Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Senin, 06 Mei 2024

NABI ADAM as, MANUSIA PERTAMA DALAM KERANGKA MENJADI ABD' (HAMBA)-NYA YANG JUGA KHALIFAH-NYA DI MUKA BUMI (PART 2 of 3)

  

F.  IBLIS DIUSIR DARI SYURGA DAN MINTA DISPENSASI KEPADA ALLAH SWT.

 

Turunlah Kamu dari Syurga” inilah hasil atau buah dari keberanian dan kenekatan yang dilakukan iblis terhadap perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, maka iblis pun di usir dari syurga sebagai makhluk yang terhina dan terkutuk. Sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: Allah berfirman: ‘Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.  Iblis menjawab: “ Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”.  Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh”.(surat Al A’raaf (7) ayat 13-14-15). Timbul pertanyaan, jika iblis diperintahkan untuk turun dari syurga, kemanakah perginya iblis? Iblis turun dari syurga, sekarang syurga yang manakah yang ditempati iblis?

 

Yang pasti bukanlah syurga yang akan dipersiapkan oleh Allah SWT setelah hari kiamat kelak. Akan tetapi syurga (jannah) dalam arti kata kebun. Lalu dimanakah letak syurga kebun itu? Jika Iblis diperintahkan untuk turun di mana turunnya ke bumi berarti letak syurga kebun itu adanya ada di atas bumi. Selanjutnya apa yang terjadi? Iblis yang berasal dan diciptakan oleh Allah SWT dari api menunjukkan dan mempertontonkan kembali sifat ke-Api-annya kepada Allah SWT dengan mengatakan "Beri Tangguhlah Saya Sampai Waktu Mereka Dibangkitkan" dan Allah SWT-pun meluluskan permintaan Iblis tersebut sampai dengan waktu yang ditangguhkan untuk mengganggu dan menggoda anak dan keturunan Nabi Adam as, sehingga mampu untuk dibawa pulang ke Neraka Jahannam. Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga, sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukanKu tetap atasmu sampai hari pembalasan. (surat Shaad (38) ayat 77-78)

 

Sekarang Iblis beserta anak dan keturunannya sudah melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan dzat pembentuk awalnya yaitu api, untuk itu jangan pernah salahkan iblis, jangan pernah salahkan syaitan beserta balatentaranya untuk mengganggu dan menggoda manusia termasuk kepada diri kita, karena Allah SWT sudah mengizinkan ulah iblis/syaitan tersebut sampai hari pembalasan sehingga kita tidak bisa membatalkan perjanjian itu. Adanya kondisi ini berarti akan ada dua kemungkinan yang terjadi pada manusia, yaitu : (1) ada manusia yang mampu digoda oleh syaitan dan; (2) ada manusia yang tidak mampu digoda oleh syaitan. Dan jika saat ini belum kiamat berarti yang berhak hidup di muka bumi, bukan hanya orang yang beriman dan bertaqwa saja atau hanya orang kafir saja. Akan tetapi keduanya sama-sama memiliki hak hidup sehingga ada hak hidup bagi orang yang sesuai dengan kehendak syaitan dan ada hak hidup bagi orang yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.


Sebagai orang yang menumpang di langit dan di bumi ini serta juga sebagai orang yang akan digoda oleh syaitan, kita tidak memiliki hujjah apapun untuk membatalkan perjanjian Allah SWT ini. Jadi kita tidak boleh mengklaim hanya kita saja, hanya golongan tertentu saja  yang boleh hidup di muka bumi ini, orang lain tidak boleh hidup. Kemudian setelah iblis nekat melawan perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, (dalam hal ini kepada ruh Nabi Adam as,) apa yang terjadi selanjutnya? Untuk itu mari kita lihat isi dari surat Al A’raaf (7) ayat 16-17-18 berikut ini:Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang yang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya”.   

 

Berdasarkan surat Al A’raff (7) ayat 16-17-18, Allah SWT telah menetapkan hal-hal sebagai berikut berlaku di muka bumi ini, yaitu:

 

1.   Syurga  adalah  tempat kembali bagi makhluk Allah SWT yang taat dan patuh kepada perintah Allah SWT. Siapakah  makhluk Allah SWT yang taat dan patuh? Malaikat adalah salah satu makhluk Allah SWT yang taat dan patuh. Adakah selain Malaikat yang dapat masuk syurga atau adakah makhluk Allah SWT lainnya yang taat dan patuh? Ada, yaitu manusia dengan kategori Makhluk Pilihan, dalam hal ini adalah manusia yang beriman dan bertaqwa.

 

2. Iblis diberi izin oleh Allah SWT untuk menggoda, mengganggu, menghalang-halangi Nabi Adam as, beserta anak  dan  keturunannya  untuk  mengikuti jalan Allah SWT yang lurus dari muka, dari belakang, dari kanan, dari kiri. Jika Iblis berhasil melakukan aksinya kepada manusia, maka Allah SWT mempersilahkan iblis mengambilnya sebagai teman dan sekutu menuju neraka Jahannam.

 

3.  Jika iblis sudah disuruh turun dan keluar dari syurga sebagai orang yang terhina lagi terkutuk, maka apakah mungkin tempat tinggal iblis tetap di syurga? Pasti ada tempat lainnya untuk menampung iblis yaitu Non Syurga (Neraka). Jika Iblis tetap ditempatkan di syurga, dimanakah letak keadilan Allah SWT terhadap makhluk-Nya yang taat dan patuh serta bagaimana mungkin terjadi ketenangan jika unsur api dan unsur cahaya berada di dalam satu tempat. Non syurga (maksudnya adalah neraka) adalah tempat tinggal iblis, jin atau syaitan dan orang-orang kafir, sedangkan syurga adalah tempat tinggal bagi makhluk Allah SWT yang taat dan patuh atau makhluk lainnya yang diciptakan dari unsur Nur.

 

4. Iblis digolongkan sama dengan orang-orang yang kafir, sebagaimana dikemukakan dalam surat Az Zumar (39) ayat 71-72 berikut ini: “Allah SWT berfirman: Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukalah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul diantaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)” tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang  menyombongkan diri. (surat Az Zumar (39) ayat 71-72).  Berdasarkan ayat di atas ini, dikemukakan bahwa iblis, jin, syaitan dan orang-orang kafir akan bertempat tinggal dan berkedudukan tetap di neraka Jahannam.

 

Apa yang harus kita lakukan dengan kondisi ini? Kita tidak akan bisa menghadapi iblis beserta balatentaranya yang akan menyerang diri kita dari depan, dari belakang, dari kiri dan kanan hanya seorang diri tanpa bantuan Allah SWT sedangkan jumlah iblis/jin/syaitan saat ini sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah manusia (ingat ada manusia yang telah berubah wujud menjadi syaitan). Untuk itu lakukanlah apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, jauhi larangan-Nya serta laksanakanlah Diinul Islam secara kaffah.

 

Yang menjadi persoalan adalah bagaimana caranya kita meminta bantuan Allah SWT jika kita sendiri tidak mau belajar atau tidak memiliki ilmu dan pengetahuan tentang Allah SWT maupun tentang iblis? Sekarang sudahkah kita belajar ilmu tauhid sebagai pintu utama untuk belajar tentang Allah SWT! Hal yang harus kita jadikan pedoman adalah hanya Allah SWT yang paling tahu, yang paling mengerti tentang siapakah itu jin/iblis/syaitan dikarenakan Allah SWT lah yang menciptakan mereka semua serta keberadaan mereka juga karena adanya kehendak Allah SWT. Sehingga jika kita ingin mengalahkan mereka maka kita harus bersinergi dengan Allah SWT melalui Diinul Islam barulah jin/iblis/syaitan dapat kita kalahkan dan yang tidak kalah penting kita harus memiliki ilmu tentang musuh abadi ini, terutama tentang kelemahannya.  

 

G.    NABI ADAM as, & ISTRINYA DI SYURGA DAN ADANYA POHON LARANGAN.

 

Pada saat Allah SWT  mengusir dan menyuruh turun iblis dari syurga, di lain sisi Nabi Adam as, beserta pasangannya yaitu Siti Hawa diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersenang-senang di syurga (maksudnya syurga (jannah) dalam arti kata kebun). Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Adam as, dan Siti Hawa untuk menikmati apa-apa yang ada di syurga dengan bebas terkecuali  mendekati apalagi memakan buah dari “Pohon Larangan”. Dan pada saat itu Allah SWT selain memberikan kemudahan-kemudahan kepada Nabi Adam as, dan Siti Hawa, Allah SWT juga memberikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar oleh Nabi Adam as, dan Siti Hawa. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi aik di mana saja yang kamu sukai dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebahagian kamu jadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai  waktu yang ditentukan”. (surat Al Baqarah (2) ayat 35-36).”

 

Iblis yang telah terusir. Iblis yang telah terhina dan iblis yang telah dikutuk oleh Allah SWT mulai melancarkan serangan-serangan kepada Nabi Adam as, dan Siti Hawa yang  pada intinya adalah untuk mengajak Nabi Adam as, dan Siti Hawa turut serta iblis keluar dari syurga untuk turun ke bumi. Iblis merasa tidak senang, Iblis merasa dendam serta Iblis merasa sangat benci kepada Nabi Adam as, karena adanya Nabi Adam as, lah ia diusir, ia dihina dan ia dikutuk oleh Allah SWT sehingga diusir dari syurga untuk menempati neraka kelak. Selanjutnya apa yang akan dilakukan oleh iblis beserta balatentaranya kepada Nabi Adam as, dan kepada Siti Hawa? Untuk itu mari kita lanjutkan pembahasan buku ini dikarenakan jawaban dari pertanyaan di atas ini ada pada sub bab berikut ini.

 

H.    AWAL PERTAMA SYAITAN MENYESATKAN NABI ADAM as,.         

 

Sekarang timbul istilah syaitan, apakah itu syaitan? Syaitan pada dasarnya sama dengan iblis, akan tetapi yang membedakan diantara keduanya adalah perilaku masing-masing. Jika iblis dikenal dengan kenekatannya di dalam membangkang perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, maka syaitan dikenal karena bisikan dan rayuannya kepada manusia. Untuk memudahkan pengertian di atas, lihatlah keadaan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, dimana ada istilah perampok dan ada istilah pencopet. Kedua-duanya sama-sama melakukan perbuatan mengambil barang dari orang lain, akan tetapi cara untuk mengambil barang dari orang lain berbeda. Perampok cenderung dengan kekerasan sedangkan pencopet cenderung dengan kehalusan dan keluwesan bertindak. Demikian pula dengan iblis ataupun syaitan, mereka sama-sama melawan perintah Allah SWT akan tetapi tata cara untuk melawan perintah Allah SWT berbeda antara iblis dan syaitan. 

 

Dan sebagai tindak lanjut atas apa yang telah direstui dan diizinkan oleh Allah SWT, maka iblis beserta sekutu-sekutunya mulai melancarkan serangan kepada Nabi Adam as, dan Istrinya. Akan tetapi jika cara Iblis yang dilakukan untuk menggoda Nabi Adam as, dan Siti Hawa sudah pasti akan gagal membawa Nabi Adam as, dan Siti Hawa keluar dari syurga dalam arti kata kebun, untuk turun ke bumi. Hal ini dikarenakan iblis akan mempergunakan dengan cara-cara kekerasan dan kenekatannya sesuai sifat api yang dimilikinya.

 

Untuk itu syaitanlah yang berperan aktif untuk menggoda Nabi Adam as, dan Siti Hawa, dikarenakan cara dan pendekatan syaitan lebih halus dan tidak kentara, yaitu melalui bisikan-bisikan, rayuan-rayuan, bermulut manis serta tipu daya sehingga Nabi Adam as, dan Siti Hawa terjerumus melanggar larangan Allah SWT yaitu memakan buah dari “Pohon Larangan”. Sebagaimana firman-Nya berikut ini; “Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya,d an mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagi kamu berdua?” (surat Al A’raaf (7) ayat 20-22)

 

Apa yang terjadi selanjutnya? Nabi Adam as, dan Siti Hawa tergoda bisikan dan rayuan yang dilakukan oleh syaitan sehingga dilanggarlah apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Allah SWT berfirman: “Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga dan  durhakalah  Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (surat Thaaha (20) ayat 121) Lalu kedunya diusir dari syurga dan diperintahkan untuk turun ke bumi sebagaimana firman-Nya: Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjukKu kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (surat Al Baqarah (2) ayat 38). Adanya peristiwa ini dapat dikatakan  iblis beserta sekutunya telah berhasil melakukan apa yang mereka minta kepada Allah SWT yaitu mengganggu dan menjerumuskan Nabi Adam as, dari jalan Allah SWT yang lurus. Berhasilnya iblis beserta sekutunya menggoda Nabi Adam as, dan Siti Hawa untuk melanggar larangan Allah SWT, hal ini merupakan cikal bakal dimulainya permusuhan abadi antara iblis dan sekutunya dengan Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya sampai hari kiamat kelak.   

 

I.        NABI ADAM as, DAN ISTRINYA DI USIR DARI SYURGA.

 

Iblis yang telah di usir  oleh Allah SWT dari syurga, apakah iblis akan tinggal diam dengan kondisi yang telah Allah SWT tetapkan? Sebagai bukti awal bahwa iblis tidak tinggal diam akibat di usir dari syurga, maka Iblis beserta bala tentaranya yaitu syaitan menjerumuskan Nabi Adam as, dan istrinya Siti Hawa dengan memakan buah “Pohon Larangan”. Adanya kondisi ini menandakan bahwa telah terjadi permusuhan abadi antara iblis dan Nabi Adam as, dan permusuhan abadi ini akan terus berlaku sampai hari kiamat kelak. Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk mengganggu dan menggoda Nabi Adam as, dan seluruh keturunannya untuk turut serta iblis menghuni neraka Jahannam. Akan tetapi Allah SWT memberikan batasan dan kriteria tertentu kepada iblis dan bala tentaranya, yaitu barangsiapa yang dapat engkau bawa ke neraka Jahannam maka bawalah mereka semua. Akan tetapi jika Nabi Adam as, beserta anak keturunannya menerima petunjuk-Ku dan mengikuti petunjuk-Ku maka dia tidak dapat di jebloskan ke dalam neraka Jahannam, tempat mereka adalah syurga.

 

Syurga adalah tempat bernaung dan tempat tinggal tetap bagi makhluk Allah SWT yang taat dan patuh. Sedangkan neraka adalah tempat bernaung dan tempat tinggal tetap bagi makhluk Allah SWT yang kafir, ingkar, dan melanggar ketentuan dan perintah Allah SWT. Adanya perbedaan tempat untuk bernaung dikemudian hari, maka Allah SWTpun memberikan ketentuan dan batasan-batasan kepada Iblis dan balatentaranya maupun kepada Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya. Dengan demikian tidak akan terjadi “Complain” dikemudian hari, kenapa saya dimasukkan ke dalam neraka Jahannam atau kenapa mereka masuk syurga. Sekarang silahkan Anda Memilih apakah ingin masuk neraka Jahannam atau apakah anda ingin masuk Syurga, hal ini dikarenakan Allah SWT tidak hendak menzalimi umat-Nya.

 

Selanjutnya dengan keluar dan turunnya iblis beserta sekutunya dari syurga menuju bumi serta keluar dan turunnya Nabi Adam as, dan Siti Hawa dari syurga menuju ke muka bumi  maka : (a) Dimulailah rencana besar Allah SWT tentang penghambaan dan juga tentang kekhalifahan di muka bumi; (b) Dimulailah permusuhan abadi antara Iblis beserta sekutu-sekutunya dengan Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya; (c) Syurga dan Neraka sebagai tempat kembali sudah dipersiapkan oleh Allah SWT. Jika tempat kembali telah dipersiapkan, lalu bagaimanakah caranya untuk mengisi tempat kembali tersebut dengan cara se adil-adilnya?

 

Syurga dan Neraka sudah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai tempat kembali bagi manusia setelah melaksanakan tugas di muka bumi maka pada saat ini akan ada calon penghuni syurga dan akan ada calon penghuni neraka dan juga berarti ada hak hidup bagi calon penghuni syurga dan hak hidup bagi calon penghuni neraka. Sekarang yang manakah posisi diri kita, apakah yang memenuhi kriteria calon penghuni syurga ataukah yang memenuhi kriteria calon penghuni neraka?

   

J.    ALLAH SWT MENETAPKAN  IBLIS  HARUS  SALING BERMUSUHAN DENGAN  NABI  ADAM as,.

 

Allah SWT telah menetapkan kepada Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya dan juga kepada Iblis beserta sekutunya untuk saling bermusuhan sampai batas waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 24 berikut ini Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan”. dan juga berdasarkan surat Thaaha (20) ayat 117 berikut ini: Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga yang menyebabkan kamu menjadi celaka.” Lalu untuk apa Allah SWT menetapkan keduanya untuk saling bermusuhan? Ada apakah di balik permusuhan itu?

 

Mari kita jawab pertanyaan ini. Syurga adalah Kampung Kebahagiaan dan Neraka adalah Kampung Kebinasaan dan Kesengsaraan, siapa  yang akan menghuni ke dua kampung tersebut? Setiap manusia, siapapun orangnya, apapun keadaannya, apapun kondisinya, pasti akan memilih syurga sebagai tempat kembali dan tidak akan ada satupun manusia yang mau bertempat tinggal di neraka Jahannam. Adanya kondisi ini berarti kita tidak bisa sembarangan untuk masuk syurga ataupun tidak bisa seenaknya saja untuk masuk neraka, untuk itu  diperlukan kriteria yang baku dan jelas tentang syarat-syarat bagi yang ingin bertempat tinggal di syurga kelak, serta syarat-syarat bagi yang ingin bertempat tinggal di neraka kelak.

 

Tanpa ada kriteria dan syarat-syarat yang jelas dan baku siapa yang berhak menempati syurga dan siapa yang berhak menempati neraka maka akan menimbulkan kecemburuan dan ketidakadilan diantara umat manusia. Disinilah letak, arti dan maksud tujuan dari permusuhan abadi  yang ditetapkan oleh Allah SWT kepada Nabi Adam as, dengan iblis. Siapa yang mampu mengalahkan iblis beserta sekutunya akan masuk syurga, sedangkan yang mampu dikalahkan oleh iblis beserta sekutunya akan masuk neraka.

 

Di lain sisi, adanya dua buah tempat tinggal yang sangat berbeda fasilitasnya, otomatis akan terjadi 2(dua) buah kepentingan yang saling bertolak belakang dan akan terjadi 2(buah) kubu yang berlawanan antara yang satu dengan yang lainnya yaitu adanya kubu orang-orang yang taat dan patuh kepada perintah Allah SWT dan kubu orang-orang yang taat dan patuh kepada perintah iblis dan balatentaranya. Keadaan seperti ini sudah di dalam rencana Allah SWT, untuk itu Allah SWT sebagai pencipta seluruh alam dan inisiator dari rencana besar kekhalifahan di muka bumi maka Allah SWT menentukan dengan tegas bahwa antara iblis beserta sekutunya dan Nabi Adam as, beserta anak keturunannya harus saling bermusuhan sehingga kriteria dan syarat-syarat untuk menghuni syurga dan neraka menjadi terpenuhi dan tentunya berdasarkan prinsip keadilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar