilnya adalah saldo positif sebab hal ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT.

 

Adanya kondisi ini maka jika kita ingin merubah suatu keadaan yang tidak baik atau tidak sesuai dengan ketentuan yang Allah SWT tentukan maka kita harus merubahnya dengan cara-cara yang baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk itu Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW sudah memberikan ketentuan kepada kita untuk selalu mengkonsumsi makanan dan minuman dengan kriteria halal lagi baik (thayyib) serta membaca Basmallah dan doa sebelum makan dan minum serta memberikan tuntunan sebelum mempertemukan sel telur dengan sperma maka lakukanlah hal itu tanpa ada bantahan dan sanggahan sedikitpun karena hasil akhir dari itu semua kita sendiri yang akan menikmatinya.

 

Sebagai abd’ (hamba) yang juga khalifah di muka bumi, hal yang harus kita perhatikan adalah pilihan untuk menempuh jalan menuju kebaikan atau jalan menuju kefasikan adalah keputusan diri kita sendiri. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Asy Syams (91) ayat 7-8-9-10 berikut ini: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya).Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya.” Allah SWT hanya menentukan ini yang baik dan itu yang buruk, sekarang tergantung diri kita mau memilih yang mana.

 

Adanya kondisi ini Allah SWT bersikap netral, sangat demokratis, sehingga kita bisa bebas memilih mau kemana kita. Mau menjadi pecundang silahkan. Mau menjadi pemenang silahkan. Mau pulang ke neraka silahkan. Mau pulang ke syurga silahkan. Dan yang pasti Allah SWT tidak akan pernah rugi dengan pilihan kita dan segala resiko harus siap kita tanggung sendiri.

 

6. Tidak Ada Yang Dapat Mensucikan Kecuali Allah SWT. Sebuah laporan keuangan jika telah dibuat dan telah pula mendapatkan pernyataan dari kantor akuntan publik maka ketentuan itu akan tetap melekat kepada laporan keuangan tersebut. Jika sekarang laporan keuangan tadi ingin diperbaiki akibat adanya kesalahan, dapatkah kita sendiri yang memperbaikinya? Kita tidak dapat memperbaiki laporan keuangan yang telah dibuat kantor akuntan publik sebab kita tidak memiliki wewenang untuk memperbaiki laporan keuangan yang telah memiliki pernyataan dari kantor akuntan publik sebab yang mempunyai wewenang untuk merubah adalah kantor akuntan publik itu sendiri.

 

Sekarang bagaimana dengan jasmani kita atau jasmani anak kita yang telah memiliki catatan tertentu, selanjutnya jika catatan tadi ingin dirubah siapakah yang mampu dan siapakah yang dapat merubahnya? Apakah kita atau orang tua kita atau malaikat yang dapat merubah laporan tadi? Catatan yang di buat oleh malaikat tidak dapat dirubah oleh diri kita selaku orang tua dengan seenaknya karena catatan itu sudah menjadi saldo awal. Sekarang bagaimana dengan malaikat, dapatkah malaikat merubah-merubah catatan? Malaikat sebagai makhluk yang taat dan patuh kepada perintah Allah SWT tidak akan mungkin melanggar perintah Allah SWT.

 

Lalu siapakah yang memiliki kewenangan? Kewenangan untuk merubah dalam hal ini perubahan setelah saldo awal yang memiliki catatan buruk menjadi laporan akhir yang baik, hanya dimiliki oleh Allah SWT sebagaimana firmanNya berikut ini:“Apakah (kamu hendak merobah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada di dalam api neraka? (surat Az Zumar (39) ayat 19). Jika hanya Allah SWT saja yang mempunyai kewenangan atas satatan yang dibuat oleh Malaikat apa yang harus kita lakukan?

 

Untuk itu penuhi syarat dan ketentuan yang telah Allah SWT tetapkan yaitu dengan cara selalu menambah saldo amal shaleh dari waktu ke waktu sehingga saldo negatif yang kita miliki berubah menjadi saldo positif lalu pelihara terus hal ini dengan senantiasa di dalam koridor keimanan kepada Allah SWT atau di dalam koridor melaksanakan Diinul Islam secara kaffah, atau dapat juga melalui keshalehan diri yang tercermin dalam keshalehan sosial sebanyak banyaknya.

 

7.  Allah SWT Akan Menghapus Keburukan Dengan  Kebaikan. salah satu cara untuk membantu manusia merubah catatan yang telah ada di waktu janin ataupun jasad berusia 120 (seratus dua puluh) hari di dalam rahim Ibu adalah dengan menghapus keburukan-keburukan dengan menggantinya menjadi amal kebaikan. Dalam hal ini jika kita melakukan amal shaleh maka Allah SWT akan memutihkan atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan sehingga kondisi akhir catatan kita mempunyai saldo amal shaleh yang positif.

 

Sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT melalui surat Az Zumar (39) ayat 35 berikut ini: “Agar Allah kan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan  dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” . Di dalam kehidupan sehari-hari jika kita sudah memiliki catatan yang keuangan yang tidak baik, kemudian kita memperbaikinya biasanya kita akan mendapatkan moratorium atas catatan keuangan yang kita miliki melalui penghapusbukuan atas nilai bunga yang tertunggak serta denda atas keterlam-batan pembayaran. Jika di dalam kehidupan sehari-hari saja berlaku ketentuan ini maka Allah SWT pun memberlakukan hal yang sama kepada umatnya sepanjang umat itu bertaubat dengan cara mengakui segala kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya serta mengadakan perbaikan-perbaikan atas diri umat tersebut sepanjang ruh belum berpisah dengan jasmani.Selanjutnya sudahkah diri kita memanfaatkan kemudahan yang diberikan Allah SWT ini dengan sebaik-baiknya?

 

8.   Awas dan Jauhi Syaitan. Allah SWT begitu sayang kepada umatnya sebab Allah SWT sudah menyatakan di dalam dirinya kasih sayang maka Allah SWT melalui surat Al Israa’ (17) ayat 64  berikut ini: “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipun belaka.” telah memberikan rambu-rambu kepada seluruh umat manusia untuk selalu berhati-hati terhadap bujukan, bisikan, ajakan dari syaitan sebab syaitan adalah musuh utama umat manusia.

 

Timbul pertanyaan, apa dasarnya Allah SWT memberikan rambu-rambu tersebut? Hal yang harus kita ingat adalah syaitan melakukan hal tersebut di atas bukannya tanpa maksud dan tujuan. Syaitan melakukan hal tersebut atas restu dan izin dari Allah SWT sehingga syaitan tidak dapat dipersalahkan jika melakukan bujukan, godaan, serta rayuan kepada setiap manusia dengan cara apapun juga. Ingat, syurga dan neraka sudah dipersiapkan oleh Allah SWT, akan tetapi belum ada penghuninya dan melalui keberadaan syaitanlah akan terjadi pemilihan atau penyaringan atau terjadi seleksi alamiah yang berkeadilan untuk menentukan siapakah yang akan menjadi penghuni syurga dan siapakah yang akan menjadi penghuni neraka. Jika manusia, atau diri kita termakan bujukan, godaan serta rayuan syaitan maka kitalah yang akan menjadi calon penghuni neraka. Sekarang mau kemana diri kita, apakah mau menjadi calon penghuni syurga ataukah mau menjadi calon penghuni neraka? Silahkan anda memilih sendiri, yang penting kita harus konsekuensi dengan pilihan kita sendiri.     

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga adalah khalifah-Nya yang saat ini sedang menjalankan tugas di muka bumi, tentu kita juga memiliki catatan tentang kondisi dasar jasmani. Hal ini merupakan sunnatullah yang berlaku bagi seluruh umat manusia, termasuk diri kita. Sekarang katakanlah diri kita memiliki catatan tentang kondisi awal jasmani yang buruk kualitasnya, lalu apakah kita dapat menyalahkan kedua orang tua kita? Apa yang kita alami sudah terjadi sehingga kita tidak bisa menyalahkah mereka apalagi menyudutkan mereka sehingga menumpahkan segala kesalahan kepada mereka berdua.

 

Hal ini bisa saja terjadi karena kedua orang tua kita memang tidak memiliki ilmu dan pengetahuan tentang hal ini. Jika sekarang kita telah mengetahui tentang adanya catatan kondisi dasar jasmani, selanjutnya sebagai bagian dari regenerasi keturunan  yang telah dibuat oleh orang tua kita, sebagai orang tua, sebagai calon orang tua yang akan membuat regenerasi keturunan tentu kita harus berbuat sesuatu yang luar biasa agar regenerasi keturunan yang kita buat di muka bumi harus lebih baik dari generasi yang terdahulu (lebih baik dari kita) apalagi adanya perbedaan tantangan yang akan dihadapi oleh anak keturunan kita yang jauh lebih berat sehingga sebagai orang tua kita harus siap mengajarkan sesuatu yang sesuai dengan zaman si anak dan keturunan kita kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar